Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bazoka Fransiskus
"Telah dibuat suatu alat ?Sistem Kendali Posisi Berbasis Levitasi Magnetik?. Pembuatan alat ini menggunakan kumparan sebagai penghasil medan elektromagnet dan sensor efek hall UGN3503U digunakan untuk mengetahui posisi dari objek berupa bola baja. Kumparan yang menggunakan tegangan 24 Volt dan arus maksimum 5A. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler dengan interface melalui PC menggunakan komunikasi data serial. Data yang dikirim adalah set point, kuat medan magnet yang akan dikonversi menjadi ketinggian objek. Data yang diterima akan ditampilkan ke layar berupa grafik.

A tool for ?Magnetic Levitation Based Position Control System? has been made. Making this tool uses a kumparan to produce elektromagnetik fields and a efek hall sensor is UGN3503U used to determine the position of the object in the form of steel balls. The kumparan uses a 24 volt voltage and maximum current 5A. Control is done using a microcontroller to interface through a PC using a serial data communications. The data sent is the set point, a strong magnetik field to be converted into an object height. The data received will be displayed to the screen in the form of graphs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1257
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wulandari
"Dalam penelitian ini, telah diteliti pengaruh kecepatan putar piringan aluminium dan besarnya medan magnet terhadap gaya angkat magnetik yang ditimbulkannya. Pembuatan alat ukur ini mengimplementasikan suatu piringan logam yang berputar untuk mempengaruhi besar dari gaya angkat magnetik yang ada, dimana besar nilai pengaruh gaya tersebut akan dibaca dengan sensor gaya. Alat ini dihubungkan dengan komputer menggunakan standar komunikasi serial. Mikrokontroller diprogram menggunakan piranti lunak Bascom AVR, sedangkan komputer digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran diprogram dengan menggunakan LabVIEW National-Instrument. Metode pengambilan data yang digunakan ialah dengan melakukan pengukuran nilai gaya angkat magnetik dan kemudian data tersebut akan dibandingkan dengan nilai putaran piringan logam (kecepatan putarnya dapat divariasikan dan dikendalikan putarannya). Hasil data yang diperoleh adalah semakin besar rpm yang dihasilkan maka nilai gaya angkat magnet juga makin besar.

In this research, the effect of rotation speed of aluminium disc and the magnitude of the magnetic field to the magnetic levitating force has been conducted. The design of this measuring instrument uses rotating aluminium disc to change the magnetic levitating force that is measured by the force sensor. This instrument in connected with of computer by using standard serial communication. Microcontroller is programmed by Bascom AVR software, while the computer that is used to display the measurement result is programmed by National Instrument LabVIEW. The data acquisition method is used to measure the magnetic levitating force, and controllable aluminium disc rotating speed. The result shows that greater the rotating speed that is applied the greater it?s magnetic levitating force."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azy Rizki Fiansyah
"Penggunaan teknologi magnetic levitation (maglev) telah banyak dikembangkan sebagai sistem suspensi mekanikal. Penerapan teknologi maglev pada konveyor dapat mengurangi jumlah komponen mekanikal pada sebuah konveyor seperti bearing, gear, chain, fluid coupling, motor, dan roller. Pengembangan teknologi maglev pada konveyor diterapkan pada sistem suspensi konveyor. Elektromagnet digunakan pada desain sistem maglev pada konveyor dikarenakan besarnya medan magnet yang mampu diatur sesuai arus masukan sehingga mampu menjaga airgap stabil terhadap variasi beban. Beban maksimum pada konveyor di desain pada 1000 g. Pengujian hubungan arus terhadap beban dilakukan dengan variasi beban (125, 250, 500, 750 dan 1000 g) dengan panjang track (30 cm). Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan beban angkut pada prototipe konveyor adalah linear terhadap peningkatan kuat arus yang dibutuhkan untuk menjaga airgap tetap konstan dimana besar stabilitas levitasi mencapai 62,5%.

Magnetic levitation technology have been developed as mechanical suspension system. Application of maglev technology on conveyor can reduce the number of mechanical part in conveyor such as bearing, gear, chain, fluid coupling, motor, and roller. The Development of maglev technology on conveyor is to be applied to replace suspension system. Electromagnets are used in the design of maglev systems on conveyors because of the magnitude of the magnetic field that can be adjusted according to the input current so as to be able to keep the air gap stable against load variations. The maximum load is designed at 1000 grams. Testing the relationship of the current to the load is done with variations in load (125, 250, 500, 750 and 1000 g) with track length (30 cm). This study shows that the increased load on the prototype conveyor is linear to the increase in amperage needed to keep the airgap constant where the levitation stability reaches 62,5%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Syafitri
"Penggunaan motor induksi linier untuk kereta magnet memiliki tantangan dalam menjaga kestabilan dan keamanannya karena gaya yang timbul akibat adanya interaksi fluks magnetik antara magnet permanen dan inti besi, yang menyebabkan timbulnya getaran dan kebisingan yang disebut dengan gaya deten. Salah satu sumber timbulnya gaya deten adalah efek ujung akhir yang timbul karena terputusnya lintasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan perancangan dan perhitungan bentuk gigi diujung akhir menjadi bentuk melengkung cekung dimana berdasarkan penelitian sebelumnya dengan bentuk melengkung cembung di gigi akhir pada motor sinkron linier berhasil menurunkan sebagian dari efek karena ujung akhir. Pada penelitian ini perancangan dan perhitungan bentuk melengkung dari gigi diujung lintasan dilakukan dengan membuat model menggunakan pendekatan persamaan parabola, hiperbola dan eksponensial dengan dimensi bidang X, Y, Z sebesar 660mm x 360mmx 360 mm. Pengambilan data untuk kerapatan magnet dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ansis dengan meshing 10 mm sedangkan perhitungan besarnya gaya deten berdasarkan persamaan matematis dilakukan menggunakan perangkat lunak MatLab. Perhitungan besarnya gaya deten dengan menggunakan MatLab menghasilkan nilai tertinggi untuk pendekatan parabola sebesar 0,07882 N dan nilai terendah 0.00579 N, dengan pendekatan hiperbola menghasilkan nilai tertinggi 0,303 N untuk nilai k besar dan 0,00645 N untuk nilai k kecil dan pada pendekatan eksponensial nilai tertinggi 0,00045N dan nilai terendahnya 0,00034N.

The use of linear induction motors for magnetic trains deals with challenges in maintaining stability and safety because of the forces that arise due to the interaction of magnetic fluxs between the permanent magnets and the iron core, which causes vibrations and noise called detent forces. One of the detent force sources is the end effect that occurs due to limitations in the track. To solve this problem, designing and calculating the tooth shape at the end into a concave curved shape based on previous research with a convex curved shape for in the last tooth on a linear synchronous motor succeeded in reducing some of the effects due to the end teeth. In this study, the design and calculation of the tooth's curved shape at the end of the track was conducted by making a model using the parabolic, hyperbole, and exponential equation approach. The dimensions X Y Z planes of 660mm x 360mmx 360 mm. Data collection for magnetic density was carried out with the help of Ansis software with a meshing of 10 mm. In contrast, the amount of detent force based on mathematical equations was carried out using MatLab software. The detent force calculation using MatLab produces the highest value for the parabolic approach of 0.07882 N. The lowest value is 0.00579 N. With the hyperbolic approach, it reaches the highest value, 0.303 N for large k values and 0.00645 N for small k values . In the exponential value approach, the highest value is 0.00045N, and the lowest value is 0.00034N%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boldea, I.
New York: John Wiley & Sons, 1985
621.310 42 BOL l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This survey describes the ability of magnetic methods in identifying the zone conductor associated with mineral magnetite, pyrite, ilmenite and pyrrhotite. large magnetic anomalies strongly influenced by the induction of ferromagnetic minerals. From the 2D modeling results can be interpreted that the favorable zone associated with the minerals magnetite, pyrite, ilmenite and pyrrhotite. This model obtained favorable dimensions of the zone with of between 50 to 75 meters, thickness ofbetween 67 to75 meters and a depth of 12 meters."
EKBPPGN
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Mulyadi
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dipelajari Spektroskopi
Impedansi bahan soft magnetik FeSi dan finemet(Fe73-
Si13,5-Cu1-B9-Nb3). Bahan-bahan tersebut dianil pada
temperatur 800oC selama 30, 60 dan 90 menit.Temperatur
dan lama anil sebanding dengan besarnya perubahan
impedansi.
Sebelum annealing sampel diukur dengan metode
Spektroskop Impedansi kemudian dibandingkan dengan
Spektroskopi Impedansi setelah sampel dianil. Untuk
mengolah dan menganalisa data hasil pengukuran
digunakan program komputasi. Plot data yang diperoleh
dipergunakan untuk memperkirakan model rangkaian
ekivalen yang cocok bagi mateial tersebut.Dari studi
literatur diperoleh bahwa secara umum model rangkaian
adalah berupa serangkaian dari paralel RC.Untuk
mengetahui komposisi fasa-fasa pada bahan FeSi
dilakukan karakerisasi menggunakan XRD.Dari pola
difraksi diketahui bahwa FeSi adalah
kristalin.Pengujian komposisi unsur-unsur dengan XRF
menunjukkan FeSi terdiri dari 97 persen berat Fe dan 3
persen berat Si.Terjadi perubahan ukuran butir sampel
FeSi sebelum dianil dan setelah dianil.Perubahan ukuran
butir diamati menggunakan SEM.
Hasil sementara menunjukkan bahwa dengan beberapa
perlakuan annealing menghasilkan spektrokopi Impedansi
yang berbeda.
Dengan perubahan struktur yaitu membesarnya grain dan
perbaikan kristalisasi maka diharapkan diperoleh
korelasi antara struktur mikro terhadap sifat konduksi
sampel ."
2007
T21355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isom Muzakir
"ABSTRAK
Telah dilakukan suatu studi pangembangan rangkaian Osilator Colpitts sebagai pengkondisi sinyal system pengukuran parameter Kerentanan magnetik bahan. Penelitian ini merupakan pengembangan lanjutan dari pemanfaatan rangkaian Osilator sebagai pengkondisi sinyal sensor resistif, kapasitif, dan Induktif.
Dari pengukuran didapat bahwa frekuensi Osilator berbanding lurus dengan invers akar Induktansi, yang berarti pula berbanding lurus dengan invers akar parameter kerentanan magnetik bahan.

ABSTRACT
A development study of Colpitts Oscillator circuit as The Magnetic Susceptibility parameter measurement system has described. This research is an advanced development of the usage of Oscillator as The Signal Conditioner part of resistive, capacitive, and inductive type of sensor.
Measurement yields a relation where Oscillator frequency equals to inverse of inductance root, these means that it also equal to inverse of root of sample's magnetic susceptibility parameter.
"
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Magnet permanen berbasis Sm-Fe-N merupakan magnet kelas baru yang ditemukan pada tahun 1990. Sejak ditemukan fasa magnetik ini telah banyak studi lanjutan yang dilakukan terutama sekali untuk meningkatkan sifat magnetiknya. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis sifat magnetik dan struktur material magnet permanen berbasis Sm-Fe-N dengan komposisi nominal (SmxFe1oo-x)o.97N3, x = 6; 7,5; 9; 11,5 (at. %). Preparasi sampel dilakukan dengan teknik metalurgi serbuk menggunakan ball mill berenergi tinggi dan paduan nitrida didapatkan melalui reaksi gas-padatan. Kompaksi dilakukan dengan teknik kompaksi kejut.
Hasil identifikasi fasa dengan difraksi sinar-x menunjukkan bahwa fasa mayoritas yang hadir adalah Sm2Fe17N3 dengan struktur Th2Zn17 (rhombohedral) dihitung sekitar 90 %. Disamping itu hadir pula fasa kedua yaitu a-Fe sebagai konsekuensi komposisi di luar stoikiometri. Khusus untuk komposisi pada x = 11,5 terdapat kehadiran fasa SmN sebesar 0,14 %.
Hasil perhitungan konstanta kisi dengan metode Cohen memperlihatkan kesesuaian dengan nilai publikasi dan variasi komposisi magnet Sm-Fe-N tidak menyebabkan distorsi pada kisikisi kristal Sm2Fe17N3. Hasil analisis sifat magnetik diketahui terdapat peningkatan koersivitas dengan pertambahan kandungan Sm dalam' komposisi. Sedangkan harga remanen yang didapat melewati batas teoritis Stoner-Wohlfarth - 0,8 T. Namun secara umum remanen menurun dengan adanya peningkatan Sm. Demikian pula terjadi penurunan pada energi produk maksimum, (BH)n,. dengan bertambahnya kandungan Sm dalam komposisi.

Sm-Fe-N based permanent magnet belong to a new class of magnets were discovery in 1990. Since the discovery, a number of studies have been made to improve the magnetic properties. In this work, magnetic properties and materials structure of Sm-Fe-N based permanent magnets with (Sm)(Feio0.. )o,97N3 x = 6; 7,5; 9; 11,5 atomic persent composition have been analysed. Samples were prepared by powder metallurgy using high energy ball mills, then samples were nitrided using solid-gas reaction and subsequently compacted by shock compaction method.
Phase identification by XRD indicated that Sm2Fei7N3 is the majority magnetic phase with a volume fraction up to - 90 °I°. In addition, it was also identified an a-Fe as the second phase due to unstoichiometric composition of the magnet. Specially for x = 11,5 (at.%) also identified an SmN phase about 0,14 %. Lattice constants value of main phase that determined by Cohen's method is similar to that of published result. It is also shown that compositions of the magnets have no effect to lattice constants of main Sm2Fei7N3 phase.
The result of magnetic properties is increasing the coercivity with additional content of Sm composition. But the remanen value which is obtained more than Stoner-Wohlfarth theory - 0,8 T. In general, the remanen reduces by adding Sm. Also the maximum of product energy, (BH)max, is reduced by adding the content of Sm in the composition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norita
"Telah dilakukan preparasi alloy magnet FeSi dengan variasi Si = 1, 2, 3 dan 4 at % menggunakan metode arc melting. Alloy tersebut kemudian di anil pada temperatur 800 C selama 1 jam. XRD dan fotomikro digunakan untuk meneliti struktur mikro seperti fase, parameter kisi, ukuran, distribusi dan batas butir. Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya fase tunggal a-Fe baik pada kondisi As cast maupun kondisi annealed. Proses anil menyebabkan pertumbuhan ukuran butir dan kristalisasi serta difusi atom-atom Si pada kristal a-Fe.
Karekterisasi listrik menggunakan RLC meter menunjukkan bahwa rangkaian ekivalen alloy FeSi adalah rangkaian RL yang tersusun secara seri. Bertambahnya %Si dalam alloy FeSi baik dalam kondisi As cast dan kondisi annealed cenderung meningkatkan nilai resistivitas dan induktansi listrik. Proses anil juga menyebabkan nilai resistivitas dan induktansi listrik meningkat.

Preparation of FeSi magnetic alloy with composition of Si = 1, 2, 3 and 4 at% has been done using arc melting technique under Ar atmosphere. These alloy was annelead at 800 C for 1 hour. XRD and metallography was used to investigate the existance of phase, lattice parameter, size, boundary and distribution of grains. Microstructural analysis of as-cast and annealed samples show that these alloys consist of single phase a-Fe. Heat treatment of these alloys cause grain growth, crystalization and diffusion of Si atoms in a-Fe crystals.
Electrical characterization by RLC meter indicates RL series circuit as equivalent circuit. Increasing %Si in FeSi alloy both in as-cast and annealed state tend to increase the values of electrical resistivity and inductance. These values also increase due to annealing process."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>