Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Suharno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Suharno
"Proses pembersihan logam (metal cleaning) yang umum dilakukan biasanya menggunakan larutan dari jenis pelarut terklorinasi. Pelarut dari turunan senyawa yang mengandung klor atau senyawa halogen ini memiliki sifat yang dapat merusak lapisan ozon. Jenis pelarut lain yang memiliki sifat daya bersih yang baik dan tidak merusak lapisan ozon adalah pelarut berbasis hidrokarbon dan mengandung senyawa terpene, salah satu jenis dari pelarut ini adalah pelarut organik Non-ODS tipe D-721.
Penelitian ini akan menyelidiki dan menguji pengaruh pelarut organik tipe D-721. terhadap baja karbon rendah dan tembaga dengan memperhatikan struktur mikro dari bahan tersebut sebelum dan sesudah pengujian, perubahan berat, serta mengamati kekasaran permukaaan akibat proses pengikisan yang mungkin terjadi selama waktu pencelupan 1, 2, dan 3 jam yang dilakukan pada temperatur ruang tanpa proses pengadukan.
Berdasarkan penelitian ini, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada proses pembersihan logam dengan cara mencelupkan baja karbon JIS G-3141 dan tembaga JIS Cu-7204 ke dalam pelarut tipe D-721 dengan waktu celup 1, 2, dan 3 jam tidak terjadi proses pengikisan karena tidak dihasilkan perubahan berat sampel serta tidak berubahnya struktur mikro sebelum maupun sesudah pencelupan, dan dapat dikatakan bahwa pelarut yang digunakan dalam proses pembersihan ini yaitu pelarut tipe D-721 tidak reaktif atau tidak bereaksi terhadap baja karbon JIS G-3141 dan tembaga Cu-7204."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Rodjo Prasetyo
"Pembersihan permukaan logam dengan menggunakan pelarut berbasis hidrokarbon untuk menghilangkan kotoran mulai banyak dipakai di bidang industri. Terlebih lagi sejak penggunaan pelarut yang mengandung klor dilarang di negara­ negara maju, karena dianggap memiliki dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Pelarut yang mengandung klor ini disinyalir memberikan dampak yang kurang baik bagi lapisan ozon. Karena itulah banyak dicari pelarut alternatif sebagai penggami pelarut yang mengandung klor. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah pelarut berbasis organik hidrokarbon non ODS (Ozon Depleting Substance).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pelarut organik tersebut terhadap proses pembersihan baja tahan karat austenitik 316 dan tembaga tipe 19000. Pada penelitian ini digunakan variabel waktu pencelupan 1, 2 dan 3 jam, dimana kondisi temperature adalah pada temperatur kamar. Pengujian yang dilakukhn berupa pengukuran berat, uji roughness, uji AAS, pengamatan foto mikro dan dilakukan uji tambahan, yaitu uji penguapan pelarut dan uji efektifltas pembersihan pelarut.
Dari hasil pengujian didapat hasil bahwa pelarut EMSY 07 yang digunakan tidak menimbulkan dampak negatif pada baja tahan karat austenitik 316 dan tembaga 19000. Tidak terjadi perubahan berat sebelum iian sete1ah pencelupan. Juga tidak ada perubahan nilai kekasaran permukaan yang sigifikan. Kadar sampel logam di larutan dalam pengujian MS juga sangat kecil untuk dikatakan telah terjadi reaksi antara pelarut dengan permukan logam. Dari pengamatan foto mikro juga tidak dijumpai perbedaan penampakan sebelum dan sesudah pencelupan."
2001
S41480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Widiastono Poerwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S47839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Pembersihan permukaan logam dengan menggunakan pelarut organik bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran organik yang terdapat pada permukaan logam seperti oli, minyak, dan lemak. Proses ini biasanya menggunakan larutan hidrokarbon terklorinasi karena daya bersihnya yang baik dan tidak bereaksi dengan logam yang dibersihkan. Namun demikian larutan ini tidak ramah terhadap lingkungan, karena merupakan substansi perusak lapisan ozon (ozon Depleting Substance). Salah satu pelarut alternatif dengan daya bersih yang baik dan lebih bersahabat dengan lingkungan adalah organik non-ODS tipe Hidrokarbon-2.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pelarut organik non-ODS tipe Hidrokarbon-2 terhadap permukaan tembaga (tembaga C10300) dan baja karbon rendah (Baja karbon rendah SPCEN JIS G 3141). Pengujian yang dilakukan berupa pengukuran berat (ASTM D 1280), pengukuran roughness (ASME B46. 1) dan pengamatan struktur mikro sampel logam sebelum dan setelah pencelupan selama 1, 2, dan 3 jam. Pencelupan dilakukan pada temperatur kamar dan tidak ada pengadukan.
Hal pengujian-pengujian tersebut menunjukkan bahwa pencelupan tembaga C10300 dan baja karbon rendah SPCEN JIS G 3141 dalam pelarut non-ODS tipe Hidrokarbon-2 selama 1, 2, dan 3 jam tidak menimbulkan dampak negatif terhadap permukaan kedua logam tersebut. Dari pengukuran berat didapati tidak ada perubahan berat yang berarti dan dari pengamatan struktur mikro juga tidak terjadi perubahan penampakan. Walaupun hasil pengukuran roughness menunjukan adanya perubahan nilai Ra dan Rq, namun besarnya perubahan tersebut sangat kecil (0-0.2 μm) sehingga dapat diabaikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Lemuil
"Baja Karbon merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam segala bidang, termasuk dalam bidang industri otomotif. Pada saat ini, dimana industri otomotif di Indonesia sedang berkembang, penggunaan material baja dengan kualitas yang baik sangat dibutuhkan. Karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan murah, oleh karena itu umumnya sebagian besar baja komersial mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan. Baja karbon merupakan bahan dasar pembuatan rangka-rangka mesin yang mana juga sebagai bahan dasar pembuatan Pin Spring untuk kendaraan niaga dengan menggunakan baja karbon standart JIS S 45 C atau standart AISI 1045. Pin Spring adalah pin yang digunakan untuk menahan spring dari gaya dinamis maupun statis akibat pemakaiannya di jalan ataupun untuk menahan beban yang berat yang diberikan serta meredam tegangan kejut yang terjadi. Jadi dalam hal ini, pin spring tersebut harus mempunyai kekuatan ketangguhan yang baik di dalamnya (core) sedangkan pada permukaannya harus mempunyai ketahanan aus yang tinggi. Pada produk pin spring sekarang ini, mempunyai kualitas yang masih dibawah standart yang diinginkan. Hal ini terjadi karena proses perlakuan panas pengerasan yang telah dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas pengerasan terhadap baja karbon JIS S 45 C atau AISI 1045 untuk meningkatkan kualitasnya sesuai dengan standart yang telah ditentukan dengan variasi temperatur dan waktu temper serta media quench oli. Diperoleh adanya temperatur temper dan waktu temper yang sesuai untuk kualitas yang diinginkan. Juga diperoleh perubahan struktur mikro pada tiap-tiap variabel yang sesuai dengan standart yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wijanarko
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kelayakan penggunaan pelarut organik non ODS tipe EMSY 03 terhadap pembersihan permukaan baja tahan karat tipe 430 dan kuningan tipe 44400. Pelarut organik EMSY 03 ini sedang dikembangkan sebagai alternatif pengganti pelarut pembersih terdahulu yang kebanyakan mengandung senyawa terklorinasi substansi perosak ozon seperti 1, 1, 1-trichloroethane.
Pengujian yang dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui bilamana terjadi gejala korosi pada sampel logam setelah proses pember.rihan oleh pelarut EMSY 03. Pengujian utama pada penelitian ini adalah pengujian pengildsan ASTM D 1280 yang dirangkai dengan pengujian kekasaran permukaan (ASME B46.I), pengujian AAS. pengamatan mikro dan makro sampel logam, sebelum dan sesudah pencelupan 1, 2 dan 3 jam. Kondisi pengujin untuk kamar dan tanpa agitasi. Selain itu juga dilakuka pengujian untuk mengetahui kecepatan pengeringan dan daya bersih pelarut, karena waktu pengeringan termasuk dalam faktor-faktor yang menyebabkan korosi pada proses pembersihan permukaan logam.
Dari serangkaian pengujian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan pelarut organik EMSY 03 untuk pembersihan permukaan baja tahan karat tipe 430 dan kuningan tipe 44400 tidak menimbulkan dampak negatif gejala karosi seperti penumpukan produk korosi maupun pengikisan permukaan logam. Hasil yang didapat dari pengujian tingkat kebersihan menunjukkan bahwa larut EMSY 03 ini agak sulit mengakat kotoran jika digunakan pada proses pembersihan permukaan logam dengan metode pencelupan konvensional terutama untuk pembersihan komponen berlubang. Selain itu waktu pengeringan pelarut EMSY 03 pada temperature dan tekanan kamar membutuhkan waktu yang lambat, sehingga pada aplikasi di industry dibutuhkan temperature operasi yang lebih tinggi."
2000
S41485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detin Audriyanti
"KOWEL adalah salah satu komponen otomotif yang digunakan P.T German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor pada kendaraan tipe light truck Mercedes Benz 800. Fungsinya adalah sebagai dudukan kaca depan, penyangga pintu dan tempat dudukan lampu depan. Bahan dasar KOWEL adalah lembaran baja karbon sangat rendah tipe SPCE dengan unsur paduan dan memiliki sifat kekuatan dan kekerasan serta keuletan yang memenuhi syarat untuk proses pembentukan. Pembentukan KOWEL dengan proses press forming langsung dari bahan dasar sering mengalami kegagalan yang pada akhirnya sia-sia karena kualitasnya yang rendah tidak sesuai dengan keinginan. Untuk itu dilakukan penelitian pada benda uji dari lembaran baja sebelum dan sesudah proses press forming dengan pilihan kontrol temperatur dan waktu penahanan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan solusi karakteristik sifat mekanik serta tekstur guna meningkatkan optimasi bahan. Pengujian yang dilakukan mencakup pengamatan XRD, uji komposisi kimia, uji tarik, koefisien anisotropi plastis, uji kekerasan, metalografi dengan mikroskop optik dan pengamatan permukaan patahan dengan SEM serta pengamatan pole figure-tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses press forming di samping terjadinya penipisan pada benda kerja diikuti pula dengan meningkatnya kekerasan, kekuatan dan berkurangnya keuletan dan berkurangnya ketajaman tekstur. Proses perlakuan panas pada temperatur 400 °C dengan waktu penahanan masing-masing 15 menit dan 60 menit tidak menunjukkan perubahan yang berarti pada benda uji sebelum maupun setelah proses press forming.

KOWEL is an automotive component used by P.T. German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor that is usually assembled for front panel of light truck-type of Mercedes Benz 800 construction. Base material for this KOWEL is ultra low carbon steel sheet SPCE-type which has alloying elements with toughness, hardness and ductility suit for forming process. Unfortunately, press forming of the material to form KOWEL often results in failure. To get the solution and to find out the characteristic of mechanical properties and texture before and after press forming process, a research is then carried out. Some examinations are applied including XRD measurement, chemical composition, tensile strength, anisotropy coefficient, Vickers's hardness, optical metallography, SEM and pole figure. The results show that press forming will thin the material followed by increase of hardness and toughness and decrease of ductility and texture sharpness. Heat treatment at 400 °C for 15 and 60 minutes does not give a significant change in material before and after the press forming process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>