Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junita Ima Purbasari
"ABSTRAK
Studi ini mencoba membahas penggambaran trend pesan propaganda yang disampaikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain melalui media hiburan, yaitu film layar lebar Hollywood. Sebagai industri produk jasa yang memberi masukan negara Amerika Serikat kedua terbesar setelah bidang ruang angkasa, perfilman Hollywood hingga saat ini memang masih merajai pasaran film internasional. Dijadikannya Hollywood sebagai bangunan industri mengkondisikan perfilman Amerika Serikat dalam iklim kompetisi, baik dalam hal teknologi maupun content (isi), yang salah satunya adalah kreativitas tema cerita film. Salah satu tema cerita film Amerika Serikat yang masih mendominasi adalah mengenai penanaman iklim musuh Amerika Serikat yang ditemui dalam realitas sosial kehidupan politiknya. Penciptaan tokoh heroistik atau kepahlawanan Amerika Serikat yang mengiringi perkembangan perfi1man Hollywood mulai periode detente pertama (1971-1980), berlanjut ke perang dingin kedua (1981-1987) hingga saat ini. Penciptaan tokoh kepahlawanan oleh insan film Hollywood masih dijadikan tema cerita yang banyak dijual, walau dengan warna yang sedikit berbeda. Sosok tokoh Amerika Serikat digambarkan sebagai seorang yang demokratis, memi1iki loyalitas tinggi terhadap profesi kerja, polisi dunia yang menegakkan keadilan dan keamanan baik di dalam negerinya sendiri maupun negara lain, dan sebagainya. Sementara profil sosok negara lain digambarkan dalam cerita film cenderung disudutkan pada posisi sebaliknya. Pesan ideologi yang disampaikan melalui media hiburan tersebut memberi kesan dan tanda bahwa aplikasi propaganda di saat ini tidak dapat lagi diartikan sebagai penanaman nilai politik yang murni, karena pada dasarnya dapat pula disampaikan secara tersirat dalam arus budaya pop dimana penonton pun terkadang tidak menyadarinya. Film yang diteliti meliputi True Lies, Die Hard with a vengance, dan Crimson Tide. Ketiga film ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Dari hasi 1 penelitian yang diperoleh berdasarkan kategorisasi name calling dan glit tering generalities, baik secara verbal maupun non-verba1, penggambaran pesan propaganda Amerika Serikat dalam realitas kamera yang ditujukan pada negara lain cenderung merefleksikan bias pandangan dengan melakukan penamaan buruk."
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Rakhma Putri
"Skripsi ini secara khusus membahas dan menganalisis tanda-tanda akan Jepang dalam film animasi era Perang Dunia II yang berjudul The Ducktator 1942 dan Tokio Jokio 1943 yang diproduksi oleh Looney Tunes. Tanda yang dianalisis dibagi menjadi tanda verbal dan tanda visual. Kerangka teori yang digunakan adalah teori semiotik Peirce dengan proses semiosisnya.
Analisis juga tidak terbatas dengan mengetahui makna dari tiap tanda yang muncul saja, tetapi juga mengaitkannya dengan konteks historis, sosial, dan budaya yang menyebabkan tanda tersebut muncul, yaitu Perang Dunia II, yang di dalamnya termasuk perang ras dan perang propaganda.
Hasil analisis keseluruhan dari tanda Jepang dalam kedua data film adalah meskipun berdasarkan pada latar belakang yang riil, karena konteks besar dibuatnya kedua data film adalah Perang Dunia II yang sedang berkecamuk, tanda Jepang yang muncul merupakan pesan propaganda Amerika Serikat mengenai gambaran Jepang, membentuk persepsi akan Jepang, dan mendorong untuk membenci Jepang kepada masyarakatnya pada saat itu.

This thesis is focusing to discuss and analyze the signs of Japan in the US World War II animation movies, The Ducktator 1942 and Tokio Jokio 1943 by Looney Tunes. The signs of Japan are divided into two categories there are verbal signs and visual signs. The frame of theories in this thesis is Peircean Semiotics with its semiosis process.
The analysis process in this thesis is not limited by only knowing the meaning of each signs, furthermore connect it within the historical, social, and cultural context of which those sign are arose. These contexts are the World War II with its race war and propaganda war included in it.
The whole result of the analysis process in the data movies is all the signs of Japan in the movies contains propaganda messages which gave the image of Japan, created perception of Japan, and encourage the US people at that time to hate Japan as the enemy, regardless all the real backgrounds because the war is the main event at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid M L Pietersz
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang propaganda patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat AS dalam film American Sniper 2014 . Penelitian memanfaatkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis konten dimana Film American Sniper 2014 berfungsi sebagai teks. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat yang direpresentasikan dalam film American Sniper 2014 adalah patriotisme dan nasionalisme yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak usia dini, berakar dari nilai-nilai Protestantisme, tak kunjung padam , mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Patriotisme dan nasionalisme sangat penting bagi Amerika Serikat terlebih di masa kini untuk menjaga keutuhan dan persatuan warga Amerika Serikat yang majemuk dan untuk membangun kesadaran warga AS agar ikut aktif memerangi terorisme yang mengancam negara dan mempropaganda negara-negara di dunia untuk mendukung perang terhadap terorisme. Kata kunci:Propaganda, Patriotisme, Nasionalisme, Film, American Sniper 2014

ABSTRACT
This thesis examines the propaganda of patriotism and nationalism of the United States of America in the American Sniper 2014 film. The research utilizes a qualitative research approach with content analysis methods in which the American Sniper 2014 film serves as text. The process of collecting data is done through literature study. The results of the study found that the patriotism and nationalism of the United States represented in the American Sniper 2014 film are patriotism and nationalism instilled by parents to children from an early age, rooted in the values of Protestantism, unflagging and prioritizing the interests of the state above personal interests. Patriotism and nationalism are so important to the United States especially nowadays to preserve the integrity and unity of the plural American citizens and to build awareness of US citizens to actively engage in the fight against terrorism that threatens the state and propagandize countries in the world to support the war on terrorism. Keywords Propaganda, Patriotism, Nationalism, Film, American Sniper 2014 "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwa Maulana
"ABSTRAK
Di samping mendatangkan berbagai manfaat pada segala macam bidang, globalisasi juga berperan dalam menegakkan hegemoni Barat atas ?yang lain?. Melalui film-film produksinya, Hollywood mampu menjejalkan penggambaran yang kerap kali keliru mengenai bangsa atau ras tertentu kepada masyarakat umum demi memelihara kepentingan Amerika Serikat. Menggunakan metode analisis diskursus, penelitian ini berusaha membongkar penggambaran keliru yang terdapat dalam lima film produksi Hollywood. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representasi di dalam kelima film dan hegemoni membentuk sebuah siklus atau lingkaran. Penelitian ini merupakan sebuah upaya dekonstruksi dari sebuah konstruksi (kelima film) yang merugikan.

ABSTRACT
n addition to bring a range of benefits in all sectors, globalization also has a role in upholding western hegemony over the others. Through their films production, Hollywood is able to cram the delineation about nation or a particular race to the public which is often mischaracterized in order to preserve the interests of the United States. Using the method of discourse analysis, this research tried to dismantle misrepresentations that contained in five Hollywood films. The result of this research indicated that the representations in five films and hegemony form a cycle or circle. This study is an effort of deconstruction of a adverse construction (of five movies).
"
2016
S64750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ginatri S. Noer
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ginatri S. Noer
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5260
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afifah Nurul Izza
"Animasi secara umum digunakan sebagai media hiburan. Akan tetapi, Uni Soviet menggunakan animasi sebagai media propaganda yang memadukan produksi citra visual, narasi, dan suara untuk membangun framing musuh dan menggiring persepsi publik terhadap Amerika Serikat pada era Perang Dingin. Penelitian ini membahas representasi Amerika Serikat dalam film animasi ?????????/Millioner/Jutawan yang dibuat oleh Uni Soviet sebagai bentuk propaganda. Artikel ini bertujuan menunjukkan cara Uni Soviet merepresentasikan Amerika Serikat sebagai hal yang negatif dalam upaya melakukan propaganda. Teori representasi Stuart Hall menunjukkan bahwa makna diproduksi oleh bahasa. Berdasarkan pemaparan representasi Amerika Serikat dalam animasi/Millioner/Jutawan diketahui bahwa animasi tersebut memiliki peran sebagai alat propaganda Uni Soviet untuk mengkritik imperialisme Amerika Serikat dan membentuk opini publik terhadap penggambaran Amerika ke arah yang lebih negatif. Amerika Serikat digambarkan sebagai negara kaum borjuis yang antagonis, kapitalis, industrialis, ceroboh, dan serakah.

Animation is generally used as a medium of entertainment. However, the Soviet Union used animation as a propaganda medium that combined the production of visual images, narration, and sound to build enemy framing and lead public perception of the United States during the Cold War era. This research discusses the representation of the United States in the animated film /Millioner/The Millionaire made by the Soviet Union as a form of propaganda. This article aims to show how the Soviet Union represented the United States as negative things in an effort to carry out propaganda. Stuart Hall’s representational theory suggests that meaning is produced by language. Based on the presentation of the representation of the United States in the animation ?????????/Millioner/The Millionaire it is known that the animation has a role as a propaganda tool for the Soviet Union to criticize US imperialism and shape public opinion towards a more negative depiction of America. The United States is portrayed as a country of antagonistic, capitalist, industrialist, careless, and greedy bourgeoisie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Ramadhan Adiputra P.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang upaya industri film Hollywood untuk mencegah pembuatan peraturan sensor film resmi baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat Amerika Serikat. Pihak Hollywood membentuk Motion PictureProducers and Distributors of America (MPPDA) untuk menjadi badan pengawas yang mengatur produser-produser film agar menghasilkan film-film yang bersih dari adegan tidak bermoral. Hal ini dilakukan untuk menghindari tuntutan masyarakat terhadap Hollywood. Selama MPPDA berdiri sejak 1922, tidak ada pembuatan peraturan sensor resmi baik di negara bagian maupun pemerintah pusat. MPPDA berhasil meyakinkan masyarakat bahwa film-film yang diproduksi Hollywood aman untuk ditonton.

ABSTRACT
This thesis discusses about the Hollywood movie industry efforts to prevents the making of official film censorship regulation, from both local government and the fedral goverment of United States. Hollywood form the Motion Picture Producers and Distributors of America (MPPDA) to be a regulatory body that regulates film producers to produce movies that are clean of immoral scenes. During MPPDA stood since 1922, there was no official censorship legislation in both the state and rederal governments. MPPDA managed to convince the public that the films produced by Hollywood is safe to watch."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S337
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mairanie Nurtaeni Antieyamirda
"Film Hollywood kini telah menguasai pasar global dan memberikan bentuk barn kolonialisme melalui pesan ideologis yang tersembunyi pada maknanya. Teks film dengan demikian perlu dibaca dan dipahami serta dikritik kandungan ideologisnya. Ideologi ini yang seringkali membuat teks film tampak menarik dan menyenangkan untuk diikuti. Ernst Bloch, seorang pemikir Marxis dari Mazhab Frankfurt melihat aspek penarik perhatian ini sebagai sesuatu yang positif dan menarik. Aspek ini disebut sebagai utopia. Douglas Kellner melihat bahwa utopia yang dikemukakan Bloch berada di belakang ideologi. Ideologi seringkali dikritik melalui demistifikasi berisi hal-hal negatif seperti kesalahan, mistifikasi, dan manipulasi. Bloch menyatakan melihat ideologi saja tidak cukup dan menggunakan utopia sebagai cara lain dalam membaca teks budaya massa guna memberikan sesuatu yang positif dan menarik serta suatu solusi dalam mengatasi apa yang kurang pada kondisi masyarakat saat ini. Skripsi ini mengambil obyek studi film Hollywood populer, The Lord of the Rings, karena tertarik dengan jenis film fantasi dan tema heroisme yang digambarkannya. Film fantasi sebenarnya tetap tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak serius karena sebagai sebuah film, tetap merupakan hasil konstruksi pembuatnya dan terpengaruh oleh kondisi sosial lingkungannya. Sedangkan tema heroisme pada film-film Hollywood seringkali menampilkan cerita dengan ideologi superioritas Barat. Teks film The Lord of the Rings dengan demikian dianggap penting untuk dibaca, tetapi skripsi ini ingin melihat teks film tersebut dari sisi utopia guna memberikan perspektif baru dalam pembacaan media. Tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui makna utopia apa yang terkandung pada tema heroisme film The Lord of the Rings, bagaimana makna utopia tersebut ditampilkan, mengapa dapat bermakna utopia seperti yang dikemukakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis semiotika karena teks film tersusun dari gambar-gambar visual yang membentuk sebuah tanda dengan makna tertentu. Teknik analisis ini digunakan bersama teknik analisis sinematis mise-en-scene sebagai motivasi, yaitu teknik analisis pada setting atau properti, kostum atau tata rias, pencahayaan, akting atau pergerakan aktornya (proxemics), ditambah teknik kerja kamera seperti pengambilan gambar (shot size), sudut pengambilan (angle), dan kedalaman fokus. Unit analisis penelitian ini adalah ketiga bagian film The Lord of the Rings karena ketiganya adalah satu bagian yang utuh. Ketiga film The Lord of the Rings tersebut adalah The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, The Lord of the Rings: The Two Towers, The Lord of the Rings: The Return of the King. Film The Lord of the Rings tersebut juga merupakan film yang beredar di bioskop-bioskop. Peneliti kemudian memilih adegan-adegan yang terkait dengan heroisme para tokoh protagonisnya, terutama karakter sembilan Fellowship dan melihat teknik mise-en-scene yang paling menonjol pada adegan tersebut. Hasil analisis semiotika tersebut dikaitkan dengan utopia pada teks film. Hasil analisis memperlihatkan bahwa film tersebut menggambarkan heroisme pada level yang ideal. Teknik mise-en-scene yang digunakan pada film mendukung makna dari konsep heroisme seperti komitmen terhadap moral yang kuat, kemampuan baik kemampuan fisik maupun mental, tindakan pahlawan yang selalu pantang menyerah, dan memiliki keberanian yang tinggi, kemudian mendapatkan hasil yang diharapkan, Heroisme ideal tesebut merupakan suatu bentuk utopia yang digambarkan oleh pembuat film. Utopia heroisme tersebut memperlihatkan pula apa yang sebenarnya kurang pada kondisi masyarakat, yaitu sikap heroisme dengan level tinggi untuk menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik. Pada akhirnya utopia hadir dalam teks media untuk mengingatkan mengenai apa yang kurang dan masih perlu diperjuangkan dalam masyarakat sosial sendiri. Teks media dalam hal ini memberikan hal positif bagi masyarakat. Implikasi penelitian ini secara teoritis adalah utopia dapat memberikan perspektif bare dalam memahami dan membaca teks media. Secara metodologis, penelitian ini memperkaya analisis teks media menggunakan teknik analisis semiotika yang masih jarang digunakan pada penelitian komunikasi. Penelitian ini dapat juga digunakan sebagai alternatif dalam membaca teks media. Implikasi praktisnya yaitu kita dapat mengetahui teknik pengemasan teks media dan penelitian ini dapat digunakan oleh pekerja media dalam membuat teks media yang berkualitas. Serta implikasi sosialnya adalah teks media dapat digunakan sebagai alat melihat kondisi masyarakat, pembuat konsep atau solusi dalam memecahkan masalah di masyarakat, serta dapat digunakan dalam pengembangan dan pendidikan media (media literacy).

Hollywood movies now have dominated global market and give new form of colonialism through ideological messages that hidden in the meaning of the text. Film text then need to be read and comprehended also criticized the womb of ideological meaning. This ideology often made film text attractive and pleasurable. Ernst Bloch, a Marxist thinker from Frankfurt School saw this appeal aspect as something positive and attractive. This aspect called as utopia. Douglas Kellner saw, for Bloch, utopia is in ideological content. Ideology often be criticized through demystification contain negatives such as errors, mystification, and manipulation. Bloch explained that only read the ideology isn't enough and use utopia as another way to read text of mass culture to gives something positive and attractive also solutions for surmount what is lacking in this world. The object for this thesis (skripsi) is a popular Hollywood movie, The Lord of the Rings, because interested with fantasy movie and heroism theme which was described. Fantasy movie must be regarded as something serious. Heroism themes in Hollywood movies often show stories contain ideology of Western superiority. Text The Lord of the Rings was regarded important to be read, but this thesis want to read that film text from utopian side in order to gives new perspective in read the text media. Purpose of research are to know the meaning of utopia which contain in heroism theme in The Lord of the Rings, how that utopia was appeared, and why that utopia can be have meaning as said before. This thesis used method of qualitative with semiotic technique of analysis because the text was arranged by visual pictures that formed a sign with their own meaning. This analysis technique was used with cinematic technique of analysis mise-en-scene as motivation. Analysis technique mise-en-scene is a technique which is analysis setting or property, costume or make up, lighting, acting, or proxemics, add with camera technique such as shot size, angle, and deep of focus. Unit of analysis is the three parts of The Lord of the Rings because all of them are an intact part. The three parts The Lord of the Rings arc The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, The Lord of the Rings: The Two Towers, The Lord of the Rings: The Return of the King. Also The Lord of the Rings which were released in theaters. Researcher then chose scenes which connected with heroism of the protagonist, especially nine Fellowship and then chose mise-en-scene which conspicuous. The result of semiotic analysis was related with utopia within the text. Result of analysis showed that this movie described heroism on ideal level. Mise-en-scene technique which was used in the movie supported the meaning of heroism such as powerful moral commitment, ability in accordance with physically or mentally, heroism action in the face opposition, dauntless, and them got the triumph at least in a spiritual form, if not a physical. That ideal heroism is forms utopias were described by the filmmaker. Those utopia of heroism also showed what is lacking in society that is heroism with high level to form better order of society. In the end, utopia to be present in media text for recalled what is lacking and what should be fought for within society itself. In this case, media text gave positive thinks for society. Implication of this research theoretically is utopia could give new perspective for comprehend and read media text. Implication in methodology is this research added analysis of media text using semiotic which is seldom used in communication research. This research also could be used as alternative in read media text. Practically, we could be knew how to make a media text and also this research could be used by media worker in make a quality text media. Implication in social are media text could be used as a tool to know the condition of society, to make a concept or solution in solving society problem, also could be used in development and media pedagogy (media literacy).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>