Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S4628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurika S.M. Margono
"In May 2007, Pertamina started a program as a result of the high price of world crude oil. The new program is called energy conversion year 2007, which converts the consumption of kerosene to LPG of households and small industrie in Jakarta and surroundings. Like any other campaign, the objective of this program is to change the behavior of the target adopters, in this case buying behavior of kerosene to LPG. In order to accelerate the campaign, Pertamina
uses some tools to communicate the idea to the target adopters. One of the tools is using Public Service Advertising (PSA) on television. Using television as the communication medium gives some advantages in delivering the social idea, namely combining the function of audio and visual, as well as reaching a wide range of audience at once. By using PSA on television, Pertamina expect the
target adopter to comprehend the message content the same way they do. Consequently, the attention of this study is to discover the perception of target adopters toward PSA on television. This is a descriptive study with quantitative approach, which uses survey with questionnaires distributed to 100 respondents. The results were statistically analyzed by using frequency tables and mean. In
analyzing the data, the variables of exposure to PSA is derived into
product/message thoughts, source oriented thoughts, and ad execution thoughts. This study concludes that the target adopters already have good perception on the PSA. In the dimension of product/message thoughts, one-sided-message of a PSA is the most attractive of all dimensions that indicates message structures
and contents. For the second dimension, source oriented thoughts, similarity between source and target adopters could increase the level of certainty of the target adopters. Last but not least, using the music that the target adopters fond of could create a positive reaction upon the PSA. According to the results that this study concludes, marketer as well as ads agency should pay more attention
on those indicators to create a good perception on the PSA and Pertamina also have to pay more attention on the quality of the product that is percept by the target adopters to generate a buying behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Koesrini Wulandari
"Semakin ketatnya persaingan dunia perbankan dan adanya jaminan Pemerintah terhadap bank-bank swasta, membuat BNI lebih kreatif lagi dalam hal mempromosikan dan memperkenalkan produk dan layanan jasanya. BNI memperkenalkan dan mempromosikan layanan jasa barunya yaitu BNI Mobile melalui Iklan TV yang merupakan aktivitas mempromosikan suatu ide, produk atau jasa melalui media massa (media Televisi) yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen atau target pasarnya dengan menyertakan identifikasi produsennya yaitu BNI. (Peter, J Paul & Jerry C Olson 1996, 538) Iklan BNI Mobile merupakan aktivitas promosi yang berfungsi untuk (menurut Terence A. Shimp) memberikan informasi dan menyadarkan konsumen akan layanan baru BNI Mobile, membujuk agar konsumen tertarik dan mencobanya, selalu mengingatkan agar BNI Mobile tetap diingat, memberikan nilai tambah dengan mempengaruhi persepsi konsumen sehingga menumbuhkan kesan baik dan tebih unggul dari tawaran pesaing, dan mendampingi upaya-upaya lain pemasaran BNI Mobile. Usaha Bank BNI untuk memperkenalkan dan menciptakan persepsi yang baik dari konsumennya. melalui iklan TV membuat penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih dalam bagaimana suatu iklan dapat mempengaruhi persepsi konsumennya. Dengan memfokuskan diri pada studi kasus Iklan BNI Mobile versi "Bebas Batas".
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklan BNI Mobile dapat mengantar dan membentuk persepsi positif konsumen terhadap Iayanan jasa BNI Mobile. Dengan pendekatan kualitatif yang memungkinkan pemahaman mendalam tentang tanggapan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode exploratory, dan pengumpulan data dengan Focus Group Discussion (FGD).
Metode penelitian juga dilengkapi dengan kegiatan in depth interview berupa pencarian informasi kepada biro iklan yang membuat iklan BNI Mobile.Dari kegiatan FGD yang telah dilaksanakan penulis , diketahui bahwa ikian TV BNI Mobile dapat mengantar pesan dengan baik dan mempengaruhi persepsi target pasarnya. Namun semua itu tidak menjamin dan membuat mereka langsung memilih dan memutuskan untuk menjadi nasabah BNI Mobile saat itu juga.
Secara akademis, dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran tentang strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Bank BNI dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai referensi strategi komunikasi pemasaran produk jasa perbankan. Namun demikian, penelitian ini hanya mampu mengeksplorasi sebagian saja, untuk itu diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat melihat dari sisi lain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Martgiani Soehartami
"Pemasaran sosial/social marketing adalah sebuah strategi untuk mengubah perilaku. Pemasaran sosial bertujuan untuk mengubah gagasan atau tingkah laku yang merugikan dan mengupayakan diterimanya suatu gagasan atau tingkah laku baru. Dalam hal ini, PLN melakukan program kegiatan pemasaran sosial yaitu kampanye melalui media massa untuk pemberdayaan masyarakat yaitu dengan Gerakan Hemat Listrik. Gerakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengajak masyarakat dalam menghemat penggunaan energi listrik. Hal ini terjadi karena naiknya harga minyak serta nisaknya beberapa pembangkit PLN.
Dalam melakukan pemasaran sosial seringkali menggunakan kampanye dengan tujuan untuk mengubah perilaku. Dalam kegiatan kampanye diperlukan komunikasi yaitu melalui kegiatan iklan, dalam hal ini adalah Iklan Layanan Masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) adalah iklan yang biasanya digunakan tujuan sosial. Efek kampanye sosial tidak terlepas dari efek kegiatan komunikasi, khususnya melalui ILM.
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan penulisan, yaitu: pertama, mengetahui pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Gerakan Hemat Listrik terhadap aspek Kognitif khalayak sasaran, diasumsikan sebagai pengetahuan khalayak terhadap Gerakan Hemat Listrik. Kedua, mengetahui pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Gerakan Hemat Listrik terhadap aspek Afektif khalayak sasaran, diasumsikan sebagai ketertarikan,perasaan khalayak terhadap Gerakan Hemat Listrik. Ketiga, mengetahui pengaruh Iklan Layanan Masyarakat Gerakan Hemat Listrik terhadap aspek Konatif 1 Behavior khalayak sasaran, diasumsikan sebagai keikutsertaan khalayak terhadap Gerakan Hemat Listrik.
Analisa penulisan dibatasi pada hal-hal seperti periode penelitian hanya pada tayangan iklan periode Januari 2005 -- Desember 2005. kemudian, versi iklan yang diteliti adalah versi Listrik Dihemat Manfaat Didapat. Khalayak atau segmen sasaran dalam penulisan ini adalah konsumen PLN dengan target utama adalah ibu rumah tangga yang berada di wilayah Jakarta.
Setelah melakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa Ad awareness terhadap iklan PLN terutama untuk versi Listrik Dihemat Manfaat agak kurang baik. Sebagian responden lebih banyak mengingat iklan versi 17-22 serta iklan Departemen Kesehatan yang mengajak responden untuk ke Posyandu untuk imunisasi. Dari hasil mean analysis juga dapat diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi sikap kognitif khalayak adalah frekuensi penayangan ILM PLN. Semakin sering iklan ditayangkan akan meningkatkan sikap kognitif khalayak sebesar 6,1%.
Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa responden mau ikut berperan serta dalam gerakan hemat listrik. Hal ini sesuai dengan keinginan PLN yang ingin mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam melakukan gerakan hemat listrik. Hasil pengolahan data juga membuktikan bahwa hipotesis pertama dapat diterima bahwa iklan layanan masyarakat dapat mempengaruhi sikap kognitif khalayak sasaran. Hal ini sangat dipengaruhi oleh frekuensi dan durasi iklan layanan masyarakat.
Hasil pengolahan data juga membuktikan bahwa hipotesis kedua dapat diterima bahwa sikap kognitif dapat mempengaruhi sikap afektif khalayak sasaran. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman responden/khalayak sasaran terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat.
Hipotesis ketiga juga dapat diterima bahwa sikap afektif dapat mempengaruhi sikap behaviour/trial adoption khalayak sasaran. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keinginan responden/khalayak untuk ikut serta dalam gerakan hemat listrik.

Social Marketing is a strategy to change behavior. The aim of social marketing is to change an old attitude to a new attitude. In this thesis PLN make a social marketing program in social campaign trough mass media. This campaign wants to persuade society to reduce using electricity. Causes of the campaign are the increasing of fuel price and PLN's broken machine.
Social campaign needs communication trough advertising, especially public service advertising (PSA). The main goal of PSA is to make social changes. The social campaign effects like communication effects.
This research have three aims: First, researcher wants to know the influences of public service advertising to cognitive aspect in target audience. Second, researcher wants to know the influences of public service advertising to affective aspect in target audience. Third, researcher wants to know the influences of public service advertising to behavior aspect in target audience.
The resesearch has limit such as research period, the PSA version and also the target audience. The target audience of this PSA is housewives in Jakarta.
The result from this research, conclude that ad awareness to PSA still low. Almost all respondents remember another version of PLN PSA. From the mean analysis can conclude that PSA had influenced target audience's cognitive aspect. Especially PSA's frequency and PSA's duration attributes.
The result from this research, conclude that we can accept the second hypothesis. From the mean analysis can conclude that PSA had influenced target audience's affective aspect. Especially target audience understanding to PSA's message attribute.
The result from this research, conclude that we can accept the third hypothesis From the mean analysis can conclude that PSA had influenced target audience's behavior/trial adoption aspect.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dotty Rahmatiasih
"Dalam beberapa tahun ini, sejak awal tahun 2001 hingga tahun 2003 di berbagai media massa tersiar berita mengenai masalah terhambatnya proses belajar mengajar di beberapa wilayah di Indonesia. Keterhambatan itu sebagian besar terjadi karena adanya kerusakan infrastruktur dan tidak tersedianya sarana yang memadai pada sekolah-sekolah di wilayah tersebut. Berkaitan dengan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) mengambil suatu langkah melalui pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat agar ikut berperan aktif membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, terutama di wilayahnya masing-masing. Dalam rangka mensosialisasikan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Dirjen Dikdasmen melaksanakan "Program Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan." Program tersebut merupakan program pemasaran sosial yang dilakukan melalui iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di stasiun televisi nasional pada bulan Oktober 2002 sampai dengan Januari 2003. Tujuan dan pelaksanaan "Program Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan". adalah untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat agar ikut berperan aktif bergabung dengan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Setelah dilakukan wawancara dan survey penelitian, hasil analisis data penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa iklan layanan masyarakat Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berpengaruh pada kognitif dan afektif khalayak (dalam hal ini responden penelitian), namun tidak berpengaruh pada konatif khalayak. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aggie N. I. Sumantrie
"Salah satu tujuan program diversifikasi atau penganekaragaman pangan adalah berusaha meningkatkan kuali tas konsumsi pangan dan gizi penduduk. Dalam pengembangannya, program ini menintik beratkan pada peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat pekarangan. Kampanye kesadaran memanfaatkan pekarangan yang juga sekaligus kampanye peningkatan gizi masyarakat, akan dikomunikasikan lewat suatu iklan layanan masyarakat (ILM). Dalam mengkomunikasikan pesan tersebut dipilih tehnik visualisasi, berupa suatu ilustrasi yang menarik mengenai pekarangan yang dimanfaatkan. Ada dua versi ILM yang diuji dalam penelitian ini. ILM versi pertama menggunakan ilustrasi bergaya naturalis dan ILM versi kedua bergaya dekoratif. Penelitian ini melihat mana dari penggunaan kedua versi visualisasi ini yang dapat mengkomunikasikan pesan lebih baik, yang dilihat dari persepsi dan pemahaman khalayaknya. Sifat penelitian disini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan studi kasus pada masyarakat desa Kukusan kecamatan Beji, Kotip Depok. Dari penggunaan ilustrasi naturalis, didapat seluruh respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Responden mudah menterjemahkannya dan memahaminya sebagai dengan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Terciptanya kesesuaian persepsi ini turut pula menciptakan pemahaman yang baik . Sebaliknya, ilustrasi dekoratif kurang dapat menggambarkan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Hanya sebagian respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Pemahamannyapun tidak sebaik ILM naturalis. Dari peranan unsur—unsur iklannya, warna-warna yang dekoratif lebih disukai dari warna-warna yang naturalis. Judul ILM dekoraatif "Manfaatkan Pekarangan untuk Menghasilkan Pangan Bergizi" cenderung lebih dipahami dari judul ILM naturalis "Jadikan Pekarangan Kita Sumber Gizi yang Utama. Masing-masing penggunaan ilustrasi yang berbeda mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi dari penelitian ini ditemukan bahwa ILM naturalis lebih dapat mengkomunikasikan pesan pemanfaatan pekarangan secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Septiani
"Mengingat begitu gencarnya iklan-iklan rokok di media massa, iklan layanan masyarakat "Jangan Merokok" diharapkan dapat menjadi pengimbang untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana efek iklan yang telah diputar di RCTI sejak Maret 1991 ini terhadap sikap khalayak, baik khalayak perokok maupun non perokok. Sikap khalayak disini dibahas berdasarkan komponen-komponennya (kognitif, afektif dan konatif), serta sikap itu sendiri secara keseluruhan. Lalu dibandingkan bagaimana sikap pada khalayak perokok dan non perokok. Untuk pengumpulan data, digunakan metode penelitian survei yang menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 100 orang diambil secara jatah (quota sampling), terbagi dalam 50 perokok dan 50 non perokok. Batasan usia sampel adalah 13 tahun ke atas dan pernah melihat ILM "Jangan Merokok". Sedang wilayah penelitian dilakukan di Kelurahan Pondok Kelapa, RW 01, Jakarta Timur. Metode pengolahan data yang digunakan ialah skala Likert, yang menggunakan respon subyek sebagai dasar penentuan skalanya. Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, diadakan pre-test terhadap 20 sampel. Dari hasil pre-test, didapatlah 14 pernyataan terbaik untuk digunakan dalam skala- sikap. Kesimpulan dari penelitian ini ialah: a. Secara umum, sikap khalayak (baik perokok maupun non perokok) menunjukkan arah sikap yang positif terhadap ILM "Jangan Merokok", namun derajat kepositifan sikap non perokok lebih kuat dibanding perokok. b. Dilihat dari segi hubungan antara komponen-komponen sikap, ditemukan bahwa pada non perokok semua komponen sikapnya konsisten satu sama lain. Sedang pada perokok, komponen kognitif konsisten dengan komponen afektif, namun komponen afektif tidak konsisten dengan komponen konatif. Hal ini disebabkan karena intensitas sikap perokok tidak cukup kuat untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku. Dengan kata lain, sikap positif perokok terhadap ILM "Jangan Merokok" tidak dapat mendorong perokok untuk berhenti merokok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurhandayani
"ABSTRAK
Makin banyaknya organisasi bisnis yang bersedia melakukan kegiatan lLM, membawa angin segar dalam dunia periklanan di Indonesia. Karena pada hakekatnya iklan tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk tujuan bisnis dan komersil saja, tetapi iklan juga dapat digunakan sebagai sarana menunjang pembangunan. ILM yang be1um memasyarakat ini, merupakan suatu hasil kerjasama antara pihak media dan organisasi tertentu. Kerjasama tersebut didasarkan pada pertimbangan non komersil. Media menyediakan ruang/halaman yang sedang kosong, dan organisasi menyediakan art work iklannya, tanpa ada yang membayar atau dibayar. Akibatnya jika kita lihat penampilan sebuah ILM, terdapat beberapa kelemahan. Frekuensi penerbitan yang jarang serta tidak pasti, karena menunggu kesediaan media menyediakan ruangan, serta gambar yang tidak berwarna merupakan beberapa diantara kelemahan tersebut. Sehingga muncul pertanyaan, apakah dengan keadaan yang demikian masyarakat akan mampu untuk mengerti mengenai ILM dan mengetahui pesan-pesan yang disampaikannya. Apalagi jika mengingat beberapa pendapat· yang menyatakan, bahwa pengulangan suatu iklan dan penampilan iklan yang berwarna, merupakan faktor yang perlu diperhatikan guna mendapat hasil yang baik. Dengan berbekal kerangka pemikiran yang diambil dari berbagai sumber, pertanyaan tersebut ingin dijawab melalui penelitian. Sebagai sampel diambil 100 orang pelanggan Termpo. Kemudian dipertimbangkan beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi hasil penelitian. ~aktor tersebut ndalah, jenis kelamin, umur, pendirlikun dan lumanyu reaponden berlangganan Tempo, serta frekuensi membaca iklan. Penelitian ini menghasilkan jawaban, bahwa sebagian besar dari sampel ternyata pernah melihat mengenal lLM. Sayangnya pengenalan ini tidak diikuti dengan pengertian dan pengetahuan yang baik mengenai ILM. Tidak banyak responden yang mengerti secara benar apa yang dimaksud dengan ILM dan tujuan serta manfaat ILM Selain itu, ternyata sebagian besar dari sampel hanya mengingat satu atau dua pesan ILM saja. Bahkan terdapat beberapa responden, yang tidak ingat sama sekali pesan yang pernah dimuat ILM pada majalah Tempo. Begitu pula untuk ILM di majalah/surat ka~ar lain, tidak banyak responden yang mengetahui dan pernah melihatnya. Melihat hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat disampaikan. Pertama, perlu ada perbaikan dari segi penampilan lLM seperti: dengan frekuensi yang lebih sering, dan berwarna. Kedua, harus ada kerja sama antara organisasi sosial dan organisasi bisnis dalam pembuatan lLM. Ketiga, seba±kriya ILM tidak hanya terbatas di media cetak saja, tetapi dap~t juga menggunakan media luar ruang lainnya. Keempat, saran terakhir ini untuk mereka yang berniat mengadakan penelitian ulang ataupun lanjutan, sebaiknya mengambil sampel yang lebih besar, sehingga dapat kita membuat kesimpulan secara nasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Aster
"Representasi gender dalam iklan ikut memiliki andil dalam memperkuat persepsi masyarakat tentang konsep perempuan yang cantik. Tontonan iklan mengagungkan kecantikan perempuan lewat wajah cantik, kulit putih dan halus. Iklan di televisi cenderung menjual mimpi dan imajinasi yang melambung tinggi. Media mengkonstruk sebuah realitas semu dari realitas sosial yang terjadi. Pasar perempuan merupakan pasar potensial yang selalu dieksplorasi oleh pemasar karena perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelanjaan barang kebutuhan sehari-hari. Dari sini, peran kreativitas periklanan dalam mengadu rayuan menjadi sangat penting. Perempuan akhimya menjadi sasaran utama dari iklan sebuah produk. Mereka menjadi incaran utama dari sebuah pemasaran produk. Melalui interaksi simbolik, persepsi khalayak perempuan dibangun sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu konstruksi realitas mengenai perempuan cantik yang mendorong perempuan untuk menjadi serupa dengan perempuan cantik tersebut.
Penelitian ini membahas mengenai persepsi perempuan terhadap iklan sabun kecantikan dalam kaitannya dengan konstruksi realitas mengenai kecantikan yang terbentuk di dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan tehnik wawancara terhadap 9 informan perempuan yang adalah wanita pekerja, ibu rumah tangga dan mahasiswi. Kerangka konsep yang digunakan adalah proses persepsi yang melalui 4 tahapan, yaitu Attention, Interest, Memory dan Impact (Moriarty, 1991). Melalui proses kreatif iklan mampu membangun suatu realitas sosial yang sering disebut sebagai kesadaran palsu (Berger, 1990) Ditinjau dari persepsi informan, mereka menggunakan sabun kecantikan karena keinginan mereka menjadi perempuan yang sesuai dengan iklan tersebut. Hal ini membuat iklan sabun kecantikan mengutamakan keindahan, kecantikan dan mengkonstruksi wanita sebagai mahiuk yang harus cantik dan mendorong khalayak untuk mencontoh dan berpola pikir sesuai dengan apa yang dipesankan di dalam iklan. Pemasar dengan sengaja membuat suatu konstruksi realitas sosial mengenai pola pikir ataupun gaya hidup masyarakat melalui iklan televisi yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas. Konstruksi realitas sosial ini membuat wanita selalu ingin mengungguli sesama wanita dengan berpatokan pada suatu bentuk ideal yang sebenamya adalah semu. ReaIitas semu ini dibentuk dari interaksi simbolik yang muncul pada saat menonton iklan. Melalui penelitian ini membantu pemaharnan terhadap konstruksi realitas sosial yang terjadi di masyarakat mengenai bentuk ideal seorang perempuan dan persepsi perempuan terhadap suatu produk. Hal ini dapat digunakan oleh pengiklan dalam membuat kreatif iklan untuk menarik minat khalayak perempuan. Sebaliknya penelitian ini juga membantu konsumen agar tidak serta merta memilih produk. Di satu sisi akan menguntungkan produsen dalam memperkenalkan produknya melalui iklan, di sisi lain konsumen harus dapat menyikapi sikap konsumtif dan mengikuti konstruksi iklan yang dibangun oleh produsen agar tidak terjadi pembodohan terstruktur.

Gender representation in advertising contributes a big part in constructing audience perception regarding `beauty' concept. Advertisements mostly highlight `beauty' concept with using female star which have a beautiful face, white and smooth skin. The TV ad usually sells unreal reality and high expectations. Media construct this unreal reality from social reality which already occurred. Women segmentation always becomes potential segment which always explore by marketers due to women are the decision maker in buying daily need. From this point of view, creativity in making an ad especially for women is very important. Women finally the main target from the marketers and from the ad itself. Women perception is build using symbolic interaction in the ad and it construct a social reality regarding `beautiful' women and insist them to become those `beautiful' women by using their products.
This research explains women perception regarding a beauty soap TV ad from the reality social construction about `beautiful' women. Method that being used in this research is qualitative method. Researcher interviewed 9 (nine) women, who is professionals, housewives and students to know their perception. Researcher used perception process which has 4 steps which is attention, interest, memory and impact (Moriarty, 1991). The ad creative process can construct social reality which sometimes said as an unconsciously awareness (Berger, 1990). From informants perception can conclude that they using a beauty soap because they want to be the same with the women in the ads. This make soap ad always using beautiful women and always stress on beauty, smooth skin and these construct women's idea about `beautiful' women and encourage them to duplicate the ad. Marketers construct a social reality regarding beauty by using TV ad which can reach a big number of people. This social reality construction make women always want to be perfect which means the same as the social construction which already exist. This research hopefully can help audience understanding regarding the social construction about `beautiful' women and their perception about soap ad, which can used by advertising in making attractive ad for women. Also help consumers in selecting product from advertisement.
"
2005
T14092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylina Puspitasari
"Angka kematian ibu (AKI) dan anak masing-masing di Indonesia masih cukup tinggi sesuai hasil SKRT 1995 yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup dan 60 per 1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu perhatian terhadap kesehatan kehamilan sangat penting. Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang berkualitas mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah sejak lama diupayakan pemerintah. Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang optimal dalam program pemerintah 4 sehat 5 sempurna sehingga pentingnya mengkonsumsi susu bagi ibu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perhatian khalayak sasaran, factor personal khalayak sasaran dan faktor stimuli yang mempengaruhi persepsi khalayak sasaran di Puskesmas Bogor Timur terhadap iklan susu formula untuk ibu hamil di televisi tahun 2008. Desain penelitian ini merupakan studi kualitatif. Informan penelitian berjumlah lima orang informan yang terdiri dari dua kategori yaitu informan yang mengkonsumsi susu formula untuk ibu hamil dan informan yang tidak mengkonsumsi susu formula untuk ibu hamil. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam terstruktur.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tayangan iklan susu formula untuk ibu hamil di televisi menarik perhatian sebagian besar informan sehingga ingin mencobanya. Sebagian besar informan mengetahui susu formula untuk ibu hamil dan iklannya sejak mereka menikah dari media televisi dan berharap setelah melihat iklan tersebut bermanfaat, menambah pengetahuan. Dan sebagian besar informan menyukai penampilan iklan secara keseluruhan, mengetahui tujuan dari penayangan iklan, jenis iklan, mengerti mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut.
Saran yang diajukan peneliti adalah agar Puskesmas memperhatikan promosi kesehatan tentang asupan gizi bagi ibu hamil yang harus dipenuhi karena tidak semua ibu hamil mampu membeli susu formula untuk ibu hamil, kemudian penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan kajian bagi peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas. Selanjutnya, agar pengiklan lebih memperhatikan unsur komunikasi pendidikan perilaku sehat melalui pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pendidikan dari iklan tersebut. Selain itu, untuk peningkatan kualitas iklan susu formula untuk ibu hamil sebaiknya pengiklan melakukan peninjauan penelitian konsumen dalam membuktikan manfaat yang dapat diberikan kepada khalayak sasaran."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>