Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Pramono
"Tesis ini membahas desain Linear Tapered Slot Antena dengan teknik pencatuan Saluran Mikrostrip (Microstrip Feed Line) untuk mendukung aplikasi IEEE 802.22 Wireless Regional Area Network (WRAN) pada band televisi UHF frekuensi 470 - 698 MHz. Antena ini terbuat dari substrat dielektrik FR4 epoxy. WRAN IEEE 802.22. sebagai skema alternatif untuk akses broadband dengan memanfaatkan kanal TV VHF/UHF yang tidak digunakan, dengan tetap menjaga bahwa tidak ada interferensi yang merugikan terhadap operasional incumbent ( siaran TV digital dan TV analog) dan perangkat berijin yang lainya dengan daya rendah. WRAN memerlukan antena dengan bandwidth yang lebar (wideband) untuk sistem komunikasinya. Antena mikrostrip memiliki beberapa keuntungan, akan tetapi jenis antena ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya bandwidth sempit. Salah satu teknik untuk melebarkan bandwidth yaitu menggunakan desain antena Linear Tapered Slot Antena. Dari hasil pengukuran, nilai impedance bandwidth dari pengukuran antena adalah 204 MHz (492-696MHz) atau sebesar 34,63 % terhadap frekuensi kerja antena (594 MHz) pada VSWR ≤ 1,9. Pola radiasi yang dihasilkan adalah directional dan polarisasinya linear. Gain yang dihasilkan antena mencapai maksimum pada frekuensi 662MHz sebesar 8,92 dBi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim
"Antena menjadi salah satu komponen penting dalam mendukung penerapan teknologi BWA. Antena mikrostrip yang memiliki karakter yang ringan, ukuran kecil, mudah difabrikasi dan conformal, menjadi pilihan untuk mendukung aplikasi BWA yang dapat beroperasi pada frekuensi yang ditentukan. Salah satu alokasi frekuensi yang dijadikan frekuensi kerja BWA adalah pada 2,3 GHz.
Pada tesis ini dirancang dan difabrikasi sebuah antena linear array 4 elemen yang dapat beroperasi pada frekuensi kerja BWA 2,3 GHz. Antena ini dirancang berbentuk 2 buah segi empat sama sisi (quad), sehingga disebut biquad. Antena dirancang menggunakan teknik pencatuan aperture-coupled untuk mendapatkan bandwidth yang lebar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa antena ini dapat bekerja pada frekuensi BWA 2,3 GHz. Nilai VSWR < 1,9 diperoleh pada rentang frekuensi 2245 - 2395 MHz (150 MHz). Gain yang diperoleh mencapai 13,683 dBi pada frekuensi 2,33 GHz dan half power beamwidth (HPBW) sebesar 50° diperoleh pada sudut 330° - 20°.

Antenna became one of the important components in supporting the application of BWA technology. Microstrip antenna that have small and light weight features, easy to manufacture and conformal, became the choice that supports the BWA application in that it could operate in the determined frequency allocation. One of the allocation of the frequency that works for the BWA is at 2.3 GHz.
This thesis discuss of design a 4 element linear array antenna that operates at 2,3 GHz BWA frequency allocation. It has 2 layers of four-sided (quad) shape, known as biquad. This antenna is designed with aperture-coupled feed to give wideband frequency.The measurement result shows that this antenna operates at BWA frequency allocation of 2,3 GHz. The VSWR < 1,9 was obtained at 2245 ? 2395 MHz (150 MHz). Gain is around 13,683 dBi at 2,33 GHz and half power beamwidth is 50° (from 330° - 20°).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irnanto Franseda P
"Kebutuhan akan komunikasi nirkabel dengan kecepatan tinggi semakin meningkat. Salah satu jawaban atas kebutuhan ini adalah dengan teknologi Ultra-Wide Band (UWB) yang digunakan untuk jarak pendek. Teknologi UWB tidak terlepas dari teknologi antena yang digunakan. Antena UWB harus memiliki fractional bandwidth minimum sebesar 20 % sesuai peraturan FCC part 15.503. Salah satu antena yang mendukung teknologi UWB adalah Linearly Tapered Slot Antenna. Antena ini memiliki kelebihan karena bentuknya yang sederhana, ringan, mudah untuk di-array-kan, cocok untuk aplikasi rangkaian terintegrasi dan banyak kelebihan lainnya. Pada skripsi ini didesain LTSA dengan pencatuan microstrip line yang dimodifikasi. Pencatuan microstrip line dipilih karena bentuknya yang sederhana sehingga memudahkan matching impedansi. Performa antena tapered sangat dipengaruhi oleh mekanisme kopling gelombang elektromagnetik. Mekanisme kopling berhubungan dengan saluran catu. Dengan menggunakan microstrip line yang telah dimodifikasi sebagai saluran catu didapatkan antena yang memenuhi kriteria sebagai antena UWB yang ditunjukkan oleh hasil simulasi dan pabrikasi. Bandwidth yang didapatkan mencapai 51% dengan dimensi antena yang relatif kecil (6 cm x 3 cm)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Rahmadyanto
"WiMAX merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access) yang mampu menjangkau area hingga puluhan kilometer serta mempunyai bandwidth yang lebar dan bit rate yang besar. Untuk menghubungkan antara sisi penyedia layanan dengan pelanggannya, maka aplikasi antena menjadi sangat penting. Supaya dapat diaplikasikan dalam sistem WiMAX dengan mudah, dibutuhkan jenis antena yang memiliki bentuk kompak, dimensi kecil, mudah untuk difabrikasi, mudah dikoneksikan dan diintegrasikan dengan divais elektronik lain. Antena mikrostrip merupakan jenis antena yang cocok digunakan untuk memenuhi kriteria ini.
Pada skripsi ini dirancang suatu antena mikrostrip slot segitiga array 8 elemen untuk aplikasi CPE WiMAX yang bekerja pada frekuensi 3,3 GHz (3,3- 3,4 GHz) serta gain ? 15 dBi. Antena dirancang dengan menggunakan teknik pencatuan Microstrip Feed Line secara tidak langsung sedangkan untuk meningkatkan gain digunakan teknik antena susun (array).
Dari hasil pengukuran, nilai impedance bandwidth dari pengukuran antena adalah 490 MHz (3,19 - 3,68 GHz) atau sebesar 14,27 % terhadap frekuensi kerja antena (3,435 GHz) pada VSWR ? 1,9. Pola radiasi yang dihasilkan adalah Bidirectional dan polarisasinya linear. Gain yang dihasilkan antena pada range frekuensi 3,3 - 3,4 GHz mencapai maksimum pada frekuensi 3,39 GHz sebesar 18,437 dBi.

WiMAX is a broadband wireless access technology which can reach areas up to tens of kilometers and has a wide bandwidth and large bit rate. To connect between the service provider with customers, then the antenna application becomes very important. To be applied in a WiMAX system with ease, the antenna required has to have a compact shape, small dimensions, easy to be fabricated and easily connected and integrated with other electronic devices. Microstrip antenna is a suitable type of antenna used to meet this criterion.
In this final project, 8 Elements Array Triangular Slot Microstrip Antenna is designed for WiMAX application in 3,3 GHz (3,3-3,4 GHz) frequency band with ? 15 dBi gain. This antenna is designed with microstrip line feed and for higher gain it uses array technique.
From the measurements results, the value of the impedance bandwidth is 490 MHz (3.19 to 3.68 GHz) or 14.27% from the antenna operating frequency (3.435 GHz) at VSWR ? 1.9. The radiation pattern of the antenna is bidirectional and it has linear polarization. At the 3.3-3.4 GHz frequency range, the antenna gain reaches its maximum at frequency 3.39 GHz of 18.437 dBi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Tri Lomorti
"Antena mikrostrip sangat banyak diaplikasikan dalam dunia telekomunikasi. Hal ini karena antena mikrostrip memiliki dimensi yang kecil, ringan, dan membutuhkan biaya yang murah dalam fabrikasi. Salah satu kelemahan antenna mikrostrip adalah timbulnya gelombang permukaan yang disebabkan karena ada daya untuk radiasi yang terjebak di sepanjang substrat ketika patch meradiasikan gelombang ke udara. Gelombang udara mengurangi efisiensi, gain dan membatasi bandwidth. Salah satu cara untuk mengatasi masalah gelombang permukaan ini adalah dengan menerapkan electromagnetic bandgap (EBG). Salah satu teknik EBG dengan Defected Ground Structure (DGS) pada antena mikrostrip.
Dalam skripsi ini dilakukan perancangan antena mikrostrip dengan menggunakan teknik DGS bentuk segitiga sama kaki pada patch segitiga array linier. Slot DGS memiliki panjang alas sebesar 10 mm dan tinggi 5 mm. Teknik DGS dilakukan dengan (mencacatkan) meng-etching bagian ground sehingga gelombang permukaan tidak dapat berpropagasi disepanjang substrat. Akibatnya, untuk daya radiasi yang menuju ke gelombang udara jumlahnya meningkat. Pada hasil pengukuran diperoleh nilai return loss optimum sebesar -45.488 dB, bandwidth VSWR dan bandwidth impedansi sebesar 45.87 MHz atau 1.727 %, dan VSWR minimum 1.0174. Gain maksimum yang diperoleh dari pengukuran dari frekuensi 2.6 GHz hingga 2.7 GHz adalah 10.767 dB pada frekuensi 2.68GHz.

Microstrip antennas have been widely used in communication because they are small, lightweight, and low fabrication cost. One of limitations of microstrip antennas is excitation of surface waves. The surface waves are excited because when a patch antenna radiates, a portion of total available radiated power becomes trapped along the surface of substrate. The surface waves reduce antenna efficiency and gain, and limit the bandwidth. DGS is one of methods to suppress surface waves.
In this paper, a microstrip antenna using isosceles-triangular DGS slot on the triangular patch linear array is designed. Dimension of DGS slot is 10 mm x 5 mm. DGS is implementated by etching the ground plane of microstrip antenna, so that the surface waves can not propagate along the surface of substrate. This increases the amount of radiated power to space wave. Results of measurements show that the antenna design with DGS has the best level of return loss at -45.488 dB, VSWR bandwidth and impedance bandwidth are 45.87 MHz or 1.727 %, and also the minimal point in VSWR is 1.0174. The best antenna gain is 10.767 db at 2.68 GHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosza Madina
"Semakin berkembangnya aplikasi penggunaan data AIS (Automatic Identification System) baik untuk pelacakan kapal, pemantauan lalu lintas laut, maupun untuk pengawasan maritime; membuat AIS mulai diaplikasikan pada satelit untuk mendapatkan coverage area yang lebih besar sehingga bisa melengkapi data AIS terestrial. Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), sudah mempunyai dua buah satelit mikro yang membawa misi AIS yaitu LAPANA2/ ORARI dan LAPAN-A3/IPB. Dan dalam rencana pembangunan satelitnya, LAPAN juga akan membuat satelit mikro lainnya yang juga membawa AIS sehingga pada akhirnya bisa mendapatkan data kapal di seluruh wilayah Indonesia secara near realtime. AIS menggunakan frekuensi VHF (161.975 MHz untuk AIS Class A dan 162.025 MHz untuk AIS Class B), sehingga dimensi antena yang digunakan besar. Hal ini akan menjadi permasalahan ketika satelit yang digunakan berplatform mikro, sehingga diperlukan miniaturisasi terhadap antena penerima AIS pada satelit. Permasalahan lain yang terjadi pada AIS berbasis satelit adalah adanya data collitions pada daerah yang mempunyai traffik padat. Pada tesis ini diusulkan sebuah antena yang dirancang sebagai antena penerima AIS untuk satelit mikro pada frekuensi 161.975 MHZ (AIS Class A) – 162.025 MHz (AIS Class B) yang memiliki dimensi cukup kecil dengan gain yang cukup tinggi. Teknik miniaturisasi yang digunakan adalah dengan mengunakan antena mikrostrip tipe meander dengan menambahkan bentuk metamaterial untuk meningkatkan performasinya. Hasil simulasi menunjukkan antena VHF berukuran 133.00 x 88.00 x 1.52 mm3 dengan gain 1.663dB. Antena yang dirancang memiliki polarisasi linier dan pola radiasi omnidirectional dengan beamwidth pada H-plane 88.5°. Hasil pengukuran menunjukkan frekuensi operasi pada 156.98-163.18 MHz dengan gain 0.18 dB. Dengan demikian antena ini dapat digunakan untuk menerima seluruh data AIS kelas A, data AIS kelas B dengan gain -9dB, serta VDES (VHF Data Exchange System). Miniaturisasi dengan teknik meander-line dan struktur metamaterial ini berhasil mereduksi dimensi sebesar 42%. Antena fabrikasi mempunyai pola radiasi omnidirectional dengan beamwidth pada E-plane 338.6° dan H-plane 88.26° sehingga ketika antena VHF ini diletakkan pada satelit, proyeksi antena pada permukaan bumi berkurang 50% dari sebelumnya sehingga dapat digunakan untuk mengurangi data coalition pada satelit.

The development of AIS (Automatic Identification System) data usage applications, for tracking vessels, monitoring sea traffic, and for maritime surveillance; encourage AIS begin to be applied in satellites to get a larger coverage area so that it can complement terrestrial AIS data. Indonesia, through National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN), already has two micro satellites that carry the AIS mission, namely LAPAN-A2/LAPAN-ORARI and LAPAN-A3/LAPAN-IPB. And in its satellite development plan, LAPAN will also create other micro satellites that also carry AIS so that in the end they can get near real-time ship data throughout Indonesia. AIS uses VHF frequencies (161,975 MHz for AIS Class A and 162,025 MHz for AIS Class B), so the dimensions of the antenna used are large. This will be a problem when the satellite is used on a micro platform, so it is necessary to miniaturize the AIS receiver antenna on the satellite. Another problem that occurs in satellite-based AIS is the presence of coaillition data in areas that have dense traffic. In this thesis, we propose an antenna designed as an AIS receiver antenna for micro satellites at a frequency of 161,975 MHz (AIS Class A) - 162,025 MHz (AIS Class B) which has a fairly small dimension with a high enough gain. The miniaturization technique used is to use a meander-type microstrip antenna by adding a metamaterial shape to improve its performance. The simulation results show that the VHF antenna measures 133.00 x 88.00 x 1.52 mm3 with a gain 1.663dB. The antenna is designed to have linear polarization, and an omnidirectional radiation pattern with a beamwidth on the H plane of 88.5 °. The measurement results show the operating frequency at 156.98-163.18 MHz with gain 0.18 dB. Therefore this antenna can be used to receive all AIS class A data, class B AIS data with a gain of -9dB, and VDES (VHF Data Exchange System). Miniaturization using the meander-line technique and the metamaterial structure was successful in reducing dimensions by 42%. Fabricated antenna also has an omnidirectional radiation pattern with a beamwidth in the E-plane 338.6° and the H-plane 88.26°. And when this VHF antenna is placed on a satellite, the antenna projection on the earth's surface is reduced by 50% from the previous one so that it can be used to reduce coalition data on the satellite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Sukarno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arryo Comara Putra
"Aplikasi antena pada aplikasi wall through imaging. Ground penetrating radar dan sistem komunikasi teresterial lainnya menuntut antena yang memiliki bandwidth yang semakin lebar. Salah satu standar intemasional terhadap kinerja antena dengan bandwidth lebar ditentukan oleh Federal Communications Commission (FCC). Lembaga ini menetapkan bahwa Antena Ultra wideband hams memiliki bandwidth minimal 20% dari frekuensi tengah atau minimal memiliki bandwidth 500 MHz.
Pada skripsi ini dirancang antena slot log periodik dengan pencatuan microstrip line. Pemilihan teknik Log periodik didasari kemampuannya untuk meningkatkan bandwidth dengan menggabungkan seluruh bandwidth dari masing elemen slot sehingga menghasilkan fractional bandwidth yang lebar.
Perancangan dilakukan dengan mensimulasikan pada software Microwave office 5.53. Hasil dari simulai ini akan dipabrikasi dan diukur pada ruang Anechoic Chamber. Hasil dari pengukuran menunjukkan bahwa antena slot Log Periodik telah memenuhi syarat Ultra wideband dengan menghasilkan bandwidth872 MHz (20% dari frekuensi tengah). Hasil dari pengukuran antena menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,84 GHz-5,9 GHz dengan bandwidth 3,06 GHz (70%). Nilai VSWR rata-rata 1,59. Pola radiasi yang dihasilkan bidirectional dengan gain rata-rata 2,63 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Irawan S.
"Banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh antena mikrostrip membuat jenis antena ini semakin populer dan banyak digunakan untuk berbagai aplikasi. Antena mikrostrip memiliki bentuk yang praktis, ringan, dan kemudahan dalam perancangan. Namun antena mikrostrip masih memiliki beberapa kekurangan, satu diantaranya adalah bandwidth yang sempit. Karena itu dibutuhkan suatu desain khusus untuk meningkatkan bandwidth. Salah satu desain yang dapat meningkatkan bandwidth adalah teknik antena slot. Pada skripsi ini, antena slot akan didesain dengan menggunakan konsep tapered linier sehingga sering disebut dengan Linearly Tapered Slot Antenna (LTSA). Sedangkan untuk pencatuannya digunakan teknik pencatuan Coplanar Waveguide yang lebih mudah dalam matching impedansi. Antena LTSA ini memiliki bandwidth yang cukup lebar sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Ultra Wideband. Proses simulasi antena dengan menggunakan software Microwave Office 5.5.3 menunjukkan bandwidth impedansi antena LTSA hasil rancangan mencapai 58,43% diukur dari VSWR ? 2. Dengan demikian antena LTSA hasil perancangan ini memiliki karakteristik antena Ultra Wideband. Hasil pengukuran antena LTSA memperoleh bandwidth sebesar 55,78% dengan frekuensi kerja antena pada 3,159 GHz - 5,603 GHz. Pola radiasi yang dihasilkan berbentuk bidirectional dan gain rata-rata yang diperoleh sebesar 3,147 dB. Hasil dari pengukuran ini menunjukkan antena LTSA dapat meningkatkan bandwidth antena, sehingga antena LTSA ini dapat digunakan untuk aplikasi ultra wideband."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Taufik
"Komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang ada saat ini adalah WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) . WiMAX merupakan teknologi wireless yang menawarkan jasa telekomunikasi dengan bandwidth yang lebar dan bit rate yang besar sehingga mampu menyediakan berbagai aplikasi meliputi suara, video dan data dengan kecepatan yang tinggi. Kelebihan lain adalah mampu digunakan pada LOS atau NLOS sehingga dapat digunakan pada mobile service. Salah satu perangkat pendukung dari wireless communication adalah antena. Antena dengan dimensi yang kecil, ringan, dan mudah untuk dipbrikasi dengan harga yang murah dengan performansi yang cukup baik sangat diperlukan untuk mendukung teknologi WiMAX. Pada Tugas Akhir ini dirancang bangun antena biquad mikrostrip dengan bahan FR4 (evoksi). Antena mikrostrip biquad tersebut dirancang untuk berkerja pada frekuensi 2.3 ? 2.4 GHz sesuai dengan frekuensi WiMAX. Hasil pengukuran antena biquad mikrostrip yang telah dibuat memiliki lebar pita frekuensi 2.283 GHz ? 2.396 GHz (4.84 % atau 113 MHz) dengan nilai VSWR minimum 1,045 atau return loss minimum -33.314 dB, Impedansi 51.715 + j1.37 Ω. Hasil pengukuran ini menunjukkan antena biquad mikrostrip yang dibuat dapat direalisasikan dan dapat digunakan pada aplikasi WiMAX yang menggunakan frekuensi 2.3 GHz ? 2.4 GHz.

Wireless communication in this time is WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). WiMAX represents the technology of wireless communication with wide bandwidth and high bit rate, so it?s able to provide various application which covers voice, video and high speed data. Another advantage is WiMAX can be used for LOS or NLOS condition so it can be used for mobile service. One important equipment for wireless communication is antenna. Antenna which have small dimension, light, and easy to manufactur with low price and good enough performance is very needed to support WiMAX technology. Therefore this research is to design biquad mikrostrip antenna with FR4 substance. The Biquad Mikrostrip Antenna is designed to work at frequency 2.3 - 2.4 GHZ as according to frequency WiMAX. The result of biquad mikrostrip antenna which have been made show a wide impedance bandwidth of 2.283 GHZ - 2.396 GHz (4.84 % or 113 MHz). with the minimum VSWR value of 1,045, return loss - 33.314 dB, Impedance 51.715 + j1.37 Ω. This Result shows that the biquad mikrostrip antenna can be used for WiMAX application for the frequency 2.3 GHZ - 2.4 GHZ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52313
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>