Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ishiguro, Kazuo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011
808.83 ISH j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ishiguro, Kazuo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
808.83 ISH n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shaari Isa
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1981
808.83 SHA l I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1982
808.83 SHA l II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Kementerian Pendidikan Malaysia, 1985
808.83 SHA l III
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Mayendri
"Tesis ini membahas suara perempuan dalam dua novel bertemakan jugun ianfu yang berjudul Jugun Ianfu Jangan Panggil Aku Miyako (2015) dan Momoye Mereka Memanggilku (2007). Analisis kedua novel menggunakan konsep gender (Millet 1970), teori objektifikasi perempuan (Nussbaum 1995, Langton 2009, Fredrickson dan Roberts 1997), serta konsep agensi (Davidson 2017). Teks bertemakan jugun ianfu merupakan wadah untuk mengungkap objektifikasi perempuan yang dilakukan oleh Jepang di negara jajahan. Melalui tokoh-tokoh perempuan yang dihadirkan, teks juga mengungkapkan bahwa objektifikasi perempuan dan perbudakan seksual tidak hanya dilakukan oleh para penjajah, akan tetapi juga masyarakat. Selain pemerkosaan, para budak juga harus menghadapi pandangan rendah masyarakat, rasa berdosa, trauma, serta cacat fisik yang berkepanjangan. Selain, membahas perbudakan kedua teks juga membahas perjuangan para budak seksual menghadapi dan melawan semua bentuk objektifikasi; penolakan, pertarungan fisik, keikutsertaan dalam perang gerilyawan, serta perjuangan untuk bertahan hidup setelah kemeredekaan. Akan tetapi, teks-teks ini juga bisa ditunggangi ide-ide patriarki dalam bentuk pemakluman dan romantisasi perbudakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kedua teks menghadirkan suara perempuan yang bertolakbelakang dalam mengungkap permasalahan jugun ianfu, meskipun keduanya seharusnya menjadi wadah untuk menyuarakan perjuangan para mantan budak seksual.

This thesis discusses women’s voices in two novels with the theme of jugun ianfu, entitled Jugun Ianfu Jangan Panggil Aku Miyako (2015) and Momoye Mereka Memanggilku (2007). The analysis of the two novels uses the concept of gender (Millet 1970), the theory of woman objectification (Nussbaum 1995, Langton 2009, Fredrickson and Roberts 1997), and the concept of agency (Davidson 2017). The text with the theme of jugun ianfu is a forum to reveal the objectification of women carried out by Japan in colonial countries. Through the female characters presented, the text also reveals that the objectification of women and sexual slavery was not only done by the colonizers, but also by the community. In addition to rape, slaves also had to face society's low views, guilt, trauma, and prolonged physical disabilities. Apart from discussing slavery, the two texts also discuss the struggles of sexual slaves against all forms of objectification; rejection, physical struggle, participation in guerrilla warfare, and the struggle for survival after independence. However, these texts can also be ridden with patriarchal ideas in the form of proclamation and romanticize of slavery. The results of the study show that both texts present contradictory female voices in revealing the problems of jugun ianfu, even though both are supposed to be a forum for voicing the struggles of former sexual slaves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Laura Waani
"Masa remaja adalah masa yang melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki karakter tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa. Melihat fenomena remaja di Indonesia saat ini dengan banyaknya kasuskasus narkoba yang terjadi, penulis merasa perlu mengkaji Iebih dalam dari sudut pandang komunikasi. Lingkup penelitian ini kemudian dibuat Iebih spesifik yaitu dengan mengkaji novel Jangan Beri Aku Narkoba. Penelitian ini berusaha menggambarkan manajemen konflik intra dan antar pribadi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menganalisis teks tetapi juga menganalisis praktik wacana dan praktik sosiokultural. Pada dimensi teks, peneliti menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani, sedangkan untuk meneliti dimensi praktik wacana dan sosiokultural, dilakukan wawancara mendalam dan studi pustaka. Pada analisis teks ditemukan bingkai-bingkai yang menyatakan bahwa sikap, perilaku dan tindakan orangtua mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan Arimbi (tokoh utama). Arimbi melakukan manajemen konflik dengan melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Pada dimensi praktik wacana, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Alberthiene Endah (pengarang novel) terungkap bahwa tujuan dari penulisan novel ini adalah untuk menyuarakan suara hati seorang pecandu sehingga diharapakan perspektif yang positif dapat muncul. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan seorang pakar psikologi yaitu Tika Bisono, didapatkan bahwa seseorang melakukan tindakan terlarang seperti menyalahgunakan narkoba lebih banyak disebabkan karena kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga memotivasi seseorang untuk menyalahgunakan obat-obatan terlarang.

Puberty is a transition period in human life from childhood to adulthood. In this particular period, teenagers are usually identified by unique characters, such as: labile, emotional, illogical, looking for self identity. Based on the adolescent phenomena in Indonesia nowadays, with the occurrence of drugs abuse, narcotics, the writer finds it interesting to explore the problem from the communication point of view. The scope of research is later made specifically in the study of the novel Jangan Beri Aku Narkoba. The writer tries to describe the management of Intra and Inter personal conflict which happens to the main character. This study is using the method of Critical Discourse Analysis (CDA) by Norman Fairclough. This method is analyzing the text as well as the discourse practice and the socio cultural one. The study of text dimension, the writer is applying the Framing method of Gamson and Modigliani, while the study of the discourse and socio cultural practice, in-depth interviews and literature studies have been implemented. In the text analysis, frames are found to state the behaviour, attitude and actions of parents that influenced the same features in Arimbi's, the main character. Arimbi's management conflict is performing negatives impact. In the discourse practice dimension, based on the in-depth interviews with Ms. Albertiene Endah (the novelist), it reveals that the aim of this writing is to appeal the inner feelings of the drug addict, with the hope that a positive perspective will appear. Based on the in-depth interviews with the psychologist, Ms. Tika Bisono, it is believed, that a person doing prohibited actions, such as narcotics, more or less, is caused by the unfulfilment of basic needs of men.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Alfiah Chusjairi
"Etnis Cina di Indonesia sudah beberapa generasi tinggal di Indonesia. Namun kehadirannya hingga hari ini masih belum sepenuhnya dianggap sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Era reformasi tampaknya membawa angin baru bagi etnis Cina di Indonesia. Berbeda dengan jaman Orde Baru yang cenderung membatasi gerak mereka kecuali di bidang ekonomi. Di era reformasi berbagai peraturan yang diskriminatif mulai dicabut. Termasuk juga bahasa dan budaya Cina tidak dilarang lagi. Sikap pemerintah yang melunak terhadap etnis Cina membawa perubahan juga pada media. Selain ada stasiun televisi yang menyiarkan siaran berita dalam bahasa Mandarin, televisi juga menayangkan film/sinetron tentang kehidupan etnis Cina. Film-film ini ditayangkan dalam menyambut Imlek, Tahun Baru etnis Cina.. Penelitian ini hendak meneliti tentang konstruksi identitas etnis Cina di Indonesia melalui film-film Wo Ai Ni Indonesia, Jangan Panggil Aku Cina dan Ca Bau Kan.
Penelitian ini melibatkan empat orang informan yang pernah menonton ketiga film tersebut diatas. Mereka adalah orang etnis Cina yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun saat ini tinggal di Jabotabek. Informan tersebut juga mencakup generasi 20130-an, 40-an, 50-an .Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologi dan menggunakan paradigma kritis. Data dalam penelitian diperoleh dari wawancara dengan informan tersebut diatas. Analisis data kemudian dilakukan dengan methods of agreement dan methods of difference.
Teori utama yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah encoding/decoding dari Stuart M. Ada tiga konsep yang dinyatakan oleh Hall yaitu preffered/dominant hegemonic position. Posisi ini terjadi bila pembuat dan pembaca teks mempunyai ideologi yang sama dalam memaknai teks. Kedua negotiated code/position. Posisi ini merupakan sebuah kompromi terhadap teks. Ideologi pembaca yang lebih menonjol berperan dalam memakai teks yang kemudian dinegosiasikan oleh ideologi yang dibawa oleh teks. Ketiga oppositional code/position. Pesan yang dibaca oleh khalayak akan dimaknai secara berseberangan atau berbeda dengan pembuat teks. Selain itu penelitian ini juga mengacu pada konsep identitas yang mencakup self sameness dan solidarity dari Paul Gilroy dalam konsep cultural studiesnya.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan pergaulan yang kemudian ditunjang oleh nilai-nilai budaya yang kuat mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk identitas ke Cinaan seseorang Orang yang bergaul serta berada di lingkungan Cina terus dari kecil hingga dewasa akan menimbulkan sikap eksklusif dan identitas ke Cinaannya cenderung kuat. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemaknaan seseorang terhadap ketiga film tersebut yang cenderung negotiated dan oppositional. Berbeda dengan mereka yang lingkungannya pribumi saja atau yang lingkungannya campur antara pribumi dengan etnis Cina. Mereka yang berada di lingkungan pribumi saja atau campur antara pribumi dengan etnis Cina akan cenderung lebih permisif dan adaptif. Pemaknaan terhadap film-film tersebut cenderung dominant/preffered reading."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ratu Fauziah
"Sebagai institusi pendidikan berbasis agama di Indonesia, proses belajar di dalam pondok pesantren tidak hanya terjadi secara satu arah namun didalamnya juga terdapat keterlibatan para santri secara aktif. Tulisan ini berfokus pada proses pemaknaan dan pembentukan reflexive identity para santri PPTQ Al-Hakmiah sebagai bentuk dari proses belajar untuk menjadi seorang santri. Dalam konteks ini pendekatan connectionsim penulis gunakan untuk menjelaskan proses pemaknaan dari definisi santri yang khas oleh setiap santri yang didasari oleh keberagaman latar belakang sosial budaya. Proses belajar yang terjadi di dalam pondok pesantren merupakan apa yang disebut sebagai legitimate peripheral participation dimana hal ini sangat menentukan cara mencapai tujuan belajar yang bervariasi, porses belajar ini tentu saja tidak luput dari trial and error dengan adanya kecenderungan centripetal dan centrifugal yang memotivasi santri untuk terus melakukan proses pembelajaran di dalam pondok pesantren. Dengan mewawancarai santri yang belum memiliki pengalaman belajar di pondok pesantren, penelitian ini mencari tahu bagaimana mereka menghadapi perbedaan kebudayaan untuk mencapai tujuan belajar yang telah mereka maknai.

As a religion-based educational institution in Indonesia, the learning process in Islamic boarding schools does not only occur in one direction but also includes the active involvement of santri. This paper focuses on the process of interpreting and forming the reflexive identity of the PPTQ Al-Hakmiah students as a form of the learning process to become a santri. In this context, the writer uses the connectionsim approach to explain the process of meaning from the typical santri definition by each santri based on the diversity of socio-cultural backgrounds. The learning process that occurs in Islamic boarding schools is what is referred to as legitimate peripheral participation where this greatly determines how to achieve varied learning goals, this learning process of course does not escape trial and error with the existence of centripetal and centrifugal tendencies that motivate students to continue carry out the learning process in Islamic boarding schools. By interviewing students who do not have experience studying in Islamic boarding schools, this study seeks to find out how they deal with cultural differences to achieve the learning goals they have defined."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>