Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anak Agung Ayu Vidya Anggraeni
"Seiring dengan semakin tingginya persaingan promosi merek, insan periklanan dituntut lebih kreatif dalam meraih perhatian konsumen. Salah satu pendekatan yang akhir-akhir ini marak digunakan adalah eksekusi testimonial. Iklan dengan format testimonial memiliki kekuatan utama pada kesaksian model iklan terhadap produk yang diiklankan. Dipadukan dengan penerapan eksekusi iklan yang tepat, eksekusi testimonial diharapkan dapat membentuk keyakinan terhadap merek atau produk (brand conviction) sehingga kemudian akan membuat audience yakin untuk membeli produk tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan eksekusi iklan tetsimonial yang menggunakan satisfied product user, tingkat brand conviction yang terbentuk, serta pengaruh variabel lain yang berperanan. Selanjutnya mengetahui besarnya hubungan eksekusi tetsimonial,dalam penelitian ini diukur dengan testimonial source-oriented thoughts terhadap pembentukan brand conviction serta pengaruh variabel-variabel lain yaitu faktor eksternal dan faktor internal sebagai variabel suppresor terhadap hubungan antara tesimonial source-oriented thoughts dengan brand conviction.
Untuk menguji hubungan antara testimonial source-oriented thoughts dengan pembentukan brand conviction, peneliti menggunakan metode ukur pearson correlation.Kemudian untuk melihat pengaruh variabel faktor eksternal dan faktor internal terhadap hubungan antara testimonial source-oriented thoughts dengan brand conviction, metode ukur yang digunakan adalah metode elaborasi dengan menggunakan high partial correlation first order.
Dari pengujian, ditemukan bahwa testimonial source-oriented thoughts terbukti memiliki hubungan nyata dan cukup kuat dengan pembentukan brand conviction. Sedangkan variabel faktor eksternal dan faktor internal terbukti berfungsi sebagai variabel antecedent bukan sebagai variabel suppresor. Namun setelah dielaborasi dengan kedua faktor tersebut ditemukan bahwa tetap terjadi hubungan yang positif antara testimonial source-oriented thoughts dengan brand conviction.
Hal ini mengimplikasikan bahwa dalam penelitian ini model proses keputusan konsumen dari S. Watson Dunn dan Arnold M. Barban tidak dapat sepenuhnya berlaku. Sedangkan model respon kognitif terbukti berlaku. Teori Wells juga terbukti berlaku apabila conviction dapat dibentuk melalui a testimonial. Hasil penelitian ini juga memberi implikasi bagi pemilik merek dan agensi iklannya bahwa penerapan satisfied product user testimonial tepat digunakan karena menimbulkan efek yang powerfull terhadap pembentukan brand conviction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insi Refiamita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S5092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidila Kania
"Seiring dengan pertumbuhan dan evolusi internet, electronic word of mouth telah menjadi fenomena yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh electronic word of mouth (eWOM) terhadap minat beli konsumen di testimonial Forum Jual Beli (FJB) Kaskus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden yang masyarakat yang dapat mengakses internet, memiliki pengetahuan mengenai internet, bertempat tinggal di daerah Jakarta yang pernah berkunjung dan belum pernah membeli produk di thread (lapak) Forum Jual Beli Kaskus dengan menggunakan metode non-probability sampling serta teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word of mouth (eWOM) di testimonial Forum Jual Beli Kaskus memiliki pengaruh terhadap minat beli sebesar 20,9%.

Following the growth and evolution of the Internet, electronic word of mouth has become an important phenomenon. The objective of this research is to analyze how the effect of electronic word of mouth (eWOM) toward purchase intention in testimonial Forum Jual Beli Kaskus. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 100 respondens who' have been and have never purchased the product in the thread Forum Jual Beli Kaskus, collected using nonprobability sampling and purposive sampling technique. This research used questionnaire as research instrument and analyzed with linear regression. The result of this research indicate that electronic word of mouth (eWOM) has 20,9% influence toward purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sardjono
Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kusbiantono
"Risiko investasi saham terdiri dari risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko perusahaan). Penjumlahan kedua risiko tersebut adalah risiko total yang merupakan variabilitas return dari suatu saham. Risiko sistematis merupakan bagian dari risiko total yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah bagian dari risiko total yang dapat diperkecil atau dihilangkan dengan diversifikasi.
Didalam model pasar (market model), beta digunakan sebagai pengukur risiko sistematis dan varian kesalahan residual sebagai pengukur risiko tidak sistematis. Salah satu asumsi model ini adalah bahwa beta dan varian kesalahan residual masing-masing merupakan variabel acak, karenanya secara teoritis kedua variabel tersebut tidak berkorelasi. Dan ini berimplikasi bahwa dalam pembentukan portofolio, besar kecilnya nilai beta saham pembentuk portofolio tidak mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara risiko sitematis dan risiko tidak sitematis, baik pada saham individual maupun portofolio saham, serta pengaruhnya terhadap diversifikasi saham di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan periode pengamatan 1994-1996, dimana pada periode tersebut terdapat dua kondisi pasar yaitu bearish dan bullish. Dari bulan Januari 1994 sampai dengan Mei 1995 dianggap sebagai bear market (IHSG cenderung bergerak turun, yaitu dari 589,646 pada tanggal 3 Januari 1994 menjadi 415,322 pada tanggal 1 Mei 1995), sedangkan dari Juni 1995 sampai dengan Desember 1996 dianggap sebagai bull market (IHSG cenderung bergerak naik, yaitu dari 485,781 pada tanggal I juni 1995 menjadi 637,432 pada tanggal 27 Desember 1996).
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 perusahaan yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian dan sahamnya termasuk dalam kriteria sebagai saham yang aktif. Perhitungan korelasi antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dilakukan dengan metoda Pearson Product Moment dan Spearman Rank Correlation.
Dan hasil penelitian terlihat bahwa terdapat korelasi negatip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis pada saham individual, sedangkan pada portofolio saham terdapat korelasi positip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta rendah mempunyai risiko tidak sistematis lebih kecil bila dibandingkan dengan risiko tidak sistematis portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta tinggi. Ukuran portofolio saham mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio saham yang bersangkutan. Semakin besar jumlah saham didalam suatu portofolio, semakin baik tingkat diversifikasi portofolio tersebut yang ditunjukkan oleh semakin besarnya prosentase penurunan risiko tidak sistematis dibandingkan dengan rata-rata risiko tidak sistematis saham individual penyusun portofolio. Untuk mencapai tingkat diversifikasi yang sama, portofolio saham yang dibentuk dari saham¬saham dengan beta tinggi memerlukan jumlah saham yang lebih banyak dibandingkan dengan portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan beta rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T18851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>