Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Yulianto Rhahmadi
"Skripsi ini membahas mengenai peran fasilitator dan co-fasilitator pada keberhasilan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Ligarmukti. Pada pelaksanaan program ini fokus pada upaya pengembangan masyarakat melalui perubahan perilaku kesehatan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain desktirptif. Hasil dari penelitian ini ingin menggambarkan peran fasilitator dan co-fasilitator sebagai community worker dalam keberhasilan pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Selain itu, hasil penelitian ini juga memaparkan hambatan yang dialami oleh fasilitator dan co-fasilitator serta upaya yang dilakukan fasilitator dan co-fasilitator dalam pelaksanaan program STBM.

This thesis discusses the role of the facilitator and co-facilitator in the STBM program in desa ligarmukti. The implementation of this program focuses on community development efforts through community health behavior change. This research is a qualitative descriptive interpretative research. The results of this study describe the role of facilitator and cofacilitator as a community worker in the succession of the implementation of the STBM program. In additional, the results of this study also describe the deficulties experienced by the facilitator and co-facilitators as well as the efforts made facilitator and co-facilitator in overcoming those dificulties in the implementation of the program STBM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Kabisat
"Tesis ini membahas tentang analisis perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok, analisis faktor - faktor yang menentukan perkembangan sanitasi lingkungan di Kota Depok dan analisis efektifitas pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Depok. Yang diharapkan dari adanya program STBM adalah menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total. Penelitian ini merupakan kajian empiris yang lebih banyak menggunakan data kuantitatif, baik sekunder maupun primer.
Hasil penelitian melihat perkembangan sanitasi di Kota Depok dan Daerah Survey, efektivitas pelaksanaan STBM terjadi penurunan dari persentase rata ? rata kasus diare tahun 2007 ? 2011 sebesar 1,95% menjadi sebesar 1,52% pada tahun 2012 - 2014. Jadi program STBM cukup efektif menurunkan angka kasus diare. Terdapat peningkatan dalam efektivitas pelaksanaan STBM di Kota Depok, yang tadinya hanya mencakup 1 lokasi (1,59%) pada tahun 2012 menjadi 32 lokasi pada tahun 2013 (50,79%) dan pada tahun 2014 menjadi 60 lokasi (95,24%).
Berdasarkan pengumpulan data primer, ditunjukkan bahwa rata-rata lama sakit akibat diare adalah 5 hari, dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan sekitar Rp. 500.000,-. Karena itu benefit dari perbaikan sanitasi lingkungan adalah amat besar. Hampir seluruh rumah tangga, menggunakan dana sendiri untuk membuat jamban, tetapi umumnya tidak memiliki dana untuk membuat septic tank karena 61,1% responden tidak memiliki septic tank. Faktor yang mempengaruhi adalah kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan dan kebiasaan.

This thesis discusses the analysis of the development of environmental sanitation in the city of Depok, analysis of factors that determine the development of environmental sanitation in Depok and analysis of the effectiveness of the implementation of the Community Based Total Sanitation program in the city of Depok. Expected from the program CBTS is decreasing the incidence of diarrhea and disease based on environment related to sanitation and behavior through the creation of sanitary conditions in total. This research is more empirical studies using quantitative data, both secondary and primary.
Results of the study saw the development of sanitation in the city of Depok and Regional Survey, effectiveness of implementation CBTS decrease of the percentage of the averages incidence of diarrhea in 2007 - 2011 of 1.95% to 1.52% in 2012 - 2014. So the program is quite effective CBTS reduce the number of cases of diarrhea. There is an increase in the effectiveness of the implementation of CBTS in Depok, which was only includes 1 location (1.59%) in 2012 to 32 locations in 2013 (50.79%) and in 2014 to 60 locations (95.24%).
Based on primary data collection, indicated that the average length of illness due to diarrhea was 5 days, with losses due to lost revenues of approximately Rp. 500.000,-. Therefore benefit from the improvement of environmental sanitation is enormous. Almost all households use their own funds to make a latrine, but generally do not have the funds to make the septic tank because 61.1% of respondents do not have a septic tank. Factors that influence the government policy, the level of revenue and habits."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minerva Nadia Putri A.T
"Kabupaten Lampung Tengah sudah menjalankan program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun, ditemukan kendala
dalam implementasinya. Insidens diare pada tahun 2013 tidak mengalami
perubahan yang signifikan, dan cenderung sama dengan sebelum dilaksanakan
program. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi program
STBM di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaksana program
(implementor) dan kelompok sasaran program (masyarakat). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi program STBM tahun 2013 berjalan kurang
optimal, disebabkan kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya partisipasi aktif dari
masyarakat dan dana yang relatif terbatas serta tidak berkesinambungan.
Dibutuhkan perbaikan dari sisi pelaksana maupun kelompok sasaran (masyarakat)
setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar
sembarangan, setiap individu mencuci tangan pakai sabun dengan benar, dan
setiap rumah tangga mengelola limbah sampah dengan benar. Diharapkan
kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku dapat berkurang.

Central Lampung Regency has been executing Community-Based Total
Sanitation (CBTS) Program since 2012. However, challenges are still found. In
2013, diarrhea incidence rate did not significantly change. This study aimed to
analyze the implementation of CBTS Program in Central Lampung Regency,
2013, by using qualitative in-depth interview with program implementer
(implementor) and target group (community). The result showed that CBTS
Program was not well implemented due to lack of human resource, lack of
community participation, and limited fund. The study suggested to improve the
program both from provider perspective as well as target group to achive the goal
: everyone has an access to basic sanitation facilities, free from open defecation,
properly wash their hand with soap, and correctly handle garbage. It is expected
that the incidence of diarrheal diseases and other environmental related diseases
could be reduced through improvement of sanitation and community behavior
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minerva Nadia Putri A.T
"ABSTRAK
Kabupaten Lampung Tengah sudah menjalankan program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun, ditemukan kendala
dalam implementasinya. Insidens diare pada tahun 2013 tidak mengalami
perubahan yang signifikan, dan cenderung sama dengan sebelum dilaksanakan
program. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi program
STBM di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pelaksana program
(implementor) dan kelompok sasaran program (masyarakat). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi program STBM tahun 2013 berjalan kurang
optimal, disebabkan kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya partisipasi aktif dari
masyarakat dan dana yang relatif terbatas serta tidak berkesinambungan.
Dibutuhkan perbaikan dari sisi pelaksana maupun kelompok sasaran (masyarakat)
setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air besar
sembarangan, setiap individu mencuci tangan pakai sabun dengan benar, dan
setiap rumah tangga mengelola limbah sampah dengan benar. Diharapkan
kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku dapat berkurang.

ABSTRACT
Central Lampung Regency has been executing Community-Based Total
Sanitation (CBTS) Program since 2012. However, challenges are still found. In
2013, diarrhea incidence rate did not significantly change. This study aimed to
analyze the implementation of CBTS Program in Central Lampung Regency,
2013, by using qualitative in-depth interview with program implementer
(implementor) and target group (community). The result showed that CBTS
Program was not well implemented due to lack of human resource, lack of
community participation, and limited fund. The study suggested to improve the
program both from provider perspective as well as target group to achive the goal
: everyone has an access to basic sanitation facilities, free from open defecation,
properly wash their hand with soap, and correctly handle garbage. It is expected
that the incidence of diarrheal diseases and other environmental related diseases
could be reduced through improvement of sanitation and community behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Moranti
"ABSTRAK
Kontaminasi terhadap sumber air minum dan air bersih dapat diakibatkan oleh kebiasaan buang air besar sembarangan. Pencapaian program STBM pilar 1 stop buang air besar sembarangan di Kabupaten Ciamis saat ini adalah 33 desa dari target 185 desa. Kelurahan Ciamis termasuk pada kelurahan yang belum mampu mewujudkan status kelurahan yang bebas buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan perilaku buang air besar di Kelurahan Ciamis dengan variabel independen faktor predisposisi umur, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan dan sikap , faktor pemungkin akses air bersih, kepemilikan jamban dan jarak rumah ke sungai dan faktor penguat peran keluarga, tokoh agama/masyarakat dan aparat desda serta petugas kesehatandan variabel dependen adalah perilaku buang air besar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, analisa bivariat menggunakan uji chi square dan analisa multivariat menggunakan regresi logistik. Sampel berjumlah 100 dipilih secara acak. Hasil analisa univariat menunjukkan 59 responden beperilaku buang air besar sembarangan sedangkan 41 respoinden tidak berperilaku buang air besar sembarangan, analisa bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku buang air besar adalah sikap p 0,018, OR 3,02 , kepemilikan jamban p 0,045 OR 2,56 , jaran rumah ke sungai p 0,023 OR 2,81 peran keluarga p 0,043 OR 2,55 dan peran petugas kesehatan p 0,04 OR 2,553 . Analisa multivariat menunjukkan sikap merupakan fator paling dominan p 0,008 dan OR 4,06 . Diperlukan adanya upaya untuk lebih mengoptimalkan penerapan strategi STBM terutama dalam penerbitan regulasi tentang perilaku buang air besar dalam bentuk peraturan daerah, pelaksanaan pemicuan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

ABSTRACT
Contamination of drinking water and clean water sources can be caused by habitual defecation. Achievement of the pillar STBM program 1 stop defecating indiscriminately in Kabupaten Ciamis currently is 33 villages from the target of 185 villages. Kelurahan Ciamis including the village that has not been able to realize the status of urban village free of defecation. This study aims to determine the determinants of defecation behavior in Kelurahan Ciamis with independent variables of predisposing factors age, educational level, socioeconomic condition, knowledge and attitude , enabling factors access to clean water, latrine ownership and distance to the river and strengthening factor family role, religious community figure and apparatus of decree and health officer and dependent variable is defecation behavior.This research is quantitative research with cross sectional design, bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using logistic regression Sample amount is 100 randomly selected.The results of univariate analysis showed 59 respondents beperilaku defecate whereas 41 respoinden not behave defecate carelessly, bivariate analysis shows the variables associated with defecation behavior is the attitude p 0.018, OR 3.02 , the ownership of latrines p 0,045 OR 2,56 , prison n to the river p 0.023 OR 2.81 family roles p 0.043 OR 2.55 and the role of health care workers p 0.04 OR 2,553 . Multivariate analysis shows that attitude is the most dominant fator p 0.008 and OR 4.06 . Efforts are needed to further optimize the implementation of the STBM strategy, especially in the issuance of regulations on defecation behavior in the form of local regulations, the implementation of triggers and capacity building of health personnel. "
2018
T51562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Iskandar
"Penyakit infeksi seperti diare dapat menyebar melalui transmisi oral fecal. Menurut WHO, lebih dari 1,4 juta anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia meninggal akibat penyakit diare dapat dicegah dan diperkirakan bahwa 88% dari kasus-kasus ini terkait dengan air yang tidak aman atau sanitasi yang buruk. Di wilayah Asia Tenggara, hampir 48% atau diperkirakan 3.070.000 kematian setiap tahun yang dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan akut dan penyakit diare dengan beban tertinggi penyakit diare di lima negara: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Nepal di mana penyakit ini menyebabkan 60.000 kematian setiap tahunnya. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) terhadap kejadian diare pada balita di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Indonesia tahun 2017. Dalam penelitian ini menggunakan analisis cross sectional. Data variabel mengenai sarana pembuangan tinja, jarak sumber air dengan tangki septik, kebiasaan membuang tinja balita, cuci tangan pakai sabun, sumber air minum, pengelolaan air minum, penyimpanan air minum, pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga dan pendidikan ibu di kumpulkan dengan wawancara dan observasi serta dikategorikan dan disaring dengan chi square. Hasil dalam penelitian ini didapat enam variabel dengan nilai p < 0,25 yang masuk kedalam analisis regresi logistik yang menghasilkan 2 variabel yang signifikan dengan nilai p < 0,05 (kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya dan cuci tangan pakai sabun). Uji regresi logistik di dapatkan kebiasaan membuang tinja anak (OR) 1,59 dan cuci tangan pakai sabun (OR) 1,48. Studi ini memyimpulkan bahwa kebiasaan ibu membuang tinja anak balitanya secara sembarangan dan aktivitas cuci tangan pakai sabun yang tidak memenuhi syarat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya diare.

Infectious diseases such as diarrhea can spread through fecal oral transmission. According to WHO, more than 1.4 million children under the age of five worldwide die from diarrheal diseases can be prevented and it is estimated that 88% of these cases are related to unsafe water or poor sanitation. In the Southeast Asian region, almost 48% or an estimated 3.070,000 deaths each year are associated with acute respiratory infections and diarrheal diseases with the highest burden of diarrheal disease in five countries: Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar and Nepal where the disease causes 60,000 deaths every year. The purpose of this study was to analyze the effect of total community-based sanitation factors (STBM) on the incidence of diarrhea in infants in Tebo Regency, Jambi Province, Indonesia in 2017. In this study using cross sectional analysis. Variable data regarding facilities for disposal of feces, distance of water sources with septic tanks, habits of removing toddler stools, hand washing with soap, drinking water sources, management of drinking water, storage of drinking water, household waste management, household wastewater management and maternal education in collect by interview and observation and categorized and filtered by chi square. The results in this study obtained six variables with a value of p <0.25 which entered the logistic regression analysis which produced 2 significant variables with a value of p <0.05 (the habit of the mother throwing away the feces of her toddler and washing hands with soap). The logistic regression test was given the habit of disposing of stool (OR) 1.59 and hand washing with soap (OR) 1.48. This study concluded that the habit of the mother throwing her toddler`s stool at random and handwashing with soap that did not meet the requirements had an influence on the occurrence of diarrhea."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masyithah Putri Radila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari tata kelola kolaboratif pada program CSR Sanitasi Total Berbasis Masyarakat terhadap citra PT Adaro Energy Tbk. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme, dan sifat penelitian adalah deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui proses wawancara, dimana selain mewawancarai pihak perusahaan, tetapi juga stakeholder lain yang terlibat dalam proses kolaborasi, serta masyarakat sebagai penerima manfaat program tersebut. Dari penelitian ini diketahui bahwa tata kelola kolaboratif pada program CSR Sanitasi Total Berbasis Masyarakat berperan dalam meningkatkan citra PT Adaro Energy Tbk, dengan adanya keterlibatan dan kepedulian banyak pihak, menciptakan adanya dukungan dan respon positif dari masyarakat, regulator, dan stakeholder terhadap program tersebut dan terhadap PT Adaro Energy Tbk.

This research examines the role of collaborative governance on corporate social responsibility program “Sanitasi Total Berbasis Masyarakat” in order to increase imagery of PT Adaro Energy Tbk. This research uses post positivism paradigm and the characteristic is descriptive. The method that is used to collect data is using in depth interview by interviewing the company representatives as the benefit receiver of the program. The result of this research is that the collaborative governance on CSR program has a role in increasing the image of PT Adaro Energy Tbk. with the participation and concern from other stakeholders, creates the support and positive responds from the society, regulators, and stakeholders towards the program and towards PT Adaro Energy Tbk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidjabat, Erickson
"ABSTRAK
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menetapkan sebagai prinsip yaitu meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar, sebagai pokok kegiatan yaitu mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong) dan mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi sebagai peran dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh tim kerja STBM tingkat rukun tetangga/dusun/kampung. Di kabupaten Grobogan khususnya di desa-desa yang diteliti menunjukkan beragam kegiatan partisipasi masyarakat namun belum diketahui gambaran partisipasi masyarakat dalam implementasi strategi tersebut sehingga penelitian ini ingin mengetahui gambaran aktual partisipasi masyarakat dalam implementasi strategi tersebut dan apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat partisipasi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil eksplorasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam implementasi strategi ini tidak muncul inisiatif dari masyarakat desa mengatasi masalah perilaku buang air besar di sembarang tempat berupa sebuah usulan dalam musyawarah, memutuskan adanya kegiatan untuk mengatasi masalah buang air besar di sembarang tempat secara partisipatif, termasuk memanfaatkan sumber daya yang dikumpulkan secara kolektif dan melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah ini seperti pada kegiatan-kegiatan yang mereka sudah kerjakan secara partisipatif di desa mereka.

ABSTRACTt
In Community Based Total Sanitation National Strategy was established as principle that is negate assistance for providing basic sanitation facility, as main activity that is enhancing social solidarity (mutual cooperation) and to prepare community for participating as a role and responsible that should be undertake by Community Based Total Sanitation team at smallest neigborhood group/hamlet/kampong. In Grobogan district, particularly in researched villages showed various community participation activities however has not known community participation figure in the strategy implementation so as this research would like to know community participation actual description in implementing the strategy and what driving factors and constrains in community participation during the strategy implementation. This research was using qualitative approach and decriptive method. Explorative result showed that not appear new initiative from village community that come up as a suggestion through discussion among community, make decision to establish activity for solving open defecation problem in participatory way, including utilize resource mobilization and conducting activity similar with community participation in activities planned by them."
2012
T30619
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lenindo
"Kondisi sanitasi yang buruk dan akses air minum yang tidak layak menjadi penyebab utama keluhan diare dan penyakit pencernaan lainnya. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan data keberadaan peningkatan fasilitas sanitasi melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), penelitian ini melihat dampak kualitas sanitasi dan usaha peningkatannya terhadap indikator yang lebih luas, yaitu jumlah keluhan kesehatan pada level rumah tangga (RT). Hasil estimasi cross-section dari penggabungan tiga tahun data Susenas menggunakan metode OLS menunjukkan hubungan positif antara sanitasi yang buruk dan tingkat keluhan kesehatan. Intervensi pemerintah dalam mengatasi eksternalitas negatif dari buruknya kualitas sanitasi menunjukkan hasil yang relatif baik. Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari program Sanimas di suatu desa/kelurahan berhubungan dengan rendahnya tingkat keluhan kesehatan RT yang berada di wilayah tersebut.

Poor sanitation and lack of safe water access are the main causes of diarrheal morbidity and other waterborne diseases. Using data from the National Socio-Economic Survey (Susenas) and the Community-Based Sanitation program (Sanimas), the study aims the impact of sanitation quality improvement on broader indicators, namely the number of general health problems at the household level. The OLS estimation from three years pooled data suggests that poor sanitation is correlated with higher number of morbidity. In addition, the presence of waste water treatment plant (WWTP) from the program in certain sub-districts is also correlated with lower household morbidity, compared to households in sub-districts without WWTP."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazryani Mazita Torano
"Kota Serang telah menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sejak tahun 2012. Namun masih ditemukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan akses masyarakat terhadap penggunaan jamban masih cederung sama dengan sebelum dilaksanakan program yaitu baru mencapai 60% dari target sebesar 90%.
Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kota Serang. Subyek penelitian adalah Dinas Kesehatan, Puskesmas, kader, dan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Program STBM Pilar Pertama di Kota Serang belum dilaksanakan secara optimal, media informasi sebagai sarana sosialisasi kebijakan masih kurang. Sikap pelaksana menunjukkan kurangnya komitmen dari pelaksana kebijakan dalam mengimpelentasikan kebijakan program STBM. Koordinasi dengan pihak eksternal belum berjalan dengan baik. Dibutuhkan strategi sosialisasi yang tepat dan merata kepada semua kalangan.

Serang has been doing the program of Community Based Total Sanitation (STBM) since 2012. However, there are still found the behavior of defecation carelessly (BABS) and the public access toward of the use of toilet is still same as before the program implemented, it is only reach 60% of the target of 90%.
This study aims to analyze the implementation of program of Community Based Total Sanitation in Serang. The subjects are the Department of Health, Clinic, cadres and the public.
The results of the study shows that the implementation of the First Pillar STBM program in Serang city has not been implemented optimally, media as a means of policy socialization is still lacking. The attitude of executive shows the lack of commitment of implementing policy in implementing the program policies STBM. Coordination with external parties have not been going well. It needs proper and equitable socialization strategy to all parties.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>