Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marliah Santi HR
"Beberapa tahun terakhir malaria merupakan salah satu penyakit yang muncul kembali yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya jumlah kasus di beberapa daerah. Beberapa kejadian luar biasa (KLB) malaria diakibatkan karena perubahan lingkungan dimana tempat perindukan potensial semakin luas atau semakin bertambah.
Kasus malaria di Kecamatan Lengkong selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan, tetapi perlu tetap diwaspadai kenaikan kasus malaria kembali, karena terdapatnya vektor malaria, lingkungan yang mendukung untuk tempat perkembangbiakan nyamuk, kebiasaan masyarakat yang suka keluar malam, serta penduduk dengan mobilitas yaitu penduduk banyak yang mencari pekerjaan ke luar daerah (luar jawa) sebagai pekerja musiman penambang emas, dimana daerah yang dikunjunginya itu adalah daerah endemis malaria. Data kejadian malaria di Puskesmas Lengkong, adanya peningkatan kasus malaria import dari 7% pada tahun 2010 menjadi 37% sampai pada Bulan Oktober pada tahun 2011. Keadaan ini akan semakin berpotensi meningkatkan penularan kesakitan malaria.
Penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2011, di Desa Langkapjaya dan Desa Cilangkap Kecamatan Lengkong. Tujuan dari penetian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada penduduk Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi yang pernah bermigrasi. Menggunakan desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah total populasi (seluruh penduduk Kec.Lengkong yang bermigrasi). Data dianalisis univariat dan bivariat.
Dari 100 responden diketahui ada 97 % penduduk bermigrasi ke daerah endemis, 96% tinggal didaerah migrasi lebih dari 1 bulan, sebanyak 55% tidak menggunakan kemoprofilaksis, 57% dari responden pernah punya riwayat sakit malaria, 31% pencarian pengobatan bukan pada tenaga kesehatan, semua responden tidak menggunakan kelambu dan kawat kasa. Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit malaria sebelumnya, penggunaan kemoprofilaksis selama di tempat migrasi dengan kejadian malaria.

For the recent years, Malaria has been a re-emerging disease breeding showing the trend of increasing cases in some areas. Several malaria outbreaks is caused changes in the environment in which the potential breeding places of vectors mereases.
In Lengkong subdistric, the number of malaria cases decreased for the last three years but still need to remain continous number of malaria cases because of the existence of malaria area, the sustable environment for breeding place, the habit of people to go out in the night, and the mobility of the people who works as seasonal, gold miners in an endemic area malaria. Data in Lengkong's health center (mentioned as Puskesmas Lengkong) shows the increasing number of imported malaria case from 7% in 2010 to 37% until October 2011. This condition is very potential to increase the number of malaria's transmission.
The study was conducted in December 2011 in Langkapjaya village and Cilangkap village, Lengkong subdistric. The purpose of this study is to determine factors associated with malaria in the population of Lengkong subdistric, Sukabumi regency, who are seasional migrant. The study used cross sectional design and the study population is all individual of Lengkong subdistric who migrated seasonally. Data were analyzed by univariate and bivariate.
From 100 respondents, 97% migrated to endemic area, 96% lived in migration area for more than a months, 55% didn't use chemopropylaxis, 57% ever had malaria, 31% seek treatment to the health services, all respondent also didn't use mosquito nets and their quarters were not mosquito protek. There is a significant relationship between malaria history, the use of chemopropylaxis, and the search mode for treatment with the incidence of malaria.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Winardi
"Kecamatan Selebar yang terdiri dari Puskesmas Basuki Rahmat, Betungan, dan Padang Serai merupakan salah satu dari empat kecamatan yang ada di Kota Bengkulu dengan penderita malaria klinis terbanyak. Median Annual Malaria Incidence (AMI) selama 5 (lima) tahun berturut-turut paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya dan termasuk dalam kategori High Incidence Area (HIA) dengan AMI > 50%, dan paling banyak diderita oleh penduduk yang berumur 15-44 tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu Tahun 2004. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik individu dan faktor lingkungan fisik dengan kejadian malaria.
Desain penelitian menggunakan kasus kontrol. Kasus adalah penduduk berusia 15-44 tahun yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala klinis dan sediaan darahnya positif malaria baik itu P. falciparum, P. vivax, P. malariae, P. mix sedangkan kontrol adalah penduduk yang berusia 15-44 tahun yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala demam akan tetapi sediaan darahnya negatif malaria. Sebagai gold standard digunakan pemeriksaan laboratorium. Jumlah kasus dan kontrol diambil berdasarkan proporsi penderita malaria klinis di tiga Puskesmas dengan perincian kasus 158 dan kontrol 158.
Faktor-faktor yang diteliti adalah karakteristik individu dan faktor lingkungan fisik, meliputi pendidikan, pekerjaan, lama tinggal, pemakaian kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, keadaan dinding rumah, ventilasi, kebersihan, dan ternak besar.
Hasil analisis bivariat dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan 5 variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria, yailu pekerjaan dengan nilai p=0,001 (2,265; I,398-3,671), penggunaan obat anti nyamuk nilai p=0,001 (4,723; 2,436-9,15'7), keadaan dinding rumah nilai p=0,006 (1,921; 1,222-3,019), kebersihan lingkungan rumah nilai p=0,003 (2,321; 1,215-2,978), dan ternak besar nilai p=0,021 (1,806; 1,116-2,923).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan adalah penggunaan obat anti nyamuk. Berturut-turut diikuti oleh kebersihan lingkungan rumah, keadaan dinding rumah, dan pekerjaan.
Dari hasil penelitian ini maka disarankan untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat, menggalakkan Jum?at bersih/budaya gotong royong yang ada untuk mengurangi/menghilangkan daerah yang disenangi nyamuk; dalam bekerja menggunakan pakaian yang tertutup dan menggunakan repellent; melindungi orang yang rentan agar jangan sampai digigit nyamuk dan memberikan obat anti malaria untuk pencegahan infeksi malaria dan Dinas Kesehatan iidak perlu melaksanakan penyemprotan di rumah penduduk yang terbuat dari papan/palupu serta semi permanen karena tidak akan efektif sehingga pertimbangan untuk menggunakan/membudayakan pemakaian kelambu yang dicelup insektisida dimasyarakat sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunantoro
"Latar belakang: Di Indonesia angka kematian bayi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara negara Asean lainnya. Tetanus neonatorum adalah salah satu penyebabnya, tepatnya di Kabupaten Sukabumi ada beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya tetanus neonatorum seperti cakupan imunisasi TT dan cakupan persalinan (persalinan oleh harus bukan persalinan oleh dukun), oleh karena itu pertolorgan persalinan merupakan salah satu faktor pernyebab tetanus neonatorum.
Tujuan penelitian, desain, dan sampling: Studi ini dimaksudkan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penelitian penolong persalinan di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi tahun 2001 dengan menggunakan desain kros seksional . Populasi dari penelitian yaitu, ibu yang mempunyai anak dibawah 12 bulan yang bertempat tinggal di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Sampel dipilih secara acak dengan cara probability proportional to size untuk mendapatkan sejumlah ibu yang mempunyai anak dibawah 12 bulan pada masing masing Desa, di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Hasil penelitian: Variabel yang tetap berhubungan benar dengan petugas penolong persalinan pada analisis multivariat yaitu variabel kepercayaan responder terhadap keterampilan nakes OR 4,253 (95% CI: 2154-8,359) dan banyaknya keluhan sewaktu responden mengandung anaknya yang terakhir OR=2,584 (95% CI: 1,329-5,023).
Saran:
a. Penyebarluasan informasi kepada ibu-ibu hamil mengenai ANC, persalinan, dan penyakit TN melalui penyuluhan kelompok di setiap desa.
b. Pelatihan bidan mengenai cara menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan mengusahakan agar bidan dapat menetap di satu desa dengan dibuatkan suatu Surat Perintah.
c. Membiasakan kegiatan menabung bagi ibu hamil untuk meringankan biaya persalinan.
d. Monitoring ibu hamil terutama ibu hamil risti.
e. Mengoptimalkan kegiatan program perawatan kesehatan masyarakat terutama melakukan kunjungan kepada ibu hamil yang termasuk keluarga rawan.
f. Membuat perencanaan yang tepat dan mengalokasikan dana yang cukup untuk kegiatan penyuluhan, monitoring ibu hamil, dan pembinaan keluarga rawan agar dapat berjalan dengan baik.

In Indonesia Infant Mortality Rate is still higher than the other ASEAN countries. Tetanus neonatorum is one of diseases that cause of death, especially at Sukabumi some factors related to the occur of tetanus neonatorum such as: TT immunization coverage and coverage of delivery (attendant by health provider not by traditional birth attendant), therefore birth attendant is one causal factor of tetanus neonatorum.
Sampling, Design, and Research Objective: This study aim to determine factors related to choice of birth attendant in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi in 2001 using cross sectional study design. The population of this study are the mothers who have the children under 12 month lived in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi. Samples were selected randomly using Probability Proportional To Size regard to numbers of mothers who have children under 12 month for each village in Sub district of Cibadak, District of Sukabumi.
Result: Factors that proven significant related to choice of birth attendant in multivariate analysis are believe to health provider OR-4_253 (95% Cl: 2.164-8.359) and compliant frequencies OR=2.584 (95% CI: L329-5_023).
Suggestion:
a. Desimination of information to group of pregnancy mother about ANC, delivery, and tetanus neonatorum decease in each village.
b. Make a midwife training about method of growth the public believe and make a instruction for midwife in order to live in village.
c. Make the mother accustomed to save the money for finance her delivery.
d. Monitoring the pregnancy mother especially the high risk pregnancy mother.
e. Optimalize of public health nursing program especially midwife health provider to poor family with pregnancy mother.
f. Make a good plan and good allocation of financial for public health nursing program, monitoring the high risk pregnancy mother, and dissemination of information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Wahyuni
"Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu untuk bertahan hidup di luar rahim (kehamilan kurang dari 22 minggu). Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Pendekatan etiologi merupakan cara terbaik dalam upaya menurunkan mortalitas dan morbiditas akibat abortus yang kejadiannya dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian abortus di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat tahun 2011. Sampel kasus sebesar 40 ibu abortus sedangkan kontrol sebesar 40 ibu yang sudah melahirkan aterm yang diambil berdasarkan dengan matching umur kemudian mengukur besarnya risiko pada kedua kelompok tersebut. Dengan demikian keseluruhan sampel berjumlah 80 orang. Desain penelitian menggunakan ?studi kasus kontrol?.
Hasil analisis menunjukkan bahwa umur ibu (p value 0,0l8), pekerjaan (p value 0,025), Riwayat abortus (p value 0,043), perilaku merokok (p value 0,002), Indeks Massa Tubuh/IMT (p value 0,001) dan asupan nutrisi/pola makan (p value 0,054) merupakan faktor risiko dan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian abortus.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar petugas kesehatan khususnya bidan untuk dapat meningkatkan pelaksanaaan ANC (ante natal care) dan deteksi dini risiko pada kehamilan trimester I untuk mengetahui kelainan-kelainan yang timbul akibat kehamilan tersebut.

Abortion is defined as the termination of pregnancy by the removal or expulsion from the uterus of a fetus prior to viability outside the womb (less than 22 weeks gestation). Abortus is one of the causes of maternal death. Aetiological approach is the best way in order to reduce mortality and morbidity due to the incidence of abortion that influenced by several risk factors.
This study aims to determine risk factors associated with the incidence of abortion in the working area of Sungai Kakap clinic sub-district, Kakap Kubu Raya regency of West Kalimantan in 2011. The case sample is 40 mothers, and control is given to 40 mothers who had given aterm birth, and taken in accordance with matching age, and then measured the magnitude of risk in both groups. Thus the overall sample is 80 people. The study design is used the "Case Control Study".
The result of analysis showed that maternal age (p value 0.0l8), employment (p value 0.025), history of abortion (p value 0.043), smoking (p value 0.002), body mass index / BMI (p value 0.00l) and nutrient intake / diet (p value 0.054) were the risk factors and have a significant relationship to the incidence of abortion.
From these results, it is recommended that health workers, especially midwives to improve the practice of ANC (ante natal care) and the early detection of risk in the first trimester of pregnancy to know abnormalities that maybe appear from the pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Devi Suryanti
"ABSTRAK
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil. Selain itu, malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 sampai dengan 2,7 juta kematian. Kematian tersebut sebagian besar terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, terutama di daerah endemis malaria seperti di Afrika Sub Sahara dan Asia. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu daerah endemis malaria di Sumatera Utara. Dari 20 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, salah satu kecamatan yang endemis adalah Kecamatan Pandan. Pada Januari-Agustus 2010 ditemukan gejala klinis malaria sebanyak 2.267 orang dan 336 kasus positif malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria pada masyarakat di wilayah kerja UPT. Puskesmas Pandan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain coss sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh masyarakat yang bermukim di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli tengah, Propvinsi Sumatera Utara yang berusia di atas 15 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan (2,20; 1,11-4,37), pengetahuan (2,77; 1,40-5,50), dan perilaku pencegahan (5,87;2,85-12,09) dengan kejadian malaria pada masyarakat di wilayah kerja UPT. Puskesmas Pandan, Kecamatan Pandan. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah puskesmas tersebut adalah perilaku pencegahan (5,35; 2,55-11,19).

ABSTRACT
Malaria is one of world health problems which could cause death especially to high risk group of infants, children under five, and expectants. Furthermore, it is able to bring about anemia directly and lowers work productivity. Population at risk of malaria amount about 2.3 billion or 41% of world population. Each year case number of malaria are 300 ? 500 million and results 1.5 to 2.7 billion for death. Majority of death happened to children and adults, particularly in endemic area of malaria such as Sub-Saharan Africa and Asia. Middle Tapanuli Regency is one of endemic area of malaria in North Sumatera. Of 20 Sub-districts in this Regency, Pandan is one of endemic area of malaria. On January ? August 2010 found that malaria clinical symptoms as much as 2,267 people and 336 cases of positive of malaria. This study aims to find out factors associated with incident of malaria in community of working area of Pandan Public Health Center, Sub-district of Pandan, Regency of Middle Tapanuli, North Sumatera, year 2011. It is a quantitative research using cross sectional design. Study population on this research are all of community who reside in Pandan Sub-district, Middle Tapanuli Regency, North Sumatera Province age above 15 years. Study results show that there are meaning correlation between education (2.20; 1.11 ? 4.37), knowledge (2.77; 1.40 ? 5.50), and prevention behavior (5.87; 2.85 ? 12.09) with malaria incident in community at working area of UPT Pandan Public Health Center, Pandan Sub-district. The most dominant variable is prevention behavior (535; 2.55 ? 11.9).
"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwandi Subki
"Malaria merupakan salah satu masalah paling serius yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Diperkirakan 1,2 milyar masyarakat Asia Tenggara bermukim di "Area Malaria". Pada tahun 1995, kasus malaria di wilayah tersebut diperkirakan 21,9 juta kasus dan harnpir 32.000 kasus kematian. Di Indonesia 70 juta (35 %) penduduk tinggal di daerah malaria (desa), setiap tahun 3,5 juta penderita, 200.000 SD Positif dan 108 jiwa kematian (0,05 %). Di Sumatera Selatan Parasite Rate (PR) tahun 1998/1999 antara 0,97 % - 3,53 %, Slide Positive Rate pada tahun 1995 menjadi 43,43 %. Angka Annual Malaria Insidence (AMI) di Kabupaten Belitung pada tahun 1998 menjadi 89 %o. Pada tahun 1998 AMI di Puskesmas Membalong 246,7 %o, di Puskesmas Gantung 128,9 %o dan di Puskesmas Manggar 125,09 %o dengan SPR (Slide Possitive Rate) 4 %.
Tingginya angka kesakitan malaria di ketiga wilayah kerja puskesmas tersebut bisa menghambat kegiatan pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Keberhasilan penanggulangan malaria tidak hanya tergantung pada parasit, vektor dan lingkungan tetapi juga tergantung pada faktor manusianya terutama perilaku pencegahan. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh faktor perilaku dan pengaruh faktor lingkungan terhadap kejadian malaria.
Jenis Penelitian adalah studi observasional dengan disain kasus kontrol dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor perilaku seperti : pemakaian kelambu, cara berpakaian keluar rumah malam hari, pemasangan kawat kasa nyamuk, memakai obat anti nyamuk/repellant dan pembersihan sarang nyamuk sedangkan faktor lingkungan adalah tempat perindukan nyamuk , ternak besar, lama bermukim, perubahan Iingkungan, pekerjaan, pendidikan dan status sosial ekonomi yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmasn Membalong, Puskesmas Gantung dan Puskesmas Manggar Kabupaten Belitung Provinsi Sumatera Selatan.
Ada pengaruh pemakaian kawat kasa terhadap kejadian malaria (p = 0,002). Ada pengaruh pemakaian obat anti nyamuk terhadap kejadian malaria (p = 0,001). Ada pengaruh memelihara ternak besar terhadap kejadian malaria (p = 0,0363). Ada pengaruh pembukaan lahan baru terhadap kejadian malaria (p = 0,0000). Ada pengaruh pekerjaan terhadap kejadian malaria (p = 0,007). Ada pengaruh pemakaian kelambu terhadap kejadian malaria (p = 0,0103).
Analisa statistik dampak potensial digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh (kontribusi) masing-masing variabel dalam kaitannya dengan menurunkan kejadian malaria apabila dilakukan intervensi. Dengan mengetahui kontribusi masingmasing faktor maka dapat ditentukan skala prioritas dalam upaya pemberantasan malaria. Dari perhitungan dampak potensial maka faktor yang paling berpengaruh berdasarkan kontribusinya secara berurutan adalah pemakaian kelambu (90 %), pemakaian kawat kasa (63 %), pembukaan lahan baru (37 %), ternak besar (36 %), pekerjaan (33 %) dan obat anti nyamuk (21 %).
Dari hasil penelitian ini disarankan 1) Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit malaria sehingga masyarakat dapat berperilaku ideal berkaitan dengan pencegahan malaria (ideal behaviour). Seperti memakai kelambu kalau tidur terutama malam hart, memasang kawat kasa di rumah , memakai ()bat anti nyamuk dan seterusnya. 2) Meningkatkan kegiatan Gebrak Malaria Kabupaten Belitung. 3) Melaksanakan penelitian (Operasional Research) untuk mendapatkan model pemberantasan penyakit malaria yang cocok dengan situasi dan kondisi masyarakat di Kabupaten Belitung Provinsi Sumatera Selatan

Malaria is one of the most serious problems encountered by the developing countries. It is estimated that 1.2 billions of people in the South East Asia reside at the "Malaria Areas". In 1995, malaria cases in the areas is estimated to be 21.9 million cases and almost 32,000 cases ended up with death. In Indonesia, 70 millions of people (35%) live in the malaria vulnerable areas (villages) and there is 3.5 millions of people suffer from malaria annually and 200,000 positive SD and 108 people loss their lives caused by this disease (0.05%). In South Sumatra, Parasite Rate (PR) in the year of 1998/1999 ranges from 0.97% to 3.53 %, Slide Positive Rate in 1995 reached 43.43%. The Annual Malaria Incidence (AMI) in Belitung Regency in 1998 becomes 89 In 1998, AMI at the Membalong Public Health Center reached 246.7 °I°°, Gantung 128 °I°07 Manggar 125,09 with SPR (Slide Positive Rate) of 4%.
High Malaria Incidence at said three areas can hinder the social and economic development of the community. The success of the overcoming of the malaria problem does not only depend on the parasite, vector and environment, but also on the human factor, especially the preventive behaviors.
This research is observational in nature applying the case control design with the objective to identify the effect of the behavior factors such as the use of mosquito net, dressing manner during the night, mosquito wire net, mosquito repellants and mosquito hide clearance. While the environmental factors include mosquito production location, cattle, length of living, environmental changes, education and socio-economic status which relate to the malaria incidence at the working area of Membalong, Gantung and Manggar Public Health Centers in the Belitung Regency, South Sumatra Province.
It is identified that there is an effect of using the mosquito wire net to the malaria incidence (p = 0,0002). There is an effect of using the mosquito coil/mosquito repellents to the malaria incidence (p = 0,001). There is an effect of raising big cattle to the malaria incidence (p = 0,0363). There is an effect of opening new land to the malaria incidence (p = 0,0000). There is an effect of occupation to the malaria incidence (p = 0,007). There is an effect of using the mosquito net to the malaria incidence (p = 0,0103).
It is used the statistical analysis on the potential impacts to identify how much the effect (contribution) of each variable in relation to the decreased malaria incidence in case of any intervention. By identifying the contribution of each factor, it can be determined the priority scale in the efforts to prevent malaria incidence. On the basis of the calculation on the potential impact, the most significant factors based on its contribution are consecutively the use of the mosquito net (90%), the use of the mosquito wire net (63%), new land opening (37%), big cattle (36%), occupation (33%) and mosquito repellent (21%).
On the basis of the result of the research, it is recommended to (1) provide a health consultation regarding the malaria so that the public community are able to have the ideal behavior in relation to the malaria prevention such as using the mosquito net when sleeping at night, installing the mosquito wire net, using the mosquito repellent and so forth; (2) improve the Anti-Malaria Movement Activity at Belitung Regency; (3) carry out a research (operational research) to get a appropriate model of the malaria prevention activities in accordance to the situation and the condition of the community at Belitung Regency, South Sumatra Province."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Febriana Rohi Riwu
"Malaria merupakan suatu penyakit yang penyebarannya sangat luas di negara yang beriklim tropis dan sub-tropis. Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu kabupaten dengan tingkat endemisitas yang tinggi di Provinsi NTT. Puskesmas Seba merupakan wilayah dengan endemisitas tertinggi yaitu API 38,86%.
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian malaria di Puskesmas Seba, Kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012. Desain penelitian kasus kontrol, data primer. Populasi penelitian adalah semua penderita malaria dengan total sampel 260 responden yang diambil secara purposive sampling.
Hasil menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah lama bermukim (1,95; 1,117-3,411), penggunaan kelambu (2,36; 1,428-3,901), penggunaan obat nyamuk (2,46; 1,466-4,112), penggunaan pakaian tertutup (5,67; 2,261-14,233), penggunaan kawat kasa (2,85; 1,484-5,415), pemeliharaan ternak (3,32; 1,933-5,709) dan lingkungan fisik rumah (3,22; 1,909-5,444).
Sedangkan umur, pekerjaan dan tempat perindukan nyamuk tidak ada hubungan dengan kejadian malaria. Faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian malaria adalah memakai pakaian tertutup memiliki kecenderungan 8,54 kali berisiko malaria pada responden yang tidak memakai pakaian tertutup.

Malaria is disease that is prevalent in or unique to tropical and sub-tropical regions. Sabu Raijua region is one of the regions with a highest level of endemicity in Nusa Tenggara Timur Province. Seba Health Center is the region with the highest endemicity such as API 38.86%.
The purpose of this research is to determine the risk factors related to the incidence of malaria in Seba Health Centre, Sabu Barat Sub district, Sabu Raijua Regency, Nusa Tenggara Timur Province in 2012. Case-control study design, primary data. Populations in this research were those all patients infected malaria with a sample of 260 respondents taken by purposive sampling.
Results showed that the variables related with the incidence of malaria is long lived (1.95; 1.117 to 3.411), the use of mosquito nets (2.36; 1.428 to 3.901), the use of insect repellent (2.46; 1.466 to 4.112), the use of a closed clothing (5.67; 2.261 to 14.233), the use of wire netting (2.85; 1.484 to 5.415), cattle raising (3.32; 1.933 to 5.709) and the physical environment of house (3.22; 1.909 to 5.444).
Meanwhile age, occupation, and mosquito breeding places have no relation with the incidence of malaria. The most dominant factor that related with the incidence of malaria is a tendency to wear clothes covered has a 8.54 times the risk of malaria among those respondents who do not wear clothing covered.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iram Barida Masya
"Latar Belakang. Dukun bayi telah menjadi sumber daya manusia utama bagi para wanita selama proses persalinan, dimana pada sebagian besar negara negara berkembang khususnya pada wi!ayah yang terpencil sebagian besar proses persalinan masih dito1ong oleh dukun bayi. Dukun bayi memiliki peran yang berarti dalam hal kompetensi, budaya, empati dun dukungan psikososial saat persalinan dengan manfaat yang penting bagi ibu dan bayi baru lahir. Faktor ·-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan dukun bayi sebagal penolong persalinan adalah : geografi, umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, pemeriksaan antenatal, petugas pemeriksa antenatal, komplikasi adn tempat melahirkun.
Tujuan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masih tingginya pemanfaatan dukun sebagat penolong persalinan di Kabupaten Sukabumi tahun 2006. Metode. Penelitian ini merupakan penelltian kuantitatif dengan pendekatan desain potong lintang (cross sectional) Data yang dlgunakan pada penelitian ini adalah data primer hasil Survei Kelangsungan Hidup lbu dan Anak di Kabupaten Sukabumi tahun 2001-2006 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Sampel yang diambil sebanyak 1.128 responden yaitu ibu yang melahirkan dalam 5 tahun terakhir. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji Chi Square dan regresi logistik.
Hasil. Jumlah penolong persalinan dengan dukun ebesar 66.3 % sedangkan yang memanfaatkan tenaga kesehatan 33.7%. Responden yang tinggal di pedesaan 72% dan perkotaan 28%. Distribusi umur beresiko (<25 dan >35) sebesar 55.2% dan yang tidak beresiko 44.8%. pendidkan rseponden masih rendah yaitu 86.9% sedangkan yang berpendidikan tinggi 13.1%. Sebanyak 82.9% tidak bekerja, dan yang bekerja 17.1%. Status ekonomi sebagian besar berada di level miskin, yang berstatus kaya 41.7%. Petugas yang melakukan pemeriksaan ANC adalah dokter, bidan dan perawat. Responden yang melakukan pemeriksaan pada petugas kesehatan tersebut sebesar 82.2% dan yang tidak periksa 17.8%. Pemeriksaan antenatal disini tidak melihat frekuensi, responden yang melakukan ANC 90.2% dan yang tidak 9.8%.
Sebagian besar responden mengalami komplikasi 53%, semcentara yang tidak mengalami komplikasi sejumlah 46.3%. Rumah menjadi tren tempat melahirkan yaitu 87% dan hanya 13% yang melahirkan di sarana kesehatan. Pada proses analisis bivariat, yang berhubungan dengan pemanfaatan dukun sebagai penolong persalinan adalah faktor geografi, pekerjaan, pendidikan, status ekonomi, pemeriksaan antenatal, petugas pemeriksa antenatal dan tempat melahirkan. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat untuk melihat variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap pemanfaatan dukun sebagai penolong persalinan yaitu tempat melahirkan. Peran dukun bayi masih sangat besar sebagai penolong persalinan. Hal ini ditunjukkan dcngan tingginya angka melahirkan dengan dukun yaitu 66.3%. Faktor yang paling mempengaruhi adalah tempat melahirkan.

Background. Traditional birth attandent has become main human resource as women during delivery process, where most of developing countries especially rum] area most of the delivery process is using Traditional birth attandent support. Traditional birth attandent has significant role in competence, culture. empathy and psychosocial support during delivery with important benefit for mother and her newborn baby. Factors that related with using Traditional birth attandent as delivery support are geography, age, education, occupation, economical status, antenatal check up, antenatal check up officer, complication and birthplace.
Objective. To identify factors that related with high use of traditional birth attandent as delivery support in Sukabumi Regency at 2006.
Methods. This research is qualitative research with cross sectional design method. Data used in this research is secondary data from the result of Life Continuity Survey of Mother and Her Children in Sukabumi Regency at 2006 that performed by Center of Research and Development of Ecology and Health Status of Health Research and Development RI Health Department. Analysis technique used is Chi Square and Logistic regression.
Result. Total of delivery supports with shaman are 66.3%, while using health staff are 33.75%. Respondents who live in villages are 72% and in urban are 28%. Distribution of age risk (<25 and >35) is 55.2% and non-risk is 44.8%. Most of respondents' education still low that are 86,9%, while high educated are 13.1%. As much as 82.9% respondents not working and they who work are I?J%. Most of economies statuses of respondents are still in poor level. rich status are 41.?0/o. Staffs that still perform ANC check up are doctors) midwives and nurses. Respondents who perform check up to those health staffs are 86.2% and unchecked are 17.8%. Antenatal checks up do not observe frequency and quality, respondents who perform ANC are 90.2% and who not are 9.8%.
Most of respondents suffering complications are 53.7%, while who does not are 46.3%. Houses become trends of give birth that are 87% and only 13% giving birth in health medium. In bivariate analysis process, one that related with using shaman as delivery support is antenatal check up staffs and birthplace. Next, performed multivariate analysis to observe the highest affecting variables toward using shaman as delivery support, which is birthplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana. Sejak otonomi daerah program KB banyak mengalami perubahan/kendala yang mengakibatkan turunnya tingkat pemakaian alat kontrasepsi terutama penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Cakupan akseptor KB aktif di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari yang terdiri dari 2 buah Puskesmas, yaitu Puskesmas Kemaraya dan Puskesmas Benu-Benua, baru mencapai 65%, masih di bawah target Nasional yaitu 75%.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi Dalam penelitian adalah seluruh pasangan usia subur yang berjumlah 7.617 orang dengan besar sampel 210 orang yang diambil secara cluster random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi lebih banyak pada mereka yang memiliki pengetahuan baik (p-value = 0,000), sikap yang positif (p-value = 0,000), kepercayaan baik terhadap alat kontrasepsi (p-value = 0,013), informasi yang cukup mengenai alat kontrasepsi (p-value = 0,002) serta dukungan yang baik dari suami (p-value = 0,001) sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut ada hubungan yang signifikan dengan penggunaan alat kontrasepsi.
Petugas kesehatan disarankan untuk memberikan KIE ( Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada setiap pasangan usia subur sehingga mereka memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif dan meyakini dengan benar mengenai alat kontrasepsi yang digunakan

One of effort had been made by government to lower population growth rate are through family planning program. Since region autonomy, family planing program had many changes/problems which caused of decreasing amount of using contraception tools, especially long-term of using contraception tools. Range of active KB acceptor in Sub-district of West Kendari consists of 2 public health center, namely public health center Kemaraya and public health center Benu-Benua which reach 65%, still below of national target 75%.
This study is a descriptive study by cross sectional design. Population in this study are all of couples of child-bearing age amounted 7,617 people, with large of samples are 210 people taken as cluster random sampling. Data analyzed using chi square test on confidence level of 95%.
Study result shows that using of contraception tools carried by them who have good knowledge (p-value = 0.001), positive attitude (pvalue = 0.001), good trust for contraception tools (p-value = 0.013), adequate information about contraception tool (p-value = 0.002) and good support from husband (p-value = 0.001), for conclusion, there are significant relationship in these factors to using contraception tools.
Health provider was suggested to implement Information Communication and Education to every couples of childbearing age in order that they have good knowledge, positive attitude, and trust in using contraception tools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiarti
"Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah kejadian pada bayi baru lahir sebagai dampak dari keseluruhan proses sebelum kehamilan dan selama kehamilan, adalah salah satu faktor penyebab kematian perinatal. Mengenali faktor penyebab kejadian BBLR menjadi upaya pengelola pelayanan kesehatan untuk mengurangi angka kejadian BBLR.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode cross sectional, dan menggunakan kuesioner dalam proses pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Puskesmas Klangenan pada tahun 2011 adalah, anemia pada ibu, lingkar lengan atas ibu (LILA) kurang dari 23,5 cm, kehamilan kembar dan usia kehamilan kurang dari 9 bulan.

Incidence of Low Birth Weight Babies (LBW) is one of the events in newborn as a result of the whole process before conception and during pregnancy, one of contributed factors caused perinatal mortality. Recognize factors that caused of LBW incidence is an effort from the manager of health services to reduce the incidence of LBW.
The study is a quantitative study, using cross sectional method, and use the questionnaire in the process of data retrieval. Results showed that factors influenced the incidence of LBW in the Klangenan health center in 2011 was anemia, Upper Arms Circumference was less than 23.5 cm, multiple pregnancy and gestational age of less than 9 months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>