Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
331.4 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur
"Latar Belakang Masalah
Kini yang masih menonjol pada masyarakat Indonesia dewasa ini adalah 69,29 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan walaupun sedikit menurun dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, dan bagian terbesar menempati Pulau Jawa dengan mengusahakan pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan, yang menciptakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang baru bagi mayoritas penduduk Indonesia.
Adanya pertambahan penduduk dan pembangunan di segala bidang diberbagai daerah di Indonesia seperti di Pulau Jawa mengakibatkan munculnya pemilikan baru untuk tanah pertanian sehingga hasil pertanian yang diusahakan oleh penduduk, terutama yang diolah secara tradisional akan membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.
Walaupun permasalahan ini tampaknya kurang berarti dan kelibatannya sepintas hanya terjadi di Pulau Jawa, tetapi sebenarnya hal itu dapat berlanjut menjadi permasalahan yang berskala nasional. Dengan demikian dalam kurun waktu yang panjang kemungkinan masalah tersebut akan membawa pengaruh yang tidak kecil terhadap daerah-daerah pertanian lainnya di Indonesia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
"ABSTRAK
Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Budi Asih merupakan
salah satu Lembaga Sosial yang bekerjasama dengan
Chnstian Children's lund, yang melalui program-program
nya dan bantuannya dalam bidang keuangan berusaha untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan
Dalam penelitian ini dicoba untuk dilihat apakah telah
terjadi perubahan pada keluarga yang menerima bantuan
atau dengan lain perkataan apakah tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya telah tercapai 7
Untuk mengetahui hal tersebut di atas, maka dilaku
kanlah penelitian yang bersifat evaluasi terhadap 68 orang responden Pengumpulan data dilakukan dengan mela
lui wawancara berstruktur baik terhadap responden, pengurus Yayasan dan Koordinator Pekerja Sosial Dari hasil penelitian dapatlah diketahui bahwa dan
berbagai tujuan yang ingin dicapai, ternyata belum seluruhnya dapat dicapai Adapun yang sudah tercapai adalah peningkatan pendapatan, perbaikan di bidang kesehatan, dan hal-hal yang berhubungan dengan motivasi dasar seperti kepercayaan terhadap hidup yang lebih baik, arti menabung dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan. Sedangkan pemilikan lahan ternyata belum dapat dilihat perubahannya karena memerlukan waktu yang cukup lama, demikian pula dengan pemilikan rumah Secara keseluruhan hasil penelitian ini memperlihat kan bahwa dengan adanya bantuan tersebut sangat dirasakan manfaatnya, karena setiap program direncanakan berdasarkan pada apa yang diinginkan oleh si penerima bantuan dan merekapun tidak hanya ditempatkan sebagai obyek tapi
terlebih-lebih sebagai subyek."
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Rivai
"Ruang Lingkup dan Metodologi:
Penelitian tentang upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi cacing usus yang penularannya melalui tanah dilaksanakan pada bulan Mei, Juni, Juli 2003 terhadap pekerja pemetik teh. Masalah yang dihadapi adalah target kerja yang tidak tercapai. Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya peningkatan hasil kerja pemetik teh melalui penurunan prevalensi penyakit cacing usus di PT."X".
Desain penelitian ini adalah studi intervensi, besar sampel sebanyak 104 orang pekerja pemetik teh. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan kuesioner, wawancara, pemeriksan fisik, pemeriksaan tinja pertama dengan tehnik Kato Katz terhadap 104 orang pekerja. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan, terapi antihelminthes terhadap pekerja yang positif menderita infestasi cacing usus. Pemeriksaan tinja ke dua untuk pekerja yang positif dan pemeriksaan tinja ke tiga untuk melihat adanya reinfestasi terhadap 104 pekerja. Evaluasi dilakukan dengan melihat perubahan pengetahuan dan perilaku, prevalensi penyakit cacing usus dan hasil kerja pada pekerja.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan:
Pemeriksaan tinja pertama dari 104 subyek penelitian didapatkan 65 orang (62,5%) positif terinfestasi cacing usus. Seteiah dilakukan intervensi dengan terapi albendazol 400 mg single dose, semua penderita sembuh dan tidak ada reinfestasi pada pemeriksaan tinja ketiga. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang casing usus dan perilaku bila semula nilai pre-test 3,09 setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 8,65. Terjadi peningkatan hasil kerja, bila rata-rata hasil kerja sebelumnya dibawah target (64,76%), setelah di intervensi meningkat menjadi rata-rata di atas target (117,8%). Kebiasaan buang air besar, kondisi WC, pola makan, dan pemakaian alat pelindung diri tidak mempunyai hubungan bermakna.
Intervention Research Increasing Productivity of Workers In Tea Plantation by Reducing Prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java
Scope and Methodology:
A study of increasing productivity product of workers in tea plantation by reducing prevalence of Soil Transmitted Helminthes of "X" Corporation Sindanglaya, Pacet, Cianjur - West Java, has been conduct to improve the health of workers. The design of study is an intervention study with specific objective to identify the prevalence of Soil Transmitted Helminthes infestation to reducing the prevalence and to asses the relationship between prevalence of several risk factors, beside to seek relationship between knowledge, behavior, productivity and prevalence of Soil Transmitted Helminthes.
Results and Conclusions:
Out of 104 subject, 65 person (62,5%) were tested positively in the first stool examination. Post intervention by giving appropriate antihelminthes therapy, there was a reduced in the prevalence of STH, that all cases showed negative; at Second stool examination also at third stool examination to seek reinfestation of STH is also negative. Knowledge and behavior before intervention have average value is 3,09 after intervention by information the average value is 8,65, outcome product of workers before intervention the average of outcome product is 64,76% below the target, after intervention the average of outcome product is 117;8% upper target. There is no correlation was found between the prevalence of STH and the habit of defecation, the habit of using self protector equipment, the habit of eaten, WC condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaizelna Misra
"Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah potensial penghasil teh, yang produksi tertingginya dihasilkan oleh perkebunan milik negara. Terdapat dua perkebunan milik negara dibawah naungan PTPN VIII di Kabupaten Bogor, yakni Perkebunan Cianten dan Perkebunan Gunung Mas. Perkebunan Gunung Mas selain menjadi area perkebunan teh juga menjadi kawasan agrowisata, berbeda dengan Perkebunan Cianten yang hanya menjadi area perkebunan. Mayoritas penduduk kampung di Perkebunan Cianten menggantungkan hidup dari perkebunan, salah satunya menjadi buruh pemetik teh. Buruh pemetik teh rentan akan kemiskinan karena pendapatan yang relatif rendah, sehingga mengharuskannya untuk melakukan strategi penghidupan untuk dapat bertahan hidup dan meningkatkan taraf kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepemilikan aset penghidupan dan pola penghidupan rumah tangga buruh pemetik teh di Perkebunan Cianten Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara purposive sampling untuk pemilihan sampel buruh pemetik teh. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dengan kuesioner terhadap 24 buruh pemetik teh yang bekerja di Perkebunan Cianten. Analisis dilakukan secara deksriptif kuantitatif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan aset penghidupan rumah tangga buruh pemetik teh di Perkebunan Cianten berbeda tergantung karakteristik penggunaan lahan. Wilayah dengan karakteristik penggunaan lahan homogen memiliki aset penghidupan lebih rendah daripada wilayah dengan karakteristik penggunaan lahan heterogen. Pola penghidupan buruh pemetik teh di Perkebunan Cianten terdiri dari dua strategi, yaitu strategi survival dan strategi konsolidasi. Buruh pemetik teh pada karakteristik penggunaan lahan homogen lebih dominan menerapkan strategi survival. Buruh pemetik teh pada karakteristik penggunaan lahan heterogen didominasi oleh strategi konsolidasi dengan melakukan aktivitas bercocok tanam dan berternak.

Bogor Regency is one of the potential tea-producing areas, the highest production of which is produced by state-owned plantations. There are two state-owned plantations under the auspices of PTPN VIII in Bogor Regency, namely the Cianten Plantation and the Gunung Mas Plantation. Apart from being a tea plantation area, Gunung Mas Plantation is also an agro-tourism area, in contrast to the Cianten Plantation which is only a plantation area. Most of the villagers in the Cianten Plantation depend on the plantation for a living, one of whom is a tea-picking laborer. Tea picking workers are vulnerable to poverty due to their relatively low income, which requires them to carry out livelihood strategies to survive and improve their standard of living. This study aims to determine the level of ownership of livelihood assets and the pattern of livelihood of tea picking labor households in the Cianten Plantation, Bogor Regency. The method used in this study is a quantitative method by collecting data by purposive sampling for the selection of samples of tea picking workers. The data collection technique was interviews with questionnaires to 24 tea pickers working at the Cianten Plantation. The analysis was carried out in a quantitative and spatial descriptive manner. The results showed that the ownership of the livelihood assets of tea picking labor households in the Cianten Plantation differed depending on the characteristics of land use. Areas with homogeneous land use characteristics have lower livelihood assets than areas with heterogeneous land use characteristics. The livelihood pattern of tea picking workers in the Cianten Plantation consists of two strategies, namely the survival strategy and the consolidation strategy. Tea picking workers on the characteristics of homogeneous land use are more dominant in implementing survival strategies. Tea picking workers on heterogeneous land use characteristics are dominated by a consolidation strategy by carrying out farming and animal husbandry activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hajati Hoesin
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
338.959 8 SIT g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fachrudin M.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, dan berpenduduk terbesar ke empat di dunia dengan jumlah 203,5 juta jiwa. Hal tersebut menjadi sangat erat hubungannya dengan perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi saat ini, yang sangat berpengaruh terhadap ketahanan keluarga masyarakat untuk memperkokokoh ketahanan nasional.
Menurut data Biro Pusat Statistik/BPS (survey aksesbilitas penduduk Indonesia terhadap media massa tahun 2000) Aksesbilitas penduduk Indonesia terhadap televisi sebesar 78,22%, yang bila dihitung dari 203,5 juta jiwa adalah 168 juta jiwa penduduk, televisi terbukti sangat besar diminati oleh masyarakat Indonesia dibandingkan media massa lainnya. Sedangkan penduduk Indonesia sebagian besar 67,34% tinggal di pedesaan dengan taraf hidup dan pendidikan yang masih relatif rendah, serta kegemaran membaca pada masyarakat Indonesia juga dikenal paling rendah didunia. Dengan kenyataan yang demikian menyebabkan peran serta televisi sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan dan membina kesadaran masyarakat dalam berbangsa serta membangun masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Program siaran televisi merupakan karya budaya demikian pula dengan prilaku anggota keluarga yang dapat berubah karena dipengaruhi menjadi negatif ataupun positif. Keluarga sebagai lembaga yang paling penting dan paling mendasar dalam masyarakat adalah sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu:
1. Sampai sejauh mana pengaruh program siaran televisi terhadap ketahanan keluarga pada masyarakat pedesaan di Banten?
2. Program siaran televisi manakah yang paling disukai masyarakat pedesaan di Banten?
3. Stasiun televisi manakah yang paling disukai masyarakat pedesaan di Banten? dimana efektivitas penyebaran pesan-pesan pembangunan melalui siaran televisi dapat membina kesadaran berbangsa. Namun hal itu dipengaruhi oleh faktor faktor sosial budaya yang hidup di masyarakat dengan latar belakang adat istiadat, agama, pendidikan, kebudayaan yang beraneka ragam dan taraf hidup yang masih relatif rendah serta jangkauan media cetak yang masih terbatas terrnasuk minat membaca yang kurang.
Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh program siaran televisi terhadap ketahanan keluarga masyarakat pedesaan di Banten.
2. Menganalisis program siaran televisi yang paling disukai masyarakat pedesaan di Banten.
3. Menentukan stasiun televisi nasional yang paling disukai masyarakat pedesaan di Banten.
Metode penelitian yang dipakai adalah Metode Analisis pada tujuan penelitian pertama, serta Tabel Analisis pada tujuan penelitian kedua dan ketiga dengan mengunakan data primer dan sekunder yang didapat dari jawaban kuesioner responden.
Adapun hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Semua variabel program siaran televisi (siaran berita, hiburan, dan niaga) signifikan pada taraf 5%, kecuali variable X3 (siaran pendidikan) tidak signifikan. Variabel siaran berita adalah variabel yang terbesar mampu meningkatkan ketahanan keluarga apabila ditambah satu unit yaitu sebesar 69%.
2. Sedangkan R2 = 0,85 atau 85% yang berarti program siaran televisi secara bersama-sama mampu menjelaskan variansi ketahanan keluarga sebesar 85%, adapun 15% lagi dipengaruhi oleh variabel lainnya.
3. Selanjutnya program siaran televisi yang paling disukai oleh responden adalah program siaran berita sebesar 53,3% di televisi SCTV, yang terbesar dipilih oleh kelompok Bapak 40,6%.
4. Serta stasiun televisi yang paling disukai oleh responden adalah stasiun televisi INDOSIAR dimana program siaran hiburan 33,3% dan siaran niaga 26,6% mendapat prosentase terbesar.
Dunia pertelevisian Indonesia dimulai pada tahun 1962 dengan berdirinya TVRI, selanjutnya berkembang pesat pada tahun 1979 setelah diluncurkannya Satelit Komunikasi PALAPA yang mendukung penerimaan siaran televisi diseluruh tanah air yang terbentang luas dari Sabang hingga Marauke. Masyarakat Indonesia ketika itu telah jenuh dengan sajian seremonial dan gambaran kehidupan miskin yang selalu ditampilkan TVRI, Masyarakat terlihat antusias sejak berdirinya televisi swasta pertama yaitu RCTI pada tahun 1989, yang berturut-turut muncullah TPI, SCTV, ANTV dan INDOSIAR dan saat ini telah/siap mengudara METRO-TV, TRANS-TV, TV-7, LA-TV, GLOBAL-TV. Yang semuanya kenyataan menuju siaran nasional (program siaran sarat kekerasan dan pornografi) tanpa menghiraukan perbedaan pendidikan, taraf hidup, dan sosial budaya masyarakat di seluruh Indonesia.
Program siaran televisi swasta sebagian besar hanya menjual mimpi yang laku dipasar (produk import dan produk lokal yang cenderung meniru budaya asing) berdasarkan research dari konsultan internasional yang lebih dipercaya dibandingkan mengaca kepribadian bangsa Indonesia yaitu AC-NIELSEN. Hanya program siaran TVRI yang selalu mengedepankan rasa kebangsaan dengan membina kesadaran berbangsa melalui layar kaca, seperti menampilkan penyiar multikultural, kebudayaan daerah-daerah melalui stasiun penyiarannya, menyuguhkan berita yang menyejukkan, dan menyiarkan produk import hanya 5 %. Akan tetapi TVRI justru seakan ingin ditekan agar tidak berkutik oleh penguasa, kalangan DPR, dan konglomerat yang sebagian besar memang memiliki asset di televisi swasta dengan tidak memberikan TVRI siaran iklan dan kesepakatan 12,5% dari transaksi iklan TV swasta, adapun yang diberikan dana pada TVRI hanya dari APBN yang hanya bisa menghidupi 10 % saja dari kegiatan operasionalnya. Namun betapapun besarnya beban yang dipikul TVRI, dengan penanganan yang benar akan mengurangi atau bahkan dapat menghilangkan resiko rusaknya mental bangsa sehingga dapat memperkuat ketahanan keluarga.
Propinsi Banten menjadi lokasi penelitian karena sebagai daerah penyanggah lbukota Jakarta, daerah pariwisata, dan jalur transportasi penting yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.
Pihak manajemen seluruh televisi di Indonesia sebaiknya melakukan berbagai perbaikan terhadap penanganan program siaran televisi yang akan ditampilkan pada masyarakat Indonesia secara nasional, dengan memperhatikan rasa kebangsaan dan pembinaan ketahanan keluarga."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
307.72 PER (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
307.72 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Sofwan Arif
"Pekerja sektor pertanian dari segi kualitas, dipenga-ruhi mutu modal manusia, yang meliputi variabel pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Sedangkan faktor demografi yang terdiri dari fertilitas, mortalitas, dan migrasi akan mempe-ngaruhi kuantitas pekerja. Faktor lain yang berpengaruh pa-da pekerja pertanian adalah permasalahan sosial-ekonomi dan pengembangan investasi yang diikuti penggunaan teknologi, akan meningkatkan proses produksi. Peningkatan mutu modal manusia, baik dari segi kualitas dan kuantitas, sosial-ekonomi , maupun penggunaan teknologi akan mempengaruhi proses produksi di sektor pertanian, melalui meningkatnya produktivitas pekerja, sehingga pembangunan pertanian diha-rapkan selalu dapat tumbuh berkembang. Melalui peningkatan produktivitas, akan meningkat pula kesejahteraan pekerja, karena dapat dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan, sehingga pekerja pertanian yang makin sejahtera akan mengentaskan kemiskinan yang masih banyak dialami masyarakat tani. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan pekerja akan mempengaruhi semakin meningkatnya mutu modal manusia.
Tesis ini membahas peranan mutu modal manusia yang men-jadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian di pedesaan Jawa. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan keberhasilan swasembada pangan dan perlu lebih dikembangkannya keterse-diaan bahan baku sektor pertanian, sedangkan di pihak lain, pergeseran tenaga potensial ke luar sektor pertanian dan semakin sempitnya lahan pertanian di pulau Jawa, karena alih fungsi, merupakan sebagian besar permasalahan pembangunan pertanian. Pembahasan mutu modal pekerja pertanian dimak-sudkan untuk mempelajari perkembangan pekerja, tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi yang terpenting dari segi kualitasnya. Penjabaran peningkatan mutu modal manusia, di-perhatikan melalui kualitas pendidikan dan fasilitas kesehatan. Peningkatan produktivitas pekerja berkaitan dengan luas lahan produktif sebagai pengaruh faktor sosial-ekonomi dan dipengaruhi kepadatan penduduk yang merupakan faktor demografi. Adapun pekerja dari segi jumlah, yaitu persentase pekerja subsektor tanaman pangan, kesejahteraan/kemiskinan pekerja, dan mutunya akan berpengaruh pada perbaikan proses produksi dan penggunaan mesin pengolah tanah, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pekerja.
Data yang digunakan dalam menelaah peranan mutu modal manusia pada pembangunan pertanian di pedesaan Jawa, adalah hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 1987 di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta data lain publikasi Biro Pusat Statistik. Unit analisis yang digunakan adalah data kabupaten yang didapat-kan dari sampel data individu penduduk berumur 10 tahun ke atas, yang bekerja di sektor pertanian dan bertempat ting-gal di pedesaan. Produktivitas pekerja pertanian, yang merupakan ukuran secara sempit dari pembangunan pertanian, sebagai variabel tak bebas, sedangkan variabel bebas ter-diri dari : persentase pekerja tanaraan pangan, rata-rata lamanya pendidikan pekerja, jumlah puskesmas, luas lahan produktif, kepadatan penduduk, jumlah mesin pengolah tanah, dengan indikator propinsi dan kemiskinan.
Alat analisis yang digunakan adalah model fungsi pro-duksi Translog (transcendental logaritJmic), yang digunakan untuk analisis Statistik dalam rangka mengetahui asosiasi produktivitas pekerja dengan beberapa variabel bebas. Sedangkan analisis deskriptif dilakukan untuk mempelajari produktivitas rata-rata pekerja menurut masing-masing variabel bebas melalui tampilan tabel dan hasil tabulasi silang. Pengolahan data menggunakan paket program Statistical Analysis Systea (SAS), pada Ruang Komputasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Berdasarkan model-model fungsi translog kuadratik yang didapatkan, ternyata sebagian besar model tidak dapat diana-lisis, karena variabel bebas secara bersama-sama tidak mem-punyai pengaruh yang berarti terhadap LPR (Ln produktivitas pekerja pertanian), dan masing-masing variabel betaas pun tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap LPR, baik pada tarap keyakinan a = 0,05 maupun a = 0,10. Dengan demikian, fungsi translog diperluas melalui kurva pertumbuhan bentuk-S atau fungsi produksi translog bentuk-S, karena ada kecende-rungan tingkat produktivitas pekerja mempunyai batas atas maupun bawah.
Menurut analisis deskriptif, peranan sektor pertanian di pulau Jawa sampai dengan tahun 1989, relatif tetap, tam-pak pada penyerapan pekerja yang masih didominasi pekerja pertanian. Sedangkan apabila dibandingkan antar subsektor, maka distribusi pekerja masih terkonsentrasi pada subsektor tanaman pangan. Sedangkan melalui penerapan fungsi produksi translog bentuk-S, didapatkan bahwa peningkatan persentase pekerja tanaman pangan dalam satuan yang saroa akan menyebab-kan penurunan produktivitas pekerja, lebih besar pengaruhnya di daerah miskin semua provinsi penelitian (Jawa Barat, Jawa Tengah & Jawa Timur) dan daerah tidak miskin provinsi Jawa Timur, sementara itu, peningkatan jumlah puskesmas dalam satuan yang sama, menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimura, yang lebih besar pengaruh-nya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Kemudian peningkatan jumlah mesin peng-oiah tanah dalam satuan yang sama, akan menyebabkan peningkatan produktivitas pekerja mencapai titik maksimum, lebih besar pengaruhnya di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, dibandingkan dengan Jawa Tengah. Lebih lanjut, dapat dinya-takan bahwa fungsi kuadrat yang dikembangkan pada model translog bentuk-S untuk input rata-rata pendidikan pekerja, tidak sesuai dengan harapan. Hal ini diduga berkaitan dengan data observasi yang merupakan bukan data kohor, se-hingga penggunaan fungsi kuadrat untuk input rata-rata lama-nya pendidikan, dipandang kurang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa temuan dan implikasi kebijakan, yaitu pertama, upaya penanganan pekerja subsektor tanaman pangan untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja pertanian di ketiga provinsi, melalui a) perluasan cakupan program-program intensifikasi, yang akan memberikan peningkatan hasil pertanian tanaman pangan dan peningkatan produktivitas pekerja, dan b) peningkatan diversifikasi tanaman pangan, akan memberikan peningkatan produktivitas lahan dan produktivitas pekerja; kedua, peman-faatan mesin pengolah tanah perlu lebih ditingkatkan di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang lebih tinggi; ketiga, peningkatan jumlah puskesmas di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, perlu lebih diperhatikan, sehingga dapat mendorong peningkatan produktivitas pekerja pertanian untuk mencapai titik maksimum. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>