Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lomario
"ABSTRAK
Hamburan KN bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu hamburan K+N dan hamburan K-N. Hamburan keduanya berbeda satu dari yang lainnya tetapi hamburan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan suatu model, yaitu model pertukaran sebuah meson dan barion. Partikel kaon pada hamburan K+N memiliki interaksi dengan nukleon lebih lemah dari pada partikel kaon pada hamburan K-N. Hal ini disebabkan bilangan kuantum "strangeness" K+N dan K-N berlainan satu dari yang lain. Hal yang akan diteliti adalah bentuk dari potensial pada masing-masing hamburan serta kontribusi partikel-partikel yang dipertukarkan. Formulasi potensial pada masing-masing hamburan akan menggunakan penurunan second-order contributions. Terakhir ditunjukkan pula prediksi cross section dan beberapa besaran spin (spin observables) menurut pendekatan Born pertama (first Born approximation)."
Universitas Indonesia, 2011
S903
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmi Susanto
"Telah dilakukan perhitungan pergeseran fase hamburan Pion Nukleon untuk gelombang parsial S; P dan D, dan untuk isospin 1, 2 dan 3
2 . Interaksi menggunakan bentuk separabel rank-1 dan rank-2. Parameter interaksi ditentukan melalui fittting dengan data pergeseran fase analisis SAID. Didapatkan bahwa rank-1 dan rank-2 dapat memfit data dengan baik sampai momentum 400 MeV/c. Disamping itu, rank -2 dapat menjelaskan cukup baik sampai momentum 1200 MeV/c.

Phaseshift of Pion-Nucleon Scattering has been calculated for the partial waves
S; P, and D, and for the isospin 1,2 and 3
2 . The interaction is assumed to take the separable form of rank-1 and rank-2. Interaction parameters are determined through fitting with the phaseshift data of SAID analysis. It is found that the rank-1 and rank-2 can fit the data quite well for the momentum up to 400 MeV/c. Meanwhile, the rank-2 can describe the data fairly well for the momentum up to 1200 MeV/c.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Khrisna Adiswara
"Model relativistik interaksi K-p diturunkan berdasarkan prinsip pertukaran satu hadron dengan menggunakan kinematika relativistik. Model ini terinspirasi dari keberhasilan Group Bonn pada model pertukaran satu boson untuk interaksi nukleon-nukleon (NN). Hadron yang dipertukarkan adalah meson skalar σ; meson vektor ω, ρ; hiperon Λ, Σ; dan resonan Λ(1600). Parameter yang dicari yaitu massa meson σ, konstanta kopling, dan parameter cut-off. Nilainilai parameter didapatkan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K-p untuk energi kinetik laboratorium dari 48 MeV hingga 580 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung dengan menggunakan teknik tiga dimensi. Proses fitting menghasilkan χ2/N = 9.99140. Model ini dapat mereproduksi data yang baik untuk energi di atas 200 MeV, tetapi sebaliknya untuk energi di bawah 200 MeV. Kontribusi resonan Λ(1600) sebagai partikel yang dipertukarkan masih sangat kecil dibandingkan partikel lain.

K-p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic, which is inspired by the success of the Bonn one-boson-exchange potential model for the nucleon-nucleon (NN) interction. The hadron being exchanged are scalar-meson-σ; vectormeson-ω, ρ; hyperon-Λ, Σ and resonance-Λ(1600). The parameters (mass of meson σ, coupling constant, and cut-off) are determined by means of fitting processes to experimental data of K-p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 48 MeV to 580 MeV . The differential cross sections are calculated using a three-dimensional technique. This model able to reproduce data above 200 MeV with χ2/N = 9.99140. The contribution of resonance-Λ(1600) is not large compared to other exchanged particles.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romansya Setyo Utomo
"Terinspirasi dari potensial pertukaran satu boson hasil penelitian Bonn University, interaksi K+p dimodelkan sebagai potensial pertukaran satu hadron menggunakan kinematika relativistik. Partikel atau hadron yang dipertukarkan adalah meson-skalar σ; meson-vektor ω dan ρ; hiperon Λ dan Σ; dan Σ (1385). Parameter-parameter ditentukan dengan proses fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K+p untuk energi kinetik laboratorium kaon sekitar 20 MeV sampai 593 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung menggunakan teknik 3D. Model yang dihasilkan masih belum cukup baik, dan memerlukan tambahan resonans. Kontribusi masing-masing partikel yang dipertukarkan juga akan didiskusikan.

Inspired by the Bonn NN one-boson-exchange potential, a K+p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic. The hadrons being exchanged are scalar-meson-σ; vector-meson ω and ρ; hyperon Λ and Σ; and Σ (1385). The parameters are determined by means of fitting process to experimental data of K+p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 20 MeV to 593 MeV. The differential cross sections are calculated using a 3D technique. This model seems to require an additional exchange resonance particle to get better results, the contribution of each exchanged particle will also be discussed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpi Mahisha Nugraha
"[ABSTRAK
Fenomena halo neutron dalam nuklir digambarkan adanya kemunculan 'ekor' dan
adanya 'ruang kosong' antara core dan ekor pada distribusi neutron akibat energi
ikat yang lemah. Metode analisa halo yang dikembangkan oleh V. Rotival dkk [Phys.
Rev. C79, 054308 (2009)] untuk menghitung besaran-besaran halo berdasarkan mo-
del Hartree-Fock-Bogoulibov (HFB) pada isotop Cr dan isotop Sn menjadi salah sa-
tu alternatif untuk mempelajari fenomena halo. Berbeda dengan Rotival dkk, kami
menggunakan model Relativistic Mean Field (RMF) pada penelitian ini. Berbeda
dengan hasil perhitungan berdasarkan model HFB, kami fokus mengamati perilaku
spektrum single particle energy level 1g9~2 terhadap kemunculan halo pada isotop
Cr. Selain itu, pada penelitian ini kami juga memperlajari dampak dari suku cross
coupling meson ! − , suku-suku tensor dan suku pertukaran elektromagnetik pada
model RMF terhadap kemunculan halo pada isotop Cr dan isotop Sn. Hasil perhi-
tungan prediksi kemunculan halo berdasarkan model RMF lebih besar dibandingkan
dengan hasil perhitungan berdasarkan model HFB (`NhaloeRMF > `NhaloeHFB):

ABSTRACT
In neutron halo phenomenon, the neutron density displays an unusually extended
'tail' and 'empty space' between the core and the tail due to weak binding energy.
New analysis method of the halo was developed by V. Rotival, et al.[Phys. Rev. C79,
054308 (2009)] in Cr-isotopes and Sn-isotopes, its usually applied with Hartree-Fock-
Bogoliubov (HFB) model. Unlike them, we use the model of the Relativistic Mean
Field (RMF) in this research. We observed di erent behavior at the level 1g9~2 in line
with appearance of halo in Cr-isotopes. Moreover, in this research we also studied
the e ects of cross coupling meson ! − , tensor, and electromagnetic exchange in
RMF model appearance of halo in Cr-isotopes and Sn-isotopes. The prediction of
the existence of halo based on RMF model is greater than the prediction based on
HFB model (`NhaloeRMF > `NhaloeHFB):, In neutron halo phenomenon, the neutron density displays an unusually extended
'tail' and 'empty space' between the core and the tail due to weak binding energy.
New analysis method of the halo was developed by V. Rotival, et al.[Phys. Rev. C79,
054308 (2009)] in Cr-isotopes and Sn-isotopes, its usually applied with Hartree-Fock-
Bogoliubov (HFB) model. Unlike them, we use the model of the Relativistic Mean
Field (RMF) in this research. We observed di erent behavior at the level 1g9~2 in line
with appearance of halo in Cr-isotopes. Moreover, in this research we also studied
the e ects of cross coupling meson ! − , tensor, and electromagnetic exchange in
RMF model appearance of halo in Cr-isotopes and Sn-isotopes. The prediction of
the existence of halo based on RMF model is greater than the prediction based on
HFB model (`NhaloeRMF > `NhaloeHFB):]"
2015
T43785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Darmadi
"Nanopartikel Zn(1-x)Ti(x)O telah disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Karakterisasi telah dilakukan untuk mengamati efek doping Ti dengan variasi konsentrasi x=5, 8, 17, dan 25% terhadap struktur, sifat optis, dan aktifitas fotokatalisis. Struktur kristal diamati menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan seluruh sampel berada dalam keadaan fase tunggal yaitu wurtzite. Pergeseran puncak spektrum XRD mengindikasikan parameter kisi a dan c tersebar masing-masing di antara 3,242-3,252 angstrom dan 5,199-5,213 angstrom. Metode Debye-Scherer menunjukkan ukuran bulir kristal meningkat monoton dari ~14-16 nm seiring bertambahnya konsentrasi dopan. Lebar celah energi nanopartikel ditentukan melalui spektrum Diffuse Reflectance Spectrum (DRS) dalam rentang UV-vis menunjukkan bahwa lebar celah energi E_g adalah 3,29; 3,36; 3,34; dan 3,32 eV masing-masing untuk sampel dengan x = 5, 8, 17, dan 25% . Aktivitas fotokatalisis diukur dibawah penyinaran sinar UV selama 60 menit menunjukkan laju fotokatalisis lebih tinggi pada sampel yang mengandung konsentrasi dopan lebih tinggi. Kalkulasi struktur elektronik dalam kerangka Density Functional Theory (DFT) juga dilakukan pada sistem Zn(1-x)Ti(x)O dengan variasi konsentrasi dopan x = 4%, 8%, dan 12,5%. Kalkulasi menunjukkan Zn(1-x)Ti(x)O bersifat metalik dengan celah energi yang meningkat monoton seiring peningkatan nilai x. Dengan demikian, kalkulasi DFT tidak menunjukkan sifat optis yang sama dengan hasil eksperimen sehingga tidak dapat menjelaskan aktivitas fotokatalisis.

Ti-doped ZnO nanoparticles was synthesized with coprecipitation method. Charaterization with Energy-Dispersive X-Ray spectroscopy confirmed that the four samples contains Ti as dopant with concentration 5, 8, 17, and 25%. The crystal structure of all samples are hexagonal wurtzite. Lattice parameter of the hexagonal wurtzite, a and c, varies from 3,242 to 3,525 angstrom and 5,199 to 5,213 angstrom respectively. Crystallite diameter determined with Debye-Scherrer method varies from approximately 14 to 16 nm. Furthermore, band gap of samples 5, 8, 17, and 25% are 3,29; 3,36; 3,34; and 3,32 respectively which confirm that the nanoparticles are visible light active. Photocatalytic activity investigation under UV light for 60 minutes showed that the sample 25% Ti exhibit the highest rate of photocatalytic activity, followed by sample 17, 8, and 5%. Electronic structure was calculated within Density Functional Theory (DFT). We used three models with dopant variations 4%, 8%, and 12,5%. Calculation results showed that all models are metallic. Band gap trend is blueshift as the concentration increased. Therefore, optical property calculated with DFT could not support the results of optical property in this experiment and photocatalytic activity indirectly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Day, David
Jakarta: Erlangga, 1994
530 HAL p I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Day, David
Jakarta: Erlangga, 1996
530 HAL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Day, David
Jakarta: Erlangga, 1988
530 HAL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kane, Joseph W., 1938-
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
530 KAN pt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>