Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bangun, Mentari D.C.
"Pulau Jawa merupakan pulau dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia sehingga rentan dalam isu kesejahteraan. Dalam hal ini, digunakan angka beban tanggungan yang merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran wilayah beban tanggungan dan hubungannya dengan faktor demografi dan ekonomi. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dan analisis statistik.
Hasil penelitian yang diperoleh wilayah beban tanggungan di Pulau Jawa bervariasi dimana beban tanggungan tinggi cenderung mengelompok di Pulau Jawa bagian barat daya dan wilayah beban tanggungan rendah cenderung mengelompok di Pulau Jawa bagian barat laut. Angka beban tanggungan tinggi didominasi oleh kabupaten, sedangkan untuk beban tanggungan rendah didominasi oleh tingkat kota. Adapun faktor yang memiliki hubungan dengan angka beban tanggungan pada tingkat kota adalah angka produk domestik regional bruto dan angka kematian kasar, sedangkan untuk tingkat kabupaten adalah angka migrasi keluar dan angka migrasi bersih.

Java Island is the island with most populated people in Indonesia, thus make this island susceptible to social welfare issue. In this case, Dependency Ratio is been using as one of indicator to determine the level of welfare. The purpose of this research is to know how the spread of Dependency Ratio Region on Java Island and its correlation with demography and economy. The methods are using spatial and statistic analysis.
The result of this research is that the Region of Dependency Ratio on Java Island is variated, where the high Dependency Ratio Region is mostly clustered in southwest of Java Island while the low Dependency Ratio Region is dominated in northwest of Java Island. The result make us know that the high Dependency Ratio is dominated by the regencies while low Dependency Ratio is dominated by the cities. The factors that correlate with the levels of Dependency Ratio in cities are Gross Regional Domestic Product and Crude Death Rate while in regencies are Out Migration and Netto Migration."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1211
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Tujuan dari tulisan ini adalah terungkapnya gambaran tentang distribusi curah hujan pada wilayah pegunungan dan korelasinya dengan faktor topografi (ketinggian dan lereng). Tiga wilayah pegunungan di pulau Jawa diambil sebagai daerah penelitian meliputi, wilayah pegunungan di sekitar Dataran Tinggi Bandung (Geomer I), seluruh wilayah pegunungan pedalaman Jawa Tengah (Geomer II), dan wilayah pegunungan di sekeliling Dataran Tinggi Malang (Geomer III), yang kemudian masing- masing Geomer ini dibagi menjadi 2 wilayah analisis yaitu, wilayah lereng Utara dan wilayah lereng Selatan. Sebanyak 227 stasiun pengamat hujan di pilih dalam penelitian in, dengan perincian 73 stasiun di Geomer I, 86 stasiun di Geomer II, dan 68 stasiun di Geomer III.
Data curah hujan yang dipakai adalah data curah hujan untuk periode tahun 1912- 1942. Distribusi curah hujan yang dibahas meliputi distribusi curah hujan untuk bulan Agustus den bulan Januari, distribusi curah hujan musim hujan dan musim kering, serta distribusi cursh hujan tahunan.
Distribusi curah hujan dalam penelitian ini adalah variabel tidak bebas (variabel Y), sedangkan ketinggian, lereng, dan anus angin permukaan merupakan vaniabel bebas ( variabel x)"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Jati Purnaningsih
"Pengelolaan dan pemanfaatan pulau-pulau kecil selama ini masih belum optimal, karena kurang diperhatikan dan lokasinya terisolir. Hal ini menyebabkan kurangnya sarana dan prasarana serta sulitnya akses komunikasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan pulau-pulau kecil baik menyangkut kegiatan ekonomi masyarakatnya maupun pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien. Di lapangan, telah terjadi fenomena yang menimbulkan paradoksa antara potensi yang tinggi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat penghuni pulau yang rendah. Akibatnya diperlukan suatu langkah kongkrit untuk mengembangkan potensi tersebut dengan mengoptimalkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan melibatkan masyarakat setempat, sehingga dapat mereduksi tingkat kesenjangan sosial ekonomi guna terwujudnya ketahanan ekonomi dalam perspektif ketahanan wilayah.
Tesis dengan judul "Pengembangan Potensi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Dalam Perspektif Ketahanan Wilayah". Studi kasus di Tiga Wilayah Kelurahan (Pulau Untung Jawa, Pulau Panggang dan Pulau Kelapa). Penelitian tesis dilakukan di gugusan pulau-pulau kecil yang berada di wilayah perairan Kab.Adm Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan pemberdayaan pulau-pulau kecil dengan implikasinya terhadap kehidupan masyarakat penghuni pulau guna menentukan strategi pengembangan yang tepat dalam perspektif ketahanan wilayah. Penelitian menggunakan metode diskriptif analitis kualitatif, dengan metode pendekatan partisipatif serta analisa SWOT. Untuk menentukan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pengembangan potensi wilayah dilakukan dengan cara Consensus Decison Making Group (CDMG).
Analisa SWOT menunjukkan, terdapat dua macam strategi untuk diterapkan, Kepulauan Seribu selatan (dengan representasi Kel. Pulau Untung Jawa) adalah Strenght Threats (ST) atau strategi diversifikasi dengan memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menghadapi berbagai ancaman yang ada, sehingga perlu dilakukan penganekaragaman kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepulauan Seribu Utara (dengan representasi Kel. Pulau Panggang dan Kel. Pulau Kelapa) adalah strategi Weakness Opportunities (WO) atau strategi konsolidasi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan sehingga perlu disusun strategi baru dengan memperhatikan peluang dan ancaman dengan mempertimbangkan kondisi nyata di daerah. Penerapan kedua macam strategi karena letak geografis pulaupulau kecil yang tersebar dan dikelilingi oleh perairan laut. Dalam implementasinya strategi dasar tersebut di]abarkan dalam strategi operasional dan rencana aksi pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Penelitian ini merekomendasikan adanya 'political will' dari Pemerintah Kabupaten untuk re-evaluasi terhadap kebijakan pembangunan yang selama ini diterapkan yaitu memperhatikan kepentingan masyarakat lokal dengan mengeliminir tingkat kemiskinan melalui pengelolaan potensi pulau secara transparan, sehingga kesejahteraan masyarakat nelayan Kepulauan Seribu dapat meningkat yang diidentikkan dengan meningkatnya pendapatan nelayan secara simultan untuk memenuhi standar kehidupan layak. Tercapainya kesejahteraan masyarakat akan menciptakan ketahanan ekonomi yang pada perkembangan berikutnya akan memberikan stabilitas keamanan dalam perspektif ketahanan wilayah yang secara berjenjang akan mendukung ketahanan nasional dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

All this time, small islands are still not optimally managed and exploited for lack of attention and their isolated location. This matter results in lack of facility and infrastructure. Therefore it is necessary to make efficient use of small islands, either related to the economic activity of their society or the efficient exploitation of natural resource. In the field, it has occurred a phenomenon resulting in a paradoxical matter between the high potency and the low social prosperity of the island inhabitants. Consequently it shall be required a concrete step to develop such potency by optimizing the government role as a facilitator and involving the local people so that it can reduce the level of economic-social gap in order to create a strength of economy in perspective of regional resilience.
Research of the thesis with title "The Potential Development of Administrative Regency of Kepulauan Seribu ( thousand islands) In Perspective of Regional Resilience", (Study of case in three villages, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kelurahan Pulau Panggang and Kelurahan Pulau Kelapa). The research of thesis performed in group of small islands existing in the surounding waters of Administrative Regency of Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Province was aimed to know the management and development of such small islands in the implication to the social life of the island inhabitants in order to determine an appropriate development strategy in perspective of regional resilience. The research uses a descriptive method of qualitative analysis, with participative approach method and SWOT analysis. To determine the external and internal factors influencing the potential development of the region shall be performed by means of Consensus Decision Making Group (CDMG).
The SWOT Analysis shows that there are two kinds of strategies to be applied . The southern part of Kepulauan Seribu (with representation of Kelurahan Pulau Untung Jawa) is Strength Threat (ST) or diversification strategy by utilizing the existing power to face some existing threats, consequently it is necessary to vary productive economic activity to increase social prosperity_ The northern part of Kepulauan Seribu (with representation of Kelurahan Panggang and Kelurahan PuIau Kelapa) is Weakness Opportunity (WO) strategy or consolidation strategy by making use the existing opportunity to overcome the weakness so it is necessary to arrange a new strategy by observing the opportunity and threat and by considering some real conditions in the region. The application of two kinds of strategies is due to the geographic locations of the small islands spreading out and surrounded by sea waters. In its implementation, the basic strategy shall be clarified in the operational strategy and the plan of development action for Administrative Regency of Kepulauan Seribu.
This research recommends the political will of the Regency Government to re-evaluate against the development policy which is all this time applied namely : to pay attention to the interest of local society by eliminating the level of poverty by managing the potency of island transparently so that the social prosperity of fishermen of Kepulauan Seribu can increase which is identical to the increase of fishermen's income simultaneously for fulfillment of a proper life standard. The achievement of the fishermen's social prosperity will create a strength of economic which in its next development will give stability of security in perspective of regional resilience which will gradually support the national defense in the frame of Republic Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Rahardjo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Putri
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Prayitno
"Berkaitan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, penelitian ini mencoba melihat apakah ada perubahan tingkat efisiensi wilayah. Seiring dengan era otonomi daerah dan berkaitan dengan proses aglomerasi perlu diketahui keterkaitan antar wilayah dalam hal tingkat efisiensi. Karakteristik wilayah yang lebih terbuka mengindikasikan adanya hubungan spasial. Pengaruh faktor space ini dicoba dianalisis dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang berbasis program linier dengan menggunakan lima variabel input yaitu jumlah tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, modal dan listrik dan satu variabel output dari data Industri Besar dan Sedang 107 kabupaten dan kota Pulau Jawa, dilakukan perhitungan tingkat efisiensi wilayah. Dengan metode DEA dapat diperoleh tingkat efisiensi wilayah secara relatif terhadap wilayah yang lain dan wilayah referensi. Evaluasi tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan berpedornan pada wilayah referensi yang menjadi benchmark bagi wilayah lain.
Hasil perhitungan dengan metode DEA dapat diketahui tingkat efisiensi wilayah kabupaten dan kota Pulau Jawa pada tahun 1993, 1998 dan 2003. Secara umum pada masa krisis ekonomi terjadi perubahan tingkat efisiensi wilayah. Dengan membuat rangking antar wilayah dapat diketahui posisi tingkat efisiensi tiap wilayah dibandingkan wilayah lain.
Dengan Moran'I., value diketahui bahwa terdapat spatial autocorrelation. Tingkat efisiensi suatu wilayah ternyata terpengaruh oleh tingkat efisiensi wilayah tetangga. Wilayah-wilayah dengan tingkat efisiensi tinggi cenderung mengumpul. Hal ini menguatkan teori aglomerasi, yaitu penghematan yang terjadi akibat fenomena berkumpul.
Dengan efisiensi yang tinggi maka tingkat keuntungan yang diperoleh akan meningkat. Keuntungan merupakan elemen pembentuk nilai tambah bruto. Secara empiris dapat dibuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat efisiensi wilayah dan produk domestik regional bruto (PDRB). Tingkat efisiensi wilayah mempengaruhi produk domestik regional bruto yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: P3DI Setjen DPR RI , 2012
333.91 WIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Kalima
"Rattan is a spiny climbing palm that grows into the canopy of the tropical rain forest using a climbing whip in the form of cirrus or flagella. The natural distribution of rattan is from Africa, India, Sri Lanka, China, Malay Peninsula, Indonesian Archipelago, Papua New Guinea until Australia and Fiji. There are 9 genera and about 300 species of rattans in the Indonesian Archipelago.
In the forest of Indonesia, rattan grows from the lowland until the mountain area, that is from 0 to 2,900 meters about sea level (m asl). Its habitat is mostly on most area with annual rainfall above 2,000 to 4,000 mm per year.
Almost all part of rattan canes are used by people surrounding forest area for many of their everyday life. For Indonesia, rattan is a non timber forest product that gives the greatest income to the economy of the country. The country supplies 90 % of the world demands on rattan cane as the raw material for furniture.
For a management of a forest, it is believed that much basic knowledge about the nature of the forest is needed. One of them is to develop the forest as a resource of cane industry in a sustainable way. For this purpose the composition, distribution and density of rattan species in Gunung Halimun National Park (TNGH) were studied as a model. To facilitate a familiarity to the identity of rattan in TNGH, a study on the rattan flora of Java have been conducted. Hence the purpose of the study is to provide a manuscript of a field guide book of the rattan flora of Java and a study of the species composition, density and distribution of rattan in TNGH.
Data were collected from December 1994 until May 1995. For the rattan Flora of Java, all specimens herbarium at Herbarium Bogoriense and Forest Research and Development Center and Nature Conservation were observed. Quantitative characters were noted and measured to create the identification key and description of the species. For species composition on rattan in TNGH, three areas were observed namely in Gunung (G.) Kencana, G. Pameungpeuk, and G. Pangkulahan using a continues square transect method, from elevation 800 - 1,400 m asl.
The result of the study shows that, there are five genera consisting of 24 species of rattan in Java: Korthalsia (two species), Ceratolobus (two species), Plectocomia (two species), Calamus (14 species) and Daemonorops (four species). It is found that, Ceratolobus glaucescens, C. pseudoconcolor and Plectocomia longistigma are not included in the previous study done by Backer and Bakhuizen van den Brink, Jr.(1968), however this study supports their opinion that Calamus spectabilis and Daemonorops palembanicus are not found in Java.
From three areas in TNGH, it was found that there are 13 species of rattans in the region. In terms of species richness and densities, G. Pameungpeuk comes first, follows by G. Pangkulahan and G. Kencana. Calamus heteroideus, C. javensis, Daemonorops melanochaetes, and Plectocomia elongata are dominant both in seedling and nature forms. The rattans are relatively abundant in the areas less than 1000 m asl. and decrease in number of species as well as the minimal population in the higher altitude. Calanms ornatus occures in 800 - 1,400 m asl., Daemonorops ruber in 800 - 1,500 m asl., D. oblongus in 800 - 1,400 m asl . According to previous studies by DransfieId (1974) and Mahyar (1983), they were found only from 0 - 800 m asl."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T3700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Riyanto
"Prakiraan Jangka panjang terutama prakiraan musim untuk daerah Tropis masih sangat sulit dilakukan dan hasilnya masih sangat jauh dari kebenarannya. Banyak model dipakai untuk membuat prakiraan tersebut, dan hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Di Indonesia banyak model yang dipakai untuk membuat prakiaan jangka menengah dan jangka panjang, hasilnya juga kurang menggembirakan. Model-model yang dominan dipakai di Indonesia adalah model statistik murni ( yang dominan adalah time series). Dengan memakai Power Spectrum Analysis pada daerah penelitian (Pulau Jawa) ternyata daerah tersebut mempunyai periodisitas dominan tiga sampai lima tahunan untuk musim kemarau dan tidak kelihatan periodisitasnya dengan jelas pada musim penghujan.
Untuk membuat prakiraan musim di P. Jawa , pada penelitian ini digunakan kaidah monsoon dan hubungan tendensi tekanan dalam pernilihan prediktor, yang dapat ditulis melalui persamaan :
Y = A + B,X1 + B:X2 + BA,
Y = Curah hujan (variabel tak bebas)
Xi , X2, X, = Unsur klimatologi lainnya (variabel bebas)
Dari kaidah muson dapat dipilih prediktor-prediktor yang mempunyai pengaruh dominan atas perubahan musim tersebut. Ada lima katagori yang mempunyai pengaruh dominan atas perubahan musim antara lain Energi matahari, Muson barat atau timur, kecepatan angin, Hujan dan suhu muka laut. Karena prediktor-prediktor yang dipilih dalam pengolahan kurang lebih 25 unsur maka dengan mempergunakan Step Wise Analysis dicari prediktor mana yang mempunyai korelasi paling tinggi secara berurutan sehingga persamaan diatas bisa lebih ringkas dan ketepatannya semakin baik. Setelah didapat persamaan sebagai model, ramalan dapat diperoleh dengan mencari harga Y setelah variabel bebas X di Subtitusikan ke persamaan tersebut. Diperoleh hasil untuk musim kemarau 1995 mempunyai ketepatan 66%, dan musim hujan 1994/1995 mempunyai ketepatan 72 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Resentday, the application and user of the GPS/GNSS technology become wider and vary in Indonesia. However the application is not optimal, as the GPS/GNSS height (geometric height) could not utilized especially for practical purposes. To optimalize, the GPS/GNSS height has to be transformed to the the orthometric height through the availability of geoid model. An alternative utilized geoid model is global geoid model (GGM). Seven (7) GGM have been evaluated in this research to determine the most suitable GGM for the case of Jawa island. First of all the differences among the model have been calculated and analized. Further, each GGM has been compared with the geometric geoid model derived from combination of geometric height (GPS/GGNS height) and orthometric height (Waterpass height). The comparison have been carried out absolutely within one point and relatively among the points. Based on mean differences between the GGM and geometric geoid the most suitable was determined. Finally the best GGM was fitted to the geometrics geoid using 2nd degree polynomial to determine its bias and get the hybrid global geoid model. The results show that the best GGM in Jawa island is GGM02C for absolute comparison and EGM08 for relative comparison with the relative acuracy of about 0.017 ppm - 52.63 ppm. GGM with higher orde and degree results in more detail and closer to the geometric geoid. Finally, the fitting results shows that the differences between the GGM to the gravimetric geoid significantly decrese and controlling the result using 5 independent points for absolut and 16 baselines for relative shows the RMS of 0.066m and 0.035m, respectively."
MTUGM 30:4 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>