Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Adelina Putri Widyanti
"Maraknya permasalahan limbah logam berat dan organik yang tidak tertangani dengan baik, membuat dibutuhkannya suatu metode efektif untuk mengurangi jumlah limbah tersebut secara signifikan, untuk kemudian mengolahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Limbah cangkang rajungan dan limbah nikel hasil industri, akan sangat berbahaya terhadap manusia apabila kadarnya melebihi ambang batas. Untuk itu, perlu dikembangkan metode pengolahan limbah yang mampu menyelesaikan kedua permasalahan tersebut, yakni metode adsorpsi-desorpsi menggunakan kitosan berbahan dasar cangkang rajungan sebagai adsorben logam nikel, yang dilanjutkan dengan electrowinning untuk memperoleh padatan nikel. Adsorpsi nikel oleh kitosan yang memiliki derajat deasetilasi 50,2% berlangsung optimum pada kondisi pH 3, perbandingan solid/liquid 1:150, dan waktu kontak 30 menit. Sementara itu, desorpsi berlangsung optimum pada pH 2 selama 60 menit. Rapat arus 150 mA/cm2 dan waktu 60 menit merupakan kondisi optimum untuk electrowinning nikel.

Nowadays, one of the most critical problems is about environmental pollution due to heavy metal and organic waste. For solving these problem, we should have an effective methods to reduce those wastes significantly and change them into something that more useful and have an economical value. Crab shells and nickel waste are very dangerous to human. So, we need to develop a waste treatment method, which could solve both problems. One of the methods is adsorption-stripping method using chitosan from crab shell waste as a nickel adsorbent. Electrowinning is the last process in nickel recovery for getting nickel in the solid phase. Nickel adsorption which was used chitosan with deacetylation degree 50,2%, have the optimum condition at pH 3, ratio solid/liquid 1:150, and adsorption time 30 minutes. Meanwhile, the optimum condition for stripping process was reached at pH 2 during 60 minutes. Finally, electric current 150-mA/cm2 and electrowinning time 60 minutes is the required condition for getting the optimum nickel recovery in electrowinning process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Limbah air bilasan pelapisan nikel pada proses elektroplating nikel-krom
industri kendaraan bermotor mengandung nikel dalam jumlah besar yaitu 568-641
ppm. Logam nike] yang dapar diambil dalam bentuk nikel murni dari limbah air
bilasan pelapisan nikel akan menghasilkan keuntungan ganda yaitu keuntungan
terhindar dari pencemar berbahaya dan beracun yang melebihi ambang batas dan
keuntungan ekonomis yang didapat dari pengambilan kembali nikel.
Ekstraksi cair-cair dapat diterapkan dalam mengambil kembali nikel dari
limbah air bilasan pelapisan nikel. Metode ini merupakan metode pemisahan
berdasarkan perbedaan koefisien dislribusi suatu zat terlarut yang berada dalam 2
larutan berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Ekstraktan yang digunakan
adalah dimethylglyoxime (DMG) yang dilarutkan dalam kloroform. Larutan
ekstraktan ini akan mengekstraksi nikel dengan pembentukan senyawa kelat.
Dalam penelitian ini diperhatikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
proses ekstraksi nikel, yaitu jenis pelarut, konsentrasi ekstraktan, waktu ekstraksi,
dan pH limbah. Dalam penelitian juga diperhatikan variabel-variabel yang
berpengaruh pada proses stripping, yaitu jenis dan konsentrasi larutan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi nikel dengan
menggunakan DMG mencapai optimal dengan pelarut kloroform, konsentrasi
ekstraktan 0,5 mol/L, waktu ekstraksi 5 jam, dan pH limbah 12. Dengan kondisi
tersebut, diperoleh persentase ekstraksi sebesar 99,89 %. Proses stripping nikel
mencapai persentase stripping tertinggi dengan menggunakan HCL 2 M sebagai
larutan stripping yaitu sebesar 85,29 %."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Austin, George T.
New York: McGraw-Hill, c1986
660.2 AUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Erna Komariah
"Limbah cangkang kepiting dapat menimbulkan polusi udara serta menyebabkaa pencemaran tanah yaitu meningkatnya BOD dan COD. Padahal limbah yang berasal dari rumah makan seafood ini merupakan sumber potensial pembuatan kitosan yang diperoleh dengan mendeasetilasi kitin dari cangkang kepiting menggunakan NaOH. Kitin diperoleh melalui demineralisasi dengan asam kuat (HCl) dan deproteinasi dengan basa kuat (NaOH). Pada proses demineralisasi dan deproteinasi dilakukan variasi pengaruh konsentrasi larutan 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,5 M dan waktu reaksi selama 30; 60; 90; 120; 150 menit, dengan agitasi 500 rpm. Untuk mengetahui kandungan mineral dan protein yang masih tersisa pada kitin dilakukan uji kadar abu dan protein menggunakan metoda Kjehdahl. Kondisi optimum demineralisasi diperoleh dengan menggunakan larutan HC1 1 M selama 60 menit pada suhu 60°C, dan deproteinasi diperoleh dengan menggunakan larutan NaOH 1 M selama 120 menit pada suhu 70°C. Setelah itu dilakukan deasetilasi dengan pengaruh konsentrasi NaOH 30; 40; 50; 60; 70 % berat dan waktu kontak selama 15; 45; 75; 105; 135 menit. Untuk mengetahui derajat deasetilasi optimum dilakukan analisis FTIR. Optimasi proses deasetilasi diperoleh dengan menggunakan larutan NaOH 50 % selama 45 menit pada suhu 100°C dan agitasi 500 rpm, hasil derajat deasetilasi sebesar 52,95. Kitosan memiliki reaktifitas yang tinggi, dan bersifat sebagai bahan pengemuisi koagulasi serta polielektrolit kation sehingga mampu berperan sebagai adsorben terhadap logam berat. Oleh karena itu, kitosan dari limbah cangkang kepiting ini dapat digunakan sebagai adsorben logam Cd (II) pada air limbah. Kadmium sering digunakan pada pigmen keramik, penyepuhan listrik, pembuatan alloy dan baterai alkali (Marganof, 2003). Efek keracunan yang dapat ditimbulkan kadmium berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencemaan. Kitosan dengan hasil derajat deasetilasi tertinggi sebesar 52,95 digunakan untuk mengadsorpsi ion logam kadmium dengan pengaruh pH dan waktu kontak. Dari hasil penelitian terbukti bahwa kitosan dari limbah cangkang kepiting mampu mengadsorp ion logam kadmium. Kondisi terbaik penyerapan kadmium oleh kitosan diperoleh pada pH 5 selama 5 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Rahmi Ekasari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyisihan amonia dengan kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibridaozon plasma. Serta mengetahui pengaruh penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan penyerap asam sulfat (H2SO4). Variabel proses pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir umpan (3, 4, 5 LPM), pH larutan umpan (10, 11, 12), temperatur umpan (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60, 70 serat).
Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma dapat meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Konfigurasi gabungan absorbsi dalam membran dan proses oksidasi lanjut dalam RHOP dapat meningkatkan penyisihan amonia menjadi 81,3% dengan konsentrasi amonia tersisa 149.568 ppm sedangkan pada proses tunggal membran yang hanya dapat menyisihkan amonia sebesar 63,9 %. Kodisi operasi optimum dalam penelitian ini diperoleh pada temperatur 400C, pH 11 dan jumlah serat membran 70.

In this experiment liquid waste ammonia will be removedby combination of the absorption process in the membrane and advanced oxidation using RHOP (ozone-plasma hybrid reactor). The effect addition of advanced oxidation processes in RHOP for ammonia removal process in the membrane contactor using absorbent solution of sulfuric acid (H2SO4). Process variables on ammonia removal process using membranes is feed flow rate (3, 4, 5 LPM), the pH of feed solution (10, 11, 12), feed temperature (20, 30, 40 °C) and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers).
The addition of advanced oxidation processes in a hybrid ozone plasma reactor can increasing the amount of ammonia that will be set aside by the membrane contactor. Configuring the combined absorption in the membrane and advanced oxidation processes in RHOP can increase ammonia removal to 81.3 % with concentrations149.568 ppm, compared with the single membrane process that can only be set aside ammonia by 63,9 %. Optimum operation in this study were obtained at a temperature of 400C, pH 11, and the number of fibers 70.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"lsolasi kitin dari kulit udang melalui dua tanap yaitu deproteinasi dengan
perendaman kulit udang dengan NaOH 10% pada sunu 70°C selama 1 jam,
kedua demineralisasi dengan perendeman kulit udang dengan HCI 10%
selam 1 jam. Konversi kitosan dari kitin dilakukan dengan proses
deasetalisasi dengan perendaman kitin dengan NaOH 60% selam 48 jam.
Besarnya kitosan yang didapat dari 300 g kulit udang sebesar 27,16%_
I\/lodifikasi kitosan menjadi kitosan-PAA dilakukan dengan metode ozonasi
secara simultan I\/lodifikasi dilakukan dengan variasi sunu dan konsentrasi
asam akrilat Sunu optimum modifikasi kitosan-PAA 27°C dan konsentrasi
optimum 1% asam akrilat Karakterisasi kitosan dan kitosan-PAA dilakukan
dengan FT-IR. Adsorpsi Iogam Cu2+, Cr3+ dan Zn” dengan kitosan dan
kitosan-PAA dilakukan dengan optimasi pH dan vvaktu kontak adsorpsi Studi
kinetik adsorpsi Iogam Cu2+, Cr3+ dan Zn” dengan kitosan dan kitosan-PAA
dilakukan dengan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlicn"
Universitas Indonesia, 2007
S30446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Adi Nugroho
"ABSTRAK
Teknik tracer adalah suatu teknik untuk mempejalari dinamika suatu sistem dengan menandai atau melabel sistem tersebut dengan suatu zat yang spesifik dan mudah untuk dimonitor, baik selama masih berada dalam sistem atau setelah keluar dari sistem. Penggunaan zat perunut radioaktif (radiotracers) yang pertama kali diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah di bidang industri yaitu digunakan untuk mengetahui terjadinya arus air bawah tanah secara alami atau yang terjadi sebagai hasil eksploitasi.
Pembuatan larutan sampel yang mengandung zat perunut 125I dengan berbagai konsentrasi aktivitas dari larutan sumber radioaktif Na125I yang memiliki konsentrasi aktivitas telah diketahui sebesar 2,1056 x 108 Bq. Larutan-larutan tersebut kemudian direaksikan secara kimia sehingga dapat membentuk endapan AgI. Preparasi dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi terhadap ion iodida. Endapan AgI yang terbentuk kemudian dianalisis dengan menggunakan alat penghitung pencacah cair (Liquid Scintillation Counter/LSC). Adanya zat perunut 125I diketahui dengan adanya anomali fluktuasi cacahan yang melebihi cacahan latar belakang (background)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Fajarina
"Permasalahan pencemaran air oleh ion logam berat memberikan pengaruh sangat buruk bagi kehidupan dan lingkungan karena sifatnya yang non-biodegradabel. Adsorpsi merupakan metode yang sangat efisien dan murah untuk menghilangkan polutan ion logam berat dari air limbah. Dalam penelitian ini, dilakukan studi adsorpsi ion logam Pb(II) dan Cd(II) menggunakan hidrogel berbasis PAA yang dimodifikasi oleh kitosan. Pembentukan hidrogel poli(asam akrilat)-kitosan (PAA-CTS) dilakukan dengan metode iradiasi gamma melalui reaksi polimerisasi radikal bebas dan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FTIR. Dilakukan variasi pH, konsentrasi awal ion logam dan waktu kontak untuk menentukan kondisi optimum dari adsorpsi ion logam Pb(II) oleh hidrogel PAA-CTS.
Kondisi optimum adsorpsi ion logam Pb(II) diperoleh pada pH 5,5, konsentrasi awal Pb(II) sebesar 939 ppm dan waktu kontak selama 60 menit. Proses adsorpsi dari ion logam Pb(II) oleh hidrogel PAA-CTS mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir dan kinetika adsorpsi orde dua semu dengan konstanta laju, k2, sebesar 1,129x101g/mmol menit. Studi termodinamika menunjukan reaksi yang terjadi selama proses adsorpsi ion logam Pb(II) oleh hidrogel PAA-CTS berlangsung spontan dengan nilai ∆G negatif, ∆H sebesar -88,292 kJ/mol dan ∆S -270,69 J/K mol.

The problems of water pollution by heavy metal ions have very bad influence for the living and the environment because it’s non-biodegradability. Adsorption is the most efficient and inexpensive method for recovery of heavy metal ions pollutans from wastewater. In this research, conducted studies of Pb(II) and Cd(II) metal ions adsorption using hydrogel based on poly(acrylic acid) (PAA) which modified by chitosan (CTS). Synthesis of poly(acrylic acid)-chitosan (PAA-CTS) was made by gamma irradiation method with free radical polymerization and characterized by FTIR spectroscopy. Do variations of pH, initial concentration of metal ion and contact time for determine optimum conditions from Pb(II) metal ion adsorption by PAA-CTS hydrogel.
The optimum conditions for metal ion adsorption of Pb(II) obtained at pH 5,5, initial concentration 939 ppm of Pb(II) and contact time for 60 minutes. Adsorption process of Pb(II) metal ion by PAA- CTS hydrogel followed by Langmuir adsorption isotherm and pseudo second order kinetics with rate constants 1,129x10-1 g/mmole min. Thermodynamics studies showed that adsorption process of Pb(II) metal ion by PAA-CTS hydrogel was spontaneously with negative value of ∆G, ∆H -88,292 kJ/mole and ∆S -270,69 J/K mole.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutiana
"ABSTRAK
Komponen penyusun minyak hati ikan cucut, khusuznya
ikan cucut botol (Centrophorus sqjuamosus) sebagian besar
adalah senyawa taR tersabunkan. Dani senyawa taR tersabunkan
tersebut sebagian besar adalafl skualen. Skualen
terciapat dalam minyak hati iRan dalam bentuk bebas dan
kelarutannya cukup besar dalam pelarut non polar seperti
petroleum benzen.
Pemisahan skualen dari minyaIc hati iRan cucut dilakukan
dengan penyabunan dan kromatograf 1 kolom. Penyabunan
dilakukan dengan jalan mereaksikan minyak tersebut
dengan basa dalam pelarut etanol yang kemudian dipanaskan
"dalam penangas air. Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi skualen adalah petroleum benzen. Senyawa yang
talc tersabunkan dimasukan ke dalam Rolom kromatografl yang
berisi butiran florisil. Eluen yang digunakan adalafl
petroleum benzen. Senyawa hasil isolasi dhldentifikasi
parameter fisika dan kimianya yaitu dengan Jalan mernbanctingkannya
dengan skualen standar. Dan hasil penelitian
mi diperoleh bahwa minyak hati iRan cucut botol mengandung
kurang lebih 68 Z skualen."

"
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>