Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhitia Pratama
"ABSTRAK
Kawasan Kampus Univesitas Indonesia merupakan habitat alami bagi tumbuhan Amorphophallus variabilis Bl. Pengamatan dilakukan di 6 (enam) lokasi di Kawasan Universitas Indonesia untuk mengetahui pola penyerbukan (polinasi) dan populasi A.
variabilis Bl. Berdasarkan hasil penelitian, penyerbukan A. variabilis terjadi 3 hari setelah mekarnya spatha pada perbungaan. Polinasi kemudian diikuti dengan fase pematangan buah yang terjadi selama 15 hari. Serangga yang berperan sebagai penyerbuk antara lain dari suku Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, dan Tachinidae. Terdapat hubungan antara morfologi perbungaan dengan jumlah individu
serangga yang berkunjung. Pola sebaran populasi A. variabilis di 6 (enam) lokasi penelitian menunjukkan pola yang mengelompok. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan karakter morfologi A. variabilis. Dominansi berkisar antara 0.01--0.06 frekuensi antara 0.2--0.4, dan jumlah individu / m2 berkisar antara 0.13--0.2 . Tinggi tumbuhan berkisar antara 5.2--160 cm dengan diameter 0.05--2.3 cm dengan berbagai variasi morfologi pada bagian perbungaan seperti osmofor, spatha, dan petiolus.

ABSTRACT
University of Indonesia Campus area is a natural habitat for Amorphophallus variabilis Bl. Observations were carried out in 6 locations in the Area, University of Indonesia to find out the pattern of pollination (pollination) and population of A. variabilis Bl. Based on the results of research, pollination A. variabilis occurred 3 days after blooming spatha on the inflorescence. Pollination followed by fruit
ripening phase that occurred during the 15 days. Insects that act as pollinators, such as from the tribe of Nitidulidae, Endomychidae, Anthomyiidae, and Tachinidae. There is a relationship between the morphology of the inflorescence with the number of individuals visiting insects. A. variabilis population distribution pattern in 6 (six)
locations showed a clumped pattern. There was no significant effect between site and morphological characteristics of A. variabilis. Dominance ranged from 0,01 to 0.06, frequencies between 0.2 - 0.4, and the number of individuals / m2 ranged between 0.13--0.12. Plants high ranged from 5.2 - 160 cm with a diameter of 0.05 - 2.3 cm
with a variety of inflorescence morphology in sections like osmophores, spathes, and petioles."
Universitas Indonesia, 2011
S1458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suluh Normasiwi
"Pemahaman tentang sistem penyerbukan merupakan hal penting dalam program pemuliaan Rubus. Penelitian ini dilakukan untuk memahami biologi reproduksi pada Rubus dan kemudian memperoleh informasi mengenai kemungkinan terjadinya inkompatibilitas pada persilangan sendiri (self-compatibility) maupun persilangan antar jenis Rubus (interspecific compatibility). Sebanyak 10 spesies Rubus diantaranya R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), dan Rubus sp. (Raspberry) diamati polennya melalui pengukuran viabilitas, perkecambahan, dan ukuran polen. Sembilan spesies Rubus diamati perkembangan dan morfologi bunganya, kemudian dilakukan persilangan lengkap full diallel. Hasil polen menunjukkan viabilitas polen Rubus bervariasi antara 59,68% sampai 98,12%, dan ukuran polen yang berbeda-beda tergantung spesiesnya. Pengamatan perkembangan dan morfologi bunga menunjukkan keragaman karakteristik bunga yang ditunjukkan pada pistil, stamen, bentuk torus, dan perbedaan waktu tahapan perkembangan bunga masing-masing spesies. Keragaman polen dan morfologi bunga pada Rubus diduga berpengaruh terhadap tipe penyerbukan dan kemampuan bersilangnya. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pengamatan kompatibilitas persilangan. Hasil menunjukkan seluruh spesies Rubus kompatibel menyerbuk sendiri dan kompatibel menyerbuk dalam spesies, namun demikian hanya spesies R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, dan Rubus sp (blackberry) yang memiliki kompatibilitas interspesifik. Korelasi yang signifikan ditunjukkan antara variabel persilangan dengan variabel morfologi bunga dan viabilitas polen. Kompatibilitas persilangan interspesifik diduga dipengaruhi oleh faktor genetik (sporophytic dan gametophytic incompatibility).

Understanding mechanisms of pollination are fundamental to the Rubus breeding program. The study was conducted to understand the reproductive biology of Rubus and to obtain information about the possibility of self-compatibility and interspecific compatibility on Rubus. Pollen observed sections were carried out on ten species of Rubus (R. alceifolius, R. chrysophyllus, R. fraxinifolius, R. lineatus, R. moluccanus, R. pyrifolius, R. rosifolius, Rubus sp. (blackberry), and Rubus sp. (Raspberry) pollen by measuring the pollen viability, germination, and pollen size. Flower development and morphology sections were carried out on nine species of Rubus flower. Furthermore, a complete cross with a full diallel was performed. Pollen results showed that the viability of Rubus pollen varied from 59.68% to 98.12%, and the pollen size varied depending on the species. Observations of flower development and morphology showed the variation of flower characteristics shown in the pistil, stamen, torus shape, and the different time stages of flower development of each species. Variations of pollen and flower morphology in Rubus are assumed to affect the type of pollination and the crossing ability. Based on these assumptions, observations of cross-compatibility were carried out. The results show that all Rubus species are self-compatible and intraspecific-compatible; however, only species R. ellipticus, R. fraxinifolius, R. rosifolius, and Rubus sp. (blackberry) have interspecific compatibility. There were significant correlates among pollination, flower, and pollen variable. The interspecific compatibility was thought to be influenced by a genetic factor (sporophytic dan gametophytic incompatibility)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darjanto
Jakarta: Gramedia, 1990
582.130 DAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, 1989
R 595.703 ENS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Susetya Putra
Yogyakarta: Kanisius, 1994
595.7 NUG s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sola, Eugenio
Bogor: GHSNP Management Project, 2005
595.7 SOL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sudarno
"ABSTRAK
Penduduk bumi telah mencapai lebih dari 7 milyar jiwa dan pertumbuhannya
terus meningkat. Kondisi ini menimbulkan tekanan pada penyediaan pangan
terutama sumber protein. Peternakan konvensional banyak menyebabkan
terjadinya degradasi dan pencemaran lingkungan. Masyarakat kawasan karst
Gunung Sewu (KKGS) dikenal sejak lama memanfaatkan serangga sebagai
sumber protein, namun tidak ada data penelitian tentang pemanfaatan serangga.
Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan data jenis serangga yang
dimanfaatkan sebagai sumber protein pada masyarakat KKGS, menganalisis
faktor yang mempengaruhi konsumsi serangga pada masyarakat KKGS, dan
mengkaji dampak pemanfaatan serangga sebagai sumber protein pada masyarakat
di KKGS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi lapangan, penyebaran kuesioner, dan wawancara
kemudian dilakukan telaah pustaka. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat di
kawasan Karst Gunung Sewu memanfaatkan 18 jenis serangga yang sebagian
besar berasal dari ordo Coleoptera (kumbang), Orthoptera (belalang dan jangkrik),
dan Lepidoptera (kupu-kupu dan ngengat) sebagai sumber protein, karena pada
musim tertentu memiliki kelimpahan yang sangat tinggi. Faktor Internal (serangga
mempunyai rasa yang enak dan lezat) dan faktor eksternal (lingkungan, ekonomi,
dan sosial) mempengaruhi dan saling berkaitan dalam membentuk perilaku
konsumsi serangga pada masyarakat di kawasan karst. Pemanfaatan serangga
sebagai sumber protein pada masyarakat di kawasan karst Gunung Sewu
mempunyai dampak yang positif terutama pada aspek lingkungan dan ekonomi
yaitu dapat membantu menggantikan peran predator alami serangga yang hilang
dan juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat

ABSTRACT
Earth's population has reached more than 7 billion people and its growth continues
to increase. These conditions led to pressure on the provision of food, especially
protein sources. Many conventional farms cause environmental degradation and
pollution. The community of Gunung Sewu karst area (GSKA) known since long
time been using edible insects as a protein source, but there is no research data on
the use of insects. The purpose of this study is to collect data species of insect
used as a protein source on GSKA community, to analyze factors influencing the
consumption of edible insects on GSKA community, and examines the impact use
of edible insects as a protein source on GSKA community. This study uses a
quantitative approach. The data collection is done by field observations,
questionnaires and interviews later conducted literature review. The results
showed people in the Gunung Sewu Karst Area use of 18 species of insects are
largely derived from the order Coleoptera (beetles), Orthoptera (grasshoppers and
crickets), and Lepidoptera (butterflies and moths) as a protein source because in a
particular season has an abundance of very high. Environmental factors and
economic factors, has the highest influence on the consumption of insects in
GSKA community. Internal factors (insect has a good flavor and delicious) and
external factors (environmental, economic, and social) influence and interrelated
in the consumption activities of insects. Utilization of insects as a protein source
in the GSKA community has a positive effect especially on environmental and
economic aspects, which can help replace the role of natural predators of insects
were lost and also able to improve the local economy"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti R. Hadi
"ABSTRAK
Tungau trombikulid mendapat perhatian karena mendapat perhatian karena perannya dalam penularan penyakit scrub typhus yang disebabkan oleh rickettsia tsutsugasushi.
Dari hasil survei dan penelusuran literatur, terdapat 128 jenis spesies trombikulid di Indonesia. Menurut distribusi geografisnya, tungau trombikulid yang ditemukan di Indonesia, dibagi ke dalam 5 kelompok: kelompok wilayah barat (30 spesies), wilayah timur (9 spesies), wilayah Sulawesi (20 spesies), wolayah barat dan timur (52 spesies), dan kelompok wilayah pegunungan Jawa (3 spesies)."
1989
D138
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti R. Hadi
"Tungau trombikulid mendapat perhatian karena mendapat perhatian karena perannya dalam penularan penyakit scrub typhus yang disebabkan oleh rickettsia tsutsugasushi.
Dari hasil survei dan penelusuran literatur, terdapat 128 jenis spesies trombikulid di Indonesia. Menurut distribusi geografisnya, tungau trombikulid yang ditemukan di Indonesia, dibagi ke dalam 5 kelompok: kelompok wilayah barat (30 spesies), wilayah timur (9 spesies), wilayah Sulawesi (20 spesies), wolayah barat dan timur (52 spesies), dan kelompok wilayah pegunungan Jawa (3 spesies)."
Universitas Indonesia, 1989
D653
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamed Salleh
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, 1989
595.7 MOH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>