Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Kusuma Permanasari
"Wilayah Indonesia sebagian besar adalah perdesaan dengan mata pencaharian penduduk bekerja di sektor pertanian. Sayangnya, jumlah penduduk miskin terbesar juga terdapat di perdesaan. Beberapa Negara dewasa ini telah mengembangkan kepariwisataan sampai ke desa-desa dengan memajukan potensi lokal. Pariwisata diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam dan budaya yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satu yang juga dapat menjadi daya tarik adalah desa tradisional yang dikembangkan menjadi desa wisata.
Kecamatan Borobudur di Provinsi Jawa Tengah terdapat Candi Borobudur yang menjadi salah satu warisan budaya dunia. Upaya pengentasan kemiskinan di desa-desa sekitarnya dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata. Diharapkan pemberdayaan tersebut dapat mengurangi kemiskinan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata, serta untuk mengetahui sejauh mana dampak pemberdayaan tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia's territory is mostly rural area with majority of residents work in agriculture. Unfortunately, the largest number of poor people stay in rural areas. Recently, many countries have developed tourism to promote the local potentials, and some of them developed tourism villages. Tourism is expected to deliver increased income to local people, either directly or indirectly. Indonesia has a variety of natural and cultural resources that could become tourist attractions. One that can also be the main attraction is a traditional village which developed into a tourism village.
There is Borobudur temple which became one of the world cultural heritage in Kecamatan Borobudur, Central Java. Empowering the community through community-based tourism is done for the purpose of poverty alleviation and welfare in the surrounding villages. This study is to identify community empowerment activities through tourism village, as well as to determine the extent of the impact of empowerment in improving the welfare of the community.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Retnaningsih
"Penelilian ini menyoroti tentang pc-,mberdayaun masyarakat miskin melalui
Program UP2K PKK di Desa Pakualam. Permasalahannya adalah, bahwa Desa
Pakualam yang terletak di lingkungan kola industri masih memiliki warga miskin yang
perlu diberdayakan Program UP2K PKK mcrupakan program pomerimah yang
bertujuan memberdayakan masyarakat miskin tersebut, dan program itu masih bertahan
sampai sekarang. Padahal diasumsikan, akan banyak kendala dalam pelaksanaan
program lerscbul, karcna masyamkat Desa Pakualam telah mcngalami pergeseran nilai-
nilai akibal pcmbauran dcngan penduduk pendatang. Tanlangan hidup di Desa
Pakualam lclah sangat variatif, dirnana masyarakat setcmpat harus bersaing ketal dengan
ponduduk pendalang yang umumnya memjliki motivasi dan dayajuang iebih tinggi.
Pertanyaan yang dikemukakan dalam pcnclitian ini adalah I (1) Scbcrapa jnuh
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat golongan ckonomi Icmah (miskin) di
Desa Pakualam ?; (2) Faklor-faktor apa yang menyebabkan Program UPZK PKK di
Desa Pakualam Lcrap bcrtahan sampai sekarang ?
Konscp utama yang digunakan untuk memahami pcncliiian ini adalah konsep
?pcmbordayaan? menurut Malcolm Payne dan ?kemiskinan rclatif? mcnurul Solo
Socrnardjan, serla ditambah dengan referensi-refcrensi lain yang mendukung
Melode pcnelilian yang digunakan adalah deskriptif, dcngan pcndckatan
kualilatif dan spesifikasi studi kasus_ Pomahaman leoritik lerhadap informam dilakukan
secara fenomenologis, untuk memahami informan dari sisi kchidupan mcrcka sendiri
sehubungan dengan Program UPZK PKK.
Dalam penclitian ini diambil 10 orang informan yang dibagi menjadi dua
kategorl, yaitu : (1) 4 orang informan utama (diambil dari Anggota Program UPZK PKK
yang masa keanggolaannya lerlama). Penonluan infomaan tersebul didasarkan pada
pertimbangan, bahwa mcrcka akan dapal mcmberi gambaran rcnlang seberapa jauh Pemberdayaan masyarakatu., Hartini Retnaningsih, FISIP UI, 2000.
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat miskin (dalam hal ini para pedagang
kccil) di Dcsa Pakualam; (2) 6 orang informan tambahan (diambil dari Pengurus
Program UP2K PKK dan orang lain yang dianggap mengerti Program UPZK PKK).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (I)
Wawancara; (2) 'Pengamatan Iapangan; (3) Studi kcpusrakaan. Sodangkan teknik
anaiisisnya meliputi : (I) Tclaah data; (2) Rcduksi data; (3) Penyusunan ke dalam
satuan-Satuan; (4) Kalcgorisasi; (5) Pcmcriksaan keabsahan data; (6) Analisis dan
pcnafsiran data.
I-Iasil penelitian menunjukkan, Program UPZK PKK telah dirasakan manfaalnya
oleh para pedagang kecil di Desa Pakualam, meskipun manfaat tcrsebul belum optimal.
Manfaat yang dirasakan oleh para pcdagang adalah L (1) Pcningkatan akscs, lcrutama
akses pemasaran; (2) Peningkatan pengetahuan, yaitu pcngetahuan sehubungan dengan
pengelolaan modal dan produksi kue; (3) Peningkatan ketrampilan, yailu ketrampilan
berdagang dan memproduksi makanan; (4) Peningkatan kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri untuk borusaha; (5) Peningkatan motivasi usaha, yaitu untuk tetap
berjuang dan bertahan. Manfaal tcrscbut dapat dicapai herkal usaha keras Pengums
Program UPZK PKK yang meliputi : (I) Penggerakan partisipasi masyarakat, yang
bcrtujuan agar para peciagang kecil mau bergabung dalam Program UPZK PKK; (2)
Penggalian dan pengembangan potcnsi masyarakar., agar potensi yang dimiliki lidak sia-
sia; (3) Pemanfaatan faktor pendukung, dalam hal ini terutama lingkungan alam/sosial;
(4) Minimalisasi kendala, yaitu berusaha membatasi kemungkinan akan kegagalan.
Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK, yaitu : (1)
Scdikitnya dana rutin yang digulirkan; (2) Tanggapan masyarakat, dalam hal ini
provokator yang berusaha menghalangi kclancaran Program UPZK PKK; (3)
Profesionalisme pengelola, yang bcrkaitan dcngan sifat kcrja sukarela para kader PKK
(tanpa gaji). Sedangkan Program UPZK PKK tetap bcrtahan di Dcsa Pakualam sampai
saat ini, dikarcnakan hchcrapa faktor pcndukung, yailu : (1) Kepemimpinan Kcpala
Dcsa; (2) Aparar Dcsa; (3) Lingkungan alamlsosial; (4) Kepemimpinan Kclua PKK; (5)
Manajemen PKK; (6) Kesungguhan Pengurus PKK; (7) Kebutuhan masyarakat. Asumsi
bahwa akan banyak kcndala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK di Desa Pakualam
(schubungan dengan kondisi wilayah) tidak scpenuhnya benar, karena ternyata
masyarakat miskin di Dcsa Pakualam adalah pcnduduk asli yang masih memiliki ikatan
tradisional dcngan dcsa clan pimpinannya.
Dalam pcnclitian juga terungkap, bahwa Program UPZK PKK sekarang ini
scdang kchabisan dana, sehingga tak dapat Iagi meminjamkan modal kepada
anggotanya. Namun demikian, keglatan koopcratif untuk mcmasarkan dagangan ke PT
Pratama Abadi Industri tetap berlangsung. Kegiatan menyisihkan keunrungan
(menabung) juga tetap dilakukan oleh para pedagang, dengan jumlah yang bervariasi
sesuai kemampuan. Jadi dapat dikatakan, Program UPZK PKK saat ini tetap bcrjalan
seperti blasa, hanya saja minus peminjaman modal. Ketua PKK dan Kepala Desa yang
sekarang mcnjabal di Desa Pakualam sc-:dang laerusaha mencari donatur telap umuk
membangkitkan kombali Program U P2K PKK.
Bcrdasarkan kesimpulan hasi] penelilian, maka saran yang dikcmukakan untuk
perbaikan Program UPZK PKK di Desa Pakualam pada masa mcndatang adalah 1 (I)
Dana rulin yang kuat, karena Lanpa dana rutin yang kual maka pembinaan usaha kecil
akan mengalami banyak kcndala; (2) Profcsionalisme pengclola, karena tanpa
profesionalisme pcngclola maka lujuan pcmbcrdayaan akan sulit dicapai."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hawari
Yogyakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 1988
361 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Sosial RI , 2005
300 IND u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Syaputra
"Skripsi ini berfokus pada tahap intervensi yang dilakukan pengelola BUMDes dalam implementasi program pemberdayaan dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat desa Lengkong Kulon, Tangerang, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Kabupaten Tangerang adalah salah satu kota penyangga Ibu Kota sehingga wilayah Kabupaten Tangerang pada saat ini menjadi daya tarik investasi di bidang perumahan. Pertumbuhan yang terjadi juga dilakukan pada wilayah kawasan pedesaan kabupaten Tangerang. Dalam usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan pertumbuhan yang terjadi, pemerintah menghadirkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai wadah dan penggerak perekonomian desa. Dalam prakteknya, BUMDes melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna mendeskripsikan tahapan intervensi pemberdayaan masyarakat yaitu tahap persiapan, tahap asesmen, tahap perencanaan alternatif, tahap formulasi rencana, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi dan tahap terminasi, serta deskripsi faktor pendukung dan faktor penghambat, yaitu kelemahan struktural dan kultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap intervensi pemberdayaan masyarakat BUMDes SEHATI dimulai dari tahap persiapan sebagai proses memahami kondisi lapangan dilakukannya program pemberdayaan yaitu desa Lengkong Kulon, tahap asesmen melalui pelaksanaan Focus Discussion Group (FGD), tahap perencanaan alternatif yang merancang konsep kampung tematik sebagai upaya optimalisasi keberagaman potensi desa, tahap formulasi rencana dengan mengajukan proposal yang kemudian diserahkan ke pemerintah desa dan melakukan diskusi dengan BUMDes lainnya, tahap pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, tahap evaluasi dengan hasil yang menunjukkan bahwa jumlah program pemberdayaan yang dilakukan BUMDes SEHATI terhitung sedikit dan dalam pelaksanaannya anggota BUMDes SEHATI tidak fokus dalam memberikan pelayanannya, serta tahap terminasi yang memaparkan bahwa BUMDes telah mewadahi potensi masyarakat desa meskipun belum maksimal. Diketahui pula terdapat faktor penghambat berupa kelemahan struktural yang meliputi keterbatasan dalam mencari permodalan, kelemahan dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) dalam kelembagaan dan keterbatasan informasi yang diterima masyarakat akibat dari kurangnya sosialisasi yang dilakukan BUMDes SEHATI. Selain itu, terdapat kelemahan kultural yang meliputi keraguan perusahaan untuk mempercayai bahwasanya BUMDes SEHATI merupakan produk yang didukung dengan adanya PERMENDES dan pandemi COVID-19 yang mengakibatkan putus kerjasama kemitraan dengan pihak eksternal dan rencana pelaksanaan program BUMDes SEHATI yang akhirnya harus diundur dan/atau dibatalkan. Manfaat teoritis penelitian ini yaitu dapat menambah rujukan atau referensi pada disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya mata kuliah Metode Intervensi Sosial dalam proses pemberdayaan terhadap individu dan kelompok dalam lingkup pedesaan untuk melahirkan kemandirian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan sehingga dapat berpartisipasi dan berfungsi dalam pembangunan desa serta memberikan manfaat praktis berupa pengetahuan dan wawasan terkait fungsi BUMDes sebagai lembaga pemberdayaan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat pedesaan.

This study is focus on the intervention stage carried out by BUMDes managers in the implementation of the empowerment program by linking the supporting and inhibiting factors in an effort to achieve the welfare of the Lengkong Kulon village community which discusses through the Social Welfare discipline. Tangerang Regency is one of the supporting cities for the Capital City so that the Tangerang Regency area is currently an attractive investment in the housing sector. The growth that occurred was also carried out in the rural areas of the Tangerang district. In an effort to create quality human resources that are able to compete with the growth that occurs, the government presents Village-Owned Enterprises (BUMDes) as a forum and driving force for the village economy. In practice, BUMDes implement various community empowerment programs. This study uses a qualitative method to describe the stages of community empowerment intervention namely the preparation stage, assessment stage, alternative planning stage, plan formulation stage, program implementation stage, evaluation stage and termination stage as well as description of supporting factors and inhibiting factors namely structural and cultural weaknesses. The results of this study describe that the intervention stage for community empowerment of SEHATI BUMDes started with the preparation stage as a process of understanding the field conditions of the empowerment program, namely Lengkong Kulon village, the assessment stage through the implementation of Focus Discussion Groups (FGD), the alternative planning stage that designs the thematic village concept as an effort to optimize diversity. village potential, the stage of plan formulation by submitting a proposal which is then submitted to the village government and conducting discussions with other BUMDes, the implementation stage of the community empowerment program, the evaluation stage with results showing that the number of empowerment programs carried out by SEHATI BUMDes is relatively small and in its implementation the members of SEHATI BUMDes not focusing on providing its services, as well as the termination stage which explains that BUMDes has accommodated the potential of the village community even though it has not been maximized. In addition, there are supporting factors and inhibiting factors in the structural weakness sector which include limitations in seeking capital, weaknesses in empowering human resources (HR) in institutions and limited information received by the community as a result of the lack of socialization carried out by SEHATI BUMDes. In addition, there are cultural weaknesses which include the company's doubts to believe that SEHATI BUMDes is a product that is supported by the PERMENDES and the COVID-19 pandemic which has resulted in the termination of partnerships with external parties and the planned implementation of the SEHATI BUMDes program which eventually had to be postponed and/or canceled. This study expected to be additional reference in the discipline of Social Welfare Sciences, especially the Social Intervention Method course in the process of empowering individuals and groups in rural areas to give birth to community independence to achieve prosperity so that they can participate and function in village development and provide practical benefits in the form of knowledge and insight related to the function of BUMDes as an empowerment institution in an effort to improve the social welfare of rural communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Syafira
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesejahteraan sosial yang dapat terwujud pada komunitas melalui implementasi zakat produktif. Zakat produktif merupakan salah satu bentuk solusi yang diarahkan untuk pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada Januari 2023 hingga dengan Maret 2023 melalui analisis dokumen, observasi, dan juga wawancara mendalam dengan 10 informan terkait program zakat produktif yang telah diimplementasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi zakat produktif di komunitas tani hidroponik Barokah memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Dana zakat produktif yang diberikan oleh pihak YBM BRIlian telah memfasilitasi akses terhadap pelatihan keterampilan, dan modal pembangunan green house beserta isinya sejak Januari 2021 hingga Januari 2022. Selain itu, implementasi zakat produktif juga mendorong terciptanya kemandirian ekonomi dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks perkembangan komunitas, zakat produktif menjadi instrumen yang cukup tepat dalam mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan kualitas hidup anggota komunitas dari segi keterampilan bahkan spiritual. Penelitian ini memberikan hasil dimana para anggota hidroponik yang awalnya tidak memiliki kapasitas di bidang pertanian hidroponik, menjadi pandai dalam bertani hidroponik. Selain itu, mereka juga pandai dalam memasarkan produk sayuran dengan memanfaatkan sosial media dan lingkungan sekitar. Sehingga mereka dapat menghasilkan pendapatan perbulannya dari menjual sayur hidroponik. Dalam segi kapasitas spiritual para penerima manfaat juga mampu membaca Al-Qur’an lebih baik, rutin melaksanakan sholat jamaah, dan lebih mengenali diri sendiri. Pada akhirnya penelitian ini harapannya dapat memberikan panduan dan rekomendasi bagi organisasi sosial dan badan amil zakat dalam mengembangkan program zakat produktif dalam konteks perkembangan komunitas yang berkelanjutan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

This study aims to explain the implementation of productive zakat on the welfare conditions of the people who are members of the Barokah hydroponic farming community in Kedung Halang, Bogor. Productive zakat is a form of solution directed at the economic and social development of society. This study employe qualitative methods with descriptive purposes. Data collection conducted from January to March 2023 through document analysis, observation, and also in-depth interviews with 10 informants regarding the productive zakat program that has been implemented. This results showed that the implementation of productive zakat in the Barokah hydroponic farming community made a positive contribution to the welfare of society. Productive zakat funds provided by YBM BRIlian have facilitated access to skills training, and capital for building green houses and their contents from January 2021 to January 2022. In addition, the implementation of productive zakat also encourages the creation of economic independence and increases community participation in decision making. In the context of community development, productive zakat is an instrument that is quite appropriate in reducing poverty, increasing income, and improving the quality of life of community members in terms of skills and even spiritual. This research showed hydroponic members who initially did not have capacity in hydroponic farming became proficient in hydroponic farming. In addition, they are also good at marketing vegetable products by utilizing social media and the surrounding environment. So they can generate monthly income from selling hydroponic vegetables. In terms of spiritual capacity, beneficiaries are also able to read the Al-Qur’an better, regularly perform congregational prayers, and know themselves better. In the end, this research provides guidance and recommendations for social organizations and amil zakat bodies in developing productive zakat programs in the context of sustainable community development in an effort to improve people's welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hawari
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengambangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1999
361.06 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Shergi Laksmono
Jakarta: UI-Press, 2009
PGB 0306
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qodir
"Penelitian tentang 'Analisis Kelembagaan Dalam Upaya Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat' ini dimaksudkan untuk mempelajari peran lembaga lokal dalam upaya mewujudkan ketahanan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data yang deskriptif dan diperoleh melalui wawancara yang mendalam dengan para informan.
Koperasi Jasa Keuangan (KJK) PEMK merupakan organisasi lokal yang dibentuk oleh masyarakat dan berada ditengah-tengah komunitas masyarakat kelurahan, namun belum menjadi sebuah lembaga lokal karena harus menempuh proses pelembagaan didalamnya.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perubahan organisasi pelaksana program pemberdayaan masyarakat adalah aspek yuridis, aspek filosofis dan aspek lembaga.

Research on "Institutional Analysis of Public Welfare In Development Effort" is intended to study the role of local institutions in an effort to realize the economic resilience of the community as part of the development of public welfare.
This study used qualitative methods to generate descriptive data obtained through in-depth interviews with informants.
Cooperative Financial Services (KJK) PEMK is a local organization formed by the community and in the midst of village communities, but has not become a local institution because they have to take the process of institutionalization in it.
Conclusions obtained from this study are the factors underlying the change in community empowerment programs implementing organizations are juridical aspects, philosophical aspects and aspects of the institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29286
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahulhaq
"Tesis ini merupakan hasil penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada pelaksanaan program Qoryah Thayyibah (selanjutnya disingkat QT) di pedukuhan Mertosanan Wetan, desa Potorono, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program sesuai dengan makna kata qoryah thayyibah adalah berupaya mewujudkan sebuah perkampungan/desa yang baik. Secara umum program ini bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri dengan menekankan aspek agama sebagai inti dari seluruh pelaksanaan kegiatan. Aspek agama/spiritual ini diharapkan dapat menjadi penyemangat masyarakat dalam mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Program QT ini merupakan program yang digagas dan dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah sejak tahun 1985. Sebagai organisasi wanita yang bernaung dalam persyarikatan Muhammadiyah, Aisyiyah mencoba memiliki model dakwah yang dikembangkannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pelaksanaan program QT ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan dakwah tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya program QT mencoba mengintegrasikan berbagai model dakwah yang ada, dengan lebih menekankan pada model dakwah jama'ah. Model jama?ah merupakan model dakwah yang berbasis pada penguatan kelompok mayarakat dengan semangat ketetanggaan.
Program QT ini memiliki 6 (enam) aspek yang menjadi karakteristik program. Ke enam karakteristik tersebut adalah aspek agama, aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek sosial kemasyarakatan dan aspek keluarga sakinah. Ke enam aspek ini merupakan kesatuan yang integratif yang tak terpisahkan dengan melandaskannya pada nilai-nilai ajaran Islam yang difahami oleh Muhammadiyah. Ke enam aspek tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kriteria program yang terkelompok ke dalam tiga bagian, yaitu sektoral, pelayanan masyarakat, dan pengembangan lokalitas.
Sebagaimana program pengembangan rnasyarakat lainnya program QT juga memiliki tahapan pelaksanaan program. Pentahapan yang dilaksanakannya masih cukup sederhana berupa tahap persiapan dilakukan dengan penyiapan lapangan dan penyiapan petugas dengan terlebih dahulu menentukan inti jama?ah dan mengkelompokkan masyarakat ke dalam beberapa kelompok yang berbasis ketetanggaan. Setelah itu melakukan identifikasi masalah dan melakukan penentuan program yang akan dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat, dengan terlebih dahulu menentukan program tahunan dan bulanan. Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan program atau kegiatan, kemudian tahapan terakhir adalah tahapan evaluasi.
Pelaksanaan program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan Bantul ini merupakan program pilot proyek PP Aisyiyah Bagian Tabligh yang diharapkan dapat diduplikasikan oleh pimpinan Aisyiyah di berbagai wilayah lain di Indonesia. Beberapa program yang dilakukan dalam program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan adalah program bentengisasi, pembuatan MCK, pengoptimalan penyelenggaran berbagai kegiatan pengajian sebagai upaya meningkatkan kualitas spiritualitas masyarakat, penyelenggaran pos yandu, penyelenggaraan dana sehat, pemberian modal usaha, penyediaan konsultasi keluarga sakinah, pendirian Taman Pendidikan Al-Qur?an (TPA), pendirian Lembaga Keuangan Mikro Primer (LKMP) sebagai lembaga simpan pinjam, dan lain sebagainya. Berdasar pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa dari proses perencanaan, penentuan, dan pelaksanaan program atau kegiatan tersebut masih bersifat langsung (direct services) di mana pengurus pelaksana QT lebih dominan dalam setiap proses tahapan tersebut. Sedangkan masyarakat hanya terlibat pada saat pelaksanaan program atau kegiatan. Sehingga kreatifitas masyarakat dari setiap program atau kegiatan tidak terlalu terlihat dan cenderung hanya meneruskan kegiatan yang ada sebelumnya. Program yang dilaksanakan pun belum menjangkau seluruh anggota masyarakat yang ada di wilayah pedukuhan tersebut.
Meskipun demikian pelaksanaan program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan ini telah memberikan dampak positif bagi pengembangan masyarakat pedukuhan. Di antara dampak yang dirasakan adalah semakin indah lingkungan kampung, semangat keagamaan yang meningkatkan, adanya peningkatan dalam aspek ekonomi keluarga, serta semakin terorganisirnya kegiatan keagamaan yang ada di wilayah pedukuhan tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>