Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yok Setiono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lengkong, Chriesty Elisabeth
"DAS Tondano Hulu mempunyai arti yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Minahasa dan Kota Manado. Hal ini dimungkinkan mengingat DAS ini memiliki fungsi perlindungan, terutama dari segi tata air, terhadap seluruh bagian DAS. Adanya aktivitas di bagian hulu akan berdampak, tidak hanya pada wilayah tersebut, tetapi juga pada bagian hilir.
Jumlah penduduk di DAS Tondano Hulu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas pemanfaatan sumberdaya lahan. Terlebih penduduk yang ada di wilayah ini telah beraktivitas sampai ke lereng-lereng gunung atau daerah marjinal. Salah satu dampak negatif yang terjadi akibat pemanfaatan lahan yang berlebihan adalah laju erosi pada permukaan tanah yang semakin tinggi. Erosi adalah proses pengikisan kulit bumi yang senantiasa terjadi di permukaan bumi. Namun, dengan adanya aktivitas manusia, proses erosi-yang semula terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat-dapat dipercepat. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman, berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air, serta mengakibatkan timbulnya pendangkalan (sedimentasi), baik di sungai, danau atau waduk. Untuk mengantisipasi terjadinya laju erosi yang semakin meningkat diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan DAS secara terpadu, khususnya penerapan dari aspek teknis yang salah satu di antaranya dengan menggunakan teknologi Sistem Infonmasi Gcografis (SIG). SIG adalah suatu perangkat yang dapat digunakan untuk inventarisasi dan analisis data yang berhubungan dengan erosi. Penyajian inkrnnasi keruangan SIG adalah berupa pima erosi.
Masalah pertama adalah berkaitan dengan laju erosi dan persebarannya yang hingga saat ini belum terinventarisasi dengan baik. Masalah ini dapat diatasi melalui perhitungan laju erosi menggunakan metode Universal Sail Loss Equation (USLE.). Satuan unit analisis yang digunakan adalah bentuk lahan. Melalui perhitungan USLE, laju erosi dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya.
Masalah kedua adalah berkaitan dengan potensi bahaya erosi dan persebarannya. Potensi bahaya erosi sering disebut tingkat bahaya erosi (TBE). Masalah ini dapat diatasi melalui perhitungan lndeks Bahaya Erosi (IBE) menggunakan konsep Hammer dari data yang telah diketahui laju erosi dan laju erosi yang dapat ditoleransi/Tolerance Soil Loss (TSL). Melalui perhitungan tersebut, maka IBE dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya. Informasiinformasi ini penting diketahui untuk pelaksanaan konservasi tanah.
Masalah ketiga adalah berkaitan dengan tindakan awal dalam konservasi tanah, yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju erosi. Dalam metode USLE, digunakan empat faktor yang mempengaruhi erosi. Dengan menggunakan analisis korelasi, maka dari keempat faktor tersebut dapat ditentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju erosi di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan sistem informasi yang bersifat geografis atau infornasi spasial dan membangun basis data sumberdaya lahan, berupa pemetaan potensi laju erosi di DAS Tondano Hulu, bagi perencanaan wilayah dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat disusun hipotesis kerja sebagai berikut: (1) Jika bentuk lahan di DAS Tondano Hulu dianalisis dengan menggunakan nu ti de USLE, maka laju erosi tinggi akan tersebar pada bentuk lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 45%, jenis tanah peka erosi, curah hujan tinggi, dan indeks penggunaan lahan yang tinggi; (2) Jika laju erosi pada bentuk lahan dianalisis dengan menggunakan perhitungan IBE, maka laju erosi yang terjadi di wilayah penelitian berada pada TBE tinggi; dan (3) Jika faktor yang mempengaruhi laju erosi dianalisis menggunakan analisis korelasi, maka faktor penggunaan lahan akan diperoleh sebagai faktor yang paling berpengaruh. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik dan dilakukan dengan metode ekposfakto menggunakan pendekatan korelasional. Alat yang digunakan dalam pengolahan dan analisis data adalah (1) SIG yang terdiri dari perangkat lunak AutoCad versi 12 untuk digitasi peta, Arclnfo versi 15.1 untuk pengolahan data spasial, dan ArcView versi 3.1 untuk layout dan pencetakan peta, (2) Perangkat lunak Excel 2000, dan (3) Perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10.00. Di wilayah penelitian terdapat 15 bentuk lahan yang di dalamnya terdapat 74 lokasi dari ke-15 bentuk lahan. Salah satu fungsi analisis yang digunakan dalam SIG adalah overlay peta. Overlay peta dilakukan untuk mendapatkan laju erosi setiap bentuk lahan. Overlay peta dilakukan antara peta bentuk lahan, teknik poligon, jenis tanah, penggunaan lahan, dan lereng, yang di dalamnya telah berisi nilai indeks tiap informasi dari peta-peta tersebut. Untuk mengetahui persebaran laju erosi di DAS Tondano Hulu, laju erosi diklasifikasikan atas lima kelas, yaitu kelas 1 (kurang dari 15 ton/ha/tahun), kelas 2 (15-60 ton/ha/tahun), kelas 3 (60-180 ton/ha/tahun), kelas 4 (180-480 ton/ha/tahun), dan kelas 5 (lebih dari 480 ton/ha/tahun). Dari klasifikasi tersebut, teridentifikasi 32 lokasi bentuk lahan dari 74 lokasi bentuk lahan yang memiliki laju erosi tinggi dan sangat tinggi. Dan tersebar di sebagian besar wilayah penelitian, terutama di Kecamatan Tondano, Eris, dan Remboken, serta di sekitar Gunung Soputan di Kecamatan Langowan.
Untuk mengetahui persebaran potensi bahava erosi di DAS Tondano hulu. hail IBE diklasifikasikan atas 4 kelas, yaitu kelas 1 (kurang dari 1,00), kolas 2 (1,00-4,00), kelas 3 (4,00-10,00), dan kelas 4 (lebih dari 10,00). Dari basil klasifikasi tersebut, teridentifikasi 36 lokasi bentuk lahan dari 74 lokasi bentuk lahan yang memiliki TBE tinggi dan sangat tinggi. Dan tersebar di Kecamatan Tondano, Eris, dan Remboken. serta di sekitar Gunung Soputan di Kecamatan Langowan. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi Karl Pearson dan analisis regresi berganda (koefisien korelasi dan koefisien regresi). Hasil analisis korelasi Karl Pearson menunjukkan bahwa korelasi antara laju erosi dengan penggunaan lahan adalah yang paling kuat, yaitu 0,68. Sedangkan koefisien korelasi dan koefisien regresi dari analisis regresi berganda secara berturut-turut adalah 0,911 dan 0,829. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara laju erosi dan keempat komponen USLE . Sedangkan basil koefisien regresi menunjukkan bahwa 83% dijelaskan oleh keempat komponen LISLE, sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain, yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Laju erosi tinggi dan sangat tinggi tersebar pada bentuk lahan dengan curate hujan yang tinggi (indeks erosivitas rata-rata diatas 1000), jenis tanah yang peka erosi (didominasi oleh Alfic hapludands), kemiringan iereng lebih dari 45%, dan indeks penggunaan lahan yang tinggi (didominasi oleh kebun campuran, cengkeh, dan belukar).
2. Laju erosi yang terjadi di DAS Tondano Hulu telah berada di atas batas laju erosi yang dapat ditoleransi dan berada pada tingkat bahaya erosi tinggi dan sangat tinggi.
3. Faktor penggunaan lahan adalah faktor yang paling mempengaruhi laju erosi di DAS Tondano Hulu.

Tondano Upper Watershed plays an important role in developing implementation at Minahasa District and Manado City. Because this watershed has a protection function, especially for water supply to a whole watershed from upper to lower. Activities that happen at the upper will impact not only at that area, but also to the lower area.
Population of Tondano Upper Watershed has been increasing for years. So, people demands on land for a living will be increasing. Because land area is limited, so people are going to inhabit on slopes of hills or mountains or even at marginal area to land utility. One of the negative impacts of overwhelming land utility is soil erosion.
Soil erosion is physical removal of topsoil process that happens at all the time. But, it becomes serious, when the process is accelerated by human activity. Soil erosion caused loss of fertile soil, lack of soil capability to absorb and restrain water, and sedimentation in rivers, lakes, or reservoirs. Watershed management and planning have been needed to anticipate erosion rates that have been increasing, especially in focus to technical aspects. One of them is by using Geographical Information Systems (GIS) technology. GIS is a tool that is used for inventory and spatial analysis of soil erosion. Output from GIS for this research is spatial potentially of erosion.
The first problem is distribution of erosion rates that have not been recorded yet. This problem can be identified by predicting soil erosion, using Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The unit of analysis is landform. By using USLE, erosion rates can be classified in its classes.
The second problem is distribution of erosion hazard assessment. This problem can be estimated by calculating erosion hazard index, using Hammer's concept. The erosion hazard index is derived from tolerance soil loss identification and erosion rate. Erosion hazard index can be classified in its classes. This information is important to know for implementing land conservation.
The third problem focuses on factors of erosion which are the most influence on erosion rates within this watershed. This problem can be analyzed by using statistic of analyses, such as Karl Pearson correlations and multiple regression analysis. The purpose of this research is providing geographic information systems or spatial information and setting up land resources data base, such as erosion rates potential maps at Tondano Upper Watershed for regional planning and input for decision makers.
According to the research problems stated above, the hypotheses are as follows:
1. If landforms at Tondano Upper Watershed were analyzed by using USLE method, then high erosion rates would distribute to region with slope more than 45%, lack of resistance of soil, high rainfall, and high of land use index.
2. If erosion rates on land form were analyzed by using I13E, then the erosion rates would achieve at high erosion hazard level.
3. If factors of erosion were analyzed by using correlations analyses, then land use factor would be the most factors influencing erosion.
The type of this research is descriptive-analytic, using expos-facto method focusing on correlation approaches. Tools used in data processing and analysis are (1) GIS, such as AutoCad version I2 for diggit.asing, Arclnfo version 3.5.1 for data spatial processing, ArcView version 3.1 for output. (2) Excel 2000, and (3) SPSS version 10.00. There arc 15 landforms in this research area, covering 74 locations of 15 landforms. Analysis function that is used in GIS is overlaying techniques. Overlay is done to get erosion rates on landforms. A logical overlay involves finding those areas, in these case landforms, where a specified set of conditions occur (or not at the same time) together (Aronoff, 1993:208). The overlaying techniques are between land form map and polygon technique map, soil map, slope map, and land use map. Erosion rates on landforms are classed into five classes, there are first class (less than 15 ton/ha/yr), second class (15-60 ton/ha/yr), third class (60-180 ton/ha/yr), fourth class (180-480 ton/ha/yr), and fifth class (more than 480 ton/ha/yr). Identified 32 locations of landforms from 74 locations of landforms have high and very high erosion rates. Those are distributed in a large part of research area, especially at Kecamatan Tondano, Ens, and Remboken, also at the slope of Soputan Mount in Kecamatan Langowan. Erosion hazards index on landforms are classified into four classes, consisting of first class (less than 1,00), second class (1,00-4,00), third class (4,00-10,00), and fourth class (more than 10,00). Identified 55 locations of landforms from 74 locations of landforms which are above TSL and identified 36 locations from 74 locations of landforms have high and very high erosion hazard levels. Those are distributed in Kecamatan Tondano, Eris, and Remboken, also in the slope of Soputan Mount in Kecamatan Langowan. Statistical analyzes that are used in this research are Karl Pearson correlations and multiple regression analysis (coefficient correlations and coefficient regression). Karl Pearson correlations indicate that land use factors is the most factor influencing erosion rates, that is 0,68. The coefficient correlation and coefficient regression is 0,911 and 0,829 respectively. Coefficient correlations indicate there are strong relationships between erosion rates and factors of erosion. While coefficient regression indicates that 83% can be explained with factors of erosion and the rest can be explained with other factors which are not examined in this research.
The conclusions of this research are as follows:
1. Distributions of high and very high erosion rates are around the area of high rainfall (erositivity index means above 1000), erodible soil type (dominated by Alfic hapludands), slope above 45%, and high land use index (dominated by mixed garden, clove, and shrub.
2. Erosion rates in this area has achieved above TSL as well as in high and very high erosion hazard level.
3. Land use factor is the most factor influencing erosion at Tondano Upper Watershed.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanintyo
"Penelitian mendalam mengenai perilaku sistem persungaian atau Daerah Aliran Sungai untuk mengetahui karakteristik dan ciri fisiknya secara detail, membutuhkan serangkaian variasi data dan jumlah sampling yang relatif banyak untuk menjamin keabsahan atau validitas penelitian. Hasil penelitian ini sebenarnya memiliki kegunaan yang beragam terutama untuk keperluan konservasi dan kontrol lingkungan serta keperluan pengembangan dan penggunaaan lahan. Indonesia, sebagai negara berkembang hanya mengalokasikan sebagian kecil saja program pembangunannya untuk melakukan riset yang berhubungan dengan masalah ini.
Mengingat data mentah yang tersedia berupa rekaman pengukuran kuantitas debit, luas daerah aliran dan peta jaringan persungaian, biasanya tidak cukup dan tidak memadai, maka relatif tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya suatu penelitian yang bersifat mendalam. Akan tetapi dengan berdasarkan data-data tersebut saja, cukup untuk dapat dilakukan suatu prediksi mengenai perilaku umum suatu sistem persungaian.
Maka untuk mengoptimalkan data tersebut dikembangkan suatu penelitian yang berbasis pada pemikiran mengenai pola pembentukan raut muka bumi (morfologi) terutama akibat pengaruh dari luar (eksogen). Suatu kuantitas debit tertentu akan dianalogikan sebagai pengaruh luar (eksogen) yang akan berinteraksi membentuk suatu sistem daerah persungaian sebagai elemen morfologi permukaan bumi.
Dari interaksi ini akan dapat diketahui sejauh mana kekuatan hubungan dan validitas formulasi yang akan menghubungkan secara langsung antara panjangjaringan pengaliran sungai dengan debit alirannya. Dari formulasi yang dihasilkan ini dapat secara langsung dilakukan prediksi praktis mengenai karakteristik dan ciri suatu Daerah Aliran Sungai khususnya untuk secara langsung mengetahui besarnya kuantitas debit suatu sungai dengan hanya menggunakan data panjangjaringan alirannya saja, ataupun sebaliknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid
"
ABSTRAK
Pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan pemukiman
dalam wilayah administrasi yang masuk kedalam daerah aliran sungai Ciliwung
menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi.
Keadaan ini menyebabkan secara langsung berubahnya koefisien aliran dari daerah
aliran sungai Ciliwung ini, sehingga debit banjir yang terjadi didaerah aliran sungai
Ciliwung ini juga berubah.

Analisa yang dilakukan antara lain terhadap beberapa data dan literamr
yang dapat membetikan gambaran tentang perubahan penggunaan lahan di dalam
wilayah administrasi yang terrnasuk dalam daerah aliran sungai Ciliwung. Selain
analisa terhadap perubahan penggunaan lahan juga dilakukan analisa terhadap
data hidrologi untuk memperhitungkan curah hujan rencana dan debit banjir
rencana, yang mempenaruhi besamya debit banjir sungai Ciliwung, yang teijadi
pada daerah pengamatan tepatnya di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
Analisa yang dilakukan menggunakan beberapa metoda yang umum
digunakan, untuk analisa frequency yaitu metoda Gumbel dan Log Pearson Type
III, serta analisa debit banjir rencana menggunakan metoda Melchior, Haspers,
Rasional dan Hidrograf Banjir metoda Nakayasu dengan kondisi data yang ada. Dari hasil analisa terlebih dahulu dilakukan pengujian atau rnembandingkan hasil
analisa, untuk menetapkan analisa yang dianggap hasilnya mendekati keadaan yang
sesungguhnya dari beberapa metoda analisa yang digunakan.
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap seri data tata guna lahan temyata
penggunaan lahan pada daerah aliran sungai Ciliwung terjadi perubahan komposisi
penggunaan lahannya, yang berakibat langsung terhadap besarnya debit banjir.
I-Ial ini dapat dibuktikan melalui hasil analisa pembahan debit banjir di penampang
PR 152 Pintu Air Manggarai.
Berdasarkan hasil analisa Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran
Sungai Ciliwung Terhadap Debit Banjir tersebut, diharapkan pihak yang terkait,
dapat mengambilnya sebagai gambaran untuk menentukan kebijakan terhadap
penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai dan kondisi alur sungai Ciliwung di
masa yang akan datang.
"
1997
S35065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Nur Ali Aziz
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum dalam kerangka pengendalian banjir di Kabupaten
Bandung. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem dan
mengetahui faktor pengungkit (leverage factor) serta kebijakan yang diambil
untuk mengoptimalkan pengelolaan DAS Citarum dalam pengendalian banjir.
Salah satu temuan penting dalam dalam penelitian ini adalah Pengaruh Subsistem
Gangguan Lingkungan terhadap subsistem lain sangat kuat. Sebelum anggaran
semakin dominan, Gangguan Lingkungan mampu menurunkan Area Terbuka
Hijau ke level sangat rendah. Selain itu, Gangguan Lingkungan juga mendorong
penurunan Kapasitas Citarum sekalipun Anggaran terus membesar. Peran
Pendidikan saat ini belum mampu mereduksi tingkat gangguan lingkungan.

ABSTRACT
This study is to formulate a Riverbasin ( DAS ) Management Policy in the
framework of Citarum flood control in Bandung Regency. A System Dynamics
model is used to describe the system and to identify the leverage factors as well
as alternative policies for optimizing the management of the Citarum Riverbasin
Flood Control. The most important finding in this study is the very strong impact
of Environmental Disturbance Subsystem to other subsystems. The
Environmental Disturbance reduces Green Open Areas to a very low level before
Budget dominates it in the system. In addition, the Environmental Disturbance
also push down the Citarum Capacity despite the Budget rises continously. The
role of the existing education among the society has not been able to reduce the
level of the Environmental Disturbance."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfayto Krishna Hadyan
"Perubahan tutupan lahan telah terjadi secara global termasuk juga di wilayah Asia Tenggara yang telah mengalami perubahan penggunaan lahan yang dramastis. Perubahan tersebut secara khusus terjadi pada perkebunan kelapa sawit yang meningkat dengan melakukan penebangan hutan yang memicu berbagai permasalahan lingkungan, termasuk di DAS Batanghari. DAS Batanghari merupakan DAS besar dengan luas sekitar 4,5 juta hektar dan masuk sebagai DAS Kritis akibat perubahan tutupan lahan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi tren perubahan tutupan lahan DAS Batanghari pada priode 1985-2020 dan mensimulasikan perubahan tutupan lahan hingga tahun 2040 menggunakan model Land Change Modeler. Hasil penelitian menunjukkan selama periode 1985-2020 terjadi tren perubahan hutan menjadi pertanian lahan kering berupa perkebunan sawit dan karet dikarenakan terjadinya perubahan kebijakan berupa otonomi daerah pada tahun 2001 dengan simulasi tahun 2040 menghasilkan perubahan dengan tren yang terus berlanjut.

Land cover changes have occurred globally, including in the Southeast Asian region which has experienced dramatic changes in land use. These changes specifically occurred in oil palm plantations which increased by logging forests which triggered various environmental problems, including in the Batanghari watershed. The Batanghari watershed is a large watershed with an area of around 4.5 million hectares and is included as a Critical Watershed due to changes in land cover. So this research was conducted with the aim of identifying the trend of land cover change in the Batanghari watershed in the period 1985-2020 and simulating land cover change until 2040 using the Land Change Modeler model. The results of the study show that during the 1985-2020 period there was a trend of changing forests into dry agricultural land in the form of oil palm and rubber plantations due to policy changes in the form of regional autonomy in 2001 with a 2040 simulation resulting in changes with an ongoing trend."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamilton, Lawrence S.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1988
574.526 H 33 tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Briandy
"Provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan banjir di Indonesia, berdasarkan uraian data BNBD provinsi, bencana alam khususnya banjir yang terjadi di provinsi Jawa Barat terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor salah satunya curah hujan yang tinggi, pada DAS Ciberes sendiri hampir setiap musim penghujan tiba luapan air Sungai Ciberes senantiasa menggenangi beberapa kawasan. Berdasarkan Latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab genangan banjir yang terjadi di DAS Ciberes. Evaluasi penyebab genangan dilakukan dengan analisis hidrologi dan hidrodinamika yang terjadi pada DAS Ciberes dengan menggunakan data perubahan tutupan lahan dari tahun 2000-2023 dengan kondisi muka air laut pasnag tetinggi. Penelitian ini menggunakan fitur HEC-HMS untuk model hidrologi dan HEC-RAS untuk model hidrodinamika 1D dan 2D. Hasil simulasi HEC-HMS menunjukan bahwa debit aliran banjir akan meningkat seiring bertambahnya nilai CN. Berdasarkan hasil simulasi HEC-RAS debit aliran berbanding lurus dengan luas genanagn dan tinggi genangan seta pengaruh tinggi muka air laut yang lebih tinggi dibanding kedalaman saluran membuat terjadi luapan pada bagian hilir yang berdekatan dengan pantai maka dari itu dikatakan bahwa sebenarnya penampang sungai masih mampu menampung debit banjir dengan periode ulang 50 tahunan kecuali pada dearah dekat pantai dan pada kondisi saluran yang memiliki elevasi lebih rendah. sedangkan kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2018 dan 2022 berada pada periode ulang 10 tahunan hal ini dapat di simpulkan bahwa faktor utama banjir yang terjadi di DAS Ciberes adalah keadaan topografi pada sungai di bagian hilir yang elevasinya lebih tinggi dibanding lahan disekitar sungai, kedalaman saluran yang lebih kecil disbanding muka air laut serta kondisi tanah yang datar.

The West Java Province is a flood-prone area in Indonesia, according to the description of data from the West Java Provincial Disaster Management Agency (BNBD). Natural disasters, especially floods, in West Java Province have been increasing every year due to several factors, one of which is high rainfall. In the Ciberes Watershed itself, the Ciberes River consistently inundates several areas whenever the rainy season arrives. Based on this background, this research aims to study the causes of flood inundation in the Ciberes Watershed. The evaluation of flood causes is conducted through hydrological and hydrodynamic analysis in the Ciberes Watershed, using data on land cover changes from 2000 to 2023, considering the highest observed sea levels. This study utilizes the HEC-HMS feature for hydrological modeling and HEC-RAS for 1D and 2D hydrodynamic modeling. The simulation results from HEC-HMS indicate that flood discharge increases as the CN value increases. Based on the simulation results from HEC-RAS, the flow discharge is directly proportional to the extent and height of the inundation, as well as the influence of higher sea levels compared to the channel depth, leading to overflows in the downstream areas near the coast. Therefore, it can be stated that the river cross-section is still capable of accommodating flood discharge with a return period of approximately 50 years, except in coastal areas and areas with lower channel elevations. However, the flood events that occurred in 2018 and 2022 fall within a return period of around 10 years. This can be concluded that the main factors contributing to the floods in the Ciberes Watershed are the downstream topographic conditions of the river, where the elevation is higher than the surrounding land, as well as the smaller channel depth compared to the sea level and flat soil conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Susanti
"Banjir merupakan salah satu masalah pengelolaan sumber daya air yang masih sering terjadi di Jakarta. Selain dikarenakan topografi daerah yang berada di dataran rendah, banjir juga diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan yang terjadi pada daerah tersebut. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi banjir, salah satunya adalah dengan pembuatan Kanal Banjir Timur. Walaupun demikian, masih terdapat genangan yang terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Penelitian ini menyelidiki genangan yang terjadi pada wilayah layanan KBT yang terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Utara serta mencari tahu pengaruh Kanal Banjir Timur terhadap banjir pada wilayah layanan KBT yang terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, dengan menggunakan model HEC-RAS. Simulasi yang dilakukan dengan model HEC-RAS dilakukan dengan dua skenario, yaitu sebelum ada KBT dan setelah ada KBT.
Dari simulasi tersebut dihasilkan bahwa Kanal Banjir Timur dapat mengurangi puncak debit banjir yang akan masuk kedaerah layanan KBT sebesar68.8 untuk aliran sunter, 61.67 untuk aliran cakung dan 2.09 untuk aliran blencong.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwabanjir yang masih terjadi pada daerah layanan KBT yang berada diwilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara diakibatkan oleh permasalahan drainase lokal yang terjadi pada daerah tersebut.

Flood is one of the problems of water resources management which is still common in Jakarta. Besides due to the topography of the area that is in the lowlands, flooding is also caused by changes in land cover that occurs in the area. Various ways by the government to reduce flooding, one of which is by making the Eastern Flood Canal. Nevertheless, there are still puddles that occur in East Jakarta and North Jakarta.
This study investigates the inundation that occurred in the Eastern Flood Canal service area at East Jakarta and North Jakarta and find out the influence of Eastern Flood Canal on flooding in the Eastern Flood Canal service area at East Jakarta and North Jakarta using HEC RAS Model. Simulations with HEC RAS Model were perfomed with two scenario, before and after the Eastern Flood Canal.
From the simulation it was found that the Eastern flod canal can reduce the peak flow that will enter the eastern flood canal service area of 68.8 for sunter flow, 61.67 cakung flow and 2.09 for blencong flow.
From the results it can be concluded that the floods that still occur in the Eastern Flood Canal service area located in the East Jakarta and North Jakarta due to problems of local drainage that occurred in the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper aims to enlighten some properties of epikrast drainage system due to various local conditions. Karst area covered in this paper is the western part of Mount Sewu extending nearly 2/3 of the karstified area. It belongs to Gn Kidul Regency. Variables identified and measured in the field include secondary porosity and the general feature of geomorphological and hydrological condition. Laboratory analysis was also conducted to acquire data of rock, unfilled material porosity and texture of unfilled material. Drainage system of Mt Sewu karst varies in some localities. The properties of epikarst drainage system are seemingly governed by lithology and geological structure. Since lithology and geological structure are controls of karst type, the drainage system variation is related to the karst type as well.
"
GEOUGM 32:79-80 (2000)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>