Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dobiet Kisan Kaefama
"Penggunaan ekstrak ubi ungu sebagai inhibitor organik untuk material baja karbon rendah di lingkungan air laut pada temperatur 40oC telah diteliti dapat melindungi baja dari korosi. Ekstrak ubi ungu yang mengandung senyawa antioksidan yang berupa senyawa antosianin diharapkan dapat digunakan sebagai inhibitor organik yang bersifat ramah lingkungan. Metode kehilangan berat untuk menguji efektivitas ekstrak ubi ungu sebagai inhibitor dengan variasi konsentrasi (0, 0,44%, 0,89%, dan 1,33%) dan lama waktu perendaman selama 4 hari, memberikan hasil yang cukup baik untuk menghambat laju korosi pada baja karbon rendah dengan efisiensi sebesar 11,40%-41,13%.

The using of extract purple potatoes as organic inhibitor for low carbon steel material in seawater environtment at 40oC operating temperature had been tested that it can used to protect steel from corrosion. Extract of purple potatoes which contain antioxidant are expected can be used as a eco-friendly organic inhibitor. Weight loss method that applied to test the effectiveness of extract purple potato as inhibitor with different concentration of extract purple potato (0%, 0,44%, 0,89%, 1,33%) and the immersion time is 4 days long, give a good result that it can inhibit corrosion rate of low carbon steel with vary efficiency, from 11,40% to 41,13%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Listanto
"Perilaku inhibisi ekstrak ubi ungu berdasarkan pengaruh perbedaan konsentrasi yang ditambahkan (2 ml, 4 ml, dan 6 ml) pada baja karbon rendah di lingkungan air demineralisasi yang disuntikan gas CO2 telah diteliti dengan menggunakan metode kehilangan berat. Ekstrak ubi ungu dipilih sebagai inorganic inhibitor karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi. Waktu perendaman sampel baja SPCC untuk semua penambahan konsentrasi adalah sama, yaitu selama 5 hari.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak ubi ungu merupakan inhibitor korosi yang cukup efektif untuk baja karbon rendah di lingkungan asam lemah, karena penghambatan laju korosi terjadi cukup signifikan dengan efisiensi sebesar 14.31 ? 36.45 % dengan penambahan konsentrasi 2 - 6 ml ekstrak ubi ungu.

Behavioral inhibition of purple sweet wine based on the effect of different concentrations were added (2 ml, 4 ml, and 6 ml) on low carbon steel sample in demineralization water with CO2 inject, environment has been investigated using weight loss method. Purple sweet potato extract is selected as green corrosion inhibitors because they contain antioxidant compounds that can inhibit the corrosion rate. SPCC steel sample immersion time for all the additional concentrations are equal, ie for 5 days.
Results showed purple sweet wine is commonly effective corrosion inhibitor for low carbon steel in weak acid environment, because it can inhibit the corrosion rate significantly with an efficiency of 14,31 ? 36,45% with the addition of purple sweet potato extract concentration of 2-6 ml.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S168
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Adi Putra
"Perilaku inhibisi organik terhadap baja karbon rendah di lingkungan HCl 1M yang berupa ekstrak ubi ungu, telah diteliti dengan pengaruh waktu perendaman (3, 6, 9, dan 12 hari) dan menggunakan metode kehilangan berat. Penggunaan ekstrak ubi ungu sebagai inhibitor organik, karena terdapat kandungan antioksidan yang dapat memperlambat laju korosi. Konsentrasi ekstrak ubi ungu yang digunakan bernilai sama untuk semua waktu perendaman, senilai 6 ml. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak ubi ungu merupakan inhibitor korosi yang efektif untuk baja karbon rendah di lingkungan asam kuat, hal ini dibuktikan dengan dapat menghambat laju korosi secara signifikan dengan efisiensi sebesar 77,96% - 84,88% selama waktu rendam 3 -12 hari.

Behavior of organic inhibition on low carbon steels in HCl 1M in purple sweet potato extract, has been shown to result with the effects of submersion time (3, 6, 9, and 12 days) and investigated by the weight loss method. Purple sweet potatoes as an organic inhibitor because antioxidant compounds contained in purple sweet potatoes which can reduce the corrosion rate. Extract concentration and immersion time of purple sweet potatoes have the same equation, which are 6 ml. The research results indicate that extract of purple sweet potatoes was an effective corrosion inhibitor for low carbon steels in acidic environment, this results is proved that could reduce the corrosion rate significantly with inhibition efficiency of 77,96%-84,88% with immersion times ranging between 3-12 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Gunaatmaja
"Ekstrak ubi ungu dikembangkan sebagai inhibitor organik untuk mengurangi laju korosi pada baja karbon rendah di lingkungan NaCl 3,5%. Penelitian telah dilakukan dengan perbedaan waktu perendaman (3,6,9,dan 12 hari) menggunakan metode kehilangan berat. Konsentrasi inhibitor ekstrak ubi ungu yang digunakan pada semua waktu perendaman sebesar 6 ml. Ekstrak ubi ungu memiliki zat antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menghambat laju korosi. Ekstrak ubi ungu kurang efektif sebagai inhibitor organik pada lingkungan NaCl 3,5% dengan efisiensi 37,63%-43,42% selama waktu uji 3-12 hari dengan efisiensi maksimum pada waktu perendaman 9 hari.

Purple sweet potato extract was developed as an organic inhibitor to reduce the rate of corrosion in low carbon steel in NaCl 3.5% environment. Research has been conducted with different immersion time (3,6,9, and 12 days) using weight loss methode. Concentration of inhibitor purple sweet potato as much as 6 ml for all immersion time. Purple sweet potato extract is a substance that anthocyanins act as antioxidants to inhibit the rate of corrosion. Purple sweet potato extract is less effective as an organic inhibitor in NaCl 3.5% environment with efficiency of 37.63%-43.42% during the test period 3-12 days with maximum efficiency in 9 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Leon Valentino
"Ubi ungu adalah salah satu bahan organik yang tersedia di alam yang mempunyai fungsi sebagai anti oksidan. Fungsi dari anti oksidan yang terdapat dalam kandungan ubi ungu ternyata dapat dikembangkan menjadi inhibitor yang menghambat laju korosi baja karbon rendah pada lingkungan air laut. Inhibitor ubi ungu diharapkan dapat menggantikan inhibitor organik sintetis yang tidak ramah lingkungan. Pengembangan inhibitor ubi ungu diharapkan ke depan menjadi inhibitor yang ramah lingkungan, biodegradable, dan murah. Metode pengujian pencelupan atau immersion dilakukan dengan variasi penambahan konsentrasi 2 ml, 4 ml dan 6 ml dan waktu pencelupan selama 5 hari untuk mengetahui kadar optimal penambahan sirup ubi ungu. Hasil penelitian membuktikan bahwa inhibitor ubi ungu mampu menurunkan laju korosi hingga 49.49% dengan penambahan 6 ml.

Purple Potato (Solanum Andigenum) as one of organic materials that exist in nature have function as an antioxidant. The antioxidant function that exist in sweet potato can be developed as inhibitor to reduce corrosion rate of low carbon steel in NaCl 3,5 environment. Purple potato inhibitor is expected to replace the use of synthetic organic inhibitors which is not evironmental friendly. The developing of purple potato inhibitor is expected to become inhibitor that environmental friendly, biodegradable and cheap. The immersion methode is used with the variation of concentration addition 2 ml, 4 ml and 6 ml and 5 days of immersion to determine the optimum concentration addition of purple potato. Result shows that purple potato inhibitor capable to reduce corrosion rate up to 49.49% with 6 ml additon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1862
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Japar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giafin Bibsy Rahmaulita
"ABSTRAK
Kandungan antioksidan pada teh rosela merah, asam askorbat, dapat
dikembangkan sebagai inhibitor untuk menghambat laju korosi untuk baja karbon
rendah di lingkungan NaCl 3,5%. Metode yang digunakan adalah metode
kehilangan berat dengan variasi waktu perendaman (3, 6, 9, 12 hari). Pada semua
waktu perendaman, konsentrasi teh rosela merah yang digunakan adalah 10 gpl,
sedangkan penambahan inhibitor teh rosela merah sebanyak 2 ml. Hasil penelitian
ini dapat ditunjukkan oleh nilai efisiensi yang diperoleh, efisiensi terendah sebesar
8% pada waktu pengujian 3 hari, sedangkan efisiensi optimum sebesar 16% pada
pengujian 9 hari.

Abstract
The content of antioxidants in red roselle tea, ascorbic acid, can be developed as
an inhibitor to inhibit corrosion rate for low carbon steel in 3.5% sodium chloride
solution. The method that used is a method of weight loss with variation of
immersion time (3, 6, 9, 12 days). In all the immersion time, concentration of red
roselle tea that used was 10 gpl, while the addition of inhibitors of red rosella tea
as much as 2 ml. The results could be demonstrated by the efficiency values
obtained, the lowest efficiency of 8% at 3 days of testing, while the optimum
efficiency of 16% at 9 days of testing."
2011
S42420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M Wildan Permana
"ABSTRAK
Teh rosella merah memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi berupa
asam askorbat. Asam askorbat ini mampu untuk menurunkan laju korosi yang
terjadi pada baja karbon rendah di lingkungan HCl 1 Molar. Metode kehilangan
berat digunakan untuk menguji keefektifan teh hijau sebagai inhibitor dengan
variasi waktu pencelupan (3 hari, 6 hari, 9 hari, dan 12 hari). Hasil yang
didapatkan adalah nilai efisiensi tertinggi didapatkan pada variabel 3 hari yaitu
sebesar 63% dan nilai efisiensi terendah didapatkan pada variabel 12 hari yaitu
sebesar 41%.

Abstract
Red roselle tea contains a large amount of antioxidant namely ascorbic acid.
Ascorbic acid is able to reduce corrosion rate on low carbon steel in HCl 1 M.
Weight loss methode is used to test the effectiveness of red roselle tea as an
inhibitors with various immersion time (3 days, 6 days, 9 days, and 12 days). The
result shows that the maximum value was found in 3-days immersion time with
63% of efficiency and the minimum value was found in 12-days immersion time
with 47% of efficiency."
2011
S1643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afi Ganafi
"Dalam aplikasinya tabung gas LPG harus mempunyai sifat mekanis tertentu seperti kekerasan, ketangguhan, dan sifat ketahanan korosi. Sifat mekanis kekerasan diperlukan karena tabung baja LPG ini sering menerima gesekan dari tabung baja lain atau benda lain yang lebih keras. Oleh karena itu diperlukan peningkatan sifat kekerasan dari tabung baja ini. Salah satu jenis proses peningkatan kekerasan adalah proses pengerasan (hardening). Proses ini dilakukan dengan memanaskan sampel tabung baja ke temperatur austenisasi dan kemudian dicelup dalam media celup tertentu.
Temperatur austenisasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 900ºC, 925ºC, dan 950ºC serta media celup yang digunakan adalah minyak dengan volume media celup diatur dengan perbandingan berat sampel, yaitu 3 ml, 5 ml, 10 ml dan 15 ml banding 1 gram sampel. Dari hasil penelitian didapat bahwa kekerasan relatif meningkat setelah proses pengerasan dan dengan meningkatnya temperatur austenisasi, akan menurunkan nilai kekerasan yang dihasilkan, serta meningkatnya volume media celup akan meningkatkan nilai kekerasan yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toffan Maulana
"Permasalahan tentang korosi pada industri kini sudah sangat bervariasi. Maka dibutuhkan pula perlindungan yang tepat untuk tiap aplikasi yang membutuhkan. Dari berbagai macam perlindungan korosi, inhibitor salah satunya. Inhibitor merupakan suatu substansi yang ditambahkan kedalam lingkungan korosif dalam jumlah yang relatif kecil yang dapat menurunkan laju korosi (corrosion rate). Penggunaan inhibitor sebagai salah satu cara perlindungan korosi telah banyak digunakan pada dunia industri terutama pada industri pengolahan minyak, gas dan petrokimia. Inhibitor terdiri dari berbagai jenis yang dalam penggunaanya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta material yang hendak di proteksi.
Penelitian ini tentang mengetahui kinerja variasi dua inhibitor, yaitu nitrit dan polyphosphate, pada lingkungan 3,5 % NaCl (air laut) dengan material yang dilindungi ialah baja karbon karena aplikasinya sering digunakan pada industri. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Dengan metode kehilangan berat (weight loss) penelitian dilakukan berdasarkan standar pengujian pada ASTM G 1 - 03 dan ASTM G 31 - 72. Variasi kedua inhibitor NaNO2 dan NaPO4 yang ditambahkan pada lingkungan berturut-turut 0,5% + 10 ppm; 1 % + 10 ppm; 2 % + 10 ppm; 5 % + 10 ppm dan 0,5 % + 10 ppm; 0,5 % + 20 ppm; 0,5 % + 50 ppm. Pengukuran kehilangan berat dilakukan setiap 1, 3, 5, dan 7 hari.
Hasil pengujian ini pada penambahan kedua inhibitor ini akan menurunkan laju korosi. Pada variasi inhibitor polyphosphate, meskipun laju korosi turun, hasilnya masih lebih kecil daripada variasi inhibitor nitrit. Efisiensi variasi inhibitor polyphosphate 40-46%, dengan penambahan hingga 50 ppm efisiensi naik hingga 86%. Sedangan efisiensi variasi inhibitor nitrit sekitar 84-95%, dengan hasil optimal didapat dari penambahan 2% nitrit efisiensi menjadi 95 %.

Now a days corrosion takes much problem in industries. So we need to prevent it in the aplication that takes corrosion. From all types of corrosion protection methode, inhibitor is one of widely used in petrochemical industries. Inhibitor is a small amount of substance which added to corrosive environment which can decreasing the corrosion rate. There are many types of inhibitors, which on the application must be adjust with the environment condition and also the material that we want to protect.
Purpose of this research to know the performance of two types of inhibitor, which is nitrite and polyphosphate, to protect low carbon steel in 3.5 % NaCl environment (sea water) which is the application is widely used on industries. This research was conducted in a laboratory scale. By using weight loss methode this research based on ASTM G 1 - 03 and ASTM G 31 - 72. Variable of both inhibitor (NaNO2 and NaPO4) which added continously 0,5% + 10 ppm; 1 % + 10 ppm; 2 % + 10 ppm; 5 % + 10 ppm and 0,5 % + 10 ppm; 0,5 % + 20 ppm; 0,5 % + 50 ppm. Weight loss measurement was conduct every 1, 3, 5, and 7 days.
The result from addition of both inhibitor will decreasing the corrosion rate. By variabling the polyphosphate inhibitor, even though the corrosion rate decrease, the result still smaller than nitrit inhibitor. Efficience value of polyphosphate inhibitor variable vary from 40-46%, by adding till 50 ppm the efficience will increase until 86%. However, the efficience value nitrite inhibitor variable vary from 84-95%, with the highest value was reach by adding 2% nitrite + 10 ppm polyphosphate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>