Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sibarani, Jacob Wilbert
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christin Agustina P.
"Tesis ini membahas bagaimana Tempo mengkonstruksikan gay dalam pemheritaan tentang pembunuhan yang dilakukan oleh Ryan. Dilihat dari teori simulacra yang dikemukakan oleh Baudrillard. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan adalah analisis framing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media khususnya Tempo membingkai kasus Ryan temp terfokus kepada orientasi seksual Ryan dan masih dipengaruhi oleh pendapat lingkungan sosial wartawan. Yang masih menunjukkan sisi identitas pribadi dari Ryan. Sehingga proses pengkonstruksian gay yang muncul dalam pemberitaan Tempo masih dipengaruhi oleh apa yang ada di masyarakat. Berakibat kepada terminoritaskannya gay dan kelompoknya di media.

The thesis studies how Tempo magazine reconstructed gay on the rcportings of the murders done by Ryan. Conducted using simulacra theory by Baudrillard, this is a qualitative research using framing analysis method. The result showed that the media, Tempo in particular, framed that the Ryan case was focused on Ryan's sexual orientation and influenced by the opinion of the reporter‘s social surroundings, that still indicated Ryan's personal identity. The gay reconstruction process reported on Tempo was still influenced by public opinion. This reporting caused the gay community to become a minority group on media."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33862
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Fri Daryanto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Regia Vandra
"Tesis ini membahas pemaknaan kasus pedofilia oleh khalayak ibu. Penelitian inivadalah penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Metode pemilihan narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah tiga orang ibu dengan latar belakang penegak hukum, pendidik dan ibu rumah tangga. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur. Metode analisa data dilakukan dengan dua cara.
Encoding media diperoleh dengan bantuan analisis framing sederhana menggunakan metode framing Entman, sementara decoding khalayak dianalisis menggunakan teori encoding-decoding Stuart Hall dengan menggolongkan pemaknaan ibu menjadi dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan kaum ibu mengenai pedofilia dipengaruhi oleh pengalaman, informasi yang dimiliki tentang kasus pedofilia di lingkungan terdekat dan frekuensi waktu kebersamaan dengan anak.

This thesis discusses the purport of pedophilia cases by the mothers. This research is a qualitative research with the constructivist approach. The method of source selection applied criterion sampling techniques where the source criteria had been determined before. The sources were three mothers with background of a law enforcement agency, an educator and a housewife. The method of data collection in this research was gained by the in-depth interviews with the semi-structured interview guidelines. The method of data analysis was done in two ways.
Encoding media was achieved by the assistance of simple framing analysis through the Entman’s framing methods, while the decoding of the audience was analyzed by the Stuart Hall’ theory of encoding and decoding to classify the purport of the mothers, such as dominant, negotiations, and opposition. The results of this research concluded that the purport of the mothers about pedophilia was influenced by the experience, information about pedophilia cases in the nearby environment and frequency of quality time with the children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Ridho Nugroho
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Tantoso Djohan
"Sikap masyarakat terhadap homoseksualitas mengalami perubahan dari masa ke masa (Gadpaille, 1989; Nevid., Fichner-Rathus, & Rathus, 1995; Oetomo, 2001; dan Spencer, 2004). Pada masa Yunani, masyarakat cenderung bersikap positif terhadap homoseksualitas tetapi pada zaman Romawi,homoseksualitas dianggap sebagai dosa karena pengaruh hukum-hukum agama mengenai seksualitas. Pada saat sekarang ini, sikap masyarakat intelektual,khususnya psikiater, menjadi lebih positif dengan menyatakan homoseksualitas sebagai bukan gangguan. Akan tetapi, masyarakat cenderung bersikap negatif terhadap homoseksualitas. Bentuk-bentuk sikap negatif ini adalah dengan memberikan stigma-stigma bahwa homoseksualitas berhubungan dengan perilaku seksual yang menyimpang dan identitas homoseksual sebagai idcntls yang menyimpang dari identitas heteroseksual. Kaum homoseksual yang berada di Indonesia juga masih mengalami diskriminasi hak-hak asasinya dan bentuk kekerasan(Kenda1, 1998; Oetomo, 2001; “Masyarakat”, 2002; "Mereka", 2004).
Dengan adanya keadaan masyarakat yang bersikap negatif peneliti hendak mengetahui dan memperdalam bagaimana kaum homoseksual menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain khususnya dalam hubungan pertemanan hubungan pertemanan ini dipilih karena hubungan pertemanan adalah hubungan yang dibentuk berdasarkau pilihan seseorang atas orang-orang yang disukai dan orang-orang yang menyenangkan untuk diajak melakukan kegiatan bersama (Dwyer, 2000). Hal ini membedakan hubungan pertemanan dengan hubungan keluarga yang merupakan hubungan 'terberi', yang sudah ada dengan sendirinya sejak manusia lahir hingga mati.
Dalam hubungan pertemanan, usaha aktif seseorang ditampakkan dalam membentuk hubungan pertemanan. Hubungan pertemanan menjadi penting untuk diteliti karena hubungan pertemanan umum dimiliki seseorang dibandingkan dengan hubungan romantis. Papalia, Olds, dan Feldman (1998) juga menyatakan bahwa hubungan pertemanan yang baik lebih stabil daripada hubungan pernikahan. hubungan pertemanan pada kaum homoseksual menarik untuk diteliti karena penelitian-penelitian pada kaum homoseksual yang pernah dilakukan di Indonesia belum menyinggung permasalahan ini sebagai tema utama. Permasalahan yang kerap diangkat adalah identitas homoseksual. Maka, penelitian ini hendak menjawab perttanyaan bagaimanakah hubungan pertemanan pada kaum homoseksual?
Pendalaman pertanyaan ini adalah dalam bentuk-bentuk hublmgan pertemanan yang dibentuk, proses pertemanan, serta manfaat pertemanan bagi kaum homoseksual. Untuk menjawab pertanyaan ini, penelitian ekploratif dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif terhadap dua orang gay. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah wawancara mendalam. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan cara analisis isi.
Dari data, diketahui bahwa kedua subyek memiliki orientasi homoseksual pada skala 5 mengikuti skala Kinsey dkk. Kedua subyek memiliki ketertarikan seksual terhadap orang-orang yang memiliki kesamaan gender dengan dirinya,keterlibalan seksual dengan seseorang atau lebih yang memiliki kesamaan jenis kelamin dengan dirinya, dan telah mengidentifikasikan diri sebagai gay. Bentuk hubungan homoseksual berbeda di antara kedua subyek penelitian. Pada A,bentuk hubungan adalah pasangan terbuka sedangkan pada Y, bentuk hubungan adalah pasangan tertutup.
Dari basil penlitian dapat disimpulkan bahwa hubungan pertemanan yang dibentuk adalah hubungan pertemanan seksual dan hubungan pertemanan dekat. Kesamaan oricntasi seksual dan adanya reward menentukan terbentuknya pertemanan. Maka., teman dekat adalah sesama gay. Kedua subyek tidak pemah memiliki ketertarikan seksual, dan tidak berkeinginan untuk menjalin hubungan seksual dengan teman dekatnya ini. Perteman dekat dengan kaum heteroseksual juga dapat terbentuk bila adanya penerimaan dari teman terhadap homoseksualitas subyek, baik teman tersebut mengetahui atau tidak mengetahui homoseksualitas subyek. Usaha mempertahankan pertemanan adalah dengan mengadakau pertemuan-pertemuan yang bermakna bersama teman-temannya, bersikap terbuka, dan memaafkan atau memaklumi kesalahan-kesalahan temannya Hubungan pertemanan casual yang dijalin oleh subyek membuat subyek memiliki teman untuk bersenang-senang atau beraktivitas bersama. Hubungan pertemanan dekat memenuhi kebutuhan akan intimasi, integrasi sosial,pengasuhan, dan bantuan.
Saran-saran yang diberikan adalah untuk menjalin hubmmgan dengan kaum homoseks, masyarakat perlu mcnunjukkan penerimaan tcrhadap kaum homoseks. Di samping itu, kaum homoseks disarankan untuk berinteraksi di dalam komunitasnya dan membentuk pertemanan-pertemanan dekat yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan perhatian dan bantuan kapan pun ia memerlukannya karena pertemanan dekat dapat memenuhi kebutnhan subyek akan intimasi, integrasi sosial, pengasuhan, dan bantuan. Untuk penelitian selanjutnya, akan menarik bila dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hubungan pertemanan gay dengan pria homoseksual, masalah agama dan pernikahan pada kaum homoseksual. Terakhir, karena adanya keterbatasan dalam reliabilitas, validitas, dan generalisasi penelitian, peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini tidak diberlakukan secara umum kepada semua kaum homoseksual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erzsalinda Ari
"Penulisan Tugas Karya Akhir ini bertujuan memberikan penggambaran tentang sejauh mana pengaruh kelompok teman sebaya atau peer group menyebabkan individu menjadi homoseksual. Gambaran diperoleh dengan mengetahui kehidupan individu melalui pembentukan diri dari masa kecil hingga dewasa. Dilihat juga kehidupan individu dalam keluarga dan pergaulan di dalam kelompok peer groupnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif terhadap dua orang informan yang memilih homoseksual sebagai jalan hidupnya. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan disertai pengamatan langsung terhadap kehidupan informan. Penulis menemukan bahwa faktor penyebab seseorang menjadi homoseksual sebagian besar dipengaruhi oleh kelompok sebaya atau peer group. Peer group merupakan pemicu timbulnya perilaku homoseksual yang tersembunyi dalam diri seseorang dengan memberikan pengalaman homoseksual terlebih dahulu. Pengalaman pertama tersebut yang mengantarkan laki-laki normal untuk mencari pengalaman homoseksual berikutnya. Aturan-aturan dan nilai-nilai yang tercipta di dalam kelompok sebaya ini dapat mempengaruhi individu di dalamnya untuk berperilaku sesuai dengan nilai kelompoknya. Begitu pula lingkungan yang homoseksual dapat dijadikan model atau contoh dari individu untuk menjadi seorang homoseksual."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhina Achmad Yani
"Skripsi ini membahas proses membuka diri gay di lingkungan sosial. Proses membuka diri dilihat dari perkembangan orientasi seksual individu sebagai gay hingga strategi mereka dalam mempertahankan diri di lingkungan sosial heteroseksual. Analisa hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep orientasi seksual dan homoseksualitas, relasi agen dan struktur oleh Anthony Giddens, serta konsep proses membuka diri oleh Troiden. Penelitian ini dilakukan di Jakarta menggunakan metode kualitatif (studi kasus).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses membuka diri gay berbeda-beda berdasarkan kondisi lingkungan sosial mereka serta pemaknaan individu atas proses membuka diri. Dua informan telah menyatakan dirinya sebagai seorang homoseksual kepada lingkungan heteroseksual, sedangkan satu informan hanya kepada komunitas homoseksualnya.

This thesis discusses the process of coming out among gays in social environment. Coming out process is seen from the development of sexual orientation as a gay individual to their strategy in defending themselves in a social environment heterosexual. Analysis of the results of research carried out by using the concept of sexual orientation and homosexuality, relations agency and structure by Anthony Giddens, and the concept of the process of coming out by Troiden. The research was conducted in Jakarta using qualitative methods (case study).
The results showed that the process of opening up a gay vary by their social environment and the individual meaning to coming out the process. Two informants had declared themself as homosexuals to a non-homosexual community, while one informant only declared to his homosexual community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Utami Savitri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemaknaan khalayak media berbasis komunitas interpretif;
sebuah konsep yang menekankan pada pemaknaan media secara kolektif serta
pengaruh konteks sosial budaya dalam strategi pemaknaan. Dengan menggunakan
konsep tersebut, penelitian ini mengangkat topik pemaknaan fiksi gay romantis di
antara pembaca perempuan lajang. Penelitian ini adalah studi kualitatif dengan
paradigma konstruktionisme sosial dan menggunakan fokus grup diskusi sebagai
metode pengambilan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksi gay romantis menjadi alternatif bacaan
akibat ketidakpuasan terhadap representasi perempuan pada media baca lain. Fiksi
gay romantis juga dimaknai sebagai sarana pelajaran seksualitas, meningkatkan
rasa persaudaraan perempuan, sekaligus menumbuhkan kesadaran sosial terhadap
keberadaan gay sebagai kaum minoritas. Secara akademis, penelitian ini
memberikan alternatif kajian khalayak di luar analisa resepsi. Penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa komunitas yang terbentuk secara online tetap dapat
memiliki strategi pemaknaan yang serupa.

ABSTRACT
This thesis discusses the audience process of meaning making based on
interpretive community; a concept that emphasizes on collective interpretation
and the influence of socio-cultural context in interpretive strategy. Using this
concept, the study raises topic on the meaning of gay romance among single
female readers. This is a qualitative study with social constructionism paradigm,
as method of data collection.
Results show that gay romance fiction acts as reading alternative due to
dissatisfaction with representation of women in other reading media. They also
interpret gay romance fiction as means to learn about sexuality, to increase the
sense of sisterhood as well as to raise social awareness of the existence of gays as
a minority. Academically, this study gives an alternative to audience study aside
from reception analysis. It also shows how online community can still use similar
interpretation strategy.
"
2013
T40816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>