Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agriana Ali
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas biji belimbing (Averrhoa carambola L.). Kadar air awal biji berdasarkan berat basah adalah 40% dan persentase perkecambahan awal adalah 92%. Biji dikeringkan hingga mencapai kadar air 32%, 25%, 18%, 11%, 4% dan disimpan dalam masing-masing suhu penyimpanan, yaitu, suhu ruang (27--30 °C), suhu dingin (5 °C), dan suhu beku (-15 °C) selama 4 minggu. Hasil pengamatan menunjukkan biji masih dapat bertahan hingga kadar air 4% pada masing-masing suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan biji yang paling baik terhadap viabilitas biji adalah pada suhu dingin (5 °C) dengan kadar air 40% dan suhu ruang (27--30 °C) dengan kadar air 25%.

ABSTRACT
This research is aimed to determine the quality of carambola seed (Averrhoa carambola L.). The initial moisture content of seed was 40% on fresh weigh basis with 92% initial germination. The seeds were dessicated to 32%, 25%, 18%, 11%, 4%, and stored at ambient (27--30 °C), cold (5 °C), and freezing temperature (-15 °C) for 4 weeks. The seeds were found to be tolerant to dessication up to 4% moisture content in any storage temperature. The favourable storage temperature was cold (5 °C) with 40% moisture content and ambient (27--30 °C) with 25% moisture content."
Universitas Indonesia, 2011
S961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bewley, J. Derek
New York: New York Plenum Press , 1985
582.046 7 BEW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mayer, A. M.
Oxford: Pergamon Press, 1982
581.33 MAY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oking Sutanto
"ABSTRAK
Kecipir (Psouhocarrms tetragonolobus (L.) DC.) mempunyai potensi sebagai tanaman penghasil protein nabati, umumnya perbanyakannya melalui biji.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tingkat kemasakan biji 40, 60, 80, dan 100 hari; lama simpan biji 0, 8, dan 16 hari, serta interaksi ke-2 perlakuan tersebut terhadap daya dan kecepatan berkecambah biji selama 4 hari perkecambahan. Perkecambahan dilakukan dengan cara "Subtratum Cawan Petri Tertutup".
Hasil analisis 2 faktor pada α = 0,05 menunjukkan, bahwa tingkat kemasakan biji berpengaruh nyata terhadap daya maupun kecepatan berkecambah biji. Lama simpan biji dan interaksi ke-2 perlakuan berpengaruh nyata terhadap kecepatan berkecambah biji.
Penelitian ini membuktikan, bahwa daya dan kecepatan berkecambah biji tertinggi masing-masing dihasilkan pada tingkat kemasakan 80 dan 60 hari, yaitu 55,56% dan 16,36 %/etmal. Interaksi perlakuan tingkat kemasakan dan lama simpan biji menunjukkan, bahwa daya dan kecepatan berkecambah biji kecipir tertinggi masing-masing dihasilkan pada tingkat kemasakan 80 dan 60 hari tanpa penyimpanan, yaitu 77,78% dan 27,78 %/etmal.
Disarankan melakukan penelitian pengaruh lama simpan. biji dengan lama simpan yang lebih pendek karena pengaruh lama simpan biji terhadap perkecambahan bersifat kronoiogis
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Fitriati
"Penelitian yang telah dilakukan dari Maret –Mei 2015, bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam serta menentukan inokulum optimum untuk pembibitan tanaman padi varietas Ciherang. Pembibitan padi dilakukan selama 14 hari di rumah kaca menggunakan 4 media tanam berbeda, yaitu tanah kebun steril dan non steril serta pupuk organik steril dan non steril. Strain Nostoc CPG24 dan GIA13a masing- masing sebanyak 0,2; 0,4; dan 0,6 g diinokulasikan pada keempat media tanam pada hari ke-1 pembibitan. Parameter yang diukur adalah tinggi, panjang akar, serta berat basah dan berat kering tanaman. Hasil uji statistik menunjukkan media tanam berpengaruh terhadap pembibitan padi varietas Ciherang. Pengaruh strain CPG4 dan GIA13a terhadap pembibitan hanya terdapat di media pupuk organik steril. Pemberian variasi inokulum (0,2; 0,4; dan 0,6 g) strain CPG24 dan GIA13a mampu meningkatkan tinggi dan panjang akar secara signifikan (P<0,05) dibandingkan kontrol pada media pupuk organik steril.

The experiment that has been done from Maret– May 2015 was used to know the effect of media and determine optimum inoculum for Ciherang rice germination. The rice germination was done for 14 days in the green house used four different medias, they are sterilized and unsterilized garden soil and also sterilized and unsterilized organic soil. Strains CPG24 and GIA13a was inoculated into four different medias on first day of rice germination as much as 0,2; 0,4; and 0,6 gram fresh weight for each strain. The effect of Nostoc strain to rice germination was evaluated by using vegetative parameters, including plant height, root lenght, fresh and dry weight. The statistic result showed that media gave effect for rice germination. Application of three variations of inoculum from both strains only gave effect on sterilized organic soil. Variations of inoculum of CPG24 and GIA13a strains had significant effect (P<0,05) to increase plant height and root lenght of plants in sterilized organic soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Auliawati
"Seed viability testing using appropriate media is important to know the proper results. The objective of this
research was to determine the optimum germination media in the seeds viability testing of lettuce and onion. This
research was conducted in the Integrated Laboratory of Trilogy University, Jakarta from September until October
2016. The experiment used was a randomized block design (RAK) with single factor which was different types of
germination substrates consists of flannel tested, newsprint, towel tissue, cotton, stencil paper, rock wool, filter
paper on lettuce and onion seeds. The experimental results showed that all media can be used to test germination
of seed viability for germination (DB) and normal seedling dry weight (BKKN) were equally well. The use of tissue
towel was to test the viability of seeds of lettuce and onions into medium germination best shown in the speed of
growth (KCT) 75.18% KN/etmal, vigor index (IV) 97.33%, and the growth potential maximum (PTM) 100% in the
seeds of lettuce and speed of growth (KCT) amounted to 59.35% on onion seeds.
Pengujian viabilitas benih dengan media yang tepat penting diketahui guna memperoleh hasil yang sesuai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media perkecambahan yang optimum dalam pengujian
viabilitas benih selada dan bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Trilogi,
Jakarta pada bulan Agustus - September 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu
faktor tunggal yaitu berbagai jenis substrat perkecambahan yang terdiri atas kain flanel, kertas koran, kertas
samson, tisu towel, kapas, kertas stensil, rockwool, dan kertas saring yang diujikan pada benih selada dan bawang
merah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa seluruh media perkecambahan dapat digunakan untuk uji viabilitas
benih karena menghasilkan daya berkecambah (DB) dan bobot kering kecambah normal (BKKN) yang sama
baiknya. Pemakaian tisu towel untuk uji viabilitas benih selada dan bawang merah menjadi media perkecambahan
terbaik yang ditunjukkan pada kecepatan tumbuh (KCT) 75.18 % KN/etmal, indeks vigor (IV) 97.33 %, dan potensi
tumbuh maksimum (PTM) 100 % pada benih selada dan kecepatan tumbuh (KCT) sebesar 59.35% pada benih
bawang merah."
Jakarta: Universitas Trilogi. Program Studi Agroekoteknologi, 2016
630 AGRIN 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Vanili (Vanilla planifolia andrews) merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Vanili terutama digunakan sebagai bahan pengharum makanan dan minuman serta obat-obatan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Purwantomo
"ABSTRAK
Pentingnya penyimpanan biji telah dikenal manusia semenjak manusia mulai mendomestikasi tumbuhan. Telah diketahui bentuk hubungan antara kadar air dan viabilitas pada biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio Artocarpus heterophyllus Lam. Viabilitas diukur dengan nilai daya hantar listrik (DHL atau konduktivitas). Setiap 1,5 jam sekali dilakukan pengamatan terhadap kadar air biji dan nilai DHL yang dilakukan sampai waktu pengeringan 6 jam melalui 3 macam metode pengeringan (silica gel, matahari, dan oven suhu 40°C).
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kadar air awal biji utuh dan kadar air awal dan potongan biji yang mengandung embrio. Dari ketiga metode pengeringan, silica gel mengeringkan material paling cepat, diikuti pengeringan dengan matahari, dan oven. Bentuk potongan biji yang mengandung embrio lebih cepat mengering daripada biji utuh. Kerentanan biji Artocarpus heterophyllus Lam. terhadap pengeringan memperlihatkan bentuk model regresi yang berbeda antara biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio. Kadar air diduga melalui perhitungan berat kering. Diperoleh hasil bahwa bentuk hubungan yang terjadi pads biji utuh adalah sesuai dengan model Y = 1339,544 - 22,1332X dengan koefisien determinasi sebesar 0,978, sedangkan pada potongan biji yang mengandung embrio adalah mengikuti model Y=965,575 - 14,772X dengan koefisien determinasi sebesar 0,948. Ada pun X adalah peubah kadar air (peubah bebas) dengan Y sebagai peubah viabilitas dengan nilai DHL (peubah).
Biji nangka mampu bertahan pada suhu 14°C dengan viabilitas 100% dalam kondisi kadar air tanpa pengeringan dan kadar air 50% selama dua bulan atau lebih. Walau pun demikian kadar air kondisi tanpa pengeringan masih tetap mampu bertahan pada suhu 26°C selama dua bulan. Kadar air awal biji berpengaruh nyata dalam menentukan viabilitas biji selama disimpan.

ABSTRACT
Seed is the most convenient part of the plant to store and have been known to survive for many weeks. The basic principles of a seed bank are to collect, conserve and provide or exchange germplasm. Seed can be deposited for different periods - short, mid, and long term for different purposes. The longevity of seed is considerable.
Seed can be classified into two groups, orthodox and recalcitrant. Many of seed of tropical tree is recalcitrant. Because many tree species in tropic have the economic value, so study of recalcitrant seed is needed. The aim of this study was to find out the relationship between the seed moisture content decreased with the viability decreased. Therefore, the results can be used as a basic information for the further research.
The research was conducted on two kind of material, the excised embryo and whole seed. Each of those materials was desiccated with three kind of desiccation methods - silica gel, sun, and oven_ The viability is known by a conductivity value.
The effect of desiccation on storability of recalcitrant seed of Artocarpus heterophyllus was studied. As the seed moisture of A. heterophyllus decreased, viability decreased while conductivity value increased. The excised embryo could be desiccated more rapidly rather than whole seed. The silica gel seem to be efective method for seed drying than that of the sun and the oven.
Whole seeds were stored in sealed thin plastic container. Seed with seed coat could germinate on 26°C in one month. In sealed container there were no significantly different of moisture content during eight weeks storage or more. Seed without desiccation is best for maintaining their viability especially at 14°C in sealed container.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Sutopo
Jakarta: Rajawali, 2012
631.521 LIT t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk Multicore yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Acacia mangium di pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK), dengan enam perlakuan dosis pupuk Multicore yaitu : 0 g/tanaman (kontrol), 2 g/tanaman, 4 g/tanaman, 6 g/tanaman, 8 g/tanaman, dan 10 g/tanaman, persentase tumbuh, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pada petumbuhan awal (4 MST, 6 MST, dan 8 MST), perlakukan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Namun di akhir pengamatan (10 MST dan 12 MST), perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Penggunaan pupuk Multicote dengan dosis 10 g/tanaman memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia. Tanpa pupuk Multicote tinggi tanaman, bobot basah, bobot kering tanaman Akasia adalah yang paling rendah."
JMSTUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>