Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
White, Elwyn Brooks
Jakarta : Dolphin, 2012
813 WHI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahm, Ajahn
Jakarta: Awareness, 2016
294.3 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahm, Ajahn
"Sebagian orang memang kelihatannya tidak ingin untuk terbebas dari masalah. Jika mereka sedang tidak punya cukup masalah yang bisa dikhawatirkan, mereka akan menyetel sinetron televisi untuk mengkhawatirkan persoalan tokoh-tokoh fiksi didalamnya. Banyak juga yang merasa bahwa ketegangan membuat mereka lebih ?Hidup?, mereka menganggap penderitaan sebagai hal yang mengasyikkan. Agaknya Mereka tidak ingin bahagia, karenanya mereka mau-maunya begitu melekat pada beban mereka.
Dua orang Bhiksu yang merupakan sahabat dekat sepanjang hidup mereka. Setelah mereka meninggal, satu terlahir sebagai dewa disebuah alam surga yang indah, sementara temannya terlahir sebagai seekor cacing di seonggok tahi.
Sang dewa segera merasa kehilangan kawan lamanya dan bertanya-tanya di manakah dia terlahir kembali. Dia tidak bisa menemukannya di alam surga yang ditinggalinya, lalu diapun mencari-cari temannya di alam ?alam surga yang lain. Temannya tidak ada disana pula.
Dengan kekuatan surgawinya, Sang Dewa mencari temannya di dunia manusia, namun tidak ketemu juga. ?Pasti temanku tidak terlahir di alam hewan? begitu pikirnya, tetapi dia memeriksa alam hewan juga, ?Siapa tahu!??, pikirnya.
Masih saja tidak ada tanda-tanda keberadaan temannya itu. lalu berikutnya Sang dewa mencari ke dunia serangga dan jasad renik dan ?.. kejutan besar baginya?., dia menemukan temannya terlahir sebagai seekor cacing dalam seonggok tahi yang menjijikkan!
Ikatan rasa persahabatan mereka begitu kuat, sampai-sampai merasa dia harus membebaskan kawan lamanya ini dari kelahirannya yang mengenaskan tersebut, entah karma apa yang membawanya kesitu.
Sang dewa lalu muncul di depan onggokan tahi tersebut dan memanggil, ?Hei cacing! Apakah kamu ingat aku? Kita dahulu sama-sama menjadi bhiksu pada kehidupan sebelumnya dan kamu adalah teman terbaikku. Aku terlahir kembali dialam surga yang menyenangkan, sementara kamu terlahir di tahi sapi yang menjijikkan ini.tetapi Jangan khawatir, karena aku akan membawamu ke surga bersamaku. Ayolah kawan lama !?
?Tunggu dulu !? kata si cacing, ?Apa sih hebatnya alam surga yang kamu ceritakan itu ? Aku sangat bahagia disini, bersama tahi yang harum , nikmat dan lezat ini. Terima kasih banyak !?
? Kamu tidak mengerti !?, kata sang dewa, lalu dia melukiskan betapa menyenangkan dan bahagianya berada di alam surga.
?Apakah disana ada tahi?? tanya si cacing, to the point.
?Tentu saja tidak ada!? dengus sang Dewa.
?Kalau begitu , aku emoh pergi !? jawab si cacing mantap. ?Sudah yah!? Dan si cacingpun membenamkan dirinya ketengah onggokan tahi tersebut.
Sang dewa berpikir, mungkin kalau si cacing sudah melihat sendiri alam surga itu, barulah dia akan mengerti. Lalu sang dewa menutup hidungnya dan menjulurkan tangannya kedalam tahi itu, mencari-cari si cacing. Begitu ketemu, dia menariknya.
?Hei! Jangan ganggu aku !? , teriak si cacing. ? Tolooooong ! Darurat ! Aku diculiiiik !? . cacing kecil yang licin itu menggeliat dan meronta sampai terlepas, lalu kembali menyelam ke onggokan tahi untuk bersembunyi.
Sang Dewa yang baik hati ini kembali merogohkan tangannya ke dalam tahi, dapat, dan mencoba menariknya keluar sekali lagi. Nyaris bisa keluar, tetapi karena si cacing berlumuran lendir dan terus menggeliat membebaskan diri, akhirnya terlepas lagi untuk kedua kalinya, dan bersembunyi makin dalam lagi di dalam tahi. Seratus delapan kali sang dewa mencoba mengeluarkan cacing malang itu dari onggokan tahinya, namun si cacing begitu melekat dengan tahi kesayangannya, sehingga dia terus meloloskan diri !
Akhirnya sang dewa menyerah dan kembali ke surga, meninggalkan si cacing bodoh didalam onggokan kotoran kesayangannya."
Jakarta: Awareness, 2012
294.3 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahm, Ajahn
Jakarta: Awareness, 2016
294.3 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahm, Ajahn
Jakarta: Awareness Publication, 2010
204 BRA ot
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brahm, Ajahn
Jakarta: Awareness, 2016
294.3 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
808.83 UMA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Mardhiyah
"Penelitian ini membahas konflik Aceh dalam cerpen “Jaring-Jaring Merah”, “Dua Tengkorak Kepala”, dan “Safrida Askariyah”. Penelitian ini bertujuan menjelaskan situasi konflik Aceh semasa pemberontakan GAM yang digambarkan dalam ketiga cerpen tersebut, serta mengungkapkan perbedaan yang menegaskan sikap dan ideologi para pengarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif komparatif, sedangkan sumber data penelitian yang digunakan adalah teks cerpen “Jaring-Jaring Merah” karya Helvy Tiana Rosa, cerpen “Dua Tengkorak Kepala” karya Motinggo Busye, dan cerpen “Safrida Askariyah” karya Alimuddin. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini sosiologi sastra. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa meskipun mengangkat tema yang sama, yaitu konflik Aceh, ketiga cerpen tersebut memiliki fokus bahasan yang berbeda. Cerpen “Jaring-jaring Merah” dan “Safrida Askariyah” memfokuskan ceritanya pada kondisi psikologis perempuan korban perkosaan tentara, sedangkan cerpen “Dua Tengkorak Kepala” memfokuskan cerita pada korban-korban yang ditembak mati oleh tentara pada masa konflik Aceh. Dalam cerpen-cerpen mereka, Rosa, Busye, dan Alimuddin mengkritik cara kekerasan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam memberantas GAM dan menuntut adanya penindakan terhadap masalah tersebut

This research discusses Aceh conflict inside the short story titled “Jaring-Jaring Merah” (Red Net), “Dua Tengkorak Kepala” (Two Head Skull), and “Safrida Askariyah”. The purpose of the research is to explain the situation in Aceh during the rebellion of Free Aceh Movement. Another purpose is to reveal the different attitudes and ideologies of the authors. The research uses descriptive analysis and comparative method using the data source from the short story of “Jaring-Jaring Merah” by Helvy Tiana Rosa, “Dua Tengkorak Kepala” by Motinggo Busye, and “Safrida Askariyah” by Alimuddin. As for the theory, the author uses the sociology of literature. Based on the result, the research concludes that even if the three short stories have the same theme, Aceh conflict, but all the authors have different focus of discussion. “Jaring-Jaring Merah” and “Safrida Askariyah” are focusing their story on the psychological condition of the victim that raped by the soldier. Meanwhile, “Dua Tengkorak Kepala” is focusing its story on the victim that shot by the police during Aceh. The author of the short stories, Rosa, Busye, and Alimuddin, also criticize the violence done by the Indonesian Government in combating the Free Aceh Movement and insist to follow up the problems"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andrio Adiwibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Yahya
Bandung: Dzikra, 2004
R 500.088297 YAH p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>