Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Safitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Hersty Imaningtyas
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5208
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Surya Maharani Soeharnis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Cecilia BSA
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus Kritis terhadap wacana seksualitas yang ditampilkan dalam acara di televisi. AnalisiS ini dilakukan dengan menggambarkan bagaimana kapitalisme yang mempengaruhi media membentuk wacana seksualitas menjadi s buah komoditas melalui serangkaian proses dalam media itu. IKasus yang diambil adalah acara Kontak Harmoni Hemaviton di RCTI, sebuah acara yang terselenggara berka ke~asama antara RCTI dan pihak
Hemaviton. Acara yang ditayangkan oleh RCTI sejak 4 Januari 2001 ini merupakan acara yang memuat informasi seputar masalah seks yang sekarang ini memang sedang banyak ditampilkan di media massa.
Persoalan mengenai komodifikasi seksualitas di televisi ini memang tidak terlepas dari nilainilai yang terkandung dalam ideologi kapitalis yang mewamai masyarakat industri dimana media
televisi merupakan bagian di dalamnya. Sebagai bagiao dari masyarakat industri yang berwatak kapitalis itu, media televisi kerap melakukan komodifikasi kebutuhan masyarakat, yang salah satunya
adalah seksualitas, dengan melakukan penonojolan ·su seperti yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Dalam memahami proses komodifikasi wacana seksualitas di media massa, penelitian ini mendasarkan diri pada teori politik ekonomi Marxis. Dalam teori ini dapat dilihat bagaimana proses komodifikasi dapat terjadi dalam komunikasi, yaitu melalui komodifikasi isi media, audiens dan pekerja. Selain itu, seperti pendapat Marx, disini juga dapat terlihat bagaimana media massa telah digunakan untuk mengekalkan kapitalisme karena dasar dari masyarakat adalah sistem ekonomi.
Televisi sebagai media massa menjadi penting karena ia merupakan media kapitalis yang bekerja untuk mendatangkan kapital masuk dalam jaringannya melalui kine~a program yang dilakukannya.
Analisis diskursus ini dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu teks, discourse practice dan sociocultural practice
Berdasarkan hasil analisis teks dan interteks yang dilakukan dengan teknik framing terhadap dua episode acara Kontak Harmoni Hemaviton diperoleh dua macam frame yang mana masingmasing frame tersebut telah mencerminkan ideologi kapitalis dalam memandang seksualitas.Dalam
analisis ini ideologi kapitalis yang dominan adalah hedonis.
Berdasarkan analisis discourse practice, terjadi yang dinamakan proses komodifikasi tersebut, yaitu proses mengubah nilai pakai menjadi nilai tukar yang kemudian diperluas ke dalam
bidang sosial dari produk komunikasi, audiens dan tenaga kerja yang terjadi dalam ruang lingkup discourse practice. Proses komodifikasi ini menggambarkan cara kapitalisme membawa modalnya
melalui perubahan nilai pakai menjadi nilai tukar tersebut.
Sedangkan analisis pada tingkatan sociocultural practice menunjukkan bahwa dalam tahapan produksi pesan yang dilakukan oleh media dalam acara ini mirip dengan tahapan produksi komoditas yang dilakukan oleh masyarakat industri kapitalis. Selain itu, disini juga terlihat bagaimana institusi ekonomi mempengaruhi proses produksi dalam media sehingga membentuk tampilan pesan yang demikian.
Dengan demikian, terdapat indikasi bahwa media televisi yang kapitalistik ini memungkinkan terjadinya pembentukan wacana seksualitas menjadi sebuah komoditas melalui proses produksi dan
konsumsi di dalam media t rsebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sari Indrayani
"Maraknya program acara anak di televisi swasta yang tidak aman untuk anak-anak usia 5-14 tahun menjadi kekhawatiran orang tua, pakar pendidikan. Kekhawatiran ini siapa yang harus bertanggung jawab, televisi, pemerintah, atau kembali lagi kepada orang tua, keluarga dan lingkungan?
Anak-anak suka sekali menonton televisi, dalam tiap harinya anak-anak dapat menghabiskan waktu untuk menonton televisi selama 3-7 jam dalam sehari. Anak-anak menonton televisi selama 3-7 jam bukan acara khusus untuk anak-anak, karena khusus untuk mereka sangat kurang terutama untuk program acara anak lokal.
Dalam seharinya televisi swasta dapat memberikan program acara anak lebih dari dua jam, dimana anak-anak menjadi penonton setia dan anak-anak tidak mengetahui apa yang anak-anak tonton aman untuk anak-anak atau tontonan untuk orang dewasa. Setelah anak-anak menonton apa yang mereka tonton seharian, sikap anak akan seperti apa yang baru saja mereka lihat, jika mereka melihat tontonan kekerasan, anak-anak akan melakukan tindakan kekerasan dan jika anak-anak melihat yang bukan program acara untuk anak-anak, maka anak-anak akan bersikap j auh dari usia mereka.
Dengan adanya sebuah kebijakan pada kebijakan siaran khusus kebijakan siaran untuk televisi diharapkan para pengelola televise dapat melihat dan mengikuti aturan yang berlaku. Pada Undang-Undang No 32 tahun 2002 pasal 36 ayat 3 mengatakan Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan atau menyebutkan klasifkasi khalayak sesuai dengan isi siaran.
Di dalam teori ekonomi politik mengatakan bahwa ekonomi-politik merupakan studi mengenai relasi-relasi sosial terutama relasi kekuasaan yang secara bersama-sama mendasari produksi, distribusi dan konsumsi sumber daya. Pada ekonomi politik liberal mengatakan bahwa, liberal political economy mengartikan ekonomi-politik dalam perubahan seosial dan transformasi sejarah tadi, sebagai suatu doktrin dan seperangkat prinsip untuk mengorganisir dan menangani ekonomi pasar, guna tercapainya suatu efisiensi yang maximum, pertumbuhan ekonomi dan kesehjateraan individu
Ekonomi politik media yang dijalankan televisi swasta untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Televisi menayangkan program yang menjadi kebutuhan pasar tanpa memperhatikan aturan siaran dan etika pertelevisian. Program yang banyak ditonton oleh banyak orang, maka rating dan sharenya altar tinggi, rating dan share tinggi mengakibatkan pengiklan, memasang iklan-iklan pada acara tersebut, iklan yang banyak menghasilkan keuntungan yang menjadi keinginan dan tujuan dari televisi bisnis untuk dapat hidup.
Penelitian ini menggunakan paradigma postivistik yang berpendapat bahwa asumsi adalah suatu realitas sosial yang objektif. Karena itu suatu peneliti juga harus objektif, yakni untuk memperoleh pengetahuan tentang suatu objek atau realitas sosial sebagaimana adanya. Untuk itu seorang peneliti harus menjaga jarak dengan objek yang diteliti, mencegah agar tidak terjadi interaksi antara subjektivitas dirinya dengan objek yang diteliti dan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang sebenarnya menunjuk dan menekankan pada proses dimana realitas yang diteliti dipahami dengan pendekatan meyeluruh, melakukan pengamatan menyeluruh dan mendalam dari sebuah keadaan nyata.
Yang menjadi penelitian pada tesis ini adalah tiga stasiun televis swasta yaitu pada RCTI, Trans TV dan TV7. Alasan dari pemilihan ketiga stasiun swasta tersebut dikarenakan, RCTI merupakan televisi swasta pertama dengan sembilan program acara, Trans TV dengan dua program acara lokal dan TV7 dua belas program acara anak yang terdiri dari program acara lokal dan dari luar. Dari hasil penelitian yang didapatkan dari peneliti maka RCTI menjadi peringkat satu, Trans TV peringkat dua dan TV7 menjadi peringkat tiga."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Susatyo Murti
"Media televisi biasanya mencari keuntungan dari tayangan-tayangan yang dipertontonkan kepada khalayak melalui iklan atau sponsor. Dari situlah media televisi dapat menghidupi karyawan yang berjurnlah ribuan, tentunya juga guna kelangsungan perusahaan media televisi tersebut.
Motif mencari keuntungan yang dilakukan media televisi seperti tersebut diatas bertolak belakang dengan realitas tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Indosiar belum mendapatkan keuntungan profit dari tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Jangankan uang dari iklan atau sponsor, kenyataannya setiap episode tayangan pagelaran wayang kulit purwa yang biasa di tayangkan setiap Sabtu malam Minggu, Indosiar diperkirakan rugi ratusan juta rupiah.
Indosiar tidak pernah merasa rugi dengan ditayangkannya pagelaran wayang kulit purwa. Bagaimana mungkin stasiun televisi mau merugi dalam produksi tayangannya? Bukankah keuntungan profit menjadi tujuan stasiun televisi didirikan? Jawabnya adalah, tentu ada sesuatu yang menguntungkan yang disembunyikan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa ini.
Untuk itulah maka penulis menetapkan tujuan penelitian tesis ini untuk menjelaskan komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar dan mengungkap motif komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa di televisi Indosiar. Selain itu juga mengungkap ideologi atau kekuatan tersembunyi yang berrnain dalam komodifikasi isi tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan paradigma kritis yang pada dasarnya adalah sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap "the real structures" dibalik kenyataan yang nampak. Pendekatan yang penulis gunakan adalah kualitatif. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah analisis wacana Fairclough, yang menyatakan bahwa lahirnya sebuah teks adalah melalui sebuah rangkain, mulai rencana hingga teks terwujud dengan tiga dimensi analisis yaitu; teks, discourse practice, dan sociocultural practice.
Sifat dalam penelitian ini ialah bersifat deskriptif, metode pegumpulan data dilakukan dengan dengan record, relics dan wawancara. Sumber data penulis dapatkan dan data primer berupa teks dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa situs internet, buku kepustakaan yang mendukung data primer. Dalam analisis data penulis menggunakan tiga tahap analisis yang digunakan Norman Fairclough, yaitu dekripsi, interpretasi dan eksplanasi.
Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan didapatkan hasil, bahwa dalam tataran teks yang diteliti menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan yang signifikan terhadap tayangan pagelaran wayang kulit purwa Indosiar. Perubahan-¬perubahan tersebut mengarah kepada perubahan karakter pagelaran wayang panggung menjadi "karakter wayang tayangan televisi". Karakter wayang televisi memiliki kecenderungan bersifat padat, ringkas dan menghibur. Dalam tataran discorse practice ditemukan bahwa, meskipun Indosiar tidak mendapatkan keuntungan profit dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa, Indosiar mendapatkan keuntungan lain dalam bentuk kedekatan dengan pemirsanya. Indosiar menjadi diminati kalangan menengah kebawah yang sebelumnya sulit dijangkau, disukai karena tayangan wayangnya menghibur dan ditonton khalayak Jawa maupun luar Jawa. Dan memang itulah yang menjadi tujuan Indosiar dalam tayangan pagelaran wayang kulit purwa. Tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur menjadi jalan bagi kepentingan Indosiar, Indosiar diminati semua orang "Indosiar Memang Untuk Anda".
Dalam tataran sociocultural terkait dengan perkembangan dunia pewayangan, Indosiar telah memberikan warna tersendiri. Wayang televisi menjadi fenomena baru dalam dunia pewayangan. Indikasi munculnya "pakem wayang gaya televisi" yang dimotori Indosiar semakin memperkaya "polemik" nilai guna wayang bagi masyarakat.
Implikasi terhadap hasil penelitian yang didapat, bahwa tayangan kebudayaan tradisional dalam hal ini tayangan pagelaran wayang kulit purwa tetap menjadi ancaman bagi para pemirsanya. Penonton disuguhi dengan tayangan wayang yang padat, ringkas dan menghibur sesuai dengan karakter televisi. Semua itu tentu memberikan makna tersendiri bagi isi kepada penonton. Bukankah dalam pagelaran wayang kulit purwa menurut Woro Aryandini salah satu tujuannya adalah penonton mendapatkan pelajaran kehidupan setelah selesai menontonnya, artinya penonton harus mencari dan mendapatkan makna/nilai sebagai pegangan kehidupan dalam tayangan wayang tersebut.
Karakter wayang televisi masih sangat terbuka untuk didiskusikan, namun sebaik-baiknya hasil diskusi yang dilakukan harus tetap mengedepankan kepentingan khalayak penonton. Salah satu tugas media menurut Mc Quail adalah sebagai jendela (a window on event and experience), "membuka cakrawala pemirsa tentang berbagai hal diluar dirinya". Dengan tayangan wayang, kita berharap televisi mampu memfasilitasi kepentingan penonton dan pemirsa untuk membuka cakrawala positif kehidupannya.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Pujiastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program acara televisi anak yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menggunakan metode Conjoint Analysis. Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara konsumen membangun preferensi terhadap produk atau jasa yang terdiri atas sekumpulan atribut. Pada penelitian ini akan didapatkan informasi mengenai faktor-faktor yang menjadi perhatian utama konsumen dalam memilih program acara televisi anak beserta usulan program acara televisi anak yang paling diminati. Sebagai salah satu pertimbangan bagi stasiun televisi untuk mengambil keputusan maka dilakukan perhitungan biaya dan analisis investasi terhadap usulan program acara yang paling diminati tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan proses pembuatan sebuah program acara televisi anak dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan konsumen, produsen serta pihak-pihak yang berkaitan didalamnya.

The focus of this study is to develop a new children television programme which accommodates the needs and wants of the consumers, using a conjoint analysis method. The advantage of this method is in the information given on how consumers build preferences for products or services which are considered as a bundle of attributes. This study results in information of factors that are the consumers' main attention when choosing a children television programme, and information of the most favored idea of a new television programme as well. As one of the inputs of decision making for the television station, production cost and investment analysis for the most favorite idea are calculated. Results obtained from this study are expected to assist the process of producing a children television programme which can facilitate all the needs and wants of consumers, producers, and other related parties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Nur Aida
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>