Ditemukan 54920 dokumen yang sesuai dengan query
Khavari, Khalil A.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2000
170 KHA a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nurlyta Candra Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran bias atensi sebagai moderator pada hubungan antara afek dan kebahagiaan. Hubungan antara afek dan kebahagiaan sudah terbukti signifikan. Namun, penelitian mengenai hubungan keduanya lebih banyak menggunakan pengukuran yang disadari, sementara afek memberikan pengaruh pada fungsi kognitif melalui proses yang juga tidak disadari. Penelitian ini mengajukan bias atensi sebagai proses tidak disadari yang diasumsikan akan memoderasi hubungan antara afek dan kebahagiaan khususnya di populasi remaja. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan partisipan sebanyak 87 remaja SMA dan SMK (M = 16,5 tahun). Kebahagiaan diukur dengan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1997), afek diukur dengan Positive and Negative Affect Schedule (Watson et al., 1988), dan bias atensi diukur menggunakan tugas kognitif Emotional Stroop Task. Hasil analisis moderation dengan Jamovi menunjukkan bahwa bias atensi pada stimulus kata terkait kebahagiaan maupun kata terkait ancaman secara signifikan memoderasi hubungan antara afek positif dan kebahagiaan. Sementara itu, bias atensi pada stimulus kata terkait kebahagiaan maupun kata terkait ancaman tidak memoderasi hubungan antara afek negatif dan kebahagiaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk merancang intervensi pada bias atensi di populasi remaja.
This study aims to examine the role of attentional bias as a moderator of the relationship between affect and happiness. The relationship between affect and happiness has been shown to be significant. However, research on the relationship between the two uses more conscious measurements, while affect affects cognitive function through processes that are also unconscious. This study proposes attentional bias as an unconscious process that is assumed to moderate the relationship between affect and happiness, especially in the adolescent population. This study used a correlational design with 87 high school and vocational high school youth participants (M = 16.5 years). Happiness was measured by the Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1997), affect was measured by the Positive and Negative Affect Schedule (Watson et al., 1988), and attentional bias was measured using the Emotional Stroop Task. The results of the moderation analysis with Jamovi showed that attentional bias on stimulus words related to happiness and words related to threat significantly moderated the relationship between positive affect and happiness. Meanwhile, attentional bias on stimulus words related to happiness and words related to threat did not moderate the relationship between negative affect and happiness. The results of this study can be used as a reference for designing interventions on attentional bias in the adolescent population."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gede Prama
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
171 PRA k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Novalda Yogaswari
"
ABSTRAKKorban body shaming kadang memerlukan terapi khusus untuk mengurangi dampak negatif body shaming yang disebabkan menurunnya apresiasi terhadap tubuh sehingga korban merasa depresi atau menurun kebahagiaan hidupnya. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa kedekatan alam dapat meningkatkan apresiasi tubuh dan juga kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, penulis menduga apresiasi tubuh memediasi hubungan kedekatan alam dan kebahagiaan hidup korban body shaming. Penelitian ini dilakukan secara online, dan melibatkan 314 partisipan dewasa muda pengguna Instagram yang pernah mengalami body shaming. Temuan utama penelitian adalah hubungan kedekatan alam dan kebahagiaan hidup korban body shaming dimediasi sebagian apresiasi tubuh. Dengan demikian, kedekatan dengan alam dapat menjadi alternatif terapi untuk mengurangi dampak negatif body shaming.
ABSTRACTThe victims of body shaming need special therapies to reduce its negative impact due to declining body appreciation that makes them feel depressed or that decrease their happiness. Previous research has proved that nature relatedness can increase body appreciation and happiness. Thus, the author suspects that body appreciation mediates the relationship between nature relatedness and happiness of body shaming victims. The present research is conducted online and involves 314 young adults who have experienced body shaming and are Instagram users. The main finding is that relationship between nature relatedness and happiness partially mediated by body appreciation. Therefore, nature relatedness can be an alternative therapy to reduce the negative impact of body shaming."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Divani Aery Lovian
"Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh kedekatan hubungan antara pemberi dan penerima tindakan baik terhadap kebahagiaan pemberi. Dalam penelitian ini, 56 partisipan yang merupakan mahasiswa Universitas Indonesia dibagi menjadi dua kelompok secara acak dan diberikan tugas untuk melakukan tugas tindakan baik selama tiga pekan. Kelompok 1 (n=26) diminta untuk melakukan tindakan baik kepada orang-orang terdekat, sedangkan kelompok 2 (n=30) diminta untuk melakukan tindakan baik kepada orang-orang yang tidak begitu dikenal ataupun orang asing. Peningkatan kebahagiaan partisipan pada kedua kompok kemudian dianalisis secara statistik menggunakan teknik independent t-test, dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan kebahagiaan yang berbeda secara signifikan antara dua kelompok penelitian (p = 0,412). Berbagai temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal untuk menentukan strategi atau intervensi yang efektif dalam meningkatkan kebahagiaan.
This experiment study was conducted to identify the effect of closeness between giver and receiver act of kindness on giver?s happiness. Fifty six Univeristy of Indonesia students were randomly divided into two groups and required to perform act of kindness task once a week for a three weeks. The first group (n=26) was asked to commit act of kindness toward their close relations, while the second group (n=30) was asked to commit act of kindness either toward people they don?t really know well or strangers. Happiness enhancement between two groups were analyzed statistically with independent t-test technique. The result shows no significant difference in happiness enhancement between two groups (p= 0,412). Findings of this research could be used as a prior information to determine strategies or make an effective intervention to boosting happiness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65442
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ayu Kartika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian umpan balik dari penerima surat terima kasih terhadap kebahagiaan pengirimnya. Ini dilakukan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa menulis surat terima kasih dapat meningkatkan kebahagiaan (Seligman et al., 2005; Toepfer et al. 2012), tetapi belum meneliti pengaruh waktu pemberian umpan balik dari penerima surat. Partisipan sejumlah 45 mahasiswa diminta membuat serta menyampaikan satu surat terima kasih setiap pekannya selama tiga minggu dan secara acak dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan waktu pemberian umpan balik dari penerima surat, yakni kelompok umpan balik langsung (n = 22) dan tertunda (n = 23).
Hasil penelitian mendukung hipotesis, yakni peningkatan kebahagiaan dari saat sebelum dan setelah periode penelitian pada kelompok umpan balik langsung lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok umpan balik tertunda, t (43) = 2,207, p < 0,05 (one-tailed), r2 = 0,1017. Dibandingkan umpan balik tertunda, partisipan yang menerima umpan balik langsung terpengaruh dan mempengaruhi emosi penerima surat secara timbal balik. Partisipan juga secara segera memperoleh penguat berupa ungkapan syukur kembali dari penerima surat, sehingga berdasarkan prinsip belajar dapat meningkatkan keinginan untuk memunculkan tingkah laku yang sama di kemudian hari.
The aim of this study is to know the effect of delayed feedback from receiver of gratitude letter towards sender?s happiness. This study is the continuation of the previous researches that showed writing a gratitude letter can increase happiness (Seligman et al., 2005; Toepfer et al. 2012), but had not yet investigated the effect of delayed feedback from receivers. 45 college participants were asked to write and deliver one gratitude letter every week for three weeks and were randomly assigned to two experimental groups based on the moment of feedback from receivers, direct (n=22) or delayed (n=23). The result of this study supports the hypothesis that the gained score of happiness of direct feedback group from before and after the experiment is higher than delayed feedback group, t (43) = 2,207, p < 0,05 (one-tailed), r2 = 0,1017. Compared to delayed feedback group, participants in direct feedback group can be affected by and influence receivers? emotion reciprocally. Participants also receive reinforcers such as expressions of gratitude in return from receivers immediately, and thus in accordance with learning principle, can increase the emergence of the same behavior in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64201
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putu Indah Wulandari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pengaruh menghitung berkat yang dihasilkan oleh orang dekat dan pengaruh menghitung berkat yang dihasilkan oleh orang yang tidak dikenal terhadap kebahagiaan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan metode eksperimen dengan desain eksperimental between subject desain. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok secara random yang mendapat instruksi menghitung berkat yang berbeda. Kebahagiaan diukur dengan menggunakan alat ukur Authentic Happiness Inventory yang telah diadaptasi. Enam puluh tiga partisipan adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok yang menghitung berkat atau kebaikan dari orang-orang dekat dengan orang-orang yang tidak dikenal.
The purpose of this study is to see whether there are any differences in the effect of counting blessing between the one that was generated by people who are close to the individual and the one that was generated by stranger toward happiness. Between subject experimental design was used to answer the question of this study. Participants were divided into two groups randomly. Those two groups got different counting blessing instructions. Happiness was measured by using adapted Authentic Happiness Inventory Instrument. Sixty-three participants involved in this study are the students of the Faculty of Psychology, University of Indonesia . The result of this study shows no significant differences between group that is counting blessing from people who are close to the individual and the group that is counting blessing from stranger."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62796
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Scott, Steven K.
Yogyakarta: Think, 2006
158 SCO rt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dryden, Windy
Jakarta: Arcan, 1996
158.1 DRY b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Holder, Mark D.
"This book summarizes the research on positive well-being in children, with a particular focus on their happiness. It starts with a discussion of the constructs of positive psychology (i.e., well-being, happiness and life satisfaction), and then outlines the research that shows the importance of studying well-being. Next, it explores how researchers measure happiness and what these measures tell us about whether children are happy and how their happiness differs from adults. Following this, it discusses current positive psychology theories with the aim of suggesting their promise in understanding children’s well-being. Next, it examines the importance of individual differences, including culture and temperament. Because studies have only recently identified several of the factors associated with children’s happiness, the book ends with a discussion of how we might enhance children’s well-being and suggests directions for future research.
"
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400150
eBooks Universitas Indonesia Library