Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Newbury Park: Sage , 1992
362.16 HOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yiyin Qamariah Takaredas
"Peran monitoring berarti perawat mencari hal-hal yang berguna, memantau hasil, serta menjadi pusat informasi. Disseminator berarti perawat menyampaikan informasi, dan spokesperson berarti perawat menjadi juru bicara. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran informasional perawat dalam mengelola layanan home care lansia di puskesmas. Studi ini berupa studi kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sembilan partisipan perawat sebagai koordinator program lansia terlibat pada pelaksanaan studi ini, dan memiliki pengelaman mengelola layanan home care lansia di puskesmas antara 1 hingga 9 tahun. Studi ini menghasilkan enam tema meliputi; upaya pemenuhan kebutuhan layanan; upaya identifikasi hasil layanan; monitoring pelaksanaan layanan home care; diseminasi tata laksana layanan home care; koordinasi dalam perencanaan dan tata laksana program; serta koordinasi dengan stakeholder dalam upaya pelaksanaan layanan. Hasil menunjukkan bahwasanya perawat sebagai koordinator layanan home care lansia di puskesmas ditemukan masih memiliki banyak keterbatasan dalam menjalankan peran informasional.

The role of monitoring means that nurses look for useful things, monitor results, and become a center of information. Disseminator means the nurse conveys information, and spokesperson means the nurse becomes the spokesperson. This study aims to explore the informational role of nurses in managing elderly home care services in primary health care. This study is in the form of a qualitative study using a qualitative descriptive approach. Nine nurse participants as coordinators of the elderly program were involved in the implementation of this study and had experience managing elderly home care services at the primary helath care between 1 to 9 years. The study produced six themes including; efforts to meet service needs; efforts to identify service outcomes; monitoring the implementation of home care services; dissemination of home care service management; coordination in program planning and governance; and coordination with stakeholders in service implementation efforts. The results showed that nurses as coordinators of elderly home care services at puskesmas were found to still have many limitations in carrying out informational roles."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Rakasiwi
"Belakangan ini muncul aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. Aplikasi tersebut berfungsi menghubungkan pencari layanan kesehatan dengan tenaga kesehatan. Salah satu pelayanan yang dapat diakses melalui aplikasi tersebut adalah home care dan doctor visit, yang memungkinkan dokter dan/atau tenaga kesehatan lain dapat melaksanakan praktik kesehatan di rumah pasien. Tetapi, kenyataannya belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur terkait dengan praktik kedokteran secara home care. Hal ini menyebabkan belum adanya kepastian hukum mengenai legalitas praktik kedokteran secara home care, wewenang dan tanggung jawab hukum dokter saat menjalankan praktik kedokteran secara home care, mengatur terkait dengan Surat Izin Praktik Dokter yang menjalankan praktik kedokteran secara home care. Metode Penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Kesimpulan dalam skripsi ini pengaturan pelayanan kesehatan home care di Indonesia secara umum dapat mengacu pada Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yang pelaksanaannya di rumah pasien, secara khusus dapat berlandaskan pada Peraturan Daerah masing-masing daerah dan wewenang dan pertanggungjawaban hukum dokter dan penyedia aplikasi terhadap pelayanan kesehatan home care dapat dilihat dari hubungannya kerja antara keduanya. Saran untuk penelitian ini Kementerian Kesehatan sebaiknya membentuk peraturan yang secara khusus mengatur mengenai home care.

There are many applications that can meet patient needs. The application serves to connect health care seekers with health workers. One of the services that can be accessed through the application is home care and doctor visits, which allows the doctor and/or other health workers to practice health in the patients home. However, in reality there is no legislation regulating related to home care medical practice. It causes the absence of legal certainty regarding the legality of medical practice in home care, the authority and legal responsibility of doctors when carrying out home care medical practices, regulating related to the Doctors Practice Permit that runs home care medical practice. My research method in this thesis is normative juridical. Conclusion of this thesis is regulation of home care in general can refer to Law No. 29 Year 2004 concerning Medical Practice which is carried out in patients homes, can be based specifically on the Regional Regulations of each region. The authority and legal responsibility of doctors and application providers for home care health services can seen from the working relationship between doctors and application providers. Suggestions for this research is Ministry of Health should make regulation that specifically reglulate home care."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin
"Saat ini tren perawatan di rumah atau home care semakin meningkat. Kemajuan teknologi membuat pasien dapat mencari layanan perawatan dan perawat home care melalui aplikasi kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator pemberian pelayanan yang berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kepuasan pasien terhadap jasa home care perawat melalui aplikasi kesehatan. Penelitian menggunakan desain cross sectional. 104 dipilih menggunakan consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R) yang telah diadaprasi sesuai konteks aplikasi kesehatan.
Hasil menunjukan sebagian besar pasien sangat puas dengan jasa home care perawat. Selain itu diperoleh hasil bahwa dimensi kepuasan dengan nilai tertinggi adalah reliability, yaitu kemampuan untuk melakukan layanan yang menjanjikan dengan andal dan akurat. Sedangkan dimensi dengan nilai terendah adalah tangible, yaitu dimensi yang menilai fasilitas fisik, perlengkapan, dan penampilan personel. Penyedia aplikasi kesehatan dan perawat diharapkan mempertahankan dan meningkatkan layanan home care yang diberikan.

Currently, the trend of home care is increasing. Advances in technology allow patients to seek care and home care services through health applications. Patient satisfaction is one indicator of quality service delivery. The purpose of this study was to describe patient satisfaction with nurses' home care services through health applications. This study used a cross-sectional design which involved 104 respondents using consecutive sampling. Data collection used the Adapted Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R) instrument based on health application context.
The results showed that most of the patients were very satisfied with the home care services of the nurses. In addition, the results show that the dimension of satisfaction with the highest score is reliability, namely the ability to perform promised services reliably and accurately. While the dimension with the lowest value is tangible, namely the dimension that assesses physical facilities, equipment, and personal appearance. Health application providers and nurses are expected to maintain and improve the home care services provided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zang, Sheryl Mara
Jakarta: EGC, 2003
649.8 ZAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rice, Robyn
Missouri: Mosby, 1999
R 618.920 023 1 RIC h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Walsh, Joleen
London: J.B. Lippincott, 1987
610.734 3 WAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Humphrey, Carolyn J.
Maryland: An Aspen , 1998
610.73 HUM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Prahesti Amalia
"ABSTRAK
Masalah hambatan mobilitas fisik banyak dialami oleh lansia yang tinggal di area perkotaan. Hal tersebut dipengaruhi faktor usia dan riwayat trauma sebelumnya, termasuk lansia yang tinggal di insitusi perawatan jangka panjang. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi kompres hangat jahe dan latihan fisik yang dilakukan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik. Hasil intervensi menunjukan bahwa terjadi penurunan skala nyeri VAS dari nyeri berat menjadi ringan serta peningkatan aktivitas. Hal ini menunjukan bahwa kompres hangat jahe dan latihan fisik dapat menurunkan gejala nyeri dan meningkatkan mobilitas klien. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian kompres hangat jahe dan latihan fisik bagi lansia dengan hambatan mobilitas fisik di institusi perawatan jangka panjang.

ABSTRACT
Impaired physical mobility is experienced by older people living in urban areas. It is influenced by age and history of previous trauma, including older people who live in long-term care institutions. This case study aims to describe the results of warm ginger compress interventions and physical exercise performed on older peopl with impaired physical mobility. The results of the intervention showed that there was a decrease in the pain scale of VAS from severe pain to mild and increase in activity. The result showed us both interventions can reduce the symptoms of pain and increase in activity. This study suggests the application of warm ginger compresses and physical exercise for the older people with impaired physical mobility who lived in long-term care institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Hariyani
"ABSTRAK
Konstipasi merupakan gangguan pada sistem pencernaan lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, pola diet, aktivitas fisik, lingkungan, masalah fisik dan psikologis. Konstipasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi, salah satunya dengan massase abdomen. Massase abdomen dengan prinsip tensegrity merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas massase abdomen dengan prinsip tensegrity dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia. Modifikasi intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity yang dilakukan 9 kali dalam 3 minggu selama 20 menit, peningkatan asupan cairan, latihan dasar otot pelvis dapat meningkatkan frekuensi defekasi, penurunan usaha mengejan, serta mengurangi nyeri saat defekasi. Terjadi perubahan Constipation Scoring System (CSS) yang signifikan pada lansia setelah diberikan intervensi massase abdomen dengan prinsip tensegrity. Berdasarkan pada hasil intervensi ini, massase abdomen dengan prinsip tensegrity dapat dijadikan sebagai intervensi unggulan dalam mengatasi masalah konstipasi pada lansia.

ABSTRACT
Constipation was one of the most frequently diagnosed gastrointestinal disorders on older people. The Risk of constipation in elderly were age factor, diet pattern, physical activity, environment, physical and psychology problems. Constipation were not immediately addressed can cause various complications. There were several non-pharmacological management in overcome constipation, one with abdominal massage. Nursing intervention with abdominal massage tensegrity principle can be done to overcome constipation. The purpose of this intervention to knowed the effectiveness of abdominal mass with the principle of tensegrity in overcoming the problem of constipation in the elderly. Modification of abdominal mass intervention by tensegrity principle performed 9 times in 3 weeks for 20 minutes, increased fluid intake, pelvic floor exercises can increase the frequency of defecation, decreased effort, and reduce pain during defecation. There was a significant change in Constipation Scoring System (CSS) in the elderly after given abdominal masage tensegrity principle. Based on the results, abdominal massase with tensegrity principle can be used as a superior intervention in overcoming the problem of constipation in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>