Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boca raton: CRC Press, 2009
614.518 PAN (1);614.518 PAN (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Intensely practical and down-to-earth, this timely new text covers the breadth of health emergency preparedness, resilience and response topics in the context of inter-disciplinary and whole society responses to a range of threats. It includes public, private and third sector roles in preparation for and in response to natural and man-made events, such as: major incident planning; infectious disease epidemics and pandemics; natural disasters; terrorist threats; and business and service continuity management.
The book builds upon the basics of risk assessment and writing an emergency plan, and then covers inter-agency working, command and control, communication, personal impact and business continuity as well as training, exercises and post-incident follow up. Detailing the full emergency preparedness and civil protection planning cycle, the book is illustrated throughout with real-life examples and case studies from global experts in the field for countries with both advanced and developing healthcare systems.
This practical handbook covering the essential aspects of major incident and disaster management is ideal for undergraduate and master's students in emergency management and public health, as well as for practitioners in emergency preparedness and civil protection. It will be valuable to all health practitioners from ambulance, hospital, primary and community care, mental health and public health backgrounds."
Wallingford, Oxfordshire Boston: MA CABI, 2016
363.348 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Intan Pratiwi
"Kebijakan surveilans integrasi flu burung merupakan salah satu strategi penting dalam upaya pengendalian flu burung di Indonesia. DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi dengan jumlah kasus sejak positif tahun 2005-Juni 2008 berjumlah 33 kasus dan CFR sebesar 84,84% saat ini berupaya merealisasikan kebijakan surveilans terintegrasi penanggulangan flu burung, dimana saat ini belum diketahuinya optimalisasi pelaksanaan kebijakan surveilans terintegrasi tersebut untuk memantau secara dini kecenderungan peningkatan kasus flu burung setiap waktu serta faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakannya, diantaranya terkait dengan sosialisasi, koordinasi, serta sumber daya yang meliputi tenaga, anggaran, dan fasilitas, serta gambaran dukungan pedoman.
Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melibatkan 9 informan. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara serta observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Sudin Kesmas Jakarta Barat, Sudin Kesmas Jakarta Selatan, Sudin Kesmas Jakarta Timur, Puskesmas Kecamatan Cipayung, Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, serta BKHI. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2008.
Kebijakan surveilans integrasi flu burung di DKI Jakarta belum dapat optimal akibat kelemahan sumberdaya yang dimiliki serta proses pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor prakondisi, seperti sosialisasi, koordinasi, dan sumber daya, yang menyebabkan pelaksanaan kebijakan tersebut belum berjalan optimal di DKI Jakarta. Dimana masyarakat serta tenaga kesehatan menjadi salah satu hambatan yang menjadikan deteksi dini penyakit flu burung di DKI Jakarta belum optimal karena sebanyak 72,7% kasus positif yang ada, layanan kesehatan pertama yang didatangi adalah klinik/dokter pribadi. Masih terdapatnya kasus flu burung pada unggas yang tidak dilaporkan oleh masyarakat sehingga tidak terpantau oleh Puskesmas atau Disnak dan tidak segera ditindaklanjuti dengan surveilans ILI oleh Puskesmas. Pada pelaksanaan investigasi pengambilan sampel kontak kasus pada manusia sampai saat penelitian dilakukan masih tergantung pada litbangkes sehingga respon petugas laboratorium pada beberapa kasus lebih dari 1x24 jam. Hambatan lainnya dalam investigasi menurut hasil wawancara adalah masih adanya penolakan sebagian masyarakat yang memiliki unggas untuk menyerahkan unggasnya untuk diperiksa. Koordinasi dalam hal pertukaran informasimasih belum optimal karena feedback data flu burung pada unggas ataupun manusia yang belum disampaikan secara konsisten dan rutin antara Dinas Kesehatan dan Peternakan.
Secara umum sosialisasi telah dilakukan kepada petugas kesehatan di jajaran Dinas Kesehatan dan Peternakan namun untuk pelayanan kesehatan swasta sosialisasi yang dilakukan belum merata salah satunya karena banyaknya unit pelayanan kesehatan swasta di DKI Jakarta. Latar belakang pendidikan petugas peternakan yang heterogen menjadikan sosialisasi kepada petugas masih perlu ditingkatkan serta petugas PDSR yang kurang mrencukupi menyebabkan surveilans pada unggas yang dilakukan pada suatu tempat akan berulang dalam jangka waktu lama. Adanya dukungan kebijakan tidak disertai dengan kelonggaran serta ketepatan pencairan dana khususnya yang bersumber dari APBD. Distribusi buku pedoman yang diterbitkan atas kesepakatan Depkes dengan Deptan, hanya dimiliki oleh jajaran Dinas Kesehatan sedangkan kendaraan operasional untuk kegiatan surveilans flu burung di tingkat Sudin Kesmas baru ada tahun 2008 berupa motor sedangkan unit lainnya kendaraan yang ada tidak khusus untuk surveilans tapi untuk operasional kantor.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan surveilans integrasi flu burung ini secara konsep sangat baik, namun dalam pelaksanaannya kebijakan ini belum mampu membentuk jejaring yang kuat, khususnya keterlibatan peran serta masyarakat maupun swasta, sehingga kasus flu burung selama ini belum terpantau dengan baik. Oleh karena itu pengembangan surveilans berbasis masyarakat diantaranya melalui RW Siaga sangat diperlukan guna meningkatkan kemandirian dan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit flu burung."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Kautsar
"Penyebaran virus influenza telah menarik perhatian yang tinggi karena efek samping terhadap kesehatan manusia. Deteksi Neuraminidase, sebagai salah satu enzim spesifik di virus ini diperlukan untuk mengurangi penyebaran virus influenza. Metode ini, sederhana, cepat, murah dan deteksi selektif menggunakan reaksi penghambatan oleh Zanamivir dikembangkan berdasarkan metode immunoreaction. Elektroda Platinum dimodifikasi boron-doped Diamond (Pt-BDD) digunakan sebagai elektroda kerja, sementara kawat Pt dan Ag / AgCl masing-masing sebagai elektroda counter dan referensi. Zanamivir tidak elektroaktif, tetapi memiliki respon saat oksidasi H+ yang dapat diamati di Pt-BDD. kehadiran Zanamivir mempengaruhi oksidasi H+, sehingga deteksi Zanamivir dapat dikembangkan. Batas deteksi 8,63x10-6M Zanamivir di peroleh %RSD sebesar 0,019%. Selain itu, metode ini digunakan untuk mendeteksi Neuraminidase dengan cara Zanamivir menghambat reaksi enzimatik Neuraminidase. Konsentrasi maksimumNeuraminidase dapat dihambat oleh 6x10-3M Zanamivir adalah 30 mU pada pH optimum 5,5 dengan waktu inkubasi 30 menit. Selektivitas sensor diuji dengan penambahan musin (lendir). Penambahan 0,01 mg/mL mucin Porcine Stomach, terjadi penurunan respon arus oksidasi 0,19%, sedangkan penambahan 0,01 mg/mL mucin Bovine Submaxillary Glands menurunkan respon arus oksidasi 0,14%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sensor cukup menjanjikan untuk diterapkan sebagai deteksi neuraminidase.

The spread of influenza viruses has attracted high attention because of its adverse effects on human health. Detection of Neuraminidase, as one of thespecific enzymes in these virus is needed to reduce neuraminidase’s spread.In this work, the simple, fast, low cost and selective detection using inhibition reaction by Zanamivir was developedbased on immunoreaction method. Platinum modified boron-doped diamond (Pt-BDD) electrode was used as a working electrode, while Pt wire and Ag/AgCl were usedasa counter and a reference electrodes, respectively. Zanamivir is not electroactive, butthe oxidation current response of H+oxidation can be observed at Pt-BDD. Since the presence of Zanamivir affects the oxidation of H+, the detection of Zanamivir can be developed.The detection limit of 8,63x10-6M Zanamivir can be achived with an RSD of 0,019%. Furthermore, the method was used for the detection of Neuraminidase as Zanamivir inhibits the enzymatic reaction of Neuraminidase. A maximum concentration ofNeuraminidase can be inhibited by 6x10-3 M Zanamivir was 30 mU at the optimum pH of 5.5 with incubation time of 30 min. The selectivity of the sensorwas examined with the addition of mucin (mucus). The addition of 0.01 mg/mL mucin Porcine Stomach, decreased the responses about 0.19 %, while the addition of 0.01 mg/mL bovine submaxillary mucin Glands decreased the respond of current about 0.14%.The results suggestedthat sensor developed is promising to be applied for Neuraminidase detection.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
United States of America: USAID, 2007
616.025 HOP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"From extreme weather events such as Superstorm Sandy, man-made tragedies like the Madrid train bombings, the threat of bioterrorism, and emerging infections such as the H1N1 pandemic flu, disasters are creating increasingly profound threats to health of populations around the globe. Through a presentation of 16 case studies, this book examines the broad range of public health scenarios through the lens of emergency preparedness and planning. Designed for students across a wide spectrum of health and safety disciplines, this text uniquely demonstrates the application of public health preparedness competencies established by the Association of Schools of Public Health."
Burlington, MA: Jones and Bartlett Publishers, 2014
362.18 CAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Anggaratni G.
"Kemampuan fasilitas kesehatan untuk dapat berfungsi tanpa gangguan dalam situasi bencana merupakan hal yang penting. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik Rumah Sakit Pemerintah maupun Rumah Sakit Swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan kebencanaan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesiapsiagaan bencana di RSU Famili Husada dengan menggunakan Hospital Safety Index WHO dari segi keselamatan struktural, non struktural maupun manajemen kegawatan dan bencana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan metode  campuran kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Safe Hospital Cecklist Form 2 dari WHO yang terdiri dari evaluasi potensi bencana, modul keselamatan struktural, modul keselamatan non struktural dan modul manajemen kegawatdaruratan dan bencana. Hasil penelitian pada evaluasi potensi bencana menunjukkan bahwa RSU Famili Husada memiliki potensi bahaya geologis, hidrologis, klimatologis dan bahaya biologis (pandemi COVID-19) yang tinggi. Berdasarkan indeks keselamatan struktural, RSU Famili Husada memiliki indeks yang baik (A), begitu pula dengan indeks keselamatan non strukturalnya. Dalam indeks manajemen kegawatan dan bencana, RSU Famili Husada masuk kategori rata-rata (B). secara umum, setelah dibobotkan maka indeks HSI RSU Famili Husada dalam kategori A yang berarti RS diprediksi dapat berfungsi pada masa bencana..  RS diharapkan memperkuat mekanisme pasokan perbekalan, meningkatkan kapasitas cadangan oksigen, serta penguatan SDM. Meskipun telah memiliki indeks HSI yang baik, RS masih berisiko mengalami hambatan pelayanan terutama pada masa lonjakan COVID-19 oleh karena adanya faktor eksternal yang memengaruhi rantai pasokan perbekalan utama seperti oksigen, APD dan obat-obatan. Diperlukan evaluasi kapasitas lonjakan, identifikasi sumber-sumber cadangan perbekalan dan simulasi kebencanaan di tingkat regional oleh pemegang kebijakan yang lebih tinggi agar kedepannya situasi lonjakan kritis pandemi dapat diantisipasi.

The ability of health facilities to function without interruption in a disaster situation is critical. Law No. 36 of 2009 concerning Health explains that hospitals as health care facilities, both government hospitals and private hospitals are required to provide disaster health services that aim to save lives and prevent further disability. The purpose of this study was to evaluate disaster preparedness at the Famili Husada Hospital using the WHO Hospital Safety Index in terms of structural, non-structural safety as well as emergency and disaster management. This research is a descriptive observational study with a mixture of qualitative and quantitative methods. The instrument used in this research is the Safe Hospital Checklist Form 2 from WHO which consists of an evaluation of potential disasters, structural safety modules, non-structural safety modules and emergency and disaster management modules. The results of the research on the evaluation of potential disasters indicate that the Famili Husada Hospital has a high potential for geological, hydrological, climatological and biological hazards (the COVID-19 pandemic). Based on the structural safety index, the Famili Husada Hospital has a good index (A), as well as its non-structural safety index. In the emergency and disaster management index, Famili Husada Hospital is in the average category (B). In general, after being weighted, the HSI index of the Famili Husada Hospital is in category A, which means the hospital is predicted to function during a disaster. The hospital is expected to strengthen the mechanism for supplying supplies, increasing oxygen reserve capacity, and strengthening human resources. Despite having a good HSI index, hospitals are still at risk of experiencing service barriers, especially during the COVID-19 surge due to external factors that affect the supply chain of key supplies such as oxygen, PPE and medicines. It is necessary to evaluate the surge capacity, identify sources of supply reserves and simulate disasters at the regional level by higher policy holders so that in the future the critical spike situation of the pandemic can be anticipated."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Kondisi negara Indonesia memiliki banyak potensi bencana, baik bencana alam dan non-alam. Kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat menjadi salah satu isu yang penting dalam usaha pengurangan resiko bencana. Darurat kesehatan masyarakat Intervensi kesiapsiagaan KLB merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan organisasi dalam menghadapi wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang merupakan manifestasi dari
darurat kesehatan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat pada wilayah intervensi dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Studi ini merupakan descriptive study menggunakan metode kuantitatif yang diperkuat juga dengan metode kualitatif untuk
mengetahui dinamika proses kesiapsiagaan. Penilaian tingkat kesiapsiagaan organisasi diukur dengan menggunakan sembilan tahap pada undang-undang penanganan bencana. Penilaian kesiagsiagaan masyarakat diukur dengan memadukan indikator desa siaga aktif dan desa tangguh bencana. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapsiagaan dari BPBD dan PMI di Kabupaten Cianjur dan Kotamadaya Jakarta Pusat masuk dalam kategori belum siap karena belum dapat memenuhi semua tahap kesiapsiagaan darurat kesehatan masyarakat, sedangkan Dinas Kesehatan masuk dalam kategori siap dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Hasil penilaian kesiapsiagaan masyarakat di tiga desa intervensi di Kabupaten Cianjur menunjukkan level sedang atau hampir siap, sedangkan dua kelurahan di Kotamadya
Jakarta Pusat masuk dalam kategori siap menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan menghadapi darurat kesehatan masyarakat antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Hal ini disebabkan karena prioritas dan strategi pembangunan yang cukup berbeda pula di kedua wilayah tersebut

Under condition of Indonesia which has a lot of potential disaster,both natural ond non-natural disasters, community preparednes in public health emergency become the most important issue of disaster risk
reduction. Emergency response are often being a triggers of public health emergency. Major trigger of
public health emergencies is disease outbreak which cause the damage of public health system. Epidemic
Preparedness project is a program which aims to improve organization and community preparedness to deal
with outbreak and epidemic as public health emergency. This study aimed to analyze the organization and
community preparedness as result of epidemic preparedness project. The study used the method of
qualitative analysis and descriptive statistical analysis which refer to existing indicators of resilient both
health and disaster. The study shows the role and responsibilities of Health District Office in term of public
health emergency categorized ready while BPBD and PMI have not been ready yet. BPBD, District Health
Office and PMI in the two intervention project areas (Cianjur District, Central Jakarta District) have a good
coordination mechanis, otherwise the leading sector for handling public health emergencies is still
dominated by the Health Sector. Analysis of community preparedness in Cianjur district showed at
moderate level while Centre Jakarta showed advance level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Westview Press, 1985
362.104 25 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wallingford, Oxfordshire: UK CABI, 2013
363.348 DIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>