Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Akmal
Jakarta : Garda Pustaka Utama, 2006
745.4 IME f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sibuea, Calvin Paulus
"IIndustri furnitur secara global dan nasional dikuasai oleh sektor industri Furnitur kayu. Bersamaan dengan kapasitas pasar yang terus berkembang, Furnitur industri kayu memiliki potensi ekonomi menjanjikan untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Built-in Furniture (Furnitur Tanam) adalah produk yang melekat secara permanen terhadap bangunan dan dirancang untuk tidak diubah dalam jangka panjang, misalnua kitchen set dan wardrobe. Namun hingga saat ini bisnis built-in furniture kurang menaruh perhatian pada model kemasan dikarenakan bentuk, ukuran, dan bahan yang berbeda setiap produk. Hal ini menimbulkan kerusakan persentase kerusakan produk cukup besar dalam proses transportasi. Penelitian ini mengupayakan bantuan untuk industri built-in furniture di Jakarta untuk memiliki rancangan baru kemasan produk yang aman bagi berbagai lini produk, efisiensi pengemasan, dan harga yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan atribut kebutuhan konsumen dan bisnis itu sendiri serta melakukan pembobotan terhadap kualitas kemasan furnitur. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan rekomendasi rancangan kemasan furnitur untuk mengurangi kerusakan dan mempercepat proses pengemasan dalam proses produksi. Penelitian ini mengintegrasikan metode Design Thinking. Metode Design Thinking membantu menganalisis permasalahan dari sudut pandang produk dan pengguna sehingga dapat memberikan solusi kreatif yang menyeimbangkan perancangan dan pengembangan produk dengan mempertimbangkan faktor logistik dan ergonomi, Penelitian ini menghasilkan rancangan kemasan furnitur untuk industri built-in furniture di Jakarta.

The Furniture industry globally and nationally is controlled by the wood Furniture industry sector. Regarding the market capacity that continues to grow, the Furniture industry has promising economic potential for Indonesia's economic development. Built-in furniture is a product that is permanently attached to a building and is designed not to be changed in the long run, for example kitchen sets and wardrobe. However, until now the wooden built-in furniture business has not been given enough attention to the packaging model depending on the shape, size and material that is different for each product. This causes a significant percentage of product damage in the transportation process. This research is seeking assistance for the built-in furniture industry in Jakarta to have a safe product packaging design for various product lines, packaging efficiency, and optimal prices.
This study aims to determine the attributes of the needs of consumers and the business itself as well as weighting the quality of furniture packaging. This is intended to provide a discussion of furniture packaging design to reduce damage and improve the packaging process in the production process. This research integrates Design Thinking methods which helps to analyze specific problems from product development and design approach wit consideration of logistics dan ergonomics factors. This research resulted in Furniture packaging design for the wood furniture industry in Jakarta
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adil Berjuang
"Gedung olahraga ada yang berjenis Outdoor dan Indoor. Gedung Olahraga outdoor adalah gedung olahraga yang atap dan/atau keliling area gedung tidak seluruhnya menutup area olahraga hingga pengaruh lingkungan luar seperti hujan, angin dan cahaya matahari dapat mengenai lapangan area olahraga. Gedung Olahraga Outdoorbiasanya hanya menyediakan bangunan tribun dan atap sebagai tempat penonton menonton olahraga yang ada. Sementara itu, Gedung Olahraga indoor adalah gedung olahraga yang atap dan keliling area gedungmenutup dan mengelilingi lapangan.Gedung olahraga Outdoor dan Indoor juga memiliki olahraga-olahraga tertentu yang hanya bisa dilakukan hanya pada salah satu jenis bangunan. Olahraga yang hanya bisa dilakukan pada sarana Outdoor contohnya ialah Sepak bola, kasti, kriket, dan atletik. Sementara olahraga yang hanya bisa dilakukan pada sarana Indoor yaitu futsal, badminton, senam dan tenis meja.Pada pelaksanaannya, aktivitas olahraga yang dilakukan didalam gedung olahraga membutuhkan ruang yang cukup leluasa. Bola yang umum digunakan dalam olahraga seperti futsal dan basket harus dapat melambung hingga ketinggian tertentu sesuai dengan peraturan dari masing-masing olahraga. Selain itu kegiatan olahraga harus menyediakan ruang untuk beraktivitas tanpa hambatan didalam area yang ditentukan sehingga kolom-kolom penopang struktur tidak dapat diletakan ditengah area olahraga. Hal ini menjadi sebuah masalah pada bangunan gedung olahraga indoor. Ruang yang terbataskan dengan adanya atap yang membatasi ruang vertikal dapat membuat aktivitas olahraga terbatas, dan adanya keharusan untuk meletakan kolom hanya pada keliling dari bangunan.Karena hal-hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian ini, mencari dampak-dampak apa yang terjadi pada struktur bila ada upaya meninggikan desain ruang dari bangunan tanpa elemen penopang ditengah, dalam guna membuat bangunan rangka baja dengan clearance yang tinggi agar didalamnya dapat dilaksanakan kegiatan olahraga yang leluasa.

There are outdoor and indoor sports buildings. An outdoor sports building is a sports building whose roof and / or the surrounding area of ​​the building does not completely cover the sports area so that external environmental influences such as rain, wind and sunlight can hit the sports area. The Outdoor Sports Building usually only provides a tribune building and a roof as a place for spectators to watch the existing sports. Meanwhile, the indoor sports building is a sports building whose roof and surrounding areas cover and surround the field.Outdoor and Indoor sports buildings also have certain sports that can only be done in one type of building. Sports that can only be done in outdoor facilities, for example, are football, baseball, cricket, and athletics. Meanwhile, sports that can only be done on indoor facilities are futsal, badminton, gymnastics and table tennis.In its implementation, sports activities carried out in a sports hall require sufficient space. The balls commonly used in sports such as futsal and basketball must be able to soar to a certain height according to the rules of each sport. In addition, sports activities must provide space for activities without obstacles in the designated area so that the structural support columns cannot be placed in the middle of the sports area. This is a problem in indoor sports buildings. Limited space with a roof that limits vertical space can make sports activities limited, and there is a need to place columns only on the perimeter of the building.Because of these things, this research was carried out, looking for the impacts that would occur on the structure if there was an effort to increase the spatial design of the building without the support element in the middle, in order to make steel frame buildings with high clearance so that sports activities could be carried out inside free."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bambu adalah material alternative dari kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture. Dengan menggunakan rotan sebagai tali pengikat untuk sambungan, bamboo dapat dibentuk menjadi barang dengan nilai estetik. Penelitian ini meneliti cara baru dalam pemrosesan furniture yang terbuat dari bamboo. Metode yang digunakan adalah teknik laminasi yang digunakan untuk membuat balok atau papan bamboo dan teknik penguap bertekanan untuk penekukan. Keluaran penelitian ini yaitu dua teknik inovatif yang dapat digunakan masyarakat umum dan usaha kecil yang berkecimpung dalam industry kerajinan bambu."
630 WKUPJ 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tutu T.W. Surowiyono
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996
728 TUT d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Herawati
Yogyakarta: Kepel Press, 2016
729 ISN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leta Lestari
"Rumah sebagai tempat pulang telah mengalami pergeseran makna, seperti yang terlihat pada kecenderungan sebagian orang-orang yang mencari relaksasi di luar rumah. Dalam memberikan suasana relaksasi pada manusia, tempat-tempat relaksasi ini memiliki bahasa pola tertentu yang seharusnya bisa didapatkan di rumah. Tulisan ini mencoba mencari pattern language seperti apa yang bisa menciptakan suasana relaksasi. Pattern language ini pada akhirnya akan disesuaikan dengan makna dasar rumah sebagai gambaran dari hasil orientasi dan identifikasi penghuni rumah tersebut.

Home as a place to come back has undergone a shift in the meaning as indicated by the search of place for relaxation outside the home. In providing an atmosphere of relaxation for human, this relaxation place has certain pattern language which is supposed to be found at home. This paper attempts to discover the pattern language which can create an atmosphere of relaxation. Pattern language will eventually be adapted to the basic meaning of home as a description of the orientation and identification of the occupants of the home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Syahadah
"Rumah tinggal dapat dimaknai sebagai usaha manusia dalam menata obyek-obyek di dalamnya. Penataan ini sebagai pemahaman dalam pemaknaan rumah tinggal oleh manusia sebagai respon terhadap masa lalu atau dari kehidupan sehari-hari. Keberadaan obyek-obyek masa lalu dapat menggambarkan rumah tinggal dalam mempertahankan dan menyampaikan memori, dilihat dari pemaknaan dan pengaturan obyek berdasarkan penempatan dan posisi di dalam fungsi ruang saat ini.
Obyek-obyek masa lalu yang berada di dalam rumah tinggal saat ini menjelaskan adanya kebutuhan yang berkembang dan menyesuaikan kebutuhan saat ini. Sehingga peran rumah tinggal sebagai wadah memori terbentuk dan berkembang dari kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, adanya campur tangan penghuni lain yang berperan sebagai penghuni sementara di dalam rumah tinggal memiliki keinginan dan pandangan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kemungkinan terjadinya penumpukan obyek-obyek masa lalu akibat peran yang tergantikan dengan obyek-obyek baru.

Home can be considered as organize the objects in the home space. This study questions whether the meaning of the home is an idealization of the past, or something emerged from everyday life. The presence of objects from the past illustrates a home as a place for maintaining and conveying memories, viewed by the meaning and arrangement of objects based on their placement and position in their new spatial function.
The objects inside present home space describes a current need in the former spatial function which has developed and adapted to the current needs of the present spatial function. It is clear that the home as a place of memory is formed and developed from everyday life. On the other hand there are interventions from other person in the house who have different desires and views for fufilling their needs, which leads to the stacking up of objects from the past due to the replacement of their role by the new objects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43280
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Tesalonika
"ABSTRAK
Rumah idaman merupakan impian dan kebutuhan dari tiap-tiap manusia. Untuk
mewujudkannya, pemerintah menawarkan standar sebagai acuan untuk para
pembangun rumah. Pada hakekatnya, rumah tetaplah sebuah hunian yang diisi
oleh manusia dengan aktivitas dan kebutuhannya yang kompleks. Lalu, timbullah
pertanyaan apakah sebuah rumah kecil dapat mengakomodir kebutuhan tersebut.
Isu ini lalu dikupas dengan membahas esensi dari rumah serta esensi dari standar
itu sendiri, dengan tujuan mengetahui bagaimana sebuah rumah kecil yang sesuai
standar dapat mengakomodir kehidupan manusia. Pada akhirnya, standarisasi mau
tidak mau akan menjadi bagian dari pengadaan rumah sederhana. Penggunaannya
sendiri akan berhasil jika seluruh ketentuan diikuti dengan baik.
ABSTRAK

An ideal home is everybody's need and hope. To accomplish this needs, the
government set some standards to be a reference for some builders. A home is still
a place to live, a place where people settle to fulfill their complex needs. Then, it
becomes an issue whether a small house can accommodate that needs. The content
of this study will be discussing about the definition of house, and also the
definition of the standard itself. The purpose of this study is to understand how
small houses, with standardized unit, could accommodate it dwellers. In the end,
standard always be a part of small house's development. It will be succeed if all
the clause is completed."
2015
S60618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhreti Cesta Wijayanti
"Kondisi ekonomi tertentu telah memicu orang-orang di kampung kota untuk melakukan inovasi pada huniannya hingga tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bertinggal, tetapi juga sebagai tempat mencari nafkah. Pada skripsi ini rumah usaha merujuk pada hunian warga di Kampung Luar Batang 9, Jakarta Utara, yang mengalami penambahan fungsi sebagai tempat melakukan usaha skala kecil. Keberadaan rumah usaha dipicu, dipertahankan, dan kembali mempertahankan informalitas kampung kota. Rumah usaha merupakan bentuk adaptasi manusia untuk hidup dalam permukiman informal. Kajian rumah usaha untuk hadir dan bertahan ditinjau melalui terjadinya negosiasi-negosiasi oleh aktor ekonomi dalam ethical action. Dampak dari aksi ini ditelusuri dengan teori people as infrastructure yang mengaitkan aktor ke jaringan manusia yang semakin luas. Terpicunya keberadaan rumah usaha juga dikaitkan dengan konfigurasi spasial permukiman yang menentukan strategic value kawasan tersebut. Sebagai kelanjutannya, strategic value terhubung dengan persebaran rumah usaha melalui adanya multiplier effect hingga fenomena ini mempertahankan jaringan ekonomi informal masyarakat. Melalui kajian-kajian tersebut saya menemukan bahwa informalitas kampung kota merupakan hal yang menjadi pemicu keberadaan rumah usaha, untuk kemudian pada keberlangsungannya rumah usaha kembali mempertahankan informalitas kampung kota.

Certain economic conditions have prompted people in kampung kota to innovate their houses so that they are not only functioned as a place to dwell, but also a place to do income earning activities. Rumah usaha is a term I use in refering to those residence of Kampung Luar Batang 9, North Jakarta, which have additional function as a place to do small-scale enterprises. The existence of rumah usaha are triggered, sustained, and maintain urban kampung informality. Rumah usaha represents human adaptation in living on the informal settlement. The study about the existence and survival of rumah usaha are reviewed through the negotiations done by economic actors in running their ethical action. The impact of the actions is traced with the theory of people as infrastructure that relate the actors to wider human network. The existence of rumah usaha are also related to spatial configuration of the settlement that determines the strategic value of the area. As it goes the strategic value affects the spread of rumah usaha by multiplier effect, so that this phenomenon sustain the informal economy networks of the residents. Through these analysis I found that the informality of urban kampung has triggered the existence of rumah usaha, then by the on going process rumah usaha reciprocally sustain the urban kampung informality."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>