Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
05 Tja t
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
907.2 SEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Hastarika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hariwibowo
"Penelitian ini mengenai analisis tema pada empat esai karya Rasyid Rida dalam majalah al-Manar yang berjudul al-Tarbiyah wa al-Ta'lim, al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah, Ila Ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu Ahwaj, dan al-'Ilm wa al-Harb. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mencari ide-ide yang terkandung dalam empat esai karya Rasyid Rida dan tema yang dibangun dari ide-ide tersebut, serta unsur-unsur yang berperan dalam membangun tema tersebut. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Sedangkan penelitian yang dilakukan terhadap empat esai tersebut berdasarkan pendekatan struktural semiotik. Pendekatan struktural dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri struktur yang terkandung dalam keempat esai tersebut. Pendekatan semiotik dilakukan untuk mengetahui makna dari gejala-gejala struktural yang terdapat dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang dianalisis dalam keempat esai ini adalah tema, citraan, sintaksis, diksi, dan nada. Hasil analisa mengungkapkan bahwa ide-ide yang membangun keempat esai Rasyid Rida mengangkat tema tentang pendidikan. Esai 'al-Tarbiyah wa al-Ta'lim' dan 'al-'Ilm wa al-Harb' lebih menekankan pada tema pendidikan moral, sedangkan esai 'al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah' dan 'Ila Ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu Ahwaj' lebih menekankan pada tema pendidikan nilai-nilai nasionalisme. Ide dan nada yang terdapat dalam keempat esai tersebut mengambil peran utama dalam membangun tema. Ide-ide dalam keempat esai tersebut dibangun melalui potret, citraan, diksi, dan bentuk kalimat sintaksis) yang terdapat pada esai-esai itu. Sedangkan nada dibangun melalui citraan, diksi, dan sintaksis pada keempat esai tersebut. Akhirnya, ide-ide dan unsur-unsur yang terdapat dalam empat esai Rasyid Rida, seperti citraan, sintaksis, diksi, dan nada ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
RB 07 A 369 t
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hariwibowo
"Penelitian ini mengenai analisis tema pada empat esai karya Rasyid Rida dalam majalah al-Manar yang berjudul al-Tarbiyah wa al-Ta'lim, al-Madaris al-Wathaniyyah fi al-Diyar al-Mishriyyah, ila ayy Ta'lim wa Tarbiyah Nahnu AHwaj, dan il-'Ilm wa al-Harb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I, 1997
060 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Samsu Hendra Siwi
"Manusia, kegiatan dan wadah merupakan tiga hal penting dalam bahasan arsitektur. Setiap kegiatan manusia membutuhkan ruang. Setiap saat manusia tidak hanya aktif di dalam ruang, merasakan ruang, berada dalam ruang dan berpikir tentang ruang tetapi manusia juga menciptakan ruang untuk menstrukturkan ekspresi dunianya ke dalam bentuk nyata. Ruang sebagai eksistensi, memberikan pemahaman antara hubungan kepentingan manusia dengan lingkungannya.
Ruang menjadi bahasan arsitektur yang sebelumnya sudah menjadi bahasan filsafat dan psikologi. Dalam perkembangannya, ruang dipahami secara subjektivis maupun secara objektivis baik secara epistemologi maupun ontologi. Pada subjektivisme, eksistensi ruang mengacu pada pikiran yang bukan dari sumber-sumber objektif. Kesadaran akan ruang tidak mengacu pada objek di luar. Sedangkan persepsi ruang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman individual penahu. Manusia mengetahui adanya ruang disebabkan oleh idea. Ruang merupakan forma intuisi kita sendiri. Ruang bukan sesuatu bentuk phenomena indera luar, tetapi merupakan kondisi subjek pada perasaan yang merupakan intuisi eksternal yang independen.
Pada objektivisme, pengetahuan bersumber pada:
a-posteori pengalaman. Paham ini menekankan bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diasalkan dari dan atau dikonfirmasikan oleh pengetahuan inderawi. Ruang sebagai kajian pengetahuan diartikan sebagai objek di luar subjek. Ruang sebagai objek material merupakan wadah fisik yang dapat diamati oleh indera manusia sehingga harus terukur, menempati suatu posisi, mempunyai bentuk dan berada. Ruang tidak bergantung pada persepsi manusia (subjek) walaupun persepsi kita terhadap ruang akan membawa kesadaran kita. Ruang dalam pandangan objektivis ini menjadikan arsitektur dipandang sebagai seni visual yang mementingkan indera penglihatan.
Paham subjektivis dan objektivis mengandung kelemahan-kelemahan. Pemahaman ruang arsitektur secara subjektivis menerjemahkan keberadaan ruang bahwa ruang berada di benak subjek. Pada kenyataannya ruang arsitektur merupakan ruang materiil yang merupakan perwujudan dari ide ruang yang immateriil. Ide ruang direalisasikan menjadi ruang fisik tidak akan sama persis, sehingga antara ide dan realitas tidaklah sama persis, walaupun ada usaha untuk menyamakannya. Dalam arsitektur, ide/ pikiran ruang dapat bersumber dari proses kreatif yang berupa intuisi maupun dari pengalaman inderawi. Hal inilah sebagai kritik terhadap teori pengetahuan yang subjektivis maupun yang objektivis. Pada objektivisme selain tersebut di atas, juga mengandung kelemahan. Bila objektivis memandang hal yang tampak saja, arsitektur bukan hanya permasalahan yang tampak saja akan tetapi juga yang tidak tampak, seperti harapan, keinginan-keinginan, fantasi, obsesi dan sebagainya.
Hal yang tampak maupun yang tidak tampak merupakan phenomena yang harus dapat ditangkap yang kemudian direduksi sehingga akan mendapatkan yang esensi. Seluruh dimensi manusia (manusianya sendiri, kegiatan dan lingkungannya) menjadi phenomena dalam fenomenologi. Fenomenologi dipakai sebagai pendekatan untuk menjawab kelemahan-kelemahan dari subjektivisme dan objektivisme. Dengan Fenomenologi ruang akan lebih kaya makna dan dapat terungkap secara lebih lengkap. Fenomenologi merupakan metoda untuk menangkap semua phenomena yang ada, akan tetapi untuk mengungkapkan phenomena yang tak tampak yang berupa ketidaksadaran pada subjek manusia diperlukan suatu pendekatan psikologi yaitu Psikoanalisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T7027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mata kuliah teknik komunikasi arsitektur biasanya ada pada semester awal tahun pertama dalam rangkaian pendidikan arsitektur. Diletakkan diawal karena mata kuliah ini adalah dasar dan perangkat bagi rangkaian mata kuliah perancangan selanjutnya. Pertanyaannya, sejauh mana mata kuliah yang diselenggarakan dalam sekitar hanya 13 minggu (pertemuan 1-3 kali se-minggu) ini dapat memberikan dasar dan perangkat yang kuat bagi para mahasiswa? Umumnya pendidikan arsitektur mempunyai 6-7 studio perancangan dimana seluruh aspek yang berkaitan pada komunikasi arsitektur dibebankan pada satu mata kuliah ini. Secara materi mata kuliah komunikasi arsitektur dapat dikelompokan menjadi dua; komunikasi arsitektur sebagai visualisasi dari ide arsitektur dan visualisasi keterbangunan dari suatu ide arsitektur. Kelompok pertama lebih menekankan pada tersampaikannya ide arsitektur dan informasi yang bcrsifat kualitatif Kelompok kedua menekankan pada informasi kuantitaf dari suatu ide arsitektur. Kedua kelompok ini tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Kompleksitas terjadi karena kedua kelompok tersebut tidak dapat diberikan sekaligus. Materi pada kelompok kedua sangat didasari oleh kepahaman pelaku komunikasi pada materi kelompok pertama. Sehingga diperlukan waktu dan pendekatan yang berbeda untuk menyampaikannya. Hal ini yang menyebabkan sulitnya memberikan dasar teknik komunikasi yang kuat melalui hanya satu mata kuliah saja. Dengan latar tersebut, tulisan ini hendak menyampaikan sebuah usulan penyelenggaraan mata kuliah teknik komunikasi arsitektur agar kedua kelompok materi tadi dapat tersampaikan secara sistematis dan saling-hubung dengan mata kuliah lainnya, khususnya mata kuliah studio perancangan."
720 JIA 4:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
14-22-35949996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafwandi
"ABSTRAK
Lokasi dan situasi Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus terletak diantara 110_ 36 dan 110`50 Bujur Timur serta 6_ 51 dan 7_16 lintang Selatan, atau sekitar 50 km sebelah Timur Semarang .Dengan ketinggian 55 m dari permukaan air laut serta luas sekitar 422,21 km2. Kota Kudus secara geografis mempunyai batas yakni : - di sebelah Utara Kabupaten Dati II Jepara dan Kabupaten Dati II Pati.- di sebelah TimurKabupaten Dati II Pati.- di sebelah Selatan Kabupaten Dati II Grobogan dan Dati II Pati.- di sebelah Barat : Kabupaten Dati II Demak dan Kabupaten Dati II Jepara. Daerah Kudus bahagian Selatan merupakan dataran rendah dengan persawahan, bagian Utara adalah dataran tinggi ( pegunungan Muria ), sedangkan daerah Tengah merupakan dataran. Kota Kudus dibelah oleh Sungai Gelis yang mengalir ke Selatan dan membagi kota dua bahagian yaitu Kudus Kulon bagian kota yang terletak di sebelah Batay Sungai, dan Kudus Wetan bagian kota yang terletak di sebelah Timur Sungai_

"
1984
S13402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>