Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melati Sarnita
1999
S47875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
04 Suh a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Kegagalan adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pemakaian aplikasi teknologi. Untuk itu penyebab dari kegagalan aniara lain ditinjau dari pembuatan, disain, pemasangan atau perawatan haruslah diketahui, sehingga kerusakan yang sama tidak terulang kembali. Dalam tulisan ini akan dianalisa kegagalan dari ruang pembakaran (combustion chamber) pada sebuah turbin gas yang tidak diketahui materialnya. Untuk mengetahui penyebab kerusakan material ruang pembakaran maka dilakukan serangkaian pengujian yakni pengujian kekerasan dengan metode Vickers, analisa fraktogrqfi, analisa metalogrqfi dengan memakai mikroskop optik, komposisi lamia dengan metode spektrometri dan analisa mekanisme kegagalan, Hasil penelitian mermnjukkan bahwa material dari sampel adalah Ni-based superalloy, yaitu Inconel 718, yang mempunyai kandungan Or dan Mo lebih tinggi dari Inconel standar, mengalami perpatahan di sepanjang batas butir (intergrarmlar). Adanya perbedaan kandungan Cr dan Mo ini membuat terbentuknya karhida karbon yang bersifat getas pada batas butir, yang kondisi pembebanan pada temperatur tinggi, akan mudah diserang korosi panas oleh sulfldasi dari pembakaran dalam ruang bakar. Adanya karbida karbon ini membuat material menjadi keras. Kekerasan pada permukaan bagian dalam lebih tinggi dari pada permukaan bagian luar. Nilai kekerasan yang tinggi membuat material menjadi getas dan tidak dapat menahan beban yang diberikan.
ABSTRACT
Failure is an inseparable aspect of application usage technology. For this reason, the cause of failure, among other things, in terms of manufacture, design, installation or maintenance must be known, so that the same damage does not happen again. In this paper we will analyze the failure of the combustion chamber in a gas turbine whose material is unknown. To find out the cause of damage to the combustion chamber material, a series of tests were carried out, namely hardness testing using the Vickers method, fractographic analysis, metallographic analysis using an optical microscope, lamia composition using the spectrometry method and failure mechanism analysis. , namely Inconel 718, which had higher Or and Mo content than standard Inconel, experienced fractures along the grain boundaries (intergrarmlar). The difference in the content of Cr and Mo makes the formation of brittle carbon carbides at the grain boundaries, which under high temperature loading conditions, will be susceptible to heat corrosion by sulfldation from combustion in the combustion chamber. The presence of this carbon carbide makes the material hard. The hardness of the inner surface is higher than that of the outer surface. The high hardness value makes the material brittle and unable to withstand a given load."
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Efendi
"Kebutuhan energi di perdesaan dapat dihasilkan turbin gas berbahan bakar bioenergi mengingat bahan baku bioenergi cukup tersedia , sehingga dengan tersedianya energi di perdesaan tercipta kegiatan yang sifatnya produktif untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Sektor properti di perkotaan yang merupakan salah satu penyerap energi terbanyak dapat juga menggunakan turbin gas berbahan bakar bioenergi sehingga tercipta bangunan yang dapat mencukupi kebutuhan energinya sendiri dari sumber energi terbarukan, hal ini merupakan konsep Zero Energy Building. Turbin gas yang diharapkan mengatasi ketersediaan energi mempunyai keunggulan yakni intalasi cepat, ukuran sistem, massa, dan biaya investasi relatif lebih rendah; dapat dioperasikan dalam keadaan dingin ; getaran yang dihasilkan jauh lebih kecil; pelumasan yang lebih sederhana; efisiensi mekanis lebih baik; dapat menggunakan bermacammacam bahan bakar; gas buangnya bersih; serta gas buang dari turbin gas dapat dimanfaatkan untuk melakukan destilasi bioetanol. Tetapi, turbin gas juga mempunyai kelemahan-kelemahan, diantaranya efisiensi termal yang rendah; degradasi komponen yang terlalu cepat; dan bencana kegagalan sistem. Kelemahan tersebut diakibatkan ketidakstabilan pembakaran yang disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh ruang bakar tidak tetap. Sehingga muncul pertanyaan apakah bahan bakar yang ada di dalam ruang bakar tersebut sudah terbakar maksimal; karakteristik gas yang dihasilkan oleh proses pembakaran pada ruang bakar; besarnya thermal stress yang dialami oleh ruang bakar tersebut. Metodologi yang dilakukan menjawab pertanyaan tersebut adalah melakukan percobaan dengan menggunakan turbin gas mikro Proto X-1, membuat pemodelan dan simulasi dari ruang bakar, kemudian hasil percobaan tersebut dijadikan sebagai input simulasi model ruang bakar dengan menggunakan perangkat lunak CFDSOF. Sehingga diketahui karakterisitik distribusi temperatur, distribusi bahan bakar, distribusi udara dan distribusi produk gas.

Energy need in rural area can be filled with the use of bioenergy gas turbine, considering the bioenergy fuel availability with its raw material, which the production of bioenergy fuel can also reduce poverty by employing local laborer. Also, bioenergy gas turbine can also supply the energy need in urban property sector ? the most energy absorber. This condition help the building to meet its own energy needs with renewable energy source, called Zero Energy Building Concept (ZEB). With its advantages, i.e. quick installation, system dimension, weight, low investment cost, cold operation, lower lubricating parts, better mechanical efficiency, fuel variations operating, cleaner exhaust gas, the gas turbines are expected to carry the energy availabilities. Besides, high temperature of the exhaust gas can be used for bioethanol distillation system. However, the gas turbine also have weakness, i.e. low thermal efficiency, rapid components degradation, and system failure which caused by instability combustion as a result of unstable combustor temperature. This conditions arises whether the existing fuel in the combustion chamber is converted to fire; exhaust gas characteristics; thermal stress magnitude of the combustion chamber. A Prototype of Micro Gas Turbine Proto X-1 is designed and combustion CFD simulation has done to answer. Experimental results from the Proto X-1 are used as the input of the combustion CFD simulation which done by CFDSOF software resulting the temperature distribution, fuel distribution, air distribution, and exhaust gas distribution. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Prabowo
"Zona circular pada ruang bakar cukup diperlukan dalam perannya untuk proses mixing dengan bahan bakar dan masalah flame stability. Pada mini turbin GT-852 ini menggunakan atau memanfaatkan swirler dengan sistem toroidal menggunakan beberapa tube di sekelilingnya. Maka itu pada tulisan ini akan dicoba dibandingkan dengan swirler berbasis blade dengan konfigurasi menyesuaikan keadaan pada ruang bakar GT-852. Secara cold flow model dengan simulasi CFD akan dicoba dibandingkan keduanya. Disamping itu, penggunaan plat penutup bagian bawah (cap) membuat sistem pengaturan tersendiri terhadap komponen axial dan tangensial yang berimbas pada nilai swirl number sebagai salah satu parameter mixing dan stability dari flame (khususnya pada saat low load seperti start up).

Circulation zone in combustion chamber is needed as the roll of it in mixing process and to handle flame stability problem. In mini gas turbine GT-852, it uses swirler with toroidal system which has some small tubes around. Therefore in this research will compare between old design of swirler (default swirler of GT-852) and blade swirler which has configuration compatible to GT-852 combustion chamber. Using CFD (computational fluid dynamic) simulation in cold flow model (with neglect the combustion effect), it compares each other performance both mixing and stability. Furthermore, additional part to cover bottom side of swirler (cap) is used as adjustment system for axial and tangential components. At last both components will influence the value of swirler number as one of parameter mixing and flame stability (especially in low load like start up)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50886
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Inayati
"Hubungan antara geometri kompor dengan performa yang dimiliki harus dilakukan untuk mengetahui kesempurnaan dari reaksi pembakaran. Peneliti terdahulu telah melakukan simulasi pada kompor biomassa dengan udara primer dan sekunder diatur dengan menggunakan 1 penyuplai udara. Pada penenilitian ini, dimodelkan ruang pembakaran kompor gas-biomassa berprinsip upside downdraft gasification dengan bahan bakar berupa gas hasil pirolisis dari biopellet kayu karet dengan udara primer dan sekunder yang independent satu sama lain.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat profil kecepatan, konsentrasi CO2 sebagai produk pembakaran, dan temperatur ruang pembakaran pada kecepatan udara primer konstan. Semakin besar kecepatan udara sekunder maka kecepatan pada bagian atas ruang pembakaran semakin besar, semakin banyak CO2 sebagai produk reaksi pembakaran yang terbentuk, dan semakin rendah temperatur ruang pembakaran.

Analyzing relation between geometric of stove and its performance has to be done in order to get to know combustion reaction inside of the stove. The latest research done in simulation of biomass stove whose air supply for primary and secondary air is only one. Combustion chamber of upside downdraft gasification biomass gas-stove is used as geometric of this simulation. This stove has primary and secondary air which is not dependent on each other. Pyrolysis gas from biopellet of rubber wowd used as fuel.
Objective of this simulation is to analyze the behaviour of fluid in combustion and get the velocity, concentration, and temperature profil in constant primary air velocity. Velocity at the outlet boundary of combustion chamber is getting more as secondary air increased also the more reaction happened though it decreasing temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Candraditya
"Kegagalan prematur pada material mixing chamber turbin gas. Bentuk kegagalan yang terdeteksi adalah terjadinya lubang atau sumuran. Analisa dilakukan dengan melakukan studi pada material paduan yang berjenis 16Mo3/17Mn4 untuk digunakan pada mixing chamber, dengan mengambil data-data seperti komposisi kimia, komposisi deposit, bahan bakar, mikrostruktur, dan kekerasan.
Dari hasil analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegagalan disebabkan oleh serangan korosi temperatur tinggi pada rentang temperatur 600 - 800°C atau tipe kedua. Data literatur menunjukkan terbentuknya senyawa natrium sulfat dan vanadium oksida dari proses pembakaran yang menyebabkan terjadinya korosi sumuran.

There were premature failures of mixing chamber part of turbine gas. The failure has been detected from pitting formation. Analyses is done taking from material alloy of 16Mo3/17Mn4 that used in mixing chamber with data-data like: material composition, deposits composition, fuel oil, microstructures, and micro hardness.
From analysis, it can be concluded that failure in mixing chamber were done by hot corrosion attack in temperature 600 - 800°C or type II (LTHC). Literatures showing that natrium sulfate and vanadium oxide were resulted from the combustion process thus pitting corrosion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Kisdiyanto Hendarjih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S38713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawan Darmawan
"Lebih dari 80% emisi karbon yang dilepaskan oleh fasilitas hulu pemroses minyak dan gas pada unit produksi terapung (FPU) di lepas pantai pada studi kasus ini merupakan produk dari hasil pembakaran turbin gas. Namun biaya penyerapan karbon yang tinggi menjadi hambatan utama bagi industri minyak dan gas untuk merespon kebutuhan penurunan emisi gas rumah kaca dari produk pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan integrasi konsep power-to-gas (P2G) pada emisi turbin gas melalui pengintegrasian unit pemanfaatan panas sisa gas buang (WHRU), resirkulasi gas buang (EGR), penyerapan karbon pasca pembakaran (PCC) menggunakan pelarut monoethanolamine (MEA), dan proses metanasi untuk produksi gas alam sintetik atau syngas. Evaluasi proses secara detail dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Aspen HYSYS. Penyerapan karbon pada kandungan MEA 28% menghasilkan efisiensi sebesar  99,65% pada tekanan absorber 2 bar dan suhu gas umpan 55oC dengan konversi menjadi metana 100% oleh reaktor metanasi pada rasio H2/CO2 sebesar 4,1, berdasarkan hasil permodelan atas beberapa kondisi sensitifitas. Jika produk sampingan berupa syngas diperhitungkan dalam analisis, maka biaya penurunan CO2 untuk unit produksi terapung di lepas pantai pada penelitian ini dapat turun secara substantial dari 138,6 USD/ton CO2 tanpa P2G, menjadi 20,6 USD/ton CO2­ dengan integrasi P2G.

More than 80% of the carbon emitted by the offshore oil and gas processing facilities on  a floating production unit (FPU) utilized as a case study in this work is a product of gas turbines combustion. However, the current high cost of CO2 capture is the primary obstacle preventing the oil and gas industry from responding to the increasing need for reducing greenhouse gas emissions from combustion products. This research seeks to determine the viability of incorporating the power-to-gas (P2G) concept on existing gas turbines emissions through the integration of waste heat recovery unit (WHRU), exhaust gas recirculation (EGR), post-combustion carbon capture (PCC) using monoethanolamine (MEA) solvent, and methanation to produce synthetic natural gas or syngas. Aspen HYSYS is used to simulate the evaluation process detailed in this research. The maximum carbon capture efficiency with 28% MEA resulted in 99.65% capture efficiency at 2 bar absorber pressure and 55oC feed temperature with 100% methane conversion produced by a methanation reaktor at an H2/CO2 ratio of 4.1, according to modeling results from a number of sensitivity conditions. When the sales of syngas by-products are accounted for, the cost of avoiding CO2 for the offshore floating production unit represented here lowers substantially from USD 138.6/ton CO2 without P2G to USD 20.6/ton CO2 with P2G. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Kurniahadi
"Pemantauan kondisi telah dilakukan di turbin gas penggerak kompressor khususnya di bagian turbin gas set. Pemantauan dan pengambilan data getaran dilakukan di tiga titik utama pada turbin gas set. Kecenderungan getaran overall menunjukkan keadaan turbin gas set yang masih baik. Pemantauan kondisi menggunakan metode analisa getaran sangat baik dalam memberikan gambaran keadaan turbin gas set. Analisa frekuensi getaran dapat menunjukkan komponen yang terindikasi rusak.
Dengan menggunakan kecenderungan kenaikan amplitude getaran, waktu kerusakan komponen dapat diperkirakan. Keadaan turbin gas set secara umum masih berada dalam keadaan yang baik. Beberapa komponen menunjukkan indikasi kerusakan yang masih dalam batas toleransi. Pemantauan kondisi tetap harus dilakukan untuk memantau kondisi komponen kritis yang telah memiliki indikasi kerusakan dan untuk memantau indikasi kerusakan dari komponen kritis lainnya.

Condition monitoring have already applied on gas turbine compressor set particularly on gas turbine engine. Monitoring and derivation of vibration data have taken at three primary data point on ga\ turbine engine. Trending of overall vibration showed that gas turbine engine is still in good state. Condition monitoring with vibration analysis method is very good to give illustration about gas turbine engine condition. Vibration frequency analysis can slwwed which component indicate to damage.
By using trending of vibration amplitude, component breaking time are predictable. Generally, gas turbine engine condition still in good state. Several component showing damage indication but still in tolerance. Condition monitoring must continued to monitor critical component condition that has a damage indication and to monitor damage indication of another critical component.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>