Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhre Kumara Hangga Wijaya
"Ketepatan dalam mengukur sangat penting diperlukan dalam setiap transaksi gas. Semakin akurat dan semakin tepat hasil pengukuran, maka akan memberikan kepercayaan kepada konsumen pemakai gas. Oleh karena itu pemasok gas menggunakan alat ukur turbine meter yang sah telah dikalibrasi atau ditera di metrologi. Turbine meter tertera dalam tera ulang menjadi sarana dinyatakannya suatu turbine meter sah untuk dipergunakan dalam transaksi jual beli gas. Gas alam dapat mengakibatkan pipa terkorosi. Semakin tua umur pipa untuk transaksi jual beli gas maka semakin kasar pula diding pipa karena korosi.
Pipa yang terkorosi mengakibatkan akurasi pengukuran aliran gas dengan turbine meter menjadi berkurang. Sementara itu pemasok gas yang menjual gas ke industri dituntut untuk mengunakan alat ukur yang akurat dalam mengukur gas agar konsumen memperoleh gas dengan kuantitas yang benar. Pengambilan data pengukuran dilakukan dengan variasi aliran gas, pengukuran aliran gas dengan turbine meter dengan variasi pipa upstream dimana kekasaran dinding pipa upstream beraneka ragam.
Proses evaluasi data yang dilakukan, yaitu dengan perhitungan flow rate hasil pengukuran di turbine meter di bandingkan dengan flow rate pengukuran oleh rotary meter hasil pengukuran, perbandingan hasil pengukuran turbine meter dengan rotary meter akan memperoleh akurasi dari turbine meter. Kekasaran dinding pipa berpengaruh terhadap akurasi pengukuran aliran gas dengan turbine mete.

The accuracy in measuring the most important gas is needed in every transaction. The measurement results are more accurate and more precise, will give confidence to consumers of gas users. Therefore, the supplier of gas turbines using a measuring instrument has been calibrated meter or ditera valid in metrology. Turbine meters tera rewritten into state law a tool for turbine meters used in the purchase and sale of gas. Natural gas can result in corroded pipes. The older age of the pipe for gas sales and purchase transactions, the pipe is too Diding more rough because of corrosion.
Rusty pipes that lead to the accurate measurement of gas flow to the turbine meter must be reduced. Meanwhile, gas supplier that sells gas for industrial use are needed for an accurate measurement tool in measuring the gas so that consumers get the correct amount of gas. Data is collected by measuring variations in the gas flow, gas flow measurement by turbine meter with a variation of the upstream pipe where the pipe wall roughness upstream diverse.
The process of data evaluation is done, namely by calculating the flow rate in turbine meter measurement results compared with measurements of flow rate measured by the rotary meter, a comparison of measurement results by a turbine meter swivel feet will get from the turbine meter accuracy. Pipe wall roughness affect the measurement accuracy of gas flow to the turbine meter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1250
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Stefan Adrian
"Simulasi permodelan smoothed-particles hydrodynamics pada aliran menyempit secara vertikal dengan perhitungan sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa dan Energi sudah dilakukan sebelumnya dengan jumlah partikel sebanyak 2100. Namun hasil yang diperoleh masih belum menunjukan sifat air yang incompressible karena massa jenis yang dihasilkan belum stabil. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah pengujian dengan jumlah partikel yang lebih banyak dengan kerapatan yang kecil dengan variabel tinjauan massa jenis, kecepatan dan tekanan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program FORTRAN karena lebih mampu menghitung dengan cepat sehingga program mampu mensimulasi dengan jumlah partikel yang lebih banyak.
Hasil yang diperoleh melalui tinjauan pada segmen penyempitan pipa secara umum kecepatan mengalami peningkatan, massa jenis masih menunjukan nilai yang tidak stabil, dan tekanan menunjukan peningkatan. Jumlah partikel yang lebih banyak dan kerapatan antar partikel yang lebih kecil menunjukan hasil yang lebih baik terutama pada massa jenis karena peningkatan yang terjadi pada saat penyempitan tidak besar, sehingga sifat incompressible sudah mulai tercapai. Hal yang sama juga terjadi dengan nilai tekanan, namun untuk nilai kecepatan masih didominasi oleh percepatan gravitasi, sehingga jumlah partikel dan kerapatannya tidak berpengaruh besar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa simulasi dengan meningkatkan jumlah partikel dan kerapatannya, akan menghasilkan sifat air yang lebih incompressible.

Smoothed Particles Hydrodynamics simulation in a constricting pipe in based on conservation of mass and energy calculation has been undergone before by using 2100 number of particles. However, the results failed to show the characteristic of water as incompressible as the density produced unstable results. Hence the objective of this study is to examine the effect of increasing the number of particles and decreasing the spaces between particles with density, velocity and pressure as the dependent variables. The program that is used in this study is FORTRAN as it is able to calculate faster, as a result the simulation can be executed with larger number of particles.
The results show that in the constriction segment of the pipe, the velocity and pressure increase, and the density gives unstable results. Large number of particles and smaller spacing between particles shows a more stable result especially with the density, since the increase of the value tend to be the lowest in the constriction part, therefore an incompressible state of water is almost fulfilled. Pressure shows the same pattern as density, however since the value of velocity is mostly dominated by the acceleration of gravity, therefore the result is not affected by the number of particles and the spacing between particles. In conclusion, increasing the number of particles and decreasing spacing between particles in SPH simulation will fulfill the characteristic of water a incompressible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nitiyoga Adhika Pandyo
"Penelitian ini dilakukan pada baja karbon API 5L X-52 yang banyak digunakan sebagai material untuk flowline dan pipeline pada industri gas alam, dimana pada industri gas alam biasanya banyak mengandung gas CO2 yang dapat menyebabkan terjadinya korosi CO2. Penelitian ini dilakukan dengan metode polarisasi menggunakan Rotating Cylinder Electrode (RCE) yang mengambarkan laju aliran, dimana lingkungan yang digunakan adalah NaCl 3.5% dengan pH lingkungan tetap yaitu pH 4.
Pada penelitian ini dengan digunakannya NaCl 3.5% yang mengandung CO2 jenuh dengan pH 4 dan dengan pengaruh laju alir diamati dengan kecepatan 0-3000 RPM, dimana dengan semakin meningkatnya laju alir maka laju korosi yang terjadi akan semakin meningkat. Laju korosi yang didapatkan pada penelitian ini dengan pengaruh laju alir didapatkan nilai berkisar antara 96-620 mpy.
Laju korosi ini menunjukan nilai yang sangat tinggi dan membahayakan jika digunakan sebagai pipeline dan flowline di industri gas alam. Laju korosi yang tinggi tersebut diakibatkan karena pada pH rendah (<4) maka mekanisme korosi CO2 akan dipengaruhi oleh reduksi hidrogen, dan meningkatnya transport massa sehingga akan mengakibatkan meningkatnya laju korosi.

This researches is being done to API 5L X-52 carbon steel which commonly used as flowline and pipeline materials in natural gas industry. In natural gas industry, usually contain many CO2 that leads to CO2 corrosion. The method in this researches is using polarization method that used Rotating Cylinder Electrode (RCE) to describe flow rate. The environment we used is NaCl 3.5% with constant pH 4.
In this researches we used NaCl 3.5% with saturated CO2 and pH 4 with the effect from flow rate from 0-3000 RPM. The result describe that with increase of flow rate leads to increase of corrosion rate. Range of corrosion rate from this researches are 96-620 mpy.
That result show a very high corrosion rate and will be dangerous if being used as pipeline and flowline in natural gas industry. That result show us tahat in low pH (<4) the mechanism of CO2 corrosion will be under influence of hydrogen reduction and the enhancement of mass transfers that tend to increase the corrosion rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Ramadhani
"ABSTRAK
kWh meter adalah alat yang sehari-hari dipakai oleh para konsumen. kWh meter digunakan untuk mengukur energi lisrik yang dipakai dan harus dibayar oleh para konsumen. Pengukuran harus memiliki tingkat akurasi yang tinggi agar tidak merugikan. Tanpa disadari penggunaan beban non linier oleh para konsumen mempengaruhi hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh harmonisa terhadap kesalahan pengukuran pada kWh meter analog. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin besar nilai THD maka semakin besar nilai deviasi pengukuran pada kWh meter analog hingga mencapai 8.79%.

ABSTRACT
kWh meter is a tool used everyday by consumers. kWh meter is used to measure the electrical energy used and must be paid by consumers. Measurements must have a high degree of accuracy so as not to harm. Unwittingly the use of non-linear load by consumers affects this. This research was conducted to see the effect of harmonics on measurement errors on analog kWh meters. The results of this study indicate that the greater the THD value, the greater the measurement deviation value of the analog kWh meter up to 8.79%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Juanhar M.
"Pipa merupakan sarana transportasi fluida yang banyak sekali digunakan. Salah satu karakteristik dari pipa adalah tingkat kekasaran permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kekasaran permukaan pipa terhadap nilai koefisien gesek jika fluida dialirkan pada pipa lurus. Penelitian dilakukan dengan cara mengalirkan fluida air dan juga campuran air dan detergen dengan konsentrasi 366 ppm pada pipa lurus berukuran 4 mm, 8 mm, 17 rum, 8 mm kekasaran K = 0,01535 danK= 0, 0117 yang kemudian menvariasikan kecepatan aliran untuk mendapatkan nilai perbedaan tekanan dan debitnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien gesek meningkat untuk aliran fluida pada pipa yang lebih kasar. serta nilai koefisien gesek aliran campuran air dengan detergen konsentrasi 366 ppm sedikit lebih kecil dibandingkan dengan aliran air pada aiiran turbu1en pada nilai kekasaran pipa yang sama.

Pipe is one of transportation fluid which many people use. One of the characteristic from pipe is the surface roughness. The purpose of this research is to know the surface roughness effect to friction coefficient value if the fluid is flowed through linier pipe. This research is done with flow water fluid with mix water and detergent fluid, which has concentration 366 ppm. This fluid is flowed to tinier pipe measuring 4 mm, 8mm, 17 mm, 8 mm with roughness K=O,OJ535 and K=O,Ol17 then make variation flew to gel differences value pressure and its debit. Result of this research showed that friction coefficient value increase to fluid in. rougher pipe, and friction coefficient value between mix water and detergent which concentration 366 ppm is smaller than water hl turbulence with same roughness pipe value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Besar kerugian ketinggian aliran fluida di dalam pipa dipengaruhi oleh besarnya faklor gesek, panjang pipa, diameter pipa, kecepatan aliran fluida dan gravitasi bumi. Berdasarkan teori yang ada besarnya faktor gesek dipengaruhi oleh bilangan Reynold dan tinggi kekasaran permukaan pipa. Dengan mengambil sampel beberapa pipa yang berlainan jenis, dan tingkat kekasaran yang berbeda, dilakukan percobaan dengan mengalirkan air kedalam pipa tersebut dan dilakukan pengukuran besar kerugian ketinggian. Dari hasil pengujian terhadap aliran fluida di dalam pipa ternyata terdapat hubungan antara faktor gesek dan besarnya bilangan Reynold dengan korelasi yang cukup tinggi yaitu paling rendah 95,39 % dan paling tinggi 99 %. Semakin tinggi kekasaran permukaan pipa, faktor gesek aliran fluida Semakin tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Yudha Adi Putra
"ABSTRAK
Pada salah satu fasilitas pipa transmisi terjadi perbedaan pengukuran antara metering system ultrasonik dan orifice, dimana perbedaan nilainya yang semakin besar. Hal ini terjadi ketika pasokan gas alam dari produsen yang jual beli gasnya menggunakan meter ultrasonik dan penyaluran gas ke pelanggan yang jual belinya menggunakan meter orifice. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan penelitian guna mencari penyebab dari adanya kecenderungan kenaikan perbedaan
pengukuran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap ketidakpastian pengukuran metering system, dimana terpasang dua jenis metering system yang dipasang secara seri yaitu ultrasonic metering system dan orifice metering system. Hasil analisis ketidakpastian pengukuran untuk periode pengamatan setelah rekalibrasi menunjukkan bahwa profil perbedaan pengukuran antara meter orifice dan meter ultrasonik semakin besar dengan semakin besar kapasitas operasinya,
dimana meter ultrasonik membaca laju alir fluida lebih besar dibandingkan meter orifice, dengan deviasi pengukuran maksimum sebesar -1,6% pada kapasitas maksimumnya. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian jenis metering system yang digunakan.

ABSTRACT
At one of the transmission pipe facility happened difference of measurement between ultrasonic metering system and orifice metering system, where difference of this ever greater value. This matter happened when natural gas supply form producer which is gas sales use ultrasonic metering system and delivery of gas to customer which is sales use orifice metering system. Therefore very require to do
the research to look for cause for existence of tendency of increase of difference of measurement. Method which is used in this research is to analyze the uncertainty measurement of metering system, where installed two type of metering system which ultrasonic metering system in line with orifice metering system. Result of the analysis for the period of observation after recalibration indicate that profile difference of measurement between orifice metering system ever greater and ever greaterly its operation capacities increase, where ultrasonic metering system read flow rate bigger than orifice metering system, with maximum measurement difference equal to - 1,6% at maximum capacities. So that require to be done adjustment of
type of metering system used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Taufik
"KWh Meter merupakan salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik. Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus distorsi harmonik dalam pengukuran energi listrik. Distorsi harmonik dihasilkan dari penjumlahan beberapa frekuensi yang berasal dari komponen non-linear dengan frekuensi fundamental dari sistem listrik. Banyaknya penggunaan beban non-linier inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena ini. THD tegangan tidak ada yang melampaui ambang batas standar, sementara itu untuk TDH arus terdapat data yang melebihi dan yang tidak melebihi batas ambang THD yang ditentukan oleh IEEE yakni sebesar 15%. Lalu perbedaan daya normal dan terpengaruh harmonic sebesar 21,58% dan Adanya kenaikan tegangan dan arus harmonik menyebabkan penurunan besar daya aktif dan kenaikan besar daya reaktif secara transient pada waktu tertentu sebesar 477.800 W ke 354.400 W dan dari 138.500 VA ke 297.500 VA.

KWh Meter is one of the important components in the power system. In their usage encountered many cases of harmonic distortion in the measurement of electrical energy. Harmonic distortion resulting from the sum of several frequency components originating from the non-linear with the fundamental frequency of the electrical system. The heavy use of non-linear load is what causes this phenomenon. No voltage THD threshold is exceeded standards, while there is a flow to the TDH data exceeding and not exceeding the threshold specified by the IEEE THD which amounted to 15%. Then the difference of normal power and harmonics affected by 21.58% and the presence of harmonic voltage and current rise led to a substantial decrease of active power and reactive power large increases transiently at certain times of 477 800 to 354 400 W and from 138 500 to 297 500."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Yuniaty
"Kanal aliran dengan pembesaran mendadak menghasilkan aliran yang berpisah sehingga menyebabkan timbulnya aliran resirkulasi. Geometri aliran seperti itu merupakan bentuk sederhana yang dapat digunakan untuk mensimulasikan fenomena yang sama seperti yang terjadi pada sistem pembakaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur termal dan distribusi gas injeksi pada aliran dalam kanal berkontur tangga akibat injeksi udara panas berbentuk round jet dengan temperatur tinggi. Medan termal diukur dengan pengukuran temperatur konvensional menggunakan termokopel. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh variasi rasio momentum spesifik injeksi, lokasi injeksi, dan temperatur awal injeksi gas ke struktur panas dan distribusi gas injeksi dalam daerah aliran.
Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh pada penginjeksian berbentuk slot jet. Analisis ditujukan untuk menjelaskan efek geometris jet injeksi pada proses perpindahan panas dan massa didalam medan aliran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>