Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Laura Waani
"Masa remaja adalah masa yang melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki karakter tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa. Melihat fenomena remaja di Indonesia saat ini dengan banyaknya kasuskasus narkoba yang terjadi, penulis merasa perlu mengkaji Iebih dalam dari sudut pandang komunikasi. Lingkup penelitian ini kemudian dibuat Iebih spesifik yaitu dengan mengkaji novel Jangan Beri Aku Narkoba. Penelitian ini berusaha menggambarkan manajemen konflik intra dan antar pribadi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menganalisis teks tetapi juga menganalisis praktik wacana dan praktik sosiokultural. Pada dimensi teks, peneliti menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani, sedangkan untuk meneliti dimensi praktik wacana dan sosiokultural, dilakukan wawancara mendalam dan studi pustaka. Pada analisis teks ditemukan bingkai-bingkai yang menyatakan bahwa sikap, perilaku dan tindakan orangtua mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan Arimbi (tokoh utama). Arimbi melakukan manajemen konflik dengan melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Pada dimensi praktik wacana, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Alberthiene Endah (pengarang novel) terungkap bahwa tujuan dari penulisan novel ini adalah untuk menyuarakan suara hati seorang pecandu sehingga diharapakan perspektif yang positif dapat muncul. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan seorang pakar psikologi yaitu Tika Bisono, didapatkan bahwa seseorang melakukan tindakan terlarang seperti menyalahgunakan narkoba lebih banyak disebabkan karena kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga memotivasi seseorang untuk menyalahgunakan obat-obatan terlarang.

Puberty is a transition period in human life from childhood to adulthood. In this particular period, teenagers are usually identified by unique characters, such as: labile, emotional, illogical, looking for self identity. Based on the adolescent phenomena in Indonesia nowadays, with the occurrence of drugs abuse, narcotics, the writer finds it interesting to explore the problem from the communication point of view. The scope of research is later made specifically in the study of the novel Jangan Beri Aku Narkoba. The writer tries to describe the management of Intra and Inter personal conflict which happens to the main character. This study is using the method of Critical Discourse Analysis (CDA) by Norman Fairclough. This method is analyzing the text as well as the discourse practice and the socio cultural one. The study of text dimension, the writer is applying the Framing method of Gamson and Modigliani, while the study of the discourse and socio cultural practice, in-depth interviews and literature studies have been implemented. In the text analysis, frames are found to state the behaviour, attitude and actions of parents that influenced the same features in Arimbi's, the main character. Arimbi's management conflict is performing negatives impact. In the discourse practice dimension, based on the in-depth interviews with Ms. Albertiene Endah (the novelist), it reveals that the aim of this writing is to appeal the inner feelings of the drug addict, with the hope that a positive perspective will appear. Based on the in-depth interviews with the psychologist, Ms. Tika Bisono, it is believed, that a person doing prohibited actions, such as narcotics, more or less, is caused by the unfulfilment of basic needs of men.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Mayendri
"Tesis ini membahas suara perempuan dalam dua novel bertemakan jugun ianfu yang berjudul Jugun Ianfu Jangan Panggil Aku Miyako (2015) dan Momoye Mereka Memanggilku (2007). Analisis kedua novel menggunakan konsep gender (Millet 1970), teori objektifikasi perempuan (Nussbaum 1995, Langton 2009, Fredrickson dan Roberts 1997), serta konsep agensi (Davidson 2017). Teks bertemakan jugun ianfu merupakan wadah untuk mengungkap objektifikasi perempuan yang dilakukan oleh Jepang di negara jajahan. Melalui tokoh-tokoh perempuan yang dihadirkan, teks juga mengungkapkan bahwa objektifikasi perempuan dan perbudakan seksual tidak hanya dilakukan oleh para penjajah, akan tetapi juga masyarakat. Selain pemerkosaan, para budak juga harus menghadapi pandangan rendah masyarakat, rasa berdosa, trauma, serta cacat fisik yang berkepanjangan. Selain, membahas perbudakan kedua teks juga membahas perjuangan para budak seksual menghadapi dan melawan semua bentuk objektifikasi; penolakan, pertarungan fisik, keikutsertaan dalam perang gerilyawan, serta perjuangan untuk bertahan hidup setelah kemeredekaan. Akan tetapi, teks-teks ini juga bisa ditunggangi ide-ide patriarki dalam bentuk pemakluman dan romantisasi perbudakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kedua teks menghadirkan suara perempuan yang bertolakbelakang dalam mengungkap permasalahan jugun ianfu, meskipun keduanya seharusnya menjadi wadah untuk menyuarakan perjuangan para mantan budak seksual.

This thesis discusses women’s voices in two novels with the theme of jugun ianfu, entitled Jugun Ianfu Jangan Panggil Aku Miyako (2015) and Momoye Mereka Memanggilku (2007). The analysis of the two novels uses the concept of gender (Millet 1970), the theory of woman objectification (Nussbaum 1995, Langton 2009, Fredrickson and Roberts 1997), and the concept of agency (Davidson 2017). The text with the theme of jugun ianfu is a forum to reveal the objectification of women carried out by Japan in colonial countries. Through the female characters presented, the text also reveals that the objectification of women and sexual slavery was not only done by the colonizers, but also by the community. In addition to rape, slaves also had to face society's low views, guilt, trauma, and prolonged physical disabilities. Apart from discussing slavery, the two texts also discuss the struggles of sexual slaves against all forms of objectification; rejection, physical struggle, participation in guerrilla warfare, and the struggle for survival after independence. However, these texts can also be ridden with patriarchal ideas in the form of proclamation and romanticize of slavery. The results of the study show that both texts present contradictory female voices in revealing the problems of jugun ianfu, even though both are supposed to be a forum for voicing the struggles of former sexual slaves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishiguro, Kazuo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011
808.83 ISH j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Orizuko
Jakarta : Puspa Populer, 2013
808.3 ORI t (1);808.3 ORI t (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Natanael
"Penelitian ini mengkaji bagaimana konstruksi anak bahagia digambarkan dalam novel Aku, Meps, dan Beps dan bagaimana gaya pengasuhan yang dilakukan oleh Meps dan Beps mengonstruksi karakter tokoh Aku pada novel Aku, Meps, dan Beps. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan struktural yang berfokus pada unsur tokoh dan penokohan. Hasil analisis struktural tersebut diolah dengan menggunakan konsep konstruksi untuk menunjukkan karakter anak bahagia dalam novel Aku, Meps, dan Beps. Selain konsep konstruksi, konsep gaya pengasuhan juga digunakan untuk menunjukkan gaya pengasuhan Meps dan Beps terhadap konstruksi karakter anak bahagia pada tokoh Aku. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa karakter bahagia yang dimiliki oleh tokoh Aku digambarkan melalui karakternya yang mampu mengendalikan emosi, memiliki empati dan kepedulian terhadap sesama, serta menunjukkan kecerdasan dan kreativitas. Karakter yang dimiliki oleh tokoh Aku tersebut dibentuk melalui gaya pengasuhan otoritatif Meps dan Beps yang hangat, responsif, komunikatif, dan suportif.
This study examines how the construction of a happy child is constructes in the novel Aku, Meps, dan Beps and how the parenting style practiced by Meps and Beps constructs the character of Aku in Aku, Meps, dan Beps. This study uses a qualitative method with a structural approach that focus on characters. The results of the structural analysis are processed by using the concept of construction to show the character of happy children in the novel Aku, Meps, and Beps. In addition to the concept of construction, the concept of parenting style is also used to show the parenting style of Meps and Beps to the character Aku. The results of the study show that the happy character of Aku is constructed through his character who is able to control emotions, has empathy and concern for others, and is intelligent and creative. Aku's character is formed through Meps and Beps' authoritative parenting style which is warm, responsive, communicative, and supportive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrotul Ainiyah, 1968-
"Skripsi ini membahas novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris karya Damien Dematra yang mengisahkan kehidupan seorang perempuan teroris yang bernama Kemala. Kemala merupakan seorang perempuan lemah lembut yang berubah menjadi seorang teroris yang berbahaya karena adanya sebuah pemicu. Pemicu yang berperan dalam perubahan sifat dan sikap Kemala dalam hidupnya sebagian besar dilakukan oleh laki-laki. Penulis ingin mengungkap ketidakadilan gender yang terjadi pada tokoh Kemala serta gambaran terorisme yang terdapat dalam novel dan hubungannya dengan kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis serta pendekatan gender dan sosiologi sastra. Pendekatan gender digunakan untuk mengetahui ketidakadilan gender yang dialami Kemala. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan konteks dunia nyata dengan novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris. Hasil penelitian membuktikan bahwa Kemala mengalami ketidakadilan gender. Selain itu, adanya kemiripan antara peristiwa teror yang terjadi di Jakarta dengan yang ada dalam novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris.

This study discusses the novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris by Damien Dematra which tells the life of a female terrorist named Kemala. Kemala is a gentle woman who turns into a dangerous terrorist because of some triggers. The triggers that cause the changes in the nature and attitude of Kemala mostly done by men. The author would like to uncover the gender inequality that occur in Kemala figure as well as an overview of terrorism contained in the novel and its association with terrorism cases that occurred in Indonesia, especially in Jakarta. This study is conducted using descriptive analysis method and approach to gender and sociological literature. Gender approach uses to determine gender injustice that Kemala experienced. Sociological literature approach is used to determine the relationship of real-world context with the novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris. The results prove that Kemala experienced gender inequality. Moreover, there is similarity between terror events that occurred in Jakarta as in the novel Demi Allah, Aku Jadi Teroris."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishiguro, Kazuo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
808.83 ISH n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Yodha
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang representasi profesi pustakawan dalam novel The Case of The Missing Books. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang tanggung jawab dan dedikasi seorang pustakawan terhadap profesinya di sebuah kota di Irlandia Utara. Metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan gambaran profesi pustakawan yang diwujudkan dalam dedikasi dan tanggung jawab terhadap profesi dengan menganalisis unsur naratif berupa unit konteks, sebagai unit analisis penelitian, kemudian diidentifikasi berdasarkan teori. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dedikasi dan tanggung jawab terhadap profesi memberikan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat sebagai profesi yang luhur.

ABSTRACT
This undergraduate thesis explains about the representation of librarian profession in The Case of The Missing Books novel. Purpose of this study is to provide an overview of the responsibility and dedication to profession as a librarian in a city in Northern Ireland. Qualitative based research with content analysis is used in this study to get an overview of librarian profession, which is manifested in the dedication and responsibility to the profession by analyzing the narrative elements in context unit form. The result of this study shows that the dedication and responsibility to the profession providing recognition and trust from the society as a noble profession.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radytia Dwi Kurnia
"Penelitian ini membahas novel yang berjudul Исповедь /Ispovet’/ ’Pengakuan’ karya dari Leo Tolstoy, di mana penelitian ini berfokus mengenai bagaimana agnostisisme yang dialami tokoh Aku dalam novel. Menurut Le Poidevin, agnostisisme merupakan pandangan yang meragukan keberadaan atau eksistensi Tuhan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan agnostisisme tokoh Aku yang terdapat dalam novel Исповедь. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai id, ego, dan superego didukung konsep agnostisisme Le Poidevin. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pandangan agnostisisme tokoh Aku banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya (superego), dimana tokoh Aku mengalami berbagai krisis pemikiran religius yang mengarah kepada keraguan terhadap eksistensi Tuhan, yang berdampak pada kehidupannya yang terus mencari jawaban akan eksistensi Tuhan dan makna kehidupannya.

This research discusses the novel entitled Исповедь /Ispovet’/ ’Confession’ by Leo Tolstoy, where this reseacrh focuses on how agnosticism is experienced by “I” figure in the novel. According to Le Poidevin, agnosticism is a view that doubts the existence or existence of God. The aim of this research is to find out how agnostic view of “I” figure is found in the novel Исповедь. The research method used is descriptive-analytical method with Sigmund Freud's psychoanalytic theory regarding the id, ego, and superego supported by the concept of Le Poidevin's agnosticism. Based on the research that has been done, it was found that the agnostic view of “I” figure was heavily influenced by the surrounding environmental factors (superego), where “I” figure experienced various crises of religious thought that led to doubts about the existence of God, which had an impact on his life who continued to seek answers to God's existence and meaning of his life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Susmini Andiniastri H.
"Trafiking (perdagangan) eksploitasi seksual pada anak bukanlah fenomena baru di Indonesia. Fenomena trafiking (perdagangan) anak adalah seperti gunung es, artinya hanya sebagian kecil yang muncul ke kepermukaan, sedangkan jumlah kasus yang tidak muncul ke permukaan tampak jauh lebih besar. Anak-anak korban trafiking eksploitasi seksual mengalami banyak kejadian yang mempengaruhi dirinya, baik secara fisik maupun psikologis. Banyak konflik intra pribadi dan antar pribadi yang dialami mereka. Masa anakanak merupakan masa bermain, masa bersuka cita, masa belajar, masa pertumbuhan dan masa perkembangan. Namun masa-masa itu tidak dialami anak-anak korban trafiking secara wajar seperti layaknya anak-anak. Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi pertanyaan peneliti adalah bagaimana konflik intra pribadi dan antar pribadi yang dialami anak-anak korban trafiking eksploitasi seksual dan bagaimana manajemen konfliknya? Tujuan dari penelitian ini adalah Mengkaji konflik intra pribadi dan konflik antar pribadi yang dialami anak-anak korban trafiking eksploitasi seksual komersial dan mengkaji manajemen konflik yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif karena memberikan gambaran bagaimana manajemen konflik intrapribadi dan antarpribadi yang dilakukan oleh korban trafiking (perdagangan) eksploitasi seksual pada anak. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Sesuai dengan tujuan penelitian maka penentuan informan dalam penelitian ini dengan teknik snowball. Pemilihan informan adalah secara purposive yaitu hanya informan korban trafiking eksploitasi seksual. Unit analisis Individu informan korban trafiking (perdagangan) eksploitasi seksual. Dari Hasil wawancara mendalam terungkap bahwa latar belakang keluarga dan krisis ekonomi yang berkepanjangan merupakan hal yang mempengaruhi meningkatnya kasus trafiking di Indonesia. Kasus trafiking eksploitasi seksual (dijadikan pelacur) diakibatkan adanya sistem budaya patriarki yang masih terjadi di Indonesia. Latar belakang pendidikan yang rendah dan latar belakang budaya konteks tinggi (high context culture) ikut menentukan cara bagaimana anak-anak korban trafiking tersebut menghadapi konflik dan mencari jalan keluar dari konflik yang dihadapinya. Selain itu peneliti menemukan bahwa gaya tiap individu dalam menghadapi konflik berbeda-beda. Dari hasil wawancara mendalam terhadap informan terungkap bahwa walaupun gaya manajemen konflik yang dilakukan informan selalu sama, akan tetapi tidak menutup kemungkinan informan melakukan gaya manajemen konflik yang berbeda tergantung situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Sexual exploitation Trafficking in children is not a new phenomenon to Indonesia. Trafficking in Children is just like "tip of the ice berg", that is to say that the number of cases brought to light is not a true representation of the scale of the problem, many cases are unheard. The victims of sexual exploitation trafficking suffer extreme trauma, both mentally and physically and they have endured many intrapersonal and interpersonal conflicts. A childs childhood should be a time for playing, learning, growing and developing, but unfortunately a victim of trafficking does not have the chance to do so unlike other children. According to this research has posed the question what are the intrapersonal and interpersonal conflict experienced by the victims and how they manage it. The aim of this research is to learn about the victims' intrapersonal and interpersonal conflicts and how they manage it. This research uses qualitative studies and is descriptive of how the victims manage their intrapersonal and interpersonal conflicts it also uses an in-dept interview technique. The informan was choosen by using the snowball technique. The unit analysis is sexual exploitation trafficking victim. From the in-depth interview, researcher found that family background and economic crisis are leading factors to the rise of numbers of trafficking victims in Indonesia. Sexual exploitation trafficking still occurs due to the existence of the patriarchy system in Indonesia. The way the victims manage their conflict is affected by their educational background and high context culture. The researcher found that each person had their own different way of managing their conflict. From the in-depth interview it was also found that every person used the same management technique, however on occasion these methods changed due to the situation and conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>