Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nunu Ahmad An-Nahidl
"Tesis ini membahas Revolusi Cedar di Lebanon dan implikasinya pada politik Suriah di Lebanon tahun 2005-2010, dan merupakan penelitian kualitatif non-interaktif (non interactive inquiry) atau penelitian analitis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Revolusi Cedar di Lebanon tahun 2005 telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap politik Lebanon pada saatnya dan perkembangan sesudahnya. Revolusi Cedar dibentuk oleh situasi sosial dan politik Lebanon yang berakar sejak tahun 1980-an, yaitu ketika mulai tumbuh kesadaran dari sebagian besar rakyat Lebanon terhadap pentingnya perubahan di dalam iklim politik Lebanon. Kesadaran ini semakin meluas di berbagai lapisan masyarakat ke arah penolakan terhadap intervensi Suriah dalam politik Lebanon.
Penolakan semakin mengemuka sejak awal tahun 2000-an ketika terjadi beberapa peristiwa penting, yaitu Israel menarik mundur kekuatan militernya dari Lebanon Selatan, suksesi kepemimpinan Suriah dari Hafez al-Asad kepada Basyar al-Asad, diterbikannya Resolusi 1559 oleh Dewan Keamanan PBB, dan yang terakhir adalah peristiwa pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri pada 14 Februari 2005. Peristiwa terakhir inilah yang memantik kemarahan rakyat Lebanon dan mendorong demonstrasi di seluruh kawasan dengan tuntutan utama agar Suriah secepat mungkin meninggalkan Lebanon. Aksi-aksi rakyat Lebanon inilah yang diidentifikasi sebagai Revolusi Cedar.
Revolusi Cedar memperoleh dukungan luas dari dunia internasional dan telah berhasil memaksa Suriah menarik mundur kekuataan militer dan intelijennya dari Lebanon pada akhir April 2005, selain melahirkan Koalisi 14 Maret pada Pemilu Parlemen 2005 dan 2010. Namun demikian, Revolusi Cedar tidak mampu mendorong sebuah sistem politik yang stabil dengan ciri-ciri pemerintahan yang kuat. Persoalan politik domestik yang tidak kunjung reda menyebabkan pemerintahan rapuh dan tidak ligitimate, karena pemerintahan tidak berpijak di atas masyarakat sipil yang terpadu dan kuat. Orientasi politik, sikap dan tujuan warga Lebanon dari berbagai latar yang berbeda, telah menjadi faktor dominan yang menyebabkan negara dan pemerintahan tidak memperoleh legitimasi yang kuat. Padahal suatu sistem dibutuhkan untuk terlihat absah di depan warganya. Legitimasi akan sulit diperoleh manakala budaya politik Lebanon tidak mampu mendasari suatu sistem pemerintahan. Budaya politik Lebanon belum menjadi penghubung antara perilaku individu dan perilaku sistem.

This thesis discusses the Cedar Revolution in Lebanon and its impacts on Syria's politics in Lebanon at 2005-2010, and it is a non-interactive inquiry, or an analytical research. The outcome of the research explains that the 2005 Cedar Revolution has been a significant effect on politics in Lebanon during the time it was happening and in its development afterwards. The Cedar Revolution was shaped by social and political situation in Lebanon that had rooted since the 1980s, with the growing awareness of the majority of the Lebanese people on the importance of change in their country's political climate. The awareness grew more widespread within various spectrum of the society, narrowing to rejection of Syria's intervention in politics in Lebanon.
The rejection have increasingly surfaced since the early 2000s with the occurrence of several important events, such as Israel?s withdrawal of its military force from South Lebanon, the succession of leadership in Syria from Hafez al-Asad to Basyar al-Asad, the issuance of UN Resolution 1559, and the assassination of former Prime Minister of Lebanon, Rafik Hariri, on 14 February 2005. The latter event triggered the Lebanese people's anger and led people from all over the region to rally, demanding that Syria leave their country at once. Such action by the people of Lebanon is identified as the Cedar Revolution.
The Cedar Revolution gained such large international that Syria was finally forced to withdraw its military and intelligence power from Lebanon at the end of April 2005, which led to the establishment of the March 14 Coalition in the Parliamentary Election in 2005 and 2010. However, the Cedar Revolution failed to lead to a stable political system with the characteristics of a strong government. Continuous domestic political problems have made the government vulnerable and illegitimate because it is not based on the foundation of a strong and unified civilian society. The political attitude, orientation, and goals of the people of Lebanon who come from various different backgrounds has become a dominant factor that has caused the government's lack of strong legtimacy. Whereas it is necessary for the system to be legitimate in its people's eyes. Legitimacy will be difficult to reach when Lebanon's political culture fails to base its government system. The Lebanese political culture has yet to become a link between the behavior of the individuals and that of the system.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29893
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kosmas Edi Susatyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S5511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Agustin
"Minoritas Druze Lebanon telah menempati Pegunungan Lebanon sejak abad 11 M. Meskipun dari segi jumlah Druze merupakan minoritas, mereka mampu mempertahankan eksistensinya sejak kedatangannya hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kondisi dan kebertahanan minoritas Druze Lebanon. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan data sekunder dari studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori kebertahanan dari Gunnestad (2006). Penelitian ini menemukan bahwa Druze datang ke Pegunungan Lebanon pada abad 11 M untuk melindungi diri dan kemudian membentuk komunitas di sana. Pada masa Ottoman, Druze memiliki kekuasaan sebagai emirat di Pegunungan Lebanon di bawah wali Ottoman. Pada masa Mandat Perancis, kedudukan Druze sebagai pemimpin berubah menjadi minoritas karena pembentukan Lebanon Raya. Pasca kemerdekaan, Druze hanya memiliki partisipasi terbatas dalam politik dan pemerintahan karena sistem konfesional Lebanon. Temuan selanjutnya, kebertahanan minoritas Druze Lebanon didukung oleh tiga faktor: internal, eksternal, dan eksistensial. Faktor internal dengan memilih tempat bermukim di wilayah pegunungan dan menyatukan komunitas mereka di bawah kepemimpinan zaim. Faktor eksternal yakni konstitusi Lebanon mengakui Druze sebagai salah satu agama resmi dan aliansi politik yang mereka bangun dengan komunitas lain. Faktor eksistensial adalah adanya konsep taqiyya, reinkarnasi, dan kepercayaan akan datangnya Mahdi yang terdapat dalam ajaran mereka.

Lebanese Druze minority has resided in Mount Lebanon since the 11th century. Besides being numerically a minority, they manage to preserve their existence from their first arrival until the present. This research aimed to describe the condition and resilience of the Lebanese Druze minority. By using a descriptive qualitative method, this research relied on secondary data acquired from library research and implemented the resilience theory approach by Gunnestad (2006). The research found that the Druzes came to Mount Lebanon in the 11th century to protect themselves and build a community in that area. During the Ottoman period, the Druze ruled as an emirate in Mount Lebanon under the Ottoman wali. During the France Mandate, the position of the Druze as a ruling class changed into a minority due to the establishment of Grand Lebanon. After Lebanon’s independence, the Druze had only limited political and governmental participation because of Lebanon’s confessional system. The next finding is that the resilience of the Lebanese Druze minority is supported by three factors: internal, external, and existential. First, the internal factor is their decision to reside in the mountainous area and organize their community under the leadership of zaim. Second, the external factor is besides Lebanon’s constitution recognizing Druze as one of the official religions, they establish political alliances with other communities. Third, the existential factor that supports the resilience of the Druzes is the principle of taqiyya (concealment), reincarnation, and belief in the arrival of a Savior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifianti Garini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengungsi Palestina di Lebanon sejak 1948 hingga 1969.
Landasan teori yang digunakan sebagai alat analisis ialah teori perpindahan
penduduk secara umum serta teori pengungsi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang berdasar pada metode sejarah dengan jenis penelitian deskriptif.
Dekatnya jarak tempuh antara wilayah Palestina bagian utara dengan wilayah
Lebanon bagian selatan, menyebabkan sejumlah penduduk Palestina bermigrasi
dan menjadi pengungsi di sana. Hadir sebagai kelompok minoritas, pengungsi
Palestina mengalami pembatasan hak-hak sipil dari pemerintah Lebanon. Sebagai
hasilnya, perwakilan Palestina dan Lebanon menandatangani Perjanjian Kairo
pada 1969 di Kairo, Mesir, untuk menanggapi dampak yang ditimbulkan oleh
pengungsi Palestina

ABSTRACT
The focus of this study is Palestinian refugees in Lebanon from 1948 until 1969.
This study uses the theory of population movement in general and the theory of
refugee. This is a qualitative research with descriptive design and is based on a
historical method. Nearness of distance between the northern Palestinian
territories to the southern Lebanon region, causing a number of Palestinian
population migrated and became refugees there. Having been a minority group in
Lebanon, Palestinian refugees experienced civil rights restriction which was
conducted by the government of Lebanon. As a result, Palestinian and Lebanese
delegations signed the Cairo Agreement in 1969 in Cairo, Egypt, as a respond of
the impact which was caused by the Palestinian refugees."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Candrika Putri
"ABSTRAK
Balbek adalah sebuah kota kuno yang terletak di lembah Beqaa di sebelah utara kota Beirut di Lebanon, yang terkenal dengan peninggalan-peninggalan bangunan kuno berupa kuil-kuil yang dahulu antara sekitar 1200 SM hingga 1500 SM digunakan sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa Baal atau dewa Matahari oleh bangsa Fenisia. Di bawah pemerintahan bangsa Fenisia pada waktu itu, Balbek pernah diperebutkan dan bahkan dikuasai oleh imperium besar dunia yaitu Romawi dan Arab secara bergantian. Adanya ekspansi tersebut menyebabkan Balbek menjadi pusat tumbuh dan berkembangnya berbagai budaya akulturatif. Skripsi ini akan membahas peninggalan bangsa Fenisia khususnya kota Balbek di Lebanon yang mencerminkan terjadinya akulturasi antara budaya Romawi dan budaya Arab. Tujuannya untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses akulturasi dan wujud kebudayaan baru hasil dari proses tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah metode kualitatif dengan menerapkan teori unsur-unsur kebudayaan dan wujud kebudayaan sebagai sistem nilai, sistem sosial dan sistem material menurut Koentjaraningrat.

ABSTRACT
Balbek is an old city that located at Beqaa valley in the north of Beyrout, that known of ancients as temples about 1220 BC 1500 BC used to idolatry place of Baal or known as The Sun God by Phoenician. Under reign of Phoenician, Balbek was conquered and expand by the great dynasty in the world that is Romans and Arabs as periodically. Because of its expansion made Balbek as a center of grew and increase of various acculturative cultures. This script will explain ancient of Phoenician specifically Balbek city in Lebanon that proved acculturation process between cultures of Romans and Arabs. The purposes is to know more about acculturation process and new culture rsquo s changes as a result of those process.The methods of this script is qualitative based on unsures culture theory and result of the cultures as value system, social system, and material system by Koentjaraningrat."
2017
S69079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friane Aurora
"Hizbullah merupakan salah satu Gerakan Politik Kelompok Muslim Syi'ah yang ada di Lebanon. Pendirian Hizbullah tidak dapat dilepaskan dari kebangkitan politik Kelompok Muslim Syi'ah yang dipelopori oleh Imam Musa Al Shadr, kondisi sosial politik Lebanon pada tahun 1980-an, agresi Israel ke Lebanon tahun 1982, dan dukungan materiil dan moriil lran kepadanya. Pada awalnya Hizbullah hanya melakukan aktivitas perlawanan dalam perjuangannya membebaskan Lebanon dari penjajahan Israel. Namun, sejak tahun 1992 ia memutuskan untuk menjadi partai politik dengan tetap konsisten menjalankan aktivitas perlawanannya terhadap Israel. Permasalahan mengenai transformasi Hizbullah dari gerakan perlawanan murni menjadi partai politik Lebanon sejak tahun 1992 hingga 2009 inilah yang menjadi objek penelitian ini. Ada tiga permasalahan yang diangkat dalem tesis ini yaitu mengenai latar belakang transformasi Hizbullah menjadi partai politik pada tahun 1992, dampak transformasi tersebut terhadap aktivitas perlawanannya dan strategi Hizbullah untuk menyelaraskan aktivitas perlawanan dan politiknya. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan konsep jihad sebagai konsep yang menjadi prinsip gerakan perlawanan dan politik Hizbullah, teori struktur kesempatan politik dan teori mobilisasi sumber daya sebagai bagian dari teori gerakan sosial. serta teori mengenai partai politik. Dan untuk dapat menjelaskan permasalahan tersebut maka digunakan metode studi kasus sebagai metode yang tepat untuk dapat membahas suatu peristiwa secara mendalam. Hasil penelitian ini adalah bahwa perubahan kondisi sosial politik Lebanon telah memberi peluang bagi Hizbullah, yang pada awalnya merupakan gerakan perlawanan terhadap penjajahan Israel, untuk menjadi partai politik dan bahwa persiapan yang matang dan sumber daya yang dimiliki Hizbullah menjadi faktor pendukung yang mendorong dilakukan transformasi ini. Hasil kedua adalah bahwa ada dampak positif dan negatif dari transformasi tersebut, sementara hasil ketiga adalah bahwa Hizbullah memiliki strategi untuk dapat menyelaraskan aktivitas perlawanan dan politiknya tersebut."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Rido
"Penelitian dalam tesis ini membahas tentang pengaruh dan faktor apa saja yang sudah dilakukan Gerakan Hizbullah dalam menjaga persatuan umat dan kebangkitan Islam di Lebanon, dalam kurun waktu tahun 1992-2009. Selain itu penelitian ini membahas dampak hadirnya Gerakan Hizbullah bagi masyarakat Lebanon yang terdiri dari berbagai macam agama dan sekte.
Dalam penelitian tesis ini penulis memaparkan beberapa teori yang digunakan seperti, Teori Umat dan Kebangkitan Islam, Teori Persatuan Islam dan Teori Ukhuwah Islamiah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, yaitu berusaha mendapatkan informasi dari kasus perpecahan yang ada di dalam negeri Lebanon yang diharapkan dapat mengetahui pengaruh apa saja yang digunakan Gerakan Hizbullah Lebanon dalam menjaga Persatuan dan kebangkitan Islam yang ada di Lebanon dan juga Dunia Islam pada umumnya.
Berkaitan dengan pengaruh Gerakan Hizbullah di Lebanon, penulis akan menjelaskan mengenai asal usul pendirian Gerakan Hizbullah disertai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Islam Gerakan tersebut yang terdiri dari tiga prinsip, pertama keyakinan terhadap ajaran Islam, Jihad dan konsep kepemimpinan Wali- Fakih. Dan dalam penelitian ini penulis juga memaparkan pengaruh-pengaruh yang di bawa Gerakan Hizbullah terhadap terwujudnya persatuan umat dan kebangkitan Islam di Lebanon.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh Gerakan Hizbullah di Lebanon terhadap persatuan umat dan kebangkitan Islam ternyata sampai saat ini terbilang berhasil dalam menjaga kesatuan umat Islam khususnya di Lebanon dan dunia Islam pada umumnya. Serta yang tidak kalah pentingnya dari kehadiran Gerakan Hizbullah adalah terwujud kesatuan bangsa Lebanon yang sebelumnya mengalami perang saudara. Saat ini kehadiran Gerakan Hizbullah telah memberikan warna baru dalam Dunia Islam dan Lebanon yang memberikan dampak positif bagi terciptanya persatuan umat dan kebangkitan Islam.

This research explain about Hizbullah’s influences and efforts to keep the unity of the ummah and islamic revivalism in Lebanon since 1992 untill 2009. This research also explain about Hizbullah’s influences to Lebanon’s Citizen. Theory of the ummah, theory of the islamic revivalism, and theory of islamic unity used to explain this topic. This research uses qualitative paradigm and case study method. This method used to collect Information flom the division of Lebanon’s Citizen and Hizbullah’s influences in keeping the unity of the ummah especially in Lebanon and the world.
This research explain origin of Hizbullah in Lebanon, its aims and islamic principles. Its principles consist of faith to Islam, Jihad, and leadership concept of wali-faqih. Hizbullah’s influences toward the unity of the ummah and islamic revivalism in Lebanon.also explained in this reserach.This research concludes that Hizbullah’s influences in Lebanon toward the unity of the ummah and islamic revivalism are significant since Lebanon’s civil war ended.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein
"Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF). Konflik ini berawal ketika Hizbullah menyerang pasukan Israel yang menyusup ke daerah sekitar Alta al Chaab, Lebanon Selatan pada tanggal 12 Juli 2006, dan menawan dua tentara Israel. Namun mereka tetap dapat terus berhubungan dalam keadaan perang dan damai tanpa didasari hubungan diplomatik yang resmi, yang fungsinya sebagai perwakilan suatu negara untuk mengemukakan pendapat, negosiasi, kerjasama bilateral dan lainnya. Perang Israel-Lebanon 2006 merupakan suatu kejadian perang yang membutuhkan proses perdamaian dan diplomasi politik yang sah, serta dapat diselesaikan dengan menggunakan metode dan cara-cara yang terbaik untuk yang resmi seperti Persatuan Bangsa-Bangsa dan organisasi Konferensi Islam mampu mencegah dan menawan agresi militer Israel yang berlangsung selama 34 hari tersebut. Terjadinya perbedaan pendapat tentang perdamian yang dilakukan PBB, dengan dikeluarkannya Resolusi PBB 1701. Tetapi jika tidak ada peran organisasi internasional selaku aktor keamanan bersama tentu perang tidak akan pemah usai. Dimana salah satu tujuan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian internasional

Israel-Lebanon conflict in 2006 was the series of military action and continues clash in north Israel and Lebanon which involved armed wing Hizbullah and Israeli Defence Force or IDF. This conflict began when Hizbullah attacked the intruder from Israeli corps who intruded into the area nearby Aita al Chaab, south Lebanon in July 12 2006 and captured two Israeli armies. Nevertheless, they still held relation each other in war and peace condition without having any legal diplomatic relation, which had function as the representative of a country to show its ideas, negotiations, bilateral cooperation and etc. the Israeli-Lebanon War in 2006 was the war which required legally political diplomacy and reconciliation process, and it could be accomplished by using method and the best ways to create the peaceful condition. The process and the present of the international legal institution such as United Nations and Islamic Conference Organization could prevent and held out military aggression from Israel which took a place for 34 days. There were different arguments about the reconciliation by United Nations because of its resolution in 1701, but if there was no role of International Organization as the collective security maker, the war must be never the end. Thus the purpose of United Nation is to create international reconciliation."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Inda Suri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Niswah Tsabita
"Jurnal ini membahas tentang Festival Internasional Baalbeck di Lebanon (Sebuah Kajian Sosio-Kultural). Metode penulisan yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif. Penulisan jurnal ini secara ringkas membahas mengenai sejarah, lokasi, rangkaian acara dan program Festival Internasional Baalbeck 2015. Jurnal ini mengkaji perkembangan Festival Internasional Baalbeck dari sejarah hingga saat ini dan menyangkut sosial dan kultural. Festival Internasional Baalbeck diselenggarakan di Lebanon saat musim panas pada bulan Juli sampai Agustus di wilayah Lembah Bekaa. Lebanon merupakan negara kecil yang mempunyai beragam budaya. Budaya di Lebanon disajikan melalui berbagai pertunjukan seni, teater, pameran dan konser yang dikemas dalam bentuk festival yang sangat hidup. Festival di Lebanon mempunyai daya tarik tersendiri, salah satunya adalah Festival Internasional Baalbeck yang merupakan festival yang cukup terkenal. Festival Internasional Baalbeck merupakan festival internasional yang dihadiri oleh berbagai pengunjung dari segala penjuru dunia. Festival Internasional Baalbeck menjadi festival tahunan yang memadukan kebudayaan Timur Tengah sebagai kebudayaan lokal dengan kebudayaan asing.

This journal discusses about Baalbek International Festival in Lebanon (A Socio-Cultural Study). Writing method which used in this journal is qualitative. This journal briefly discusses about history, location, events and programs of Baalbeck International Festival 2015. This journal presented development of Baalbeck International Festival of history until festival in 2015 and relates to the socio-cultural. Baalbeck International Festival held in Lebanon during summer on July until August in Bekaa Valley area. Lebanon is a small country which has various cultures. Lebanon’s culture presented with arts performances, theater, exhibition and concert which covered by a marvelous festival. Festival in Lebanon has its own way to attract tourists, one of that is a famous Baalbeck International Festival. Baalbeck International Festival is an international festival which attended by tourists around the world. Baalbeck International Festival became an annual festival that blends Middle Eastern cultures as a local culture with foreign cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>