Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haselbach, Liv
New York: McGraw-Hill, 2010
690 HAS e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yellamraju, Vijaya
New York: McGraw-Hill, 2011
690 YEL l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winkler, Greg
New York: McGraw-Hill, 2011
690.52 WIN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oghie M. Purnomo
"Dunia gencar membangun bangunan hijau termasuk Indonesia. Konsep green bukan sekedar penggunaan material dan penghematan energi, namun mengenai kualitas udara dalam ruangan (indoor air health and comfort/IHC). Aspek ini berkolerasi dengan kesehatan dan kenyamanan dari penghuni gedung. Pemenuhan konsep hijau akan mempengaruhi biaya konstruksi.
Skripsi ini bertujuan mengidentifikasi aspek apa yang mempengaruhi biaya konstruksi dan besar pengaruhnya terhadap biaya konstruksi dengan melakukan survey dan studi kasus di proyek kantor pusat Jasa Marga. Penelitian ini mendapatkan faktor yang paling dominan adalah instalasi sensor gas karbon dioksida dan penambahan biaya untuk memenuhi aspek IHC secara keseluruhan adalah sebesar 0,01%.

More nations including Indonesia tend to develop the green building. The green concept is not only using of materials and energy comsumption saving, but also concerning to indoor air health and comfort (IHC). This aspect has correlation to the health and the comfort of the building occupants. The Application of green building concept will have significant effect on construction cost.
This thesis is aimed to identify the aspect which influences on construction cost and how much it affects the construction cost with survey method and case study on Jasa Marga Main Office project. This research found that the most dominant factor of this aspect is carbon dioxide gas cencor installation and the additional costs to fulfill the whole aspects of IHC is 0.01 percents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kubba, Sam
Burlington: Elsevier, 2010
720.47 KUB l (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kibert, Charles J.
Hoboken: John Wiley & Sons, 2005
720.47 KIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Masruri Irsal
"Masalah lingkungan global tidak bisa hanya menjadi sekedar bahan pembicaraan tanpa ada upaya untuk mencegahnya. Sektor bangunan ternyata mengkonsumsi sekitar 50% bahan bakar fosil, paling banyak di antara sektor-sektor lainnya seperti transportasi dan industri. Dapat dibayangkan peranan bidang arsitektur dalam menyumbangkan CO2 yang menjadi pemicu utama masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Pembicaraan mengenai pembangunan yang berkelanjutan sudah ada sejak tahun 1970-an. Konsep sustainability mulai dibahas dan dikembangkan oleh beberapa pakar sehingga dapat lebih dipahami. Dalam perkembangannya, istilah green building lebih dikenal oleh masyarakat. Tetapi kriteria-kriteria sebuah bangunan bisa dikatakan green menjadi sulit ditentukan karena belum ada standar yang bisa dijadikan pedoman.
Amerika Serikat melalui U.S. Green Building Council menjawab tantangan ini dengan mengeluarkan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED). Sistem penilaian ini menguraikan aspek-aspek yang menjadi dasar pemikiran sustainable architecture dan juga strategi-strategi perancangan untuk memenuhi kriteria tersebut. Setelah itu, banyak negara yang ikut mendirikan Green Building Council dan juga sistem rating, baik yang mengadopsi versi U.S. Green Building Council ataupun hasil penyusunan sendiri. Negara kita Indonesia, pada tanggal 12 Maret 2008 sudah mendirikan Green Building Council of Indonesia yang salah satu misinya juga menerapkan LEED untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Menanggapi hal ini, penulis melakukan studi pengamatan pada beberapa bangunan di Indonesia dengan menggunakan LEED. Dari hasil pengamatan pada ketiga bangunan tersebut, memang belum satupun yang mendapatkan sertifikasi LEED. Tetapi upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip sustainability sudah terlihat. Kendalanya, LEED mencakup sangat banyak disiplin ilmu lainnya sehingga perlu adanya koordinasi dari berbagai badan/organisasi yang menangani bidangnya masing-masing. Namun dengan adanya studi pengamatan ini dapat terlihat sejauh mana Indonesia dapat menerapkan LEED sebagai pedoman bagi Green Building Council of Indonesia sebelum menyusun sistem rating sendiri.

Global environment problem is commonly discussed nowadays along with its prevention. In fact, buildings sector consumed 50% fossil fuel, the greater, compared with transportation sector and industrial sector. It s easily to imagine that architecture donated mostly CO2 as the primary factor for global environment and climate change problem from this fact. The discussion for sustainability has gained since 1970. Sustainability concept has developed by the researchers made it easily to understand. The green building is known better for community as its concept. Still, a building stated as green building, could not definite properly because there is no manual standardization.
USA through US Green Building answers the challenges with Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) system. The system explains the base thinking of sustainable architecture aspects and its planning strategy as the implementation. LEED stimulate sustainable building planning spread and produce buildings with efficient water and energy. To socialize this issue, world conferencing had brought and agreed to build World Green Building Council. Afterwards, some countries has started to establish their own Green Building Council and adopted LEED system from USA.
Indonesia has established Green Building Council of Indonesia on March 12th 2008. Its mission is to implement LEED for sustainability building. As respond for the issue, author makes research on buildings in Indonesia, take place in Jakarta and Surabaya, compared to LEED in USA. The aim is to make LEED implemented in Indonesia base on existing condition. From this research, we could conclude that before Green Building Council of Indonesia had established, buildings in Indonesia has had implemented the planning strategy as the respond for the environment problems caused by the buildings itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48443
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erico Brandon Prakunto
"Isu lingkungan merupakan masalah yang sangat besar yang terjadi saat ini tetapi entah bagaimana orang-orang dan para pemimpin industri belum benar-benar memberikan perhatian yang cukup di bidang khusus ini karena sebagian besar dari mereka belum merasakan dampak langsungnya atau mereka hanya mengabaikan fakta bahwa itu perlahan melumpuhkan dan akan merugikan kehidupan manusia. Alasan seperti mahal, tidak penting, dan memakan waktu terlalu lama biasanya digunakan untuk menyangkal masalah yang sulit ini. Berdasarkan alasan di atas, ekonomi sirkular harus langsung diterapkan karena limbah konstruksi menyumbang sekitar 30% dari semua limbah di dunia dan bahan baku akan terbatas dalam 10 20 tahun ke depan yang dapat membuat harga meningkat tak terkendali. Dalam hal ini, prinsip ekonomi sirkular adalah solusi terbaik untuk diterapkan oleh industri konstruksi sehingga limbah dapat dikelola dan harga konstruksi tetap terkendali. Studi eksperimental sebelumnya menunjukkan bahwa limbah beton dapat digunakan untuk menggantikan batu sungai sebagai agregat kasar untuk beton yang akan dibuat untuk bangunan baru. Walaupun memiliki kekuatan yang lebih kecil dibandingkan beton biasa, namun tetap merupakan solusi yang cocok dan sangat ramah lingkungan untuk diterapkan pada industri konstruksi. Rekomendasi untuk memiliki perwakilan dari pemerhati lingkungan atau pemerintah harus hadir di lokasi konstruksi untuk memantau dan menilai kemampuan perusahaan untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular pada bisnis mereka.

Environmental issue is a very big problem that is happening nowadays but somehow people and industry leaders has not really paying enough attention in this specific area because most of them has not feel the direct impact yet or they are just ignoring the fact that it slowly cripples and going to do harm to the human living. Reasons such as expensive, not important, and taking too much time are commonly used to deny this hard issue. According to the reasons stated above, circular economy should directly be implemented because construction waste donates about 30% of all the waste in the world and raw materials are going to be limited in the next 10 20 years which could make the prices increase uncontrollably. In that case, circular economy principle is the best solution for construction industry to implement so waste could be managed and construction prices would be still controlled. Previous experimental studies shows the concrete waste could be used to replace river rocks as the coarse aggregate for the concrete that is going to be made for a new building. Even though having less strength compare to the normal concrete, it is still a suitable and very environmentally friendly solution for construction industries to apply. A recommendation to have a representative from the environmental watch or government should be present in a construction site to monitor and assess the ability of the company to implement circular economy principle on their business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Ariel Christoper
"Industri konstruksi bangunan adalah salah satu industri yang memberikan dampak yang sangat buruk bagi keberlanjutan lingkungan hidup. Bangunan hijau adalah solusi yang dapat menjawab kebutuhan melalui solusi pembangunan infrastruktur yang mendukung aspek keberlanjutan. Akan tetapi, implementasi bangunan hijau di Indonesia masih sangat rendah karena biaya investasi yang lebih besar dibandingkan bangunan non-hijau. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan identifikasi incremental cost-benefitpada objek studi kasus konstruksi bangunan hijau di Indonesia dengan tujuan mengidentifikasi biaya dan manfaat yang mempengaruhi implementasi bangunan hijau serta menganalisis parameter-parameter ekonomi dan efisiensi implementasi apabila dilakukan perbandingan terhadap beberapa bangunan hijau. Dalam melakukan penelitian, dilakukan evaluasi variabel dengan kuesioner dan metode Analytical Hieararchy Process terhadap para pakar, metode kuantifikasi terhadap setiap biaya dan manfaat yang teridentifikasi di sepanjang siklus hidup bangunan hijau, serta analisis efisiensi dilakukan dengan menggunakan Data Envelopment Analysis. Ditemukan bahwa manfaat aspek lingkungan menjadi yang paling signifikan bagi para pakar serta biaya operasional adalah yang paling tidak signifikan. Selain itu, melalui tiga objek studi kasus yang dilakukan, Gedung A menjadi gedung dengan tingkat penggunaan biaya paling rendah, gedung B menjadi gedung dengan cost-effectiveness paling tinggi, serta gedung C memiliki efisiensi input-output yang paling baik.

The building construction industry is one of the industry that gives a detrimental effect to the sustainability of living environment. Green building is the solution that can answer the needs by becoming a solution for infrastructure building that supports sustainability aspect. However, the implementation of green building in Indonesia is still very low due to the high capital cost needed compared to non-green building. So, this research identified the incremental cost-benefit on the case study object of green building construction in Indonesia with aim to identifying the cost and benefit that influence the implementation of green building and analyzing the economic parameter and the implementation efficiency after comparing a couple of green buildings. In this research, variable evaluation is executed with a questionnaire and analytical hierarchy process methodology to an expert, and then the research also quantified each of the cost and benefit identified for the whole life cycle of the green building and analysed its efficiency with Data Envelopment Analysis. It’s found that the benefit from environmental aspect has the most significancy coefficient, while operational cost has the least significancy coefficient based on the expert. It’s also found that based on the three case study object, Building A has the lowest cost-usage, building B has the highest cost-effectiveness, and building C has the best input-output efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwards, Brian
"The comprehensively updated and expanded new edition of this no-nonsense student and practice primer equips the contemporary architect to deal with the profession's most important challenge: designing buildings for sustainability. Brian Edwards' book pulls together many of the disparate, complex strands of sustainability into one simple reference source."
London : [RIBA , RIBA ], 2010
e20436612
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>