Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
04 Suh p-3
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ismet Komarudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Wiyono
"Teknologi heat treatment merupalcan telazologi yang perlu climililri olelz seliap induslri manufalctur terutama yang menglzasilkan produlc pengecoran logam. lnduslri pengecaran Iogam yang ada di Indonesia tidak lzanya dimiliki alelz industri besar letapi banyak yang berbasis industri kecil-menengah sebagaimana terdapat di Sentra industri pengecoran logam Batur Jaya, Caper, Klaten, .lawa lengalz. Pembuatan dapur heat treatment di sentra inclustri logam tersebut diiringi dengan transfer teknoloi heat treatment kepada merelra merupakan lang/cah awal yang dapat menjadi contoh bagi sentra industri lcecil lainnya.
Perancangan dapur dimulai dengan menentukan jenis balzan bakar yang digunakan dan berar maksinnim material yang alcan diperlakukarz panas (500 Kg).Berdasarkan data dialas malfa dilakukan per/:itungan kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan material sannsai tenmeratur minimal 923 ?C dan perhitungan lcalor bdltan balrar yang dihafilkan. Bersamatm clengan ilu dilakukan perancangan dapur serta penentz/an jenis material apa yang digunakan unluk lconstruksi dapur. Selzingga dapat ditentukan jumlah kalor yang dibzitu/:kan unluk memanaskan dapur yang aklzirnya dapat ditentukan jumlah bahan bakar dan oksigen yang dibutuhkan untulfpemanasan material.
Melalui pengujian dapur kita melihat target target temperatur minimal relah dicapai yaitu diatas 923 ?C. Melihat kondisi dapur, remperalur yang tercatat pada termacouple adalah temperatur ruang dapur terutama bagian atax dapur sehingga temperatur material sebenarnya telah melebihi lemperarur yang tercatat. Pemakaian bahan balcar yang digunalran dalam 4 kali percobaan unluk material tertentu tidalcjaulz berbeda dengan data perlzitungan konsumsi material. Kelebihan pemakain bahan balrar tersebut karena balu tahan api yang tidak berg-una yang ierdapat dalam dapur. Validasi dapur melalui perlakuan panas fnormalisasy baja tuang mangan memperlihatlran terjadinva perubahan sim/dur mikro yailu penglzalusan dan penyeragaman butir dan edapan yang diikuti dengan peninglfatan nilai lcekerasan. Dengan demikian dapur yang dibuat dapar disimpulkan telah beroperasi dengan baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Kusumah
"Pengembangan material baja cor tahan panas HK 40 oleh industri pengecoran Iogam nasional akan menghemat devisa negara, memajukan industri pengecoran logam nasional dan memberikan nilai tambah terhadap mineral ferronickel yang ada Indonesia. Untuk mengembangkan material baja cor tahan panas HK 40 diperlukan karakterisasi sifat-sifat baja cor tahan panas tersebut, dimana salah satunya adalah Creep Rupture Life. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur terhadap creep rupture Iife dari baja tahan panas HK 40 sebagai material untuk membuat Tray pada dapur Heat Treatment yang dihubungkan dengan perubahan struktur mikro pada sampel creep rupture baja cor tahan panas HK 40.
Pengujian creep rupture dilakukan pada temperatur 600, 650, 700, 750 dan 800 °C dengan beban konstan. Pemilihan temperatur uji ini didasarkan pada reori creep dimana proses difusi pada material logam akan terjadi pada temperatur 0, 4 Tm serta pengendapan karbida pada baja cor lahan panas HK -40 terjadi pada range temperatur 600 sampai dengan 950 °C. Pengujian creep rupture ini dipercepat dengan memberikan regangan 70 % dari kekuaran luluh baja cor rahan panas HK 40. Pengujian creep rupture ini mengacu kepadq standar ASTM E 139 - 96 dimana sampel yang digunakan berdiameter 8 mm dan panjang gauge length 40 mm.
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan dengan semakin tingginya temperatur pengujian maka creep rupture Iife dari baja cor tahan panas HK 40 akan semakin menurun serta perubahan struktur mikro baja cor rahan panas HK 40 yang menunjukkan pengasaran endapan karbida baik pada batas butir maupun di dalam matriks austenil. Pengasaran karbida ini bertanggungjawab terhadap menurunnya creep rupture life baja cor tahan panas HK 40."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Kebutuhan material baja tahan panas di Indonesia sebanding dengan banyaknya industri-industri yang memerlukan peralatan atau perlengkapan yang berkaitan dengan pemakaian pada kondisi operasi temperatur tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan membuat "tray" dari baja tahan panas HK40 yang berkualitas baik sebagai produk substitusi impor dengan bahan baku paduan yang berasal dari dalam negeri. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan oleh industri kecil/menengah pengecoran logam di Indonesia dan dapat dijadikan produk unggulannya.
Terhadap prototipe produk tray yang dihasilkan dilakukan pengujian karakterisasi sifat mekanis, meliputi: kekuatan tarik pada temperatur ruang dan temperatur tinggi, kekuatan luluh, elongasi, reduksi penampang; nilai kekerasan; pengujian creep rupture, struktur mikro, komposisi kimia, komposisi endapan dan pengujian di lapangan di mana prototipe produk tray digunakan di salah satu perusahaan pembuat bearing di Jakarta.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peluang pengembangan dan pembuatan baja tahan panas dengan komposisi paduan lokal cukup besar. Sifat mekanis (kekuatan tarik, kekerasan dan creep rupture) temperatur ruang maupun temperatur tinggi dari paduan tahan panas lokal mampu menyamai paduan tahan panas impor. Hasil pengujian di lapangan terhadap produk tray yang dikembangkan, juga menunjukkan bahwa kinerja yang baik. Terbukti dari tidak adanya kerusakan pecah atau retak sama sekali pada prototipe produk tray setelah pemakaian selama 3 bulan di lapangan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Taofan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2391
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alif Fudin
"Masalah yang sering muncul dalam pembuatan grindil ball lokal adalah belum maksimalnya performa standar yang dipersyaratkan seperti nilai yield hanya bisa dicapai 35% masih dibawah standar 35% tingkat pecah yang tinggi dan masih terdapat cacat shinkage atau porositas. Dari data teknis diatas masih diperlukan upaya penelitan dan pengkajian mendalam untuk menghasilkan kualitas grinding ball lokal agar sesuai dengan spesifikasi pemakaian.
Penelitian skala laboratiroum terhadap grinding ball hasil industri kecil-menengah dilakukan muai dari inspeksi mikrostruktur, kualitas permukaan, kerusakan dan komposisi kimia kondisi as-cast. Kondisi grinding ball as-cast selanjutnya dilakukan proses perlakuan panas mulai dari annealing, hardening dan tempering untuk kemudian dilakukan pengamatan nilai kekerasan makro, metalografi kualitatif-mikrostruktur serta kuantitatif-persen fasa terhadap hasi tiap-tiap kondisi perlakuan panas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekerasan grinding ball kondisi as-cast dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas yaitu 430-510 HB menjadi 690-833 HB pada perlakuan hardening. Perolehan mikrostruktur primary carbides sebesar 21-32 % pada as temper sedangkan target untuk as-temper adalah 38,2%, Hal ini terjadi karena pengendapan primary carbides dalam matriks belum maksimal akibat perlakuan panas yang kurang optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Pahlevi
"Penggunaan material baja cetakan (die steels) terutama dalam pembuatan komponen-komponen peralatan dalam industri manufaktur. Cetakan berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk membuat benda/komponen dengan bentuk dan bahan tertentu yang sesuai dengan profit cetakannya. Saat ini kehanyakan produk yang ada masih merupakan barang yang didatangkan dari luar negeri (impor). Oleh karena itu penelitian ini akan menekankan pada pengembangan dan fabrikasi baja cetakan untuk keperluan industri manufaktur melalui proses pengecoran (foundry route). Material cetakan yang digunakan sebagai acuan adalah baja SKD 61(AISI H 13) yang umum dipakai proses die casting dan baja Stavac (AISI 420 modification) yang hiasa dipakai sebagai cetakan pada plastic injection.
Penelitian ini melputi perencanaan dan pembuatan bakalan cetakan dengan proses pengecoran yang meliputi perencanaan peleburan dan pengecoran (melting and casting design) yang meliputi pembuatan pola (pattern), pembuatan cetakan pasir dan penentuan material balance. Selain itu akan dilihat pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan, ketangguhan dan struktur mikro yang terbentuk. Perlakuan panas yang diberikan berupa annealing pada suhu 770° C untuk Stavac dan 850° C untuk SKD 61 yang dilanjutkan proses auslenisusi pada suhu 1010° C yang didahului preheat 650° C untuk kedua feats bakalan cetakan dengan menggunakan media udara untuk pendinginan. Proses selanjutnya berupa tempering pada suhu 200, 300, 500, 550, dan 600° C. Masing-masing proses menggzrnakan waktu tahan selama 1jam, kecuali pada preheat proses austenisasi selama 30 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan yang dihasilkan bakalan cetakan Stavac relatif sama dengan produk impor. Kekerasan tertinggi terjadi pada temper 550° C. Pada SKD 61 kekerasannya relat f lebih rendah yang disebabkan kadar karbon yang dihasilkan lebih rendah dan target. Kekerasan tertinggi untuk SKI) 61 terjadi pada temper 500° C. Ketangguhan kedua jenis bakalan cetakan melalui foundry route relatif lebih rendah dart produk impor yang disebabkan perbedaan poses pembuatan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Pudji Hertanto
"ABSTRAK
Pengumpul debu yang umumnyadi sebut dengan dust
collector sudah banyak dikenal orang, berutama pada masyarakab
industri di seluruh dunia. Di Indonesia pengumpul debu ini
banyak dipergunakan terutama oleh industri-industri besar dan
menengah, tapi untuk industri kecil pengumpul debu ini tidak
berlalu menjadi perhabian, karena harganya yang mahal.
Pemakaian dusb collecbor ini pada kawasan home
indusbri sekibar Jakarba Timur CKlender:) dan daerah Bekasi yang
memproduksi furnibure abaupun kerajinan kayu iainnya bidak ada
sama sekali, karena ibu perlu unbuk membuab suabu pengumpul
debu yang menggunakan beknoiogi bepab guna dan beaya yang
reiabif murah, sehingga dapab dibuab sendiri dan dapab memenuhi
sbandar kesehaban iingkungan. Peralaban pengumpul debu yang
dirancang ini memiliki kapasibas sebesar O. 2 mVs dengan daya
mobor 0.45 kW unbuk pubaran 1400 rpm.
Kerja dari sisbem pengumpulan debu ini adalah dengan
menghisap debu/serbuk dari sumber penghasil debu oleh blower
melalui saluran udjira yang selanjubnya masuk ke dalam pengumpul
debu Cdengan jenis cycloneD, dan didalam peralaban pengumpul
debu ini parbikel bersebub akan berpisahkan, dimana udara
bersih dan parbikel debu berpisah. Parbikel debu akan dapab
dibampung, sedangkan udaranya dilepaskan ke udara bebas."
1993
S36068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>