Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Tri Aryono
"ABSTRAK
Latar belakang permasalahan penelitian ini adalah rendahnya nilai OEE jalur produksi pembuatan kaleng kemasan untuk susu kental manis. Aktual nilai OEE berada di angka 60 % hingga 70 %. Nilai tersebut masih berada dibawah target yang tetapkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan mendesain program untuk meningkatkan nilai OEE pada jalur produksi tersebut. Ada 3 faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai OEE, yaitu faktor ketersediaan, kinerja dan kualitas.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata faktor ketersediaan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada rendahnya nilai OEE. Jalur produksi pembuatan kaleng kemasan terdiri atas 7 mesin . Rendahnya nilai ketersediaan ternyata dipengaruhi oleh terjadinya kerusakan pada mesin mesin tersebut. Dari data yang diperoleh, ternyata ada 4 mesin yang mendominasi terjadinya kerusakan pada jalur produksi tersebut.Mesin-mesin tersebut adalah, mesin Body Maker, Parting, Palletizer, dan mesin Seamer.
Langkah selanjutnya adalah melakukan Criticality Analysis pada mode kegagalan yang sering terjadi pada mesin-mesin tersebut. Mode kegagalan dengan tingkat kekritisan tinggi kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Dari hasil analisa tersebut akan didapatkan akar penyebab terjadinya kerusakan pada mesin yang dijadikan dasar dalam membuat desain program perbaikan. Dengan menerapkan langkah-langkah perbaikan tersebut, diharapkan kerusakan pada mesin berkurang, sehingga nilai ketersediaan akan naik, dan nilai OEE sebesar 80 % yang ditetapkan dapat terwujud.

ABSTRACT
The background of this research is low value of can making production line for sweetened condensed milk packaging. Actual OEE were 60 % to 70 %. That amount is below the target company. This study aims at designing a program to increase the value of the OEE on production lines. There are 3 factors that affect the low value of OEE, ie the availability, performance and quality.
Based on the data, availability is the most influential factor on the low value of OEE. Can making production line consists of 7 machines. The low value of availability was affected by the occurrence of damage to the machines. From the data obtained, there are 4 machines that dominate can making production line breakdown , Body Maker machine , Parting, Palletizer, and seamer machine.
The next step is to conduct criticality Analysis on the failure mode that often occurs in these machines. Failure modes with high criticality level then further analyzed using the Fault Tree Analysis (FTA). From the analysis results will be found the root cause of the damage to the machine relied upon in making design improvements program. By implementing corrective measures, the expected damage to the engine is reduced, so the value will increase availability, and value of the OEE of 80% set can be realized."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Wahdi
"PT. A adalah sebuah perusahaan memproduksi produk kemasan fleksibel untuk perusahaan-perusahaan lain yang sudah cukup berkembang. Untuk mengantisipasi tingkat persaingan yang semakin ketat, pihak manajemen dari perusahaan ini ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama ini. Unfuk itulah maka diperlukan suatu indikator untuk mengetahui kualitas kerja dari pemsahaan agar nantinya dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkaikan kemajuan perusahaan.
Perhitungan produktivitas parsial dan total dapat_ berguna qntuk méngetahui sebenapa-“bésaf efisiensi dan efekti\Htas pénggunaan sumber daya yang ada untuk kepentingan perusahaan. Dari hasi! perhitungan produktivitas parsial dapat diketahui pada bagian mana perusahaan ini telah berjalan baik dan di bagian mana masih terdapat kekurang-kekurangan_ Dari hasil ini kemudian akan dicari akar penyebab masalah untuk kemudian diambil tindakan dalam mengatasi masalah tersebut. Sedangkan dari hasil pemitungan produktivitas total dapat diketahui kinerja pemsahaan secara keseluruhan sehingga dapat dikeluarkan kebijakan yang bersifat menyeluruh.
Setelah kondisi perusahaan dapat diketahui dengan jelas maka kemudian dibuat perencanaan peningkatan produktivilas perusahaan. Dari sini diharapkan nantinya tingkat produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar yang dapat menambah kemajuan perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan yang sangat ketat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marjanu Priambodo
"Tesis ini mendiskusikan sinergi six sigma, axiomatic design ( AD ), TRIZ, dan DOE untuk perbaikan desain sistem manufaktur. Six sigma-axiomatic design- TRIZ digunakan untuk mendesain sistem. DOE digunakan untuk optimasi parameter desain. AD digunakan untuk men dekomposisi masalah dan TRIZ untuk menemukan solusinya. TRIZ digunakan untuk membangkitkan solusi dan men decouple matrik desain dalam kerangka AD. Sinergi six sigma-AD-TRIZDOE digunakan untuk menyelesaikan studi kasus perbaikan tingkat keberhasilan proses ( TKP ) cam boring di lini cylinder head machining untuk sepeda motor 110 cc. Hasilnya TKP proses camboring meningkat dari 95,5 menjadi 97,5% dan TKP lini cylinder head machining meningkat dari 93,6% menjadi 95,8.

This paper discuss about sinergetic use of six sigma - axiomatic design ( AD ) - TRIZ - DOE for manufacturing system design improvement. Six sigma axiomatic design - TRIZ used in system design phase. DOE used in design parameter optimization phase. AD powerfull in problem decomposition and TRIZ for problem solution. TRIZ used for generate solution and decoupled design matrix in AD framework. Sinergetic use of six sigma - axiomatic design ( AD ) - TRIZ - DOE aplicated for case study increase of of camboring process productivity in cylinder head machining production line for 110 cc motor cycle. Final result camboring process productivity increase from 95,5% to 97,5% and productivity of cylinder head machining production line increase from 93,6 % to 95,8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31158
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eben Henry R.
"Skripsi ini membahas peningkatan kapasitas produksi pada perusahaan komponen otomotif perakitan transmisi. Order dari customer setiap bulannya meningkat, yang mengakibatkan kapasitas produksi berada pada level maksimum. Pada level ini apabila masih terdapat peningkatan order maka proses produksi yang ada sudah tidak normal. Pengamatan di lapangan menunjukkan proses produksi belum berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan lintasan.
Untuk memperbaiki hal tersebut, maka dilakukan proses line balancing. Proses line balancing dilakukan dengan metode Helgeson-Birnie, Moodie Young, dan New Bidirectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Moodie Young menghasilkan rancangan keseimbangan lintasan terbaik, dengan tingkat efisiensi lintasan 96.75%, balance delay 3.25%, smoothing index 9.25, dan stasiun kerja berjumlah 14.

This study discusses production capacity improvement at transmission assembly lines of an automotive component company. Order from customers increases every month and resulted the production capacity level at the maximum level. At this level if order still increases, then the existing production process will be not normal. From the observations shows the production process is still not running in the good condition and makes the imbalance of the assembly lines.
To solve it then do the line balancing process. Line balancing process performed with the Helgeson-Birnie, Moodie Young, and New Bidirectional method. The results from this research showed that the Moodie Young method is better to design the line balance, with a level of line efficiency 96.75%, balance delay 3.25%, smoothing index 9.25, and 14 number of work stations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Kegiatan produksi perlu dirancang dan dimonitor agar dapat mencapai hasil yang optimal. Diperlukan suatu metode untuk mengamati dan mengendalikan kegiatan yang berlangsung agar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Semakin baik metode pengamatan yang dilakukan maka data yang didapatkan akan semakin korrprehensif sehingga antisipasi atas perubahan kondisi yang terjadi dapat segera dilakukon.
Penerapan LOB (Line Of Balance) cukup efektif dalam memonitor produksi yang berlangsung, karena LOB akan menunjuk pada kegiatan­ kegiatan yang menyebabkan kelebihan atau kekurangan produksi. Suatu sistem yang dapat mengbasilkan data prkluksi secara cepat dan akurat akan meningkatkan kinerja penerapan LOB. Penerapan akuisisi data dan kendali dengan komputer dalam manajemen produksi dapat memenuhi kebutuhan akan data yang aktual dan akurat, dan pemrograman dengan pendekatan LOB yang dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Amarta
"Pada akhir-akhir ini situasi bisnis di Indonesia semakin tidak menentu apalagi dengan melemahnya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya terutama Yen Jepang dan Hark Jerman. Hal ini akan meningkatkan jumlah pembayaran bunga dan cicilan hutang Indonesia dalam dollar AS ke Jepang, Jerman Barat dan negara-negara Eropa lainnya. Fluktuasi kurs ini menyebabkan semakin raahalnya harga barang-barang impor yang sebagian besar harus dibayar dengan mata uang non dollar yang diperkirakan m'enguat terhadap dollar AS.
Sementara itu prospek harga minyak bumi yang raasih merupakan sumber da.na' terbesar dalam neraca pembayaran Indonesia dan merupakan penyumbang yang besar dalam komposisi PDB Indonesia, tetap ti-dak menentu belakangan ini. Minyak mentah dan hasil olahan minyak, keduanya mengalami penurunan nilai ekspor pada akhir tahun 1988 dan diperkirakan tidak akan meningkat selama tahun 1989 ini. Dila-in pihak, kebutuhan minyak mentah untuk bahan pelumas dalam negeri semakin meningkat sehingga akan mempengaruhi penerimaan nilai eks-por migas ini.
Gejala yang cukup mencemaskan tsb. adalah akibat dari muncul-nya regulasi dan penentuan kuota ekspor oleh negara-negara pengim-por komoditi primer sehingga pendapatan Indonesia disektor non mi-gas akan terpengaruh.
Ketiga hal tsb di atas secara tidak langsung akan mengakibat-kan defisit pada neraca pembayaran Indonesia sehingga pemerintah akan mengalami kesulitan dalam pembayaran bunga dan cicilan hutang nya. Sedangkan Debt Service Ratio Indonesia selama ini masih ter-golong tinggi ( 40% ). Maka diperkirakan pemerintah akan mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan baru untuk menurunkan DSR yang masih tinggi tsb, antara lain melalui deregulasi di berbagai sektor ser-ta untuk meningkatkan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan.
Tingkat bunga pinjaman di dalam negeri yang tinggi akan mele-mahkan minat investasi, sehingga pertumbuhan angkatan kerja yang tidak didukung oleh penyediaan lapangan kerja yang cukup, akan mengakibatkan pengangguran. Pengangguran dan menurunnya pertumbuhan pendapatan domestik bruto (GDY)dapat diartikan sebagai menurunnya daya beli masyarakat.
Sementara itu harga-harga di dalam negeri masih terus menga-lami'kenaikan akibat inflasi. Demikian pula dengan tenaga listrik yang merupakan sumber daya penting bagi industri manufacturing mengalami kenaikan yang cukup berarti. Peningkatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan merupakan perjuangan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pajak atas ekspor migas. Dan i-ni merupakan salah satu dari berbagai penyebab kenaikan harga.
Meningkatnya biaya industri (biaya resources) dan keadaan nilai rupiah yang over value menyebabkan produk manufaktur dari Indo nesia tidak dapat bersaing dipasaran internasional. Sedangkan situ as i persaingan dalam negeri sudah demikian ketat, sehingga peru-sahaan perlu untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mengha-dapi situasi seperti ini. Langkah-langkah penting tsb. adalah per-baikan dalam perencanaan produksi yang menyangkut peningkatan aku-rasi ramalan permintaan dan peningkatan produktivitas melalui effi siensi menyeluruh.
Effisiensi yang akan ditinjau di sini adalah effisiensi dalam pengendalian persediaan karena setiap perubahan perencanaan tentu akan mengakibatkan perubahan dalam keputusan biaya persediaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subyantoro S.
"ABSTRAK
Tahap perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu sistem manufaktur merupakan faktor yang menentukan efektivitas suatu perusahaan.
Melalui perencanaan dan pengendalian produksi maka dapat diambil keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi produk yang dihasilkan. Dengan meramalkan permintaan (demand) dari kendaraan bermotor yang tepat sebagai masukkan utamanya, maka dapat ditentukan perencanaan yang strategis atas permintaan tersebut selama jangka waktu menengah melalui metode perencanaan agregat (aggregate planning). Dari perencanaan jumlah kendaraan yang diramalkan, maka dapat ditentukan jumlah stamping yang dibutuhkan untuk membuat kendaraan tersebut. Dalam peramalan diperhatikan faktor-faktor dan inflasi, suku bunga bank dan juga indeks harga saham , dimana faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi peramalan.
Perencanaan agregat yang akan ditentukan adalah pengaruh dari produksi yang tetap dan variasi tenaga kerja (workforce); tenaga kerja konstan, variasi inventors dan stockout; Tenaga kerja rendah konstan dan subkontrak; tenaga kerja konstan dan lembur (overtime), dari keempat perencanaan tersebut ditentukan hasil yang optimum.

ABSTRACT
The Planning And Controlling Production by Using Aggregate Planning Method (Case Study; Stamping Process Inautomotive Production Of Daihatsu In Year 2000)
The phases of planning and controlling production in a manufacture system will be the factor to determine effectivity of a company. By using the planning and controlling production, an optimum decision can be taken based on the resources of the company in fulfilling demand of the products. By using an exact forecast for the demand of the automotive, it will be able to determine the strategic planning on the demand for the middle period by using the aggregate planning methode. From the forecast of the number of the vechicles planned, it will be able to determine number of stamping required to produce the vechicles. In making the forecasting, the factors of inflation, bank's interest, foreign exchange, and share price indeks have to be noticed as these factors will influence the forecast.
The set up of aggregate planning is a result of the exact production and various workforce; constant workforce, various inventory and stockout; the low constant workforce and subcontract; constant workforce and overtime. The optimum result can be established from for planning.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi
"Dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis manufaktur, PT X yang memproduksi Kotak Terminal Batas (KTB) untuk keperluan sambungan jaringan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) ke pelanggan, menghadapi masalah produksi dan persediaan yang fluktualif. Untuk menyelesaikan masalah, PT X memerlukan adanya penentuan perkiraan jumlah permintaan, kecepatan produksi, pola produksi dan persediaan pengaman yang memberikan hasil produksi yang ekonomis.
Langkah pertama penyelesaian masalah itu adalah menentukan pola peramalan permintaan KTB berdasarkan data permintaan masa lampau. Langkah kedua yaitu menentukan kecepatan produksi yang memberikan biaya produksi terendah. Langkah ketiga adalah menentukan pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah. Dan langkah terakhir adalah menentukan jumlah persediaan pengaman pada tingkat terpenuhinya permintaan sebesar 99%.
Dari langkah pertama penyelesaian masalah diperoleh hasil bahwa pola peramalan permintaan siklik memberikan proyeksi permintaan yang terbaik, dengan persamaan d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t.
Dari langkah kedua penyelesaian masalah didapatkan bahwa hasil penelitian membuktikan kecepatan produksi 105% dari kecepatan produksi yang ada selama ini, memberikan biaya produksi per unit yang terendah. Sedangkan untuk langkah ketiga penyelesaian masalah didapatkan bahwa pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah adalah pola produksi yang mengikuti pola peramalan permintaan. Dan akhirnya jumlah persediaan pengaman yang dapat memberikan tingkat terpenuhinya permintaan 99% adalah sebesar 1.209 unit KTB.

Fierce competition in manufacturing industry, PT X which producing KTB to connect TELKOM networking to their customer, faced with fluctuated production and inventory problem. For the problem solving, PT X needs to act determining prediction number of demand, production rate, aggregate planning for manufacturing and safety stock.
The first step to solve that problem is to determine KTB's trend forecasting demand, which based on the past demand. The second step is to determine the lowest cost of production rate. The third step is to determine aggregate production planning for manufacturing with the lowest total production cost. Then the final step is to determine number of safety stock at coverage of expected demand 99%.
From the first step of problem solving obtain the best projected demand is the cyclic trend of forecasting demand, with equation of forecasting demand d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t. From the second step of problem solving obtain the result of research is production rate 105% from all this time production rate getting lowest unit production cost. While the third step of problem solving obtains aggregate production planning which getting lowest total production cost is aggregate production planning which the output closely following demand (chase demand). And finally number of safety stock obtain at coverage expected demand 99% is 1.209 unit KTB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Quarto Averdi
"ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah perencanaan produksi agregat dan disagregat pada penjadwalan produksi dan tahap-tahap yang terkait dengan penjadwalan itu sendiri. Pembahasan masalah tersebut dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1.Tahap peramalan dan aspek-aspek yang terkait di dalamnya, yaitu memilih metode yang akan digunakan, melakukan veriiikasi peramalan, melakukan pengujian statistik, dan memilih salah satu matode peramalan yang lebih baik.
2.Tahap perencanaan produksi terhadap hasil peramalan. Perencanaan produksi yang digunakan adalah perencanaan produksi agregat metoda grafis dengan mekanisme menggambarkan histogram pem1intaan, memperhatikan tingkat kebutuhan dan kapasitas yang tersedia, menentukan strategi perencanaan yang akan diterapkan, dan menghitung konsekuansi biaya yang harus dikeluarkan.
3.Tahap disagregasi produk untuk memperoleh jumlah produk pada tingkat individu dalam bentuk suatu Jadwal Induk Produksi yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi sehari-hari.
Permasalahan di atas diangkat meniadi topik bahasan Tugas Akhir ini karena pihak perusahaan menghadapi masalah dengan pemenuhan kebutuhan permintaan, walaupun kapasitas produksi yang dimiliki sesungguhnya masih dapat mengatasi hal tersebut. Permasalahan timbul akibat kurang memadainya perencanaan yang selama ini dilakukan sehingga menyebabkan jumlah persediaan yang cukup tinggi atau sebaliknya, tidak terpenuhinya kebutuhan pam1intaan yang ada. Maka, setelah mengamati kondisi perusahaan, penulis merasa tertarik untuk melakukan Studi kasus dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan clengan penjadwalan produksi.
Hasil akhir yang diperoleh dari pnyusunan tugas akhir ini adalah jumlah produksi pada tingkat item dalam bentuk suatu Jadwal Induk Produksi yang dapat diterapkan dalam aktivitas produksi perusahaan nantinya. Dengan adanya pedoman bagi perusahaan dalam berproduksi, diharapkan masalah yang dihadapi tidal-c akan timbul kembali.

"
1996
S36233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Christian
"Pada tahun 2002-2008 terjadi kenaikan harga internasional yang cukup tajam pada sejumlah komoditas primer. Studi ini akan mencoba menjelaskan bagaimana pola konvensional transformasi struktur produksi dan ketenagakerjaan di Indonesia dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas primer tersebut menggunakan regresi data panel 33 provinsi di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa kenaikan harga internasional komoditas primer terbukti tidak menghambat pola konvensional transformasi struktur produksi dan ketenagakerjaan sebagaimana dijelaskan oleh teori Chenery. Studi ini menawarkan sejumlah penjelasan mengapa kenaikan harga internasional komoditas primer tidak signifikan mempengaruhi struktur produksi, yang diukur dengan kontribusi produksi sektoral, maupun struktur ketenagakerjaan yang diukur dengan proporsi tenaga kerja sektoral.

During the year 2002-2008, international primary commodity price experienced a significant increase. This study will explain how the conventional pattern of transformation of the production and labor market structure have been influenced by the rising international price of primary commodity, using the panel data regression from 33 provinces in Indonesia. This study finds no evidence that increases in international primary commodity price has restricted the conventional pattern of transformation of both production and labor market structure, as explained by Chenery's theory. This study also offers some explanations of why increases in international primary commodity price has not been significant in influencing neither the production structure, measured by contribution of sectoral production, nor the labor market structure, measured by sectoral labor proportion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>