Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilah
"Penelitian tentang struktur komunitas hidrofita di Situ Agathis Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan Juni--Juli 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas hidrofita yang meliputi keanekaragaman, dominansi, frekuensi, kerapatan, dan nilai penting di Situ Agathis. Analisis vegetasi tumbuhan dilakukan dengan metode purposive random sampling pada daerah inlet, midlet, dan outlet. Sampel tumbuhan yang diperoleh diidentifikasi menggunakan buku identifikasi tumbuhan air. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 jenis hidrofita di Situ Agathis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis hidrofita di Situ Agathis tergolong ?sedang? dan penyebaran jenis cukup merata; akan tetapi kesamaan jenis ?kurang sama? antara daerah inlet, midlet, dan outlet perairan. Jenis Eichhornia crassipes merupakan tumbuhan yang mendominasi dan memiliki nilai penting tertinggi di perairan Situ Agathis.

A research regarding the community structure of hydrophyte in Lake Agathis at the University of Indonesia (UI) Campus Depok, West Java, has been conducted from June--July 2011. The research was aim to understand the community structure of hydrophyte, which include biodiversity, dominance, frequency, density, and importance values in Lake Agathis. The vegetation analysis for all area of study were done using the purposive random sampling method. The plant samples that were collected were then identified based on the morphological character using the hydrophyte identification book. Fourteen plant species were found in Lake Agathis. The result shows that the hydrophyte biodiversity in Lake Agathis was in a ?medium- abundant? category, the species dispersal was in an ?evenly enough? category, however the diversity of the inlet, midlet, and outlet area were ?dissimilar?. Eicchornia crassipes was the dominance species which also has the highest importance value in Lake Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Heyden
"Substrat makrofita memengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman struktur komunitas epifiton. Mikroalga yang berpotensi bersifat perifitik menjadi komponen penyusun struktur komunitas epifiton. Berdasarkan penelitian sebelumnya, epifiton pada Utricularia berkeanekaragaman sedang dengan Cosmarium dan diatom sebagai penyusun utama komunitas epifiton, sementara epifiton pada Hydrilla dan Chara yaitu Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, dan Staurastrum.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara struktur komunitas epifiton pada Utricularia sp. dengan Hydrilla sp. dan mengetahui plankton yang berpotensi menjadi epifiton di Situ Alam FMIPA UI. Komponen yang dikaji yaitu kelimpahan dan keanekaragaman epifiton.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 hingga Mei 2018 menggunakan metode purposive sampling dan mengambil sampel epifiton pada Utricularia sp., Hydrilla sp., gelas objek, dan plankton pada sampel air. Pengambilan tiap sampel dilakukan 3 kali dengan pengulangan 1 kali dalam jarak waktu 2 minggu.
Penelitian menunjukkan 67 genus dengan 1 genus planktonik yang hanya ditemukan di sampel gelas objek saja. Kelimpahan epifiton pada Utricularia sp. sebanyak 84.609 sel/ml, lebih tinggi dibanding epifiton pada Hydrilla sp. yaitu 74.392 sel/ml. Nilai keanekaragaman epifiton pada kedua tanaman tersebut dikategorikan keanekaragaman rendah H rsquo;< 2,302. Keanekaragaman komunitas epifiton pada Utricularia sp. berbeda dengan komunitas epifiton pada Hydrilla sp. P0,05.

Macrophytes as substrate affect abundance and diversity in community structure of epiphyton with periphytic microalgae become part of it. Previous research showed medium diversity of epiphyton on Utricularia mostly consists of Cosmarium and diatom, also Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, and Staurastrum was found on epiphyton of Hydrilla and Chara.
The purpose of this research is to know the differences between community structure of epiphyton on Utricularia sp. and Hydrilla sp., also to know planktons that become epiphyton at Situ Alam FMIPA UI. Abundance and diversity of epiphyton community are the main discussion in this research.
Research begins on March 2018 until May 2018. Using purposive sampling method, samples were taken from Utricularia sp., Hydrilla sp., object glass, and water. Each sample was taken thrice, one repetition, once every 2 weeks.
Research shows 67 genera, including 1 planktonic genus that was found only on object glass. The abundance of epiphyton on Utricularia sp. shows 84.609 cell ml, higher than 74.392 cell ml that was found on epihyton of Hydrilla sp. Both diversity indices are categorized as low diversity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Adeline Miranda
"Situ Kenanga dan Situ Mahoni merupakan dua dari enam situ yang terletak di kawasan Universitas Indonesia, Depok yang dimanfaatkan sebagai penampung aliran air dan pengendali banjir. Kedua situ memiliki dua sumber aliran air yang berbeda dengan membawa limbah domestik dari pemukiman warga yang berpengaruh terhadap keadaan parameter lingkungan perairan dan struktur komunitas organisme, khususnya fitoplankton, di kedua situ. Penelitian telah dilakukan pada bulan Januari – Juni 2022 dengan metode pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara bebas menggunakan plankton net (mata jaring 20 μm). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan pada Situ Kenanga berjumlah 15 marga, terdiri dari Chlorophyta (7 marga dan kelompok coccoid green algae), Cyanophyta (5 marga), Bacillariophyta (2 marga) Euglenophyta (2 marga), Cyanophyta (4 marga), dan Charophyta (1 marga). Sementara itu, fitoplankton pada perairan Situ Mahoni ditemukan sebanyak 18 marga yang berasal dari divisi Chlorophyta (9 marga dan kelompok coccoid green algae), Bacillariophyta (4 marga) Euglenophyta (3 marga), dan Cyanophyta (2 marga). Rerata kelimpahan fitoplankton pada Situ Kenanga (17.316,67 plankter/L) lebih tinggi dibandingkan rerata kelimpahan fitoplankton Situ Mahoni (12.716,67 plankter/L). Rerata indeks keanekaragaman (H’) pada Situ Kenanga dan Situ Mahoni masing-masing sebesar 1,829 dan 1,234 atau tergolong pencemaran sedang. Rerata indeks keseragaman (E) Situ Kenanga dan Situ Mahoni berturut-turut sebesar 0,660 dan 0,419 yang menunjukkan Situ Kenanga memiliki sebaran individu per marga fitoplankton yang lebih merata dibandingkan Situ Mahoni. Indeks dominansi (C) Situ Kenanga (0,285) lebih rendah atau tidak adanya individu fitoplankton yang mendominasi dibandingkan pada Situ Mahoni (0,461). Analisis Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa parameter fisika berupa suhu serta parameter kimia berupa nitrat dan fosfat berpengaruh signifikan dan linear terhadap struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Mahoni.

Situ Kenanga and Situ Mahoni are two of six lakes located in the University of Indonesia area, Depok which are used as water reservoirs and flood control. Both lakes have two different sources carrying domestic waste from residential areas which affect the state of aquatic environmental parameters and community structures of organisms, especially phytoplankton, in both lakes. The research was carried out in January – June 2022 with the method of taking phytoplankton samples was done freely using plankton net (20 μm mesh size). The number of phytoplankton genera found in Situ Kenanga was 15 genera, consisting of Chlorophyta (7 genera and group of coccoid green algae ), Cyanophyta (5 genera), Bacillariophyta (2 genera) Euglenophyta (2 genera), Cyanophyta (4 genera), and Charophyta (1 genus). Meanwhile, phytoplankton in Situ Mahoni were found as many as 18 genera from the divisions of Chlorophyta (9 genera dan group of coccoid green algae), Bacillariophyta (4 genera), Euglenophyta (3 genera), and Cyanophyta (2 genera). The average abundance of phytoplankton in Situ Kenanga (17,316.67 plantkter/L) was higher than the average abundance of phytoplankton in Situ Mahoni (12,716.67 plantkter/L). The average diversity index (H') in Situ Kenanga and Situ Mahoni are 1,829 and 1,234, respectively, or classified as moderate pollution. The average evenness index (E) of Situ Kenanga and Situ Mahoni was 0,660 and 0,419, respectively, which indicated that Situ Kenanga had a more even distribution of phytoplankton individuals per genera than Situ Mahoni. The dominance index (C) of Situ Kenanga (0,285) is lower or no phytoplankton individuals dominating compared to Situ Mahoni (0,461). Structural Equation Modeling (SEM) analysis showed that physical parameters such as temperature and chemical parameters such as nitrate and phosphate had a significant and linear effect on the phytoplankton community structure in Situ Kenanga and Situ Mahoni."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai macam jenis tumbuhan yang ada sekarang ini mencerminkan juga bagaimana keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada sebelumnya atau di masa lalu, sepanjang keadaan lingkungan daerah tersebut tidak banyak berubah secara signifikan. Komunitas tumbuhan di suatu daerah akan menggambarkan tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan yang toleran terhadap kondisi lingkungan daerah tersebut. Daya toleransi jenis tumbuhan terhadap faktor lingkungan tersebut akan berbeda-beda yang mengakibatkan adanya perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di suatu wilayah. Dengan menggunakan metode HF dan Acetolysis, maka hasil identifikasi dari fosil polen (pollen analysis) yang telah dilakukan khususnya pada sampel tanah/sedimen yang berasal dari sekitar temuan gerabah, serta pada kotak-kotak ekskavasi yang telah dibuka di Situs Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali secara acak terutama pada lapisan B pada test pit 4 dan 5, didapatkan jenis fosil pollen dari tumbuhan yang berasal dari tumbuhan yang cukup bermanfaat dari famili Compositae, Poaceae, Malvaceae dan Papilionaceae. Disamping itu terdapat juga butiran pollen yang saat ini tidak terdapat di sekitar situs Pemuteran, seperti famili Pinaceae, Fagaceae, Daphnae, Sequoia, Geraniaceae, Cupressus."
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Rianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai studi perbandingan struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Agathis, Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan September--November 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan plankton net (mata jaring 20 μm) yang ditarik secara horizontal. Marga fitoplankton yang diperoleh di Situ Kenanga berjumlah 22 marga, terdiri dari divisi Cyanophyta/Cyanobacteria (6 marga), Chlorophyta (12 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (1 marga). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan di Situ Agathis adalah 27 marga, terdiri dari Cyanophyta/Cyanobacteria (7 marga), Chlorophyta (15 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (2 marga). Rerata kepadatan fitoplankton di Situ Kenanga (2172 plankter/l) lebih rendah daripada Situ Agathis (6476 plankter/l). Meskipun demikian, indeks keanekaragaman fitoplankton di Situ Kenanga (1,9) dan Situ Agathis (2,12) tidak berbeda nyata (p = 0,05). Indeks kemerataan di Situ Kenanga dan Situ Agathis tidak jauh berbeda berturut-turut, yaitu 0,61 dan 0,64. Selain itu, indeks kesamaan Sorensen di kedua situ menunjukkan tingkat kesamaan marga fitoplankton yang besar, yaitu 89,8%. Data parameter lingkungan di kedua situ juga tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Dermawan
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Situ Agathis Kampus UI, Depok. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi Gastropoda antara bulan November 2009 dan Januari 2010. Pengambilan sampel Gastropoda serta pengukuran parameter fisika dan kimia lingkungan dilakukan di 27 titik di Situ Agathis, yang terbagi atas tiga stasiun, masing-masing memiliki sembilan substasiun. Sampel Gastropoda yang berhasil didapatkan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominansi Simpson. Pengambilan sampel di stasiun a (pinggir barat situ) dan c (tengah situ) dilakukan sebanyak satu kali pengulangan menggunakan Petersen grab, sedangkan pengambilan sampel di stasiun b (pinggir timur situ) dilakukan sebanyak dua kali pengulangan menggunakan serokan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Agathis, yaitu: Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, dan Thiara scabra. Kepadatan Gastropoda tertinggi di Situ Agathis ditempati oleh Melanoides tuberculata, sebesar 3541 individu/m2. Tingkat keanekaragaman Gastropoda di Situ Agathis tergolong sedang, sebesar 1,669. Tingkat kemerataan Gastropoda di Situ Agathis tergolong hampir merata yaitu sebesar 0,802, dan tidak ada jenis Gastropoda yang mendominansi di Situ Agathis.

A study of community structure of Gastropods have been done at Situ Agathis Kampus UI, Depok. The purpose of this study is to know density, diversity, evenness, and dominance of Gastropods, between November 2009 and January 2010. Gastropods sampling and measurement of environmental physical and chemical parameters carried out at 27 point in Situ Agathis, which is divided into three stations of each with nine substations. Gastropods sample were identified and analyzed using Shannon-Wiener diversity index, evenness index, and Simpson's dominance index. The samples at station a (west edge situ) and station c (middle situ) were grabed using a one-time repetition Petersen grab, while sampling at the station b (eastern edge situ) are taken twice using a brook repetition. The results showed there are eight spesies of gastropods have been found in Situ Agathis, namely : Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, and Thiara scabra. Melanoides tuberculata is the highest density Gastropod in Situ, amounting to 3541 individuals/m2. The level of diversity in Situ Agathis Gastropoda classified as moderate (H? = 1,669). The level of evenness in Situ Agathis Gastropoda pertained almost uniformly that is equal to 0,802, and there is no dominancy among Gastropod species found in Situ Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Nadira Mieroji
"Penelitian mengenai struktur komunitas gastropoda di Situ Agathis Universitas Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis struktur komunitas gastropoda berdasarkan kepadatan individu tiap jenis, indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks dominansi, dan indeks kemerataan. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan dengan alat Ekman grab dan hand net di stasiun inlet, midlet, dan outlet Situ Agathis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan jenis gastropoda tertinggi dengan nilai 800 ind/m2 yaitu spesies Tarebia granifera dan kepadatan terendah dengan nilai 11,42 ind/m2 yaitu spesies Lymnaea rubiginosa. Sementara, hasil penghitungan indeks keanekaragaman jenis tergolong rendah dengan nilai berkisar antara 0,3–0,62, nilai indeks kemerataan tergolong rendah dan tidak merata dengan nilai berkisar antara 0,19–0,38, dan nilai indeks dominansi dengan nilai berkisar antara 0,56–0,86 yang menunjukkan adanya spesies yang mendominansi. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika-kimia, kondisi perairan Situ Agathis buruk dan hanya spesies gastropoda tertentu saja seperti Pomacea canaliculata, Tarebia granifera, dan Melanoides tuberculata yang dapat menoleransi.

Research on the structure of the gastropod community at Situ Agathis University of Indonesia has been carried out to analyze the structure of the gastropod community based on individual density each species, Shannon Wiener diversity index, dominance index, and evenness index. Sampling of gastropods was carried out using Ekman grab and hand net at the inlet, midlet, and outlet stations of Situ Agathis. The results showed that the highest density of gastropod species with a value of 800 ind/m2 was the species Tarebia granifera and the lowest density with a value of 11.42 ind/m2 was the species Lymnaea rubiginosa. Meanwhile, the results of the calculation of the species diversity index are classified as low with a values ranged from 0.3–0.62, the evenness index value is low with a values ranging from 0.19–0.38, and the dominance index values ranging from 0.56–0.86 which indicates the presence of a dominant species. Based on the result of measurment physic-chemical parameters, the water conditions of Situ Agathis are poor and only certain gastropod species such as Pomacea canaliculata, Tarebia granifera, and Melanoides tuberculata can tolerate it."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasman
"Untuk mengetahui adanya persaingan dalam pemanfatan tumbuhan air sebagai pakan oleh Pila sp. dan Pomacea sp. telah dilakukan suatu penelitian deskriptifeksperimental di green house Biologi FMIPA UI, Depok. Dalam penelitian, digunakan Pila sp. dan Pomacea sp. yang masing-masing dikelompokkan berdasarkan ukuran tinggi cangkang yaitu kelompok 1 (0-1,49 cm), kelompok I I (I ,5-2,49 cm), kelompok I I I (2,5-3,49 cm), kelompok 1V (3,5-4,49 cm), kelompok V (4,5-5,49 cm). Masing-masing kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan 3 Jenis tumbuhan air yaitu daun padi, daun teratai dan Hydrilla sebagai pakannya. Pengamatan kecepatan makan masing-masing kelompok dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari.
Kesimpulan yang dapat diambil dari data hasil pengamatan adalah: Tumbuhan Hydrilla merupakan tumbuhan air yang paling banyak dikonsumsi; Kecepatan makan rata-rata Individu masing-masing kelompok terhadap Hydrilla baru terlihat berbeda pada kelompok III (2,5-3,49 cm); Kecepatan makan rata-rata Pita sp. per hari semakin meningkat sesuai dengan pertambahan ukuran tinggi cangkang (sampai dengan ukuran tinggi cangkang 3,5-4,49 cm) kemudian menurun dan cenderung konstan pada ukuran tinggi cangkang 4,5-5,49 cm); Kecepatan makan rata-rata Pomacea sp. per hari semakin meningkat sesuai dengan pertambahan ukuran tinggi cangkang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susanto
"Penelitian tentang struktur komunitas Amfibi di kampus UI Depok telah dilakukan pada bulan Januari?April 2006. Metode yang digunakan adalah Visual Encounter Survey (VES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jenis Bangsa Anura yang termasuk ke dalam 4 Famili yang hidup di 5 tipe habitat yang berbeda. Bufo melanostictus merupakan jenis yang dominan di lima tipe habitat yang ada di kampus UI Depok. Tipe habitat perairan tenang yang ditumbuhi banyak vegetasi (kolam dan rawa) merupakan daerah yang memiliki keanekaragaman Anura paling tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan nilai Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener sebesar 2,04, indeks kemerataan jenis sebesar 0,93, dan terdapat 9 jenis Anura. Indeks kesamaan Sorenson menunjukkan bahwa tipe habitat perairan tenang yang banyak ditumbuhi vegetasi mempunyai komunitas Anura yang mirip dengan perairan tenang yang luas (situ). Pengelompokan komunitas Anura menggunakan metode UPGMA berdasarkan nilai indeks kesamaan Sorenson mengelompokkan kedua tipe habitat tersebut menjadi satu, karena kemiripan komposisi jenis Anura penyusunnya. Keberadaan wilayah perairan dan vegetasi sangat berperan dalam mendukung kehidupan Anura, terutama dalam proses berbiak, sehingga pengelola kampus UI Depok harus mempertahankan keberadaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S31418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aliya Harimurti
"Kupu-kupu merupakan salah satu polinator yang membantu tumbuhan melakukan polinasi. Hubungan kupu-kupu dengan tumbuhan saling menguntungkan. Saat ini, kupu-kupu di daerah perkotaan tengah mengalami ancaman kepunahan karena adanya pengalihan fungsi lahan, sehingga jumlah vegetasi menurun yang juga mempengaruhi penurunan populasi kupu-kupu. Padahal, kupu-kupu berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah taman-taman yang berada di Fakultas UI Depok bisa menjadi habitat yang ramah bagi kupu-kupu dengan dua aspek utama yaitu untuk mengetahui perbedaan keanekaragaman kupu-kupu di taman fakultas Kampus UI Depok serta menganalisis korelasi antara kupu-kupu dengan tumbuhan yang ada di taman fakultas Kampus UI Depok. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2023 dengan metode modifikasi dari transek Pollard (1977) dan menggabungkannya dengan metode jelajah. Terdapat 13 spesies kupu-kupu dari 4 famili yang teramati, dengan famili yang paling dominan adalah Nymphalidae. Kupu-kupu paling banyak ditemukan di taman Fakultas Hukum, namun indeks keanekaragaman Shannon-Wiener paling tinggi terdapat di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kupu-kupu dan tumbuhan yang terdata di lima taman fakultas di Kampus UI Depok memiliki korelasi positif, yakni semakin banyak tumbuhan yang terdapat di taman tersebut maka kehadiran kupu-kupu akan semakin banyak. Pemilihan tumbuhan dan luas area hijauan yang tepat di sebuah taman akan menciptakan taman yang ramah bagi kupu-kupu.

Butterflies are one of the pollinators that help plants to pollinate. The relationship between butterflies and plants is mutually beneficial. These days, butterflies in urban areas are facing the threat of extinction due to the land conversion which causes a decreasing of the vegetation. On that account, it affects the decline in the butterfly populations. This fact is crucial since butterflies play an important role in maintaining the balance of the ecosystem. Therefore, this research was conducted with a purpose which is to find out whether the gardens at the Faculty of UI Depok could be a friendly habitat for butterflies with the main objective to find out the differences in the butterfly diversity in the faculty parks of the UI Depok Campus and to analyze the correlation between butterflies and plants in the faculty garden of the UI Depok Campus. Data collection was carried out from April to May 2023 by using a modified method from the Pollard transect (1977) and combining it with the cruising method. There were 13 species of butterflies that were observed from 4 families which the most dominant family is Nymphalidae. Butterflies with the most abundant were found in the gardens of the Faculty of Law. However, the highest of the Shannon-Wiener diversity index was found in the Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Those butterflies and plants that were recorded in five faculty gardens at the UI Depok Campus turned out have a positive correlation which is the more plants there are in the park, the more butterflies will be present. The selection of the plants and the right area of ​​forage in a garden will create a butterfly-friendly garden."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>