Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215632 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Maryono Basuki
"Tesis ini membahas masalah diskrepansi kepuasan yang dicari (Gratifications Sought/GS) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained/GO) pemirsa siaran film hiburan TVRI-1, TVRI-2, TPI, dan RCTI, di kalangan remaja daerah elit kelurahan Menteng dan remaja daerah kumuh keluraham Kwitang (Jakarta Pusat).
Sebagai kerangka teori digunakan (replikasi) model Uses and Gratifications dengan fokus bahasan pada diskrepansi antara Gratifications Sought dengan Gratifications Obtained.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa khalayak merupakan individu aktif yang dapat secara bebas memilih media yang disukai dan bersifat kepala batu yang hanya mau menyimak pesan yang dianggap menguntungkan baginya. Selain itu, media massa dianggap bersaing dalam memenuhi kepuasan khalayak, individu khalayak dianggap mampu mengutarakan motiv serta kepentingannya, dan penilaian tentang arti kultural media dilakukan setelah meneliti orientasi khalayak.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan GS (sebelum memirsa TV) dan GO (setelah mengkonsumsi media) remaja daerah elit dan kumuh, mencari deskrepansi GS-GO, mencari perbedaan GS Berta GO remaja elit dengan remaja kumuh, dan membedakan film pilihan khalayak remaja elit dengan remaja kumuh.
Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei. Pengumpulan data kancah dilaksanakan secara kuantitatif dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sebagian besar tertutup. Responden berjumlah 384, terdiri atas 192 dari daerah elit dan 192 dari daerah kumuh. Mereka adalah remaja berusia antara 17-21 i tahun.
Keterbatasan teoritikal penelitian adalah bahwa asumsi studi Uses and Gratifications (konsep masyarakat Harat) 'khalayak secara individual memiliki kebebasan menentukan media, yang hendak dikonsumsi' serta 'berkepala batu', diragukan berlakunya terutama di kalangan masyarakat daerah kumuh Indonesia. Selain itu, mempersaingkan penyajiah tiap media dalam membedakan kepuasan (gratification obtained) kepada khalayak (heavy-medium-light viewer) dirasakan kurang tepat, karena pemilihan saluran televisi (khususnya di Indonesia) oleh khalayak, dimana tiap saluran tidak mempunyai spesifikasi penyajian yang tajam, pada hakikatnya didasarkan pada usaha memilih film yang disukai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) GS remaja daerah elit dan daerah kumuh didominasi oleh hasrat untuk mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, memperoleh hiburan, mencari kesenangan, dan santai. Remaja daerah kumuh mempunyai tambahan harapan agar dapat mengurangi kegelisahan dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 2) Remaja daerah elit dan kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai dari TVRI-1, sedang dari RCTI mereka memperoleh kepuasan mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, medapat hiburan, mendapat kesenangan, dan santai. Selain itu, dari TVRI-2 remaja daerah kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan, sedang dari TPI memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai. 3) Deskrepansi GS-GO pada responden daerah elit dan kumuh adalah pada variabel memperoleh hiburan dan santai. Pada responden daerah elit, deskrepansi GS-GO juga terlihat pada variabel mengurangi ketegangan. Sedang pada responden daerah kumuh deskrepansi GS-GO juga terjadi pada variabel mengatasi kesepian dan mencari kesenangan. 4) Perbedaan GS remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant pada variabel harapan untuk memperoleh kepuasan dalam mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, melupakan tugas rutin, mengurangi kegelisahan, dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 5) Perbedaan GO remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant untuk TVRI-l, TVRI-2, TPI, dan RCTI pada variabel melupakan tugas rutin dan mengurangi kegelisahan. 6) Film pilihan remaja daerah elit sembilan judul film Barat dan dua produksi nasional. Sedang pilihan remaja daerah kumuh tujuh judul film barat dan empat produksi nasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arni Rachmiati Ardas
"Promosi melalui video musik di televisi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pemasaran kaset rekaman. Karena selama ini sudah banyak bukti keampuhan video musik sebagai pendorong tindakan pembelian kaset.
Kuatnya pengaruh video musik pada penontonnya tak lepas dari kemampuan televisi sebagai media komunikasi yang dapat menghasilkan efek yang sangat kuat pada penontonnya, tidak hanya efek pada tahap kognitif dan afektif, tetapi juga efek pada tahap konatif.
Sekilas Musik merupakan acara pengisi waktu siar kosong saat pergantian acara ke acara di RCTI yang juga berfungsi sebagai acara untuk mempromosikan lagu baru dalam bentuk video musik. Acara ini ditujukan untuk khalayak usia remaja. Karena remaja merupakan kelompok usia yang mayoritas menyukai musik. Remaja juga merupakan konsumen kaset yang potensial. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu melihat bagaimana respon remaja terhadap video musik tersebut.
Pendekatan yang dilakukan adalah kuantitatif dengan didukung data kualitatif dari berbagai narasumber. Data dikumpulkan melalui survai dengan teknik wawancara berstruktur pada pelajar S MAN 68 Jakarta. Selain itu juga dilakukan analisa bentuk-bentuk video musik yang ditayangkan dalam acara Sekilas Musik selama masa penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa video musik yang diputar dalam acara Sekilas Musik selama bulan April 1994 tidak mendorong pada tingkat pembelian, karena banyak cara yang bisa dilakukan responden untuk menikmati sebuah kaset tanpa harus membelinya. Sehingga tingkat pembelian kaset lagu Barat maupun lagu Indonesia sangat rendah. Tetapi video musik memiliki efek yang sangat baik untuk menghasilkan respon kognitif dan respon afektif.
Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi dalam tindakan pembelian kaset adalah faktor kesukaan terhadap lagu. Tanpa adanya kesukaan terhadap lagu tersebut mereka tidak merasa perlu membeli kaset.
Bentuk video musik dalam Sekilas Musik paling banyak adalah kombinasi naratif dan penampilan, yaitu kombinasi penampilan penyanyi dengan gambar-gambar yang menjadi jalinan cerita dan mengandung rangkaian kejadian dalam hubungan sebab akibat yang terjadi dalam satu ruang dan waktu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S3937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja adalah masa transisi yang sangat beresiko untuk mengalami penyimpangan tingkah
laku, diantaranya seks bebas, dan resiko terhadap penyakit menular seksual (McMurray, 2003).
Seks bebas dapat menyebabkan terjadinya kehamilan pada usia muda dan biasanya kehamilan ini
adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan uniuk mengidentifikasi persepsi
remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja. Desain penelitian yang digunakan
adalah deskriptif sederhana. Penelitian dilakukan di tiga SMA di Depok, dengan jumlah
responden sebanyak 150 siswa, yang diambil secara cluster sampling. Data diambil pada minggu
kedua dan ketiga Desember 2004, Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Hasil
penelitian untuk sikap, nilai dan keyakinan yaitu 72 responden (48 %) mempunyai sikap, niIai
dan keyakinan yang baik tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja. Sebanyak 74
responden (49 %) berpendapat bahwa media dan Iingkungan berpengaruh buruk terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja. Sedangkan untuk persepsi remaja tentang
kehamilan yang tidak diinginkan, 69 responden (46 %) mempunyai persepsi yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan pola asuh dan pola komunikasi
yang sesuai dengan tumbuh kembang remaja, diadakannya penyuluhan tentang kesehatan
seksual dan reproduksi ke sekolah-sekolah serta dimasukkannya materi pendidikan seksual
dalam kurikulum pendidikan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5344
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhanti Chairunisa
"Program acara reality show pencarian bakat adalah salah satu tayangan televisi yang cukup diminati masyarakat saat ini. Salah satu program reality show pencarian bakat tersebut adalah MasterChef Indonesia yang ditayangkan di RCTI. Dalam ketatnya persaingan program antar stasiun televisi di Indonesia MasterChef Indonesia mampu memiliki rating dan share yang cukup tinggi. Hal tersebut diduga akibat adanya konten yang mengandung unsur drama untuk ditampilkan dan kepada penonton. Dalam tulisan ini dibahas mengenai bagaimana drama dalam tayangan MasterChef Indonesia dibangun dan apa yang menjadi tujuannya.
Tulisan ini menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan minat penonton yang tinggi drama dalam tayangan MasterChef Indonesia dibangun berdasarkan realitas konflik yang terjadi selama kompetisi. Pihak yang terlibat dalam membangun drama tersebut tidak hanya tim kreatif namun juga melibatkan peran kontestan dan juri dengan cara mengimprovisasi karakter. Cara yang dilakukan tim kreatif dalam membangun drama dengan memanfaatkan realitas agar meningkatnya rating program berujung pada terbentuknya komodifikasi yang menguntungkan pihak stasiun televisi.

Talent search reality show programme is one of television shows that attract public's interest at this time. One of the talent search reality show programme is MasterChef Indonesia which is aired on RCTI. In the firm competition among television stations in Indonesia MasterChef Indonesia is able to gain high share and rating. This is suspected that it is a result of their contents programme which contain element of drama to be shown to the audience. This article discusses about how the drama in MasterChef Indonesia is built and what is the purpose.
This article concludes that in order to get a high interest of audience drama in MasterChef Indonesia is built upon the reality of conflicts that occur during the competition. The parties who involved in building the drama is not only the creative team but also the role of contestants and the judges by improvising of characters. The way that the creative team used for building the drama by making use of reality in order to gain the rating programme indicates a commodification that prosper the station itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rianto
"Efek media merupakan satu bagian terpenting dari konsep komunikasi massa. Membicarakan media massa sebagai salah satu bentuk komunikasi Massa tidaklah menarik bila tidak mengulas tentang efek, walaupun konsep efek itu sendiri merupakan persoalan yang paling banyak menimbulkan ketidak sepakatan Sebut saja Defleur dengan teori stimulus respons yang dikembangkannya. Menurut Defleur efek merupakan reaksi terhadap stimulisi (rangsangan) tertentu, sehingga orang dapat menduga adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi audiens. Dengan kata lain, media massa mempunyai pengaruh yang kuat dan langsung pada khalayaknya. Tidak demikian halnya dengan Katz dan Lazarsfeld. Menurut mereka efek media sandatiah terbatas, dan khalayak tidak secara langsung mendapat pengaruh dart media massa, akan tetapi melalui pemuka pendapat. Tidak jauh berbeda dengan model komunikasi massa yang diajukan Schramm, bahwa isi media mempunyai efek terkuat jika di filterkan' mela lui individu-individu dan kelompok-kelompok. Skripsi dengan judul Pengaruh Pengenaan Acara Musik di Radio Prambors terhadap Frekuensi pembelian kaset pada Khalayaknya ini, tidak lain melihat seberapa jauh sebenar hya pengaruh radio terhadap khalayaknya, khususnya dalam membeli kaset. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, dimana informasi dan data tentang responden diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan sifat penelitiannya deskriptis analitis, yang ditujukan untuk menguji hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan hubungan antara variabel. Populasi dari penelitian ini adalah remaja berusia 15 5 tahun, yang terdaftar pada radio Prambors, dengan sampel berjumlah 100 orang yang tersebar di jabotabek sebagaimana adanya pendengar Radio Prambors. Teknik penarikan pengambilan sampel sampel yang digunakan secara adalah acak/rendom yang sistematis dimana setiap unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya, analisa yang dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel, digunakan analisa korelasional yaitu untuk melihat kuat lemahnya hubungan antar variabel dean digunakan rumus Statistik d Sommers. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radio Prambors dengan acara-acara musiknya, ternyata tidak mempunyai efek langsung terhadap frekwensi pembelian kaset seseorang. Namun demikian radio ini menempati posisi paling atas dibanding media lainnya dalam memberikan informasi tentang adanya lagu-lagu terbaru yang sedang beredar. Disamping juga pengaruhnya yang dapat menimbulkan minat dalam membeli kaset."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4125
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi, researcher
Yogyakarta: Departemen Sosial, 1998
364.36 Sum p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pradoto
"Kompetisi dalam industri media masa di Indonesia khususnya televisi semakin ketat. Hal ini disebabkan karena munculnya semakin banyak stasiun televisi baru. Khalayak yang merupakan sumber pemasukan yang sangat berarti bagi media massa, tentu semakin diperebutkan. Kejelian sebuah stasiun televisi memilih program yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan penontonnya merupakan suatu upaya yang harus dilakukan. Tetapi jika program acara tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik, bisa jadi program tersebut luput dari perhatian penonton televisi. Untuk itulah strategi komunikasi promosi sebuah program acara televisi perlu disusun.
Pokok bahasan dalam tesis ini adalah bagaimana memadukan berbagai elemen bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix), lebih luas dari bauran promosi (promotion mix) tetapi terkait dengan bauran pemasaran (marketing mix), agar isi pesan dirancang secara konsisten dan saling terpaut serta ada keterkaitan antara beberapa media komunikasi promosi yang digunakan. Tujuannya untuk mengetahui strategi promosi acara the Academy Awards 2001 di RCTI, serta untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara strategi promosi acara televisi Academy Awards 2001 di RCTI dengan keputusan individu menonton acara tersebut.
Penulis melakukan analisa dengan model promotion mix yang merupakan bagian dari marketing mix yang dikembangkan Jerome McCarhty dalam buku Marketing Communications, PR. Smith (1996) dan model komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communications strategy model) dari George E. Belch & Michael A. Belch.
Sampel penelitian ini adalah khalayak penonton televisi yang tinggal di kompleks wartawan SPS Puri Indah Jakarta barat. Metode penelitian ini adalah Diskriptif evaluatif untuk menjelaskan kecenderungan dan prosentase khalayak penonton televisi terhadap strategi promosi program acara the Academy Awards 2001 pengaruhnya terhadap keputusan individu menonton program acara the Academy Awards 2001 di RCTI. Serta untuk mengetaahui efektifitas emplementasi strategi komunikasi promosinya.
Hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan program promosi model dari Belch diterapkan meskipun belum secara menyeluruh. Sistematika perencanaan kampanye promosi program acara the Academy Awards 2001 bertolak dari analisa program promosi, Tujuan strategi promosi, Budget dan kampanye promosi program acara the Academy Awards 2001 dengan menggunakan bauran promosi, yaitu : iklan, publicity, exhibition, corporate identity, packaging acara, merchandising. Elemen bauran promosi tersebut dilaksanakan secara terpadu dan konsisten. Kecenderungan dan prosentase responder memanfaatkan strategi promosi program acara the Academy Awards 2001 sangat besar dalam menentukan keputusan untuk menonton acara tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnesia Nurul Syamsi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat isi acara informasi Seputar Indonesia yang merupakan berita berbentuk feature ditayangkan oleh televisi swasta RCTI. yang Bertolak dari berita yang selama ini ditayangkan oleh TVRI yang lebih cenderung sebagai humas pemerintah maka penelitian ini justru ingin menampilkan segi lain dari berita feature atau informasi Seputar Indonesia. Penelitian analisis ini dibuat berdasarkan penyajian yang dilihat dari beberapa kategorisasi serta News Value (Nilai Berita) yang dikemukakan oleh pakar komunikasi (Charnley bersaudara) bahwa sebuah berita layak tidaknya tergantung dari nilai berita tersebut. Semakin banyak nilai berita yang disandang suatu informasi maka semakin berbobotlah informasi tersebut. Informasi yang disampaikan dalam Seputar Indonesia sebagian besar mengandung nilai berita lebih dari satu atau dua segi. Dan ini terlihat jelas pada topik-topik tertentu seperti topik ekonomi, topik sosial, topik kriminalitas hukum dan topik lingkungan dengan mengacu dari kategori Orientasi Kritik, Orientasi Edukatif, Berimbang, Sifat dan Daerah. Dari hasil analisis penelitian ini didapat bahwa informasi ditampilkan kebanyakan mengandung visi sosial atau terjadi didalam masyarakat. Sumber berita yang lebih banyak dari non pemerintah yakni Profesi menyalurkan aspirasi Tersebarnya kategori yang merata dari sumber berita artinya tidak hanya Pemerintah saja, tetapi juga Profesi dan gabungannya menggambarkan fungsi pers, meluaskan komunikasi partisipasi masyarakat. yang realitas yang ditampilkan dan Masyarakat. Ini mecerminkan fungsi pers, rakyat. Masyarakat atau dan Informasi yang disajikan kebanyakan berfungsi pengawasan sosial artinya memberikan peringatan dan ancaman tentang bahaya yang terjadi disekeli1ing. Hal ini didapat dari banyaknya sifat negatip. Informasi yang disajikan kebanyakan bersifat kontrol sosial dan bersifat edukatif berdasarkan kategori Orientasi Kritik. Informasi yang muncul ada yang berfungsi korelasi, dilihat dari kategori Berimbang. Adanya informasi yang bersifat Netral pada topik Pariwisata-Kebudayaan, Olah Raga, dan Hiburan mencerminkan fungsi Hiburan dari media massa. Fungsi hiburan juga terlihat dari Kebudayaan serta Agama tercermin fungsi transmisi dari media massa. Dan terakhir meskipun sedikit informasi yang bersifat netral berarti mempunyai fungsi pers yang bersifat obyektif. Berdasarkan nilai berita yang diangkat dari kategori topik dan subyek lainnya dalam acara informasi Seputar Indonesia maka terlihat pula secara jelas fungsi media massa dan fungsi pers dari acara ini. Sehingga bisa dikatakan bahwa acara informasi Seputar Indonesia menjalankan peran jurnalistinya dengan baik."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Chiara
"Maraknya stasiun televisi swasta di Indonesia saat ini, membuat masyarakat bebas menentukan program acara seperti apa yang ingin ditontonnya. Dengan berbagai pilihan program acara dan waktu siaran yang terpancar lebih dari 18 jam/hari. Penonton disajikan berbagai tayangan yang sangat variatif, mulai dari tayangan yang bersifat informatif sampai dengan tayangan yang bersifat menghibur. Sehingga penonton dapat dengan bebas memilih program-program acara yang diminati dan sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu jenis tayangan yang diminati penonton Indonesia saat ini adalah jenis acara misteri atau yang bertema dunia supernatural. Hal ini dapat diketahui dari tingginya rating program acara tersebut. Sehingga tayangan program acara bertema misteri/dunia supernatural di stasiun televisi swasta akhir-akhir ini sangat marak. Gejala ini ditandai dengan jumlah program acara yang ditayangkan dalam setiap minggu, dimana minimal satu judul program acara bertema misteri/dunia supernatural diputar di masing-masing stasiun televisi swasta. Format acaranya pun berbeda-beda. Ada yang berformat sinetron, film lepas, drama seri, reality show, serta infotaintment yang berisi perbincangan dan rekonstruksi. Tayangan-tayangan bertema misteri/dunia supernatural tersebut kebanyakan merupakan produk lokal, namun terdapat juga produk asing, seperti film-film horor Barat, India serta Mandarin. Melihat semakin tinggi kuantitas tayangan program acara misteri/dunia supernatural di televisi, menjadi nnenarik untuk mengetahui bagaimana pemetaan persepsi khalayak remaja terhadap image program acara misteri tersebut di beberapa stasiun televisi swasta dikaitkan dengan gaya hidup remaja tersebut. Sehingga nantinya terbentuk 3 cluster (kelompok remaja), yaitu cluster hedonis, cluster achiever, dan cluster activist. Setelah terbentuk ketiga cluster tersebut maka akan dibandingkan pemetaan persepsinya terhadap image program acara misteri yang ada balk sebelum terbentuk cluster maupun setelah terbentuk cluster. Dalam penelitian ini program acara misteri yang akan dibandingkan ada sepuluh program acara misteri, yaitu Kismis (RCTI), Antara Dua Alam (SCTV), Gentayangan (TPI), Gaib (TPI), Percaya Nggak Percaya (ANTV), Scariest Places On Earth (Metro TV), Dunia Lain (Trans TV), Ekspedisi Alam Gaib (TV 7), Rahasia Alam Gaib (Lativi), dan Saksi Misteri (Lativi). Penelitian dilakukan terhadap remaja SMUN di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey terhadap 120 orang siswa SMUN kelas 1, 2 dan 3. Dengan pertimbangan usianya yang berkisar antara 14-18 tahun. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel probabilita, menggunakan multistage cluster sampling. Tahap 1, memilih satu secara acak kota madya yang ada di DKI Jakarta. Tahap 2, memilih dua secara acak kecamatan. Tahap 3, memilih dua secara acak kelurahan masing-masing satu dari kecamatan yang sudah terpilih. Tahap 4, memilih dua secara acak SMUN masing-masing satu dari tiap kelurahan yang telah terpilih. Tahap 5, memilih tiga secara acak dari masing-masing SMUN yang telah terpilih (kelas1,2 dan 3). Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa multivariate, yaitu Cluster Analysis dan Multidimensional Scaling (MDS). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tayangan program acara misteri dapat dikatakan memiliki kredibilitas yang tinggi apabila informasi yang disajikan berdasarkan kisah nyata/pengalaman seseorang dan seluruh informasi program acara misteri ini berasal dari sumber yang terpercaya. Tayangan program acara misteri dapat menarik/memiliki daya tarik yang tinggi apabila program acara misteri ini selalu menyajikan cerita yang berbeda setiap episodenya, lokasi/tempat yang dipilih untuk syuting selalu menyeramkan, dapat memberikan informasi mengenai tempat-tempat mana saja yang menyeramkan/angker, serta program acara misteri yang tidak hanya memberikan rasa takut tetapi juga dapat memberikan pelajaran buat penontonnya agar selalu bertaqwa kepada Tuhan YME. Program Acara Misteri yang paling kredibel menurut responden (dimana hampir semua indikatornya yang digunakan untuk mengukur nilai kredibilitas, memiliki persentase tertinggi), adalah Dunia Lain (Trans TV). Program Acara Misteri yang paling tidak kredibel menurut responden (dimana hampir semua indikatornya yang digunakan untuk mengukur nilai kredibilitas, memiliki persentase terendah), adalah Antara Dua Alam (SCTV). Program Acara Misteri yang paling menarik menurut responden, adalah Dunia Lain (Trans TV). Program acara misteri yang paling tidak menarik menurut responden, adalah Antara Dua Alam (SCTV). Program Acara Misteri yang paling disukai oleh responden adalah Scariest Places On Earth ( Metro TV ). Program Acara Misteri yang paling sering ditonton oleh responden adalah Dunia Lain ( Trans TV ) Serta faktor pembentukan cluster mempengaruhi pemetaan persepsi khalayak remaja terhadap image program acara misteri di beberapa stasiun televisi swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>