Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Arif Ramadhan
"Hubungan Indonesia-Mesir merupakan hubungan sangat emosional, hal tersebut dikarenakan beberapa momentum yang terjadi dalam perjalanan sejarah hubungan Indonesia-Mesir sangat mengena. Hubungan yang sering disebut dengan istilah hubungan diplomasi total adalah hubungan transnasionalisme, yang mana melibatkan mahasiswa Indonesia di Mesir. Mahasiswa Indonesia di Mesir memiliki peran penting dalam perjalanan tiga momentum tersebut. Pertama, peran mahasiswa Indonesia di Mesir pasca Proklamasi 1945. Kedua, peran mahasiswa dalam mengatasi dampak krisis moneter 1997-1998. Ketiga, peran mahasiswa dalam evakuasi dan prospek hubungan Indonesia-Mesir pasca revolusi Mesir.
Hubungan Indonesia-Mesir menjadi bukti faktual akan ketepatan salah satu teori hubungan internasional, yang mengatakan hubungan antar negara tidak hanya hubungan yang melibatkan negara sebagai aktor dan pelaku hubungan. Namun bahkan keterlibatan aktor individu jauh lebih penting dalam peningkatan hubungan internasional antar negara. Hubungan tersebut adalah hubungan transnasionalisme. Dan itulah yang terjadi dalam perjalanan hubungan Indonesia- Mesir, bahwa keterlibatan aktif dan pastisipasi total dari mahasiswa Indonesia di Mesir dengan masyarakat Mesir merupakan bukti pentingnya transnasionalisme dalam hubungan Internasional.

Indonesia-Egypt relations are a emotional relations, fact because some moments that occurred in a history of Indonesia-Egypt relations. That relations commonly known as a total diplomatic relations or transnationalism, that there are roles of Indonesian students in Egypt. Indonesian students in Egypt has an importent roles in the three moments. Firstly, the role of Indonesia students in Egypt after Proclamation in 1945. Secondly, the role of Indonesia students in Egypt in addressing and minimizing the impact of economic crisis 1997-1998 in Indonesia. Thirdly, the role of Indonesia students in Egypt in the evacuation process during Egyptian revolution in 2011.
Indonesia-Egypt relations is a factual evidence on the relevance and truth of one theory of international relations that said that relations between countries are not only relations between states, but also the relationship between individuals or groups of individuals is more important in the relationship between one country and another countries. That named by transnationalism relationship. And that is what happened in Indonesia-Egypt relations, that a active role and a total participation between Indonesian students in Egypt and Egyptians peoples. In this fact is a evidence of important of transnationalism in international relationship."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29653
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dinamika politik global kontemporer membuka cakrawala dan pemahaman bagi pengkaji Hubungan Internasional bahwa kini politik internasional telah bertransformasi. Transformasi tersebut membawa kajian Hubungan Internasional semakin berwarna dengan kehadiran aktor non-negara yang turut memainkan peran penting dalam memengaruhi sistem internasional dan konstelasi politik global. Merespons dinamika tersebut, buku ini hadir sebagai sebuah buku ajar yang dapat menjadi referensi bagi dosen pengajar maupun mahasiswa Hubungan Internasional serta pembaca yang memiliki ketertarikan dengan studi ini. Adapun buku ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama merupakan pendahuluan yang menerangkan tentang jejak dan pengertian Transnasionalisme dalam Hubungan Internasional. Kemudian, bagian kedua berisikan tentang berbagai konsep kunci yang berkaitan erat dengan dinamika hubungan transnasional yang terdiri dari agen, struktur, dan proses. Bagian terakhir ditutup dengan berbagai isu kontemporer dalam ruang transnasional seperti keadilan ekologis dan global demokrasi."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2024
320 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nabilla Prita Fiandini
"Diskursus mengenai peranan struktur dan agensi menjadi salah satu perdebatan utama dalam Hubungan Internasional. Dua hal yang menyulitkan penemuan konsensus dalam perdebatan peran agensi dan struktur adalah konseptualisasi agensi yang semakin cair dan dalam waktu yang sama, dikritiknya status ontologis negara yang sering dianggap tidak problematis. Menanggapi itu, skripsi ini memperlihatkan interaksi agensi-struktur yang kompleks antara individu-negara: bahwa individu dapat menjadi agensi yang independen melalui praktik mereka, namun praktik tersebut tidak terpisah dari okupasi struktur internasional dan domestik. Skripsi ini megambil fokus kepada praktik representasi seniman Heri Dono. Heri Dono merupakan salah satu seniman Indonesia yang aktif melakukan pameran dan merepresentasikan Indonesia di kancah internasional. Heri Dono dalam masa berkaryanya terkenal sebagai salah satu seniman yang kritis terhadap fenomena sosial politik dan terkenal di dunia Internasional. Heri memupuk agensinya sampai ia akhirnya diundang ke Venice Biennale, salah satu ajang kesenian paling prestisius di dunia, secara independen di tahun 2003. Namun Internasionalisasi Heri Dono juga di satu sisi merupakan implikasi dari dinamika dunia seni rupa Internasional dan kebijakan kebudayaan Indonesia yang ambivalen pada tahun 1990an. Pada tahun 2015, Indonesia dan Heri Dono melakukan kolaborasi dalam membentuk representasi Indonesia di Venice Biennale melalui paviliun nasional Indonesia. Dengan begitu, peneliti tertarik untuk menelusuri pemaknaan praktik representasi Heri Dono sebagai seniman Indonesia yang bergerak antara ruang domestik dan transnasional. Penelitian ini menemukan bahwa walaupun agensi dapat bergerak secara independen namun aktualisasi agensi mereka tidak terlepas dari transformasi dan tuntutan dari struktur. Skripsi ini memakai konsep agensi Manusia dari Roland Bleiker yang melihat agensi manusia memiliki sifat taktis, temporal, dan diskursif. Metode yang dipakai dalam skripsi ini adalah etnografi historis dengan tujuan untuk melihat bagiamana wacana kesenian internasional dan lokal berkontribusi kepada praktik dan pemaknaan representasi seniman terhadap negaranya.

Discourses on the role of structures and agency is one of the main debates in International Relations. Two things muddle the search for consensus in the debate regarding the role of agency and structure: the conceptualization of agency that are increasingly fluid and at the same time, the consideration of the problematic nature of state's ontological status. In this regard, this thesis aims to show a complex interaction between agency and structure in the case of individual-state relations: that individuals can become independent agencies through their practice, but the practice is not entirely separated from the inducement of international and domestic structures. This thesis takes a focus on the practice of the representation of artist Heri Dono. Heri Dono is one of the Indonesian artists who is active in exhibiting and representing Indonesia on the international art scene. Heri Dono in his tenure is well-known as one of the artists who is critical of the social-political phenomena and has established an international reputation. Dono fostered his agency until he was finally invited to participat in the Venice Biennale, one of the most prestigious arts events in the world, independently in 2003. But Heri Dono's internationalization on the one hand was an implication of the dynamics manifested by structural transformation of international art world and the ambivalence stance of Indonesian cultural policies in 1990s. In 2015, Indonesia and Heri Dono collaborated in shaping Indonesia's representation at the Venice Biennale through Indonesia's national pavilion. Thus, this reasearch developed an interest in exploring the meaning of the representational practice of Heri Dono as an Indonesian artist who moves inbetween domestic and transnational structure. This thesis then finds that although agencies can move independently but the actualization of their potentiality is inseparable from the transformation and demand of the structure. This thesis uses the concept of human agency by Roland Bleiker who sees human agency characterized by its tacticality, temporality, and discursivity. The method used in this thesis is historical ethnography, aimed to see how both structural discourses contested, overlapped, and serve voids to the practice and meaning of the artist's representation of his country."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cazadira Fediva Tamzil
"ABSTRAK
Keberhasilan World Society for the Protection of Animals (WSPA) mengadvokasi Universal Declaration on Animal Welfare (UDAW) adalah kasus yang menarik karena belum pernah ada Masyarakat Sipil Transnasional yang berhasil mengadvokasi rezim lingkungan internasional untuk isu perlindungan hewan individual. Dengan studi pustaka, studi dokumen, dan wawancara sebagai metode pengumpulan data, serta Grounded Theory sebagai metode analisis data, penelitian kualitatif Analytic Eclecticism ini menunjukkan bahwa keberhasilan WSPA dipengaruhi kekuatan diskursif yang terbangun atas basis interrelasi antara WSPA sebagai agen (modalitas material dan non material, strategi, dan taktik) dengan struktur. Adapun hasil penelitian ini mengisi kekosongan literatur Masyarakat Sipil Transnasional dan Politik Lingkungan Global dengan: 1) berangkat dari agen tanpa menafikan struktur, 2) menginkorporasikan Positivisme, Konstruktivisme, Interpretivisme, serta 3) mengeksplorasi kasus keberhasilan WSPA mengadvokasi UDAW yang jarang menjadi fokus pembahasan dalam berbagai literatur Hubungan Internasional.

ABSTRAK
World Society for the Protection of Animals (WSPA)’s success in advocating the Universal Declaration on Animal Welfare (UDAW) marks an interesting case study because no Transnational Civil Society has managed to advocate environmental regimes for the protection of individual animals. With literature review, document study, and interview as the method for data gathering, as well as Grounded Theory as method for data analysis, this qualitative Analytic Eclectic research concludes that WSPA’s success is influenced by a discursive power founded on the basis of an interplay between WSPA as an agent (material and non material modalities, strategies, and tactics) as well as structure. The result of this research also fills a literature gap on Transnational Civil Society and Global Environmental Politics by: 1) focusing on agent without denying structure, 2) incorporating insights from Positivism, Constructivism, and Interpretivism, and 3) exploring the dynamics of WSPA’s advocacy for UDAW. "
2014
S61503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Anindya Mufti
"Skripsi ini membahas peran bimbingan konseling terhadap rekognisi siswa dalam kajian sosiologi pendidikan. Rekognisi siswa tersebut dilihat dari survey yang dilakukan di SMA Islam Al-Azhar 4 Kemangpratama. Bagaimana rekognisi siswa terbentuk, apa saja peran bimbingan konseling yang dapat mempengaruhi rekognisi siswa. Studi ini memakai pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan data sekunder.
Hasil studi ini menunjukan hubungan yang lemah antara peran bimbingan konseling terhadap rekognisi siswa. Serta memiliki arah hubungan yang positif. Hal ini disebabkan oleh struktur sekolah dan bimbingan konseling itu sendiri dalam mendefinisikan perannya di sekolah.

This paper discusses the recognition of the role of counseling the students in the study of the sociology of education. Recognition of the students' views of the survey that occur in the Al-Azhar 4 Kemangpratama Islamic Highschool. How recognition formed, anything that can affect the recognition of the role of student counseling. The study uses a quantitative approach using questionnaires, in depth interview and secondary data.

Results of this study show weak of the relationship between role of counseling towards students' recognition as well as having a positive direction of the relationship. This is caused by the structure of the school and how counsellor defines their role in school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Tiara Putri
"The Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) atau Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik adalah perjanjian perdagangan yang diusulkan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, dengan tujuan mempromosikan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi multilateral. Namun, saat membahas rancangan perjanjian tersebut, Prancis menjadi salah satu negara yang menyatakan keberatannya. Perjanjian perdagangan tersebut dianggap akan membahayakan identitas kebudayaan Prancis. Perjanjian ini juga bertentangan dengan konsep "l'exception culturelle" (pengecualian budaya) Prancis yang memperlakukan budaya secara berbeda dari produk komersial lainnya. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mempertimbangkan barang dan jasa budaya sebagai pengecualian dalam perjanjian internasional. Perjanjian TTIP juga dianggap berbahaya bagi industri audiovisual Prancis karena adanya kemungkinan dominasi dari Hollywood. Oleh karena itu, menjelaskan alasan Prancis dalam melindungi entitas dan identitas budayanya dalam pembahasan dan negosiasi TTIP. Selain itu, penelitian ini juga memaparkan hubungan antara penolakkan Prancis dengan konsep transnasionalisme, dan imbanya terhadap negosiasi TTIP. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis. Teori dan konsep yang digunakan adalah teori identitas milik Stuart Hall, serta menggunakan konsep transnasionalisme dalam melihat konsep pengecualian budaya Prancis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penolakkan Prancis terhadap TTIP didasarkan pada perlindungan identity as becoming Prancis. Dalam hal ini sektor audiovisual dilihat sebagai sebuah identitas budaya nasional yang harus dilindungi. Kemudian, negosiasi TTIP juga dianggap bertentangan dengan konsep "l'exception culturelle" (pengecualian budaya) Prancis. Ketiga, perjanjian TTIP dianggap akan mengancam sektor industri audiovisual Prancis, dan memungkinkan adanya dominasi budaya dan ekonomi dari sektor audiovisual Amerika Serikat. Penolakkan ini berkaitan dengan cara pandang Prancis terhadap konsep transnasionalisme yang dianggap sebagai sebuah ancaman dan serangan terhadap identitas budayanya. Karena sikapnya tersebut, Prancis mendapat kritik dari berbagai negara, sedangkan konsep transnasionalisme seharusnya bisa dilihat sebagai sebuah ajang promosi, sekaligus kesempatan untuk berekspansi.

The Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) is a proposed trade agreement between the European Union and the United States, with the aim of promoting multilateral trade and economic growth. However, while discussing the draft of the agreement, France became one of the countries that raised its objection. According to France, the trade agreement is considered to endanger French cultural identity. This agreement also contradicts the French concept of the "l'exception culturelle" (cultural exception), which treats culture differently from other commercial products. In other words, to consider cultural goods and services as exceptions in the negotiations of international treaties. The TTIP agreement is also considered dangerous for the French audiovisual industry because of the possibility of domination from Hollywood. Therefore, this research aims to explain the reasons for France in protecting their cultural identity in the TTIP discussion and negotiation. In addition, this study also describes the relationship between the rejection of France and the concept of transnationalism, and its impact on the negotiations. The research was conducted using qualitative research methods with critical discourse analysis techniques. The theory and concept used is Stuart Hall's theory of identity, and utilizing the concept of transnationalism in seeing the French cultural exclusion. The results showed that France's rejection of TTIP was based on the protection of their identity as becoming. In this case the audiovisual sector is seen as a national cultural identity that must be protected. The TTIP was also deemed to contradict the French concept of "l'exception culturelle". Third, the TTIP agreement is considered to endanger the French audiovisual industry, and allows for cultural and economic domination of the the United States. In this case, France sees the concept of transnationalism as a threat and an attack on its cultural identity. Because of their action, France has received criticism from various countries for considering the concept of transnationalism as a direct attack on their cultural identity. Whereas, transnationalism should be seen as a gateaway for cultural promotion, as well as an opportunity for cultural and economic expansion."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Farida
"ABSTRAK
Penelitian mengenai fungi dan peran perpustakaan sekolah dalam menunjang poses belajar mengajar yang berlokasi di perpustakaan SMP/SMU Islam Al Azhar 1 Jakarta Selatan, bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa manfaat keberadaan perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajarnya, apakah perpustakaan telah menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan kebutuhan siswa, serta hambatan yang dihadapi dalam pemenuhan tugas perpustakaan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif, dengan responden siswa/i SMP/SMU Islam Al Azhar 1 anggota perpustakaan. Jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 40 responden. Pengumpulan data utama dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara acak kebetulan dan data penunjang dengan wawancara kepada kepala sekolah, kepala perpustakaan dan staf perpustakaan.
Hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel persentase, yang kemudian dianalisa dalam bentuk penafsiran dalam bentuk kalimat yang mengandung kesinmpulan penelitian.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini, bahwa pengetahuan responden mengenai manfaat perpustakaan belum dibarengi dengan pemanfatannya secara optimal dalam menunjang pelajaran sekolah, sebagian besar masih tertokus pada fungsi perpustakaan sebagai media rekreasi, dengan frekwensi kunjungan yang rendah. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sikap kurang proaktif dari perpustakaan dalam promosi dan nienciptakan perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan dengan fasilitas yang memadai dan menarik.

"
1999
S14891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Hanif Rahmadi
"Skripsi ini membahas evaluasi kualitas layanan Perpustakaan Mandiri Universitas Al Azhar Indonesia menggunakan instrumentasi LibQual+® oleh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dan observasi. Instrumentasi LibQual+® mengukur kualitas layanan perpustakaan berdasarkan tiga dimensi, yaitu: affect of service, information control dan library as place. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dengan menghitung skor layanan yang diterima, skor harapan minimum dan harapan yang diinginkan oleh pengguna. Dari hasil ketiga skor tersebut dilakukan penghitungan gap score yang terdiri dari adequacy gap dan superiority gap.
Hasil penelitian menyatakan bahwa 94 responden menilai ketiga dimensi kualitas layanan Perpustakaan Mandiri UAI berada pada wilayah zone of tolerance,yaitu kondisi dimana nilai layanan yang diterima mampu memenuhi nilai harapan minimum, namun masih belum dapat memenuhi harapan yang diinginkan oleh pengguna.

This thesis discusses the service quality evaluation of Mandiri Library at Al Azhar Indonesia University by using LibQual+®. This research is a quantitative research that uses survey and observation methods. The LibQual+® instrumentation is used to measure the service quality of LibQual+® library based on three dimensions: affect of service, information control, and library as place. The data analyses in this research use descriptive statistics to calculate the received service score, minimum expectation score, and users' desired expectation score. Based on the result of those three scores, the researcher counts the gap scores which consist of adequacy gap and superiority gap.
This research finding states that 94 respondent’s rate the three dimensions of service quality of Mandiri Library at Al Azhar Indonesia University are on the zone of tolerance, a condition where the value of received service is able to meet the minimum expectation value, but still does not meet the users’ expectation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Purnamasari
"Skripsi ini membahas hubungan umur menarche dan faktor-faktor lainnya (asupan gizi, konsumsi minuman manis, dan aktivitas fisik) dengan kejadian overweight pada remaja perempuan (13-15 tahun). Metode yang digunakan adalah studi analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran, Jakarta Selatan pada bulan April 2013 dengan jumlah responden sebanyak 107 siswi. Data umur menarche dan konsumsi minuman manis diperoleh melalui pengisian kuesioner mandiri, asupan gizi diperoleh dari wawancara food recall 24 jam, dan aktivitas fisik diukur menggunakan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C).
Uji statistik yang digunakan pada penelitian adalah uji-T independen. Dari 107 responden, sebanyak 38,3% mengalami overweight. Umur menarche dan asupan lemak memiliki hubungan yang bermakna secara signifikan dengan overweight (p< 0,05). Responden yang mengalami overweight memiliki rata-rata umur menarche lebih muda (11,53 tahun) dan rata-rata asupan lemak lebih tinggi (66,15 gram/hari). Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara asupan energi, karbohidrat, protein, serat, konsumsi minuman manis, dan aktivitas fisik dengan kejadian overweight.

The aim of this study was to determine the association between age at menarche and the other determinants (dietary intake, sugary drinks consumption, and physical activity) with overweight in adolescent girls (13-15 years old). This study was a quantitative analytic research with cross-sectional design. The study was held at Al-Azhar 4 Kemandoran Junior High School, South Jakarta in April 2013, recruiting 107 female students as participants. Age at menarche and sugary drinks consumption were reported through self-administered questionnaire, dietary intake was obtained using 24-hours food recall interview, and physical activity was measured using Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C).
Independent T-test was used to identify the association between independent and dependent variables. Among 107 participants, 38,3% were overweight. Age at menarche and fat intake were significantly associated with overweight (p< 0,005). The overweight participants had earlier age at menarche (11,53 years old) and higher fat intake (66,15 gram/day). Meanwhile, the association between energy, carbohydrate, protein, fiber intake, sugary drinks consumption, and physical activity were found to be not significantly associated with overweight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>