Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esti Puji Lestari
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang menitikberatkan pada peran perempuan di sektor pertanian. Sumber data yang digunakan adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009 untuk analisis kuantitatif, sedangkan untuk analisis kualitatif, digunakan data primer dari hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD) yang dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi.
Hasil analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik biner diperoleh bahwa secara umum, penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk miskin adalah mereka yang berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SD kebawah, memiliki jam kerja di bawah 35 jam (setengah penganggur), berumur 15-24 tahun, berstatus belum pernah menikah, bukan kepala rumah tangga, bertempat tinggal di perkotaan. Sedangkan hasil analisis kualitatif menunjukkan masih kentalnya pola pikir tradisional membuat mereka terperangkap dalam kemiskinan. Hal ini terlihat dari kecilnya semangat untuk berubah dan beranggapan bahwa bekerja di pertanian merupakan takdir mereka.

This study uses quantitative and qualitative approaches that focuses on the role of women in the agricultural sector. Source data used in this study is National Sosio Economic Survey called SUSENAS year 2009 for quantitative analysis, while for qualitative analysis, data used in this study is primary data from in-depth interviews and focus group discussions (FGD) conducted in Sukabumi Regency.
The results of inferential analysis using binary logistic regression model found that in general, people who work in the agricultural sector and have a greater tendency for being poor are those who are female, with education elementary school or below, having work hours below 35 hours (under employment), 15-24 years old, never married, not head of household and residing in urban areas. While the results of qualitative analysis shows that traditional mindset makes them trapped in poverty. This is shown from their little enthusiasm to change (develop) and believe that working in agriculture is their fate.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29677
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Febriana
"Paradigma pembangunan telah menghasilkan kondisi yang tidak seimbang antara kota dan desa, dimana kota menjadi pusat pertumbuhan, sedangkan desa hanya menjadi wilayah marginal dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap wilayah perkotaan. Dengan tidak berkembangnya wilayah perdesaan maka persoalan kemiskinan lebih banyak ditemukan di wilayah perdesaan. Kondisi kemiskinan diperdesaan diperparah dengan meningkatnya petani kecil. Rendahnya kepemilikan lahan telah menyebabkan rendahnya pendapatan dari sektor pertanian, sehingga tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya petani miskin umumnya melakukan berbagai cara, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya dan jaringan sosial yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha yang selama ini dilakukan oleh rumah tangga petani miskin di desa dalam meningkatkan pendapatan rumah tangganya, sehingga dapat dirumuskan strategi pengentasan kemiskinan yang tepat untuk dapat membantu rumah tangga petani miskin dalam meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Sebagai penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan analisa SWOT untuk mencapai tujuan penelitiannya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah gambaran mengenai beberapa upaya yang selama ini telah dilakukan rumah tangga petani miskin di perdesaan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Upaya yang selama ini dijalankan adalah melakukan pengaturan pengeluaran dengan memanfaatkan ekonomi subsisten dan meminta bantuan pada jaringan sosial yang dimilikinya. Oleh karena itu strategi yang perlu dilakukan untuk membantu rumah tangga petani miskin meningkatkan pendapatannya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia rumah tangga petani miskin dan meningkatkan peran kelembagaan dalam mendukung aktivitas ekonomi rumah tangga petani miskin. Strategi tersebut dilakukan baik pada jangka pendek maupun jangka panjang, yang meliputi peningkatan keterampilan dibidang pertanian dan non pertanian, dan peningkatan pendidikan formal maupun informal.

The development paradigm of Indonesia is currently emerges any imbalancing growth between city as epicentrum and village as marginalized area with highdependency rate where that underdevelopment caused any poverty problems in most of villages as further consequency of land for farms inavailabilities or other subsequents. This qualitative research is aimed to explore any kind of farmer?s income enhancement efforts in those destitute villages using SWOT analysis and Participatory Rural Appraisal (PRA) methods where enable all policy makers in all level of government to formulate an poverty alleviation strategy in next step.
Conclusion of this research explains that most of poor farmers in destitute villages exploit their economical subsistence and social network to gain any financial aids. There is need to improve human resources quality and financing institution involvement to supports any poor?s economic activity as short-term or longterm poverty alleviation strategy where includes any kind of formal and informal life-skill training program, either in farming or non farming sector."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27584
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan yang bersifat fisik, psikis, sosial dan spiritual (FPSS). Sementara itu, tidak semua orang yang tinggal di kawasan perkotaan dan pinggiran kota siap untuk menyesuaikan dengan kondisi perkembangan kehidupan perkotaan. Orang-orang dimaksud mencakup orang yang sejak lama bermukim di kawasan pinggiran kota dan sebagian kaum pendatang dari desa. Sebagai kompensasi dari kondisi demikian, sementara di lain pihak orang-orang dimaksud harus bertahan hidup, maka mereka berupaya untuk mencari kehidupan dari sektor informal. Salah satu cara memenuhi kehidupan adalah menjadi petani sayur yang memanfaatkan tanah garapan. Studi ini berupaya untuk menemukan model pemberdayaan terhadap para petani penggarap di lahan sementara dimaksud. Untuk itu dilakukan needs dan potencies assessment dengan mengangkat pertanyaan bagaimana kondisi fisik, psikis, sosial dan spiritual para petani dimaksud, Penelitian ini bersifat kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara dengan menggunakan instrumen, wawancara mendalam, focus group discussion serta observasi. Dengan harapan dapat ditemukan berbagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan yang berbasis pada ketahanan keluarga dengan arah alih usaha yang bersifat cepat menghasilkan. Atas dasar itu, direkomendasikan untuk (1) Tidak perlu ada pelarangan terhadap optimalisasi pemanfaatan lahan tidur sejenis; (2) Perlunya semacam penyuluhan yang memberikan rasa nyaman bagi para petani sebagai upaya antisipasi apabila sewaktu-waktu lahan yang sekarang dikelola akan dimanfaatkan oleh si pemilik lahan; (3) Membangun silaturahmi antar petani dengan masyarakat di sekitarnya sehingga kehadiran petani sayur ini dapat diterima dan saling mengambil manfaat dalam kehidupan sehari-hari; (4) Sebagai alternatif pemberdayaan, para petani ini perlu ditingkatkan ketrampilan wirausahanya. Keterampilan ini lebih bersifat ketrampilan yang mudah mendapatkan penghasilan (quick yielding). Jenis pekerjaan seperti berdagang sayur, berdagang kelontong, berdagang makanan ringan, jasa tambal ban serta ketrampilan yang dapat dipasarkan di jalanan akan mempermudah akses para petani apabila harus alih usaha. Alternatif lain adalah pulang ke kampung halaman dan kemudian membuka lembaran kerja baru yang sesuai dengan kondisi di daerah asal. Untuk yang terakhir ini, hendaknya perlu didukung dengan fasilitas yang memadai dari sejak biaya pemulangan hingga sebagai modal awal dalam usaha baru mereka.Selain itu, perlu adanya Kebijakan, program dan kegiatan yang dapat disentuh melalui terobosan di Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. "
SOSKES 17:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Mardana
"Teknologi Kereman adalah suatu hasil rekayasa sosial dalam bentuk inovasi pada program pembangunan peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus peningkatan kesejahteraan sosial komunitas petani ternak sapi Bali dan peningkatan kemampuan serta keberdayaan kelembagaan masyarakat pedesaan baik lembaga sosial maupun lembaga ekonominya. Perubahan struktur mata pencaharian bisa muncul akibat kesamaan kepentingan dalam mengadopsi teknologi baru sehingga muncul mata pencaharian baru dan komunitas baru.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : mengapa terjadi perubahan struktur mata percaharian pada petani dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur mata pencaharian pada petani?
Secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mencari jawaban mengapa terjadi perubahan struktur mata pencaharian pada petani dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pcrubahan struktur mata pencaharian petani .
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah melalui studi kepustakaan, survey dan wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk yang memelihara sapi Bali dengan menggunakan teknologi kereman sebanyak 100 orang sedangkan informan adalah mereka yang terlibat dalam program pembangunan peternakan di kabupaten Gianyar dan di Kecamatan Gianyar dengan jumlah informan 10 orang yang terdiri dari Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar dan staf Camat Gianyar dan Penyuluh Pertanian Lapangan, Kepala Desa, Tokoh Masyarakat serta pengurus dan anggota kelompok tani ternak sapi Bali di Desa Tulikup.
Dari hasil survey terhadap responden dan wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan struktur mata pencaharian petani yang diakibatkan oleh adanya kesamaan kepentingan dalam mengadopsi teknologi kereman pada pemeliharaan sapi Bali, sehingga sebanyak 52 % responden memilih menjadi petani/peternak sapi kereman sebagai mata pencahariannya yang mana sebelumnya hanya 34 % saja. Disamping itu masuknya teknologi kereman juga memunculkan sistem kekerabatan baru dan sistem ekonomi baru. Dari data empinik dilapangan ditemukan adanya komunitas baru yang terdiri dari beberapa dadia (ikatan keluarga besar dalam tatanan masyarakat Bali) yaitu kelompok tani ternak sapi Bali yang memiliki aturan tersendiri dan terbentuknya mekanisme sistem pemasaran serta siruktur lembaga ekonomi (pasar) baru yaitu bursa lemak yang merupakan pasar ternak pedesaan yang terpisah dengan pasar desa, pasar kecamatan maupun pasar hewan di kabupaten yang telah ada.
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar dalam aplikasi teknologi kereman sebagai suatu pemberdayaan komunitas yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur mata pencaharian petani khususnya dan masyarakat pedesaan pada umumnya, sedapat mungkin dihindari terjadinya kesenjangan sosial baik didalam perbedaan kepemilikan ternak(sapi) maupun perbedaan penguasaan dan pemahaman terhadap teknologi.
Dalam hal ini diperlukan adanya pembinaan yang lebih intesif oleh instansi teknis baik melalui latihan-latihan keterampilan, studi banding ke kelompok lain yang lebih berhasil maupun upaya pemberdayaan didalam memperoleh modal usaha yang nantinya dibagikan secara adil kepada anggota kelompok yang berminat dan berkemampuan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Somantri
"Telah banyak program pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi hasil program belum dapat mengentaskan petani dari kemiskinan dan ketidakberdayaan. Kehadiran Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani Menuju Ketahanan Pangan Nasional (Proksidatani) dimaksudkan sebagai suatu upaya meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani agar menjadi subyek pembangunan. Dengan perkataan lain, meningkatnya kemandirian atau daya saing petani dan kelompok tani maka akan berdampak kepada hasil produksi usaha tani dan dapat mewujudkan kesejahteraan petani serta tercapainya swasembada pangan nasional. Akan tetapi yang menjadi menarik untuk dikaji adalah bagaimanakah karakteristik program yang mengandung unsur pemberdayaan tersebut dan bagaimana pula implementasinya dilapangan.
Untuk melihat karakteristik program digunakan pendekatan dari Korten tentang derajat kesesuaian antara kebutuhan pihak penerima dengan program, prasyaratan program dengan kemampuan mengungkapkan kebutuhan oleh organisasi pelaksana. Pemikiran Korten dipakai karena keberhasilan suatu program pembangunan yang dilaksanakan akan terkait erat dengan kesesuaian tiga arah tersebut. Kemudian, dari segi implementasi program dilihat dari pandangan Lewin yang mengungkapkan strategi-teknik dalam melakukan usaha perubahan yaitu mulai dari tahap: (a) pengembangan kebutuhan akan perubahan, (b) membentuk relasi perubahan, (c) bekerja ke arah perubahan yang terdiri dari; klarifikasi dan diagnosa permasalahan sistem klien, menelaah kemungkinan untuk mencari penyelesaian dan tujuan kegiatan, transformasi dari niat menjadi upaya perubahan yang nyata, (d) generalisasi dan stabilisasi perubahan (e) terminasi relasi perubahan.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif karena penelitian ini menggambarkan mengenai karakteristik dan implementasi program dalam meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani, sedangkan pendekatan yang dipakai adalah kualitatif sebab penelitian ini menekankan pada sisi proses implementasi program. Untuk itu, teknik observasi partisipasi dan wawancara mendalam digunakan dalam menggali data dilapangan. Kelompok tani dan petani padi sawah di desa Cileunyi Kulon kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung Jawa Barat diambil sebagai kasus hanya sebatas untuk melihat gambaran (kasus) antara karakteristik program (blue print) dengan implementasinya dilapangan, kemudian sampel penelitian yang digunakan adalah teknik snowball dan untuk menganalisa data yang telah diperoleh digunakan teknik editing (editing analysis style).
Berdasarkan temuan lapangan, program Proksidatani di desa Cileunyi Kulon hanya dikenal oleh kelompok petani tertentu yaitu petani yang dekat dengan pelaksana program, sedangkan petani yang miskin atau yang kurang dekat dengan pelaksana program kurang memahami program tersebut. Pemilihan kelompok sasaran menjadi subyektif dimana petani yang berhak untuk memperoleh program tidak diprioritaskan, sehingga tujuan program yang semula dapat meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani dari kemiskinan menjadi salah sasaran dan jatuh kepada petani yang tidak layak untuk menerima program. Pengenalan dan penggalian potensi wilayah menjadi terbatas pada pemenuhan prasyarat guna mencairkan "bantuan" dari pemerintah pusat. Koordinasi persiapan pelaksanaan program menjadi mandul dan terbatas pada usaha pencairan bantuan semata. Koordinasi yang semestinya menjadi suatu usaha kerjasama antara pelaksana dan penerima program untuk meningkatkan keberdayaan petani dan kelompok tani menjadi terbatas dikalangan kelompok elit desa. Dengan demikian, analisis data menjadi kurang tepat dan hanya terfokus pada pilihan data yang dapat mendukung atau membenarkan rencana pemberian bantuan atau pencairan kredit usaha tani semata.
Tujuan bantuan yang semula sebagai rangsangan atau komponen pelengkap menjadi suatu target utama. Prioritas masalah (bantuan) untuk meningkatkan pendapatan dan kemandirian petani dan kelompok tani menjadi tidak jelas dan lebih menguntungkan elit desa. Program usaha peningkatkan keberdayaan petani belum dipahami secara tepat dan cermat oleh pelaksana ditingkat bawah. Unsur bantuan dalam komponen program akhirnya menjadi suatu bibit bagi nepotisme dan kolusi baru ditingkat bawah. Dengan adanya distorsi antara rencana dan implementasi maka keberlanjutan atau generalisasi dan stabilisasi belum berjalan dan tidak sesuai dengan harapan. Ukuran terminasi relasi kegiatan hanya diukur oleh habisnya bantuan yang telah dialokasikan dan tidak bersandar pada terbentuknya petani atau kelompok tani yang kuat dan berdaya. Oleh karena itu, suatu program yang akan diluncurkan kepada masyarakat ternyata diperlukan persiapan sosial yang matang dan sosialisasi secara terus menerus dengan memakai berbagai teknik seperti dengan pelatihan petani kader, seleksi penerima secara tepat atau pemilihan kelompok sasaran dan evaluasi secara terbuka oleh masyarakat sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi Wahyono
"Tulisan ini merupakan studi pendahuluan mengenai pemberontakan yang terjadi di Tegal pada tanggal 28 Okto_ber 1864, yang merupakan periode di mama di Jawa terjadi perubahan besar, yaitu mundurnya lembaga pemerintahan tradisional akibat semakin intensif campur tangan pemerin_tahan kolonial. disamping itu, munculnya perkebunan-per_kebunan besar yang dikelola pemerintah kolonial, menimbul_kan terjadinya perubahan struktur agraris pada masyarakat petani di kabupaten Tegal. Sebelum membicarakan lebih.ja_uh masalah ini dan sebelum membicarakan alasan pemilihan judul dari skripsi ini, penulis ingin terlebih dahulu membicarakan batasan istilah yang digunakan dalam judul skrip_si ini.
Ada dua istilah yang harus dijelaskan pergertiannya dalam judul skripsi ini. Pertama adalah pengertian tentang istilah pemberontakan. Mengapa penulis menggunakan istilah pemberontakan, bukan kerusuhan (onlusten), atau brandal (deugniet, muiter) sebagaimana yang terdapat dalam sumber-_sumber arsip yang dipakai dalam penelitian."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S12299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Azmar
"PEMBERDAYAAN PETANI GAMBIR (Studi Tentang Upaya Peningkatan
Keberdayaan Petani Gambir Di Desa Muaro Paiti Kecamatan Kapur IX
Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat)
Ix+5 BAB, 107 Hal, 41 Kepustakaan, 2 Lampiran
ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang upaya pemberdayaan petani gambir di desa Muaro Paiti Kecamatan kapur IX kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Pemberdayaan petani gambir dirasa penting karena gambir merupakan komoditi ekspor dari propinsi Sumatera Barat khususnya bagi Kabupaten Lima Puluh Kota. Desa.Muaro Paiti mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan tanaman ini karena sebagian besar dari penduduk bermata pencaharian sebagai petani ganibir dan masih banyak lahan yang dapat diolah untuk pengembangan usaha.. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, memahami kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan petani gambir. Kedua, mempelajari penerapan kebijakan peraberdayaan petani gambir. Dan ketiga, mempelajari kendala-kendala yang ditemui di lapangan dan upaya-upaya untuk menanganinya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, dan studi lapangan dengan menggunakan wawancara mendalam serta observasi di lapangan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam program pemberdayaan ini telah melibatkan warga masyarakat khususnya petani gambir, dengan mengikutsertakan mereka dalam menentukan apa yang dibutuhkan, misalnya dalam menentukan apakah mereka membutuhkan peningkatan kesuburan tanah atau perluasan kebun gambir. Kemudian dalam
proses pemberdayaan terlihat bahwa petugas belum memahami kebijakan serta fungsinya sebagai enabler dengan baik. Frekwensi petugas dalam proses pemberdayaan petani gambir terutama dalam kunjungan lapangan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang program peningkatan hasil perkebunan gambir, manfaat dan bagaimana penerapan dana bergulir, mendorong masyarakat untuk memahami dan mengatasi masalah dalam kelompoknya secara bersama, masih kurang. Dia secara berkala hanya mendatangi kebun-kebun gambir yang dekat dengan perkampungan, sedangkan kebun-kebun yang jauh dari perkampungan lepas dari pantauannya, sehingga hanya petani yang mempunyai kebun dekat dengan perkampungan saja yang mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampifan untuk mengelola perkebunan gambir. Pada pelaksanaan program pemberdayaan petani gambir khususnya bantuan dana bergulir kepada petani, untuk rehab.ilitasi kebun gambir melalui Program Pengembangan Wilayah Terpadu (PPWT)'sub sektor perkebunan, belum dapat terlaksana. Pengguliran dana belum terjadi, sehingga petani yang lain belum menikmati bantuan dana bergulir.
Perbaikan yang perlu dilaksanakan untuk program pemberdayaan petani gambir dimasa mendatang adalah dengan meningkatkan iungsi petugas yang diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok petani gambir, memberikan fasilitas yang memadai kepada petugas agar dapat menjangkau wilayah tugasnya dengan frekwensi sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain itu dalam melaksanakan tugas diperlukan supervisi terhadap petugas dan pemantauan penerapan program oleh Dinas Perkebunan. Ke depan perlu dikembangkan teknik-teknik baru yang lebih efektif dalam pemasaran sosial program atau dalam penyampaian informasi dan penguasaan keterampilan kepada kelompok petani gambir.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dindin Amidin
"Salah satu pembangunan yang sangat diharapkan oleh masyarakat adalah pembangunan sarana aman, namun kenyataanya kadang kala masyarakat seperti kurang berusaha untuk mengadakan sarana tersebut, terlebih lagi masyarakat miskin seperti Petani, Nelayan dan Buruh.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digalang dan ditingkatlkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana umum, sehingga rasa memiliki dan tanggung jawah tumbuh dari masyarakat terhadap sarana umum yang ada di daerahnya. Dengan rasa memiliki dari tanggung jawab ini, maka masyarakat akan berusaha ikutl merawat dan memelihara sarana umum tersebut.
Menyikapi uraian tersebut diatas; maka pariahs berusaha untuk melihat tingkat partisipasi Petani, Nelayan dan Buruh di desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Propinsi Banten, adapun tujuannya ingin membandingkan manakah yang lebih baik tingkat partisipasinya antara Petani, Nelayan dan Buruh dalam pembangunan sarana umum di daerah tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menempatkan masyarakat petani, nelayan dan buruh sebagai millibar data yang primer dari dokumen sebagai data sekunder. Informasi didapat melalui penyebaran kuesioner berupa angket yang diisi oleh para kepala keluarga yang semuanya berjuml.ah 612 orang. Adapun waktu penelitian selama 7 bulan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2003.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa, tingkat partisipasi ketiga kelompok masyarakat tersebut secara umum dalam katagori sedang, hal ini terlihat dari olah data secara statistik dimana angka menunjukkan 64,7 % berada pada katagori sedang, pada katagori tinggi hanya 11,7 % , dan 23,7 % berada pada katagori rendah. Namun bila dibandingkan dari ketiga kelompok tersebut, petani memiliki partisipasi tertinggi, kemudian nelayan dan buruh, dimana hasil perhitungan Uji Kruskal Wallis yaitu, petani dengan nilai 386,99, urutan berikutnya adalah Nelayan dengan nilai 294,58 dan urutan terakhir pada Buruh dengan nilai 266,76.dan Uji Dunn memang menunjukkan bahwa, tingkat partisipasi petani lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan dan buruh, dengan demikian sejalan dengan hipotesis yang diajukan, dimana Ho ditolak, artinya Petani lebih tinggi tingkal partisipasinya dibandingkan dengan Nelayan dan Buruh, dengan demikian Ha = diterima. Adapun faktor yang menyebabkan partisipasi kurang diantaranya adalah, kurangnya waktu luang untuk ikut berpartisipasi, karena waktu kerja yang tidak menentu.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui bentuk dan pola partisipasi masyarakat petani, nelayan dan buruh, sehingga mampu menciptakan dan mendukung partisipasi pembangunan sarana umum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Wulan Puspitasari
"Fokus dari kajian ini mendeskripsikan bagaimana respon dan pengalaman hidup warga masyarakat petani lokal yang terkena dampak pembangunan bendungan Jatigede yang pelaksanaannya tertunda-tunda. Respon-respon mereka mencerminkan bagaimana proyek pembangunan bendungan Jatigede yang tertunda selama kurang lebih 27 tahun membawa pengaruh berbeda pada mereka. Kajian ini membahas respon dan pengalaman warga petani Bantarawi dengan merujuk pada konsep petani dari Scott dan Wolf. Selain itu, kajian ini juga merujuk pada pandangan Vayda dan beberapa ahli lain mengenai pengetahuan, memori, dan pengalaman hidup. Data dari kajian ini diperoleh melalui penelitian etnografi. Kajian ini menunjukkan bahwa bendungan Jatigede menjadi dilema tersendiri saat proyek telah berjalan dan tertunda karena masalah sosial, ekologis dan dana. Sebagai akibatnya, kehidupan sosial ekonomi warga lokal mengalami perubahan seiring dengan bagaimana mereka merespon keberadaan dan pelaksanaan proyek pembangunan bendungan yang tertunda itu.

This study focus to describes how the response and life experience community of local farmers that affected by delayed Jatigede dam construction. Their responses reflect how Jatigede dam construction projects delayed for more than 27 years have different effects on them. This study discusses the experience of residents and Bantarawi farmers' response with reference to the concept of farmers by Scott and Wolf. In addition, this study also refers to the views from Vayda and several other experts on knowledge, memory, and life experiences. Data from this study was obtained through ethnographic research. This study indicates that Jatigede dam is a dilemma when the project has been running and delayed caused by social, ecological and funding issues. As a result, social and economic life of local residents had been through the change considerably as to how they respond to the existence and implementation of dam construction projects are delayed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S1231
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>