Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Jalasutra, 2010
305.42 TAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yolana Wulansuci
"Skripsi ini membahas budaya populer manga dan anime sebagai soft power Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh John Storey dan konsep soft oleh Joseph S. Nye Jr. Penelitian ini difokuskan pada manga dan anime Doraemon serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian pemerintah Jepang terhadap budaya populer yang dimanfaatkan menjadi soft power salah satunya dapat dilihat dari ditunjuknya Doraemon menjadi Duta Budaya Animasi Jepang pertama pada tahun 2008 yang memiliki misi diplomasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai budaya populer manga dan anime yang dimanfaatkan Jepang sebagai soft power negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional.

This thesis is about popular culture manga and anime as Japan_s soft power. The research is using the concept of popular culture by John Storey and soft power_s concept by Joseph S. Nye Jr. The focus of this thesis is on Doraemon_s manga and anime. The Japanese government concerns on make use of popular culture as soft power can be seen from Doraemon_s appointment as the first Anime Cultural Ambassador in 2008 which has a special diplomatic mission. This thesis uses qualitative descriptive analysis methode. The purpose of this study is to understand the use of popular culture as soft power for Japan on making relationship with the international world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Graeme
Yogyakarta: Jalasutra, 2012
302.23 BUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Febriani
"Tesis ini merupakan penelitian tentang proses-proses budaya yang terjadi pada aktivitas nobar di kafe. Sebagai fenomena budaya, aktivitas ini terbentuk dari beberapa proses sosial yang relasional dan dialogis. Secara umum nobar di kafe merupakan salah satu bentuk konsumsi oleh penonton sepakbola. Namun ia juga tidak lepas dari proses lain yang memengaruhi pola konsumsi tersebut yaitu representasi, identitas, produksi dan regulasi. Pemaknaan terjadi bukan karenbobjek tetapi bagaimana objek itu dikonsumsi. Ketenangan kafe bisa berkompromi dengan keriuhan penonton sepakbola yang bisa terjadi dengan adanya sistem yang menjadikannya sebagai salah satu bentuk konsumsi penonton sepakbola.

This thesis examines the cultural processes happening in nobar in cafes. As a cultural phenomenon, this activity is formed of several relational and dialogicalvsocial processes. Generally, nobar in cafes is one of the consumption form practiced by the football viewers. However, it also cannot be separated from the other processes that influence the consumption, which are representation, identities, production and regulation. Meaning is constructed not by the object but how the object is consumed. The calm of the cafes can compromise with the
excitement of football viewers that can happen with the existence of a system that turns it into one of a consumption form of football viewers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T27991
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patria Pinandita
"PATRIA PINANDITA. Program Studi Ilmu Sejarah; Pengutamaan Sejarah Amerika Serikat. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai buku komik sebagai bentuk budaya popular di kalangan pemuda Amerika Serikat pada tahun 1956-1969. Tujuannya adalah untuk melengkapi studi tentang buku komik yang masih sangat jarang. Setelah tahun 1945, Amerika Serikat mengalami kemakmuran ekonomi. Kemakmuran ini mendorong masyarakat Amerika Serikat untuk mulai membangun keluarga dan usia yang muda. Ini yang kemudian menjadi apa yang dikenal sebagai Baby Boom atau kenaikan angka kelahiran di dalam sejarah Amerika Serikat. Memasuki tahun 1960-an, anak-anak yang lahir pada masa Baby Boom telah menjadi anak muda dan menjadi penggerak dari counter culture/kebudayaan tandingan. Melalui counter culture, golongan muda menentang kehidupan para orangtuanya yang kaku dan telah mengorbankan hubungan pribadi antar manusia untuk bekerja agar dapat mempertahankan kemakmuran ekonomi. Bertambahnya jumlah anak muda menjadikan mereka salah satu sasaran industri buku komik. Untuk menarik perhatian golongan muda, para pembuat buku komik membuat cerita berdasarkan hasil interpretasi mereka terhadap kebudayaan golongan muda. Beberapa cerita buku komik seperti Spider-Man dan The Hulk membuat golongan muda menjadi penggemar buku komik. Hasil penelitian menunjukkan buku komik menjadi sebuah bentuk budaya popular di kalangan pemuda Amerika Serikat pada tahun 1956-1969 karena tiga hal. Pertama munculnya unsur realis dalam cerita buku komik yang menghasilkan cerita yang dapat digemari pemuda. Hal ini dilakukan tanpa melanggar aturan masyarakat secara umum. Kedua, pemuda menganggap buku komik bukan hanya sebagai sebuah hiburan tetapi mewakili keberadaan mereka dalam masyarakat. Ketiga, pemuda bersikap responsif terhadap buku komik sehingga terdapat interaksi antara pemuda dengan pembuat buku komik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses buku komik menjadi sebuah bentuk budaya popular di kalangan pemuda Amerika Serikat pada tahun 1956-1969 adalah adanya perubahan cerita buku komik, kreatifitas pembuat buku komik, dan terdapatnya hubungan antara cerita buku komik dengan keadaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adina Dwirezanti
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai keberadaan budaya popular dalam hal ini adalah Korean Wave sebagai bagian dalam diplomasi Publik Korea. Pembahasan mengenai topik ini dibatasi dalam periode 2005-2010, dimana tahun 2005 ini menjadi awal dari digunakannya Korean Wave sebagai bagian dalam aktivitas diplomasi publik Korea. Pembahasan mengenai diplomasi publik melalui Korean Wave ini dibagi dalam dua aktivitas Korea, yaitu dalam bidang pariwisata dan program pertukaran dengan negara-negara lain. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif melalui penjabaran mengenai program-program yang dilaksanakan Korea dalam bidang pariwisata dan program pertukaran tersebut.
Melalui analisa data-data aktivitas diplomasi dan signifikansi aktivitas diplomasi tersebut, penulis mendapat beberapa temuan mengenai peran Korean Wave dalam diplomasi publik Korea, yaitu meningkatkan citra Korea, Menarik minat kedatangan masyarakat asing, mendorong kemajuan bidang-bidang lain dari Korea, dan mendorong terjalinnya kerjasama antara Korea dengan negara-negara lainnya. Beberapa peran tersebut dapat tercapai dikarenakan tiga faktor yang ditemukan penulis sangat dominan dalam Korean Wave, yaitu komitmen pemerintah, kepopuleran dari Korean Wave itu sendiri, dan faktor informasi.

This research aims to explain about the existence of popular culture, in this case is Korean Wave as part of Korean public diplomacy. The explanation of this topic is will be limited in 2005-2010, which in 2005 was the beginning of Korean Wave as part of public diplomacy of Korea. The explanation of this public diplomacy through the Korean Wave is divided in two activities, tourism and exchange program with other countries. This research used qualitative research metods with descriptive explanation about the public diplomacys program that implemented in the field of tourism and Korean Exchange program.
Through analysis of the data on the activity of diplomacy and the significance of the diplomacy activity, the author concludes that?s there are some roles that played by the Korean Wave in Korean public diplomacy, such as improving image of Korea, Attracting the arrival of foreign people to come to Korea, encourage the progress of other parts of Korea, and encourage the cooperation between Korea and the other country. Some of these roles can be achieved due to the three aspect that the author was found, such as the government?s commitment, the popularity of the Korean Wave itself, and information about Korean Wave itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Jajanan dan permainan popular era ’80-an merupakan bagian dari identitas budaya karena kedua hal tersebut merupakan aktivitas budaya anak-anak dan remaja di zamannya. Ciri khas jajanan dan permainan ini selayaknya diketahui oleh generasi saat ini yang cenderung terbiasa dengan perlengkapan teknologi modern dan dunia orang dewasa. Secara kualitatif deskriptif, studi ini menjelaskan dan mendisain sebuah buku yang dapat menggambarkan tentang jajanan dan permainan popular era ‘80-an dengan memperhatikan prinsip-prinsip disain komunikasi visual dalam tampilan informasinya, serta elemen-elemen yang dapat menggambarkan identitas era ‘80 an melalui ilustrasinya. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi pelengkap tentang jajanan dan permainan era ‘80 an sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat yang beberapa masih ada hingga saat ini."
740 DESAIN 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tangerang: Majalah Akar,
709 ASSBP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Nurhayati
"Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode kajian kepustakaan dan observasi lapangan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya costume role-p1ay bernama kosupure (cosplay) tumbuh di kalangan anak muda urban Jepang (sejak tahun 1980-an) dan berkembang sebagai budaya populer Jepang yang menyebar ke berbagai negara hingga saat ini (2010). Analisis dilakukan dengan menggunakan teori budaya populer John Storey dan dibantu oleh teori tiga kategori budaya popular Jepang Yoshio Sugimoto.
Dari analisis data, disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong kepopuleran budaya cosploy ini, yaitu: 1) faktor anak muda urban Jepang yang pada dasarnya senang mengeksplorasi hobi melalui street fashion dan street performance; 2) faktor media massa yang mendukung aktifitas street fashion dan street performance tersebut; 3) faktor keseriusan pemerintah Jepang dalam mendukung industri kreatif termasuk manga, anime, video game dan fashion; 4) karakteristik cosplay yang tidak menunjukkan adanya unsur pemberontakan terhadap nilai-nilai umum yang ada di masyarakat, dan dukungan kekuatan produk-produk industri budaya massa seperti manga, anime, video game dan fashion/trend, khususnya Harajuku style juga menjadikan cosplay dapat bertahan lama dan berkembang luas hingga saat ini.

This research included a qualitative research by using literature review method and field observations in order to find out how kosupure (cosplay), a costume role-play culture that grew among young people in urban Japan (since 19805) and developed as Japanese popular culture that has spread to many countries recently (2010). The analysis was done by using John Storey?s theory of popular culture and assisted by Yoshio Sugimoto?s theory about the three categories of Japanese popular culture).
By analyzing the data, concluded that there are several factors that driving the popularity of this cosplay culture, there are: 1) the Japanese urban youth factor that basically like to explore their hobby through street fashion and street performance, 2) the mass media factor that supports the activities of street fashion and street performance, 3) the Japanese government?s seriousness factor in supporting the creative industries including manga, anime, video games and fashion; 4) characteristics of cosplay which showed no element of rebellion against the common values that exist in society, and the support of industrial mass culture products such as manga, anime, video games and fashion/trend, especially Harajuku style, that also make cosplay being long-lasting and widespread until today.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Arman Linuwih
"Skripsi ini membahas tentang musik populer sebagai dampak dari keterbukan Federasi Rusia terhadap budaya Barat yang menggunakan metode deskriptif-analitis yang dianalisis menggunakan tiga teori, globalisasi, conscious ideologies, dan adaptasi.Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan argumen utama bahwa musik populer masuk sebagai representasi dari keterbukaan Federasi Rusia terhadap budaya Barat. Hasil penelitian menujukkan bahwa globalisasi mempengaruhi masuknya musik populer dengan penerapan proses adaptasi yang membentuk ideologi masyarakat Rusia yang secara sadar menerima musik populer sebagai gaya hidup baru.

This thesis discusses popular music as a result of the openness of the Russian Federation to the Western culture that uses descriptive-analytical methods were analyzed using three theories, globalization, conscious ideologies, and adaptations. This thesis aims to prove the main argument that popular music in as a representative of the Russian Federation openness to Western culture. The results showed that the inclusion of popular music globalization affect the application of the adaptation process to form the ideology of Russian society that consciously accept popular music as a new lifestyle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>