Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
06 Sak p-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Suryanetti
"ABSTRAK
Salah satu alternatif yang cukup prospektif untuk mereduksi gas CO2 adalah dengan reduksi fotokatalitik terhadap gas CO2 (atau dalam bentuk larutan karbonatnya) dengan TiO2 sebagai katalis semikonduktor dan sinar ultra violet (UV) sebagai sumber energi fotonnya. Kelebihan dari metode ini diantaranya tidak memerlukan reduktan Hg, energi panas yang tinggi, dan tekanan tinggi.
Pada penelitian ini ingin didapatkan kondisi operasi yang optimal untuk menghasilkan laju pembentukan produk yang tinggi. Kondisi opreasi yang divariasikan adalah konsentrasi reaktan, berat katalis, pH dan penambahan EDTA dengan konsentrasi yang berbeda. Katalis yang digunakan adalah katalis TiO2 dalam bentuk serbuk yang dipreparasi dengan bahan awal TiCl4. Reaktor yang digunakan adalah reaktor fotokatalitik dengan sistem batch dengan aliran gas nitrogen dan CO2. Produk diambil setelah 5 jam dan dianaiisa dengan Gas Chromatography dengan detektor FID (Shimadzu Model GC-SA) yang dilengkapi dengan kolom propak-Q, dengan nitrogen sebagai gas carrier.
Produk yang didapatkan setelah analisa adalah metanol, etanol dan aseton, dengan produk terbanyak adalah metanol. Kondisi optimum yang diperoleh adalah pada konsentrasi KHCO3 1 M dengan berat katalis 0,5 gr - 1 gr. pH optimum yang diperoleh adalah dalam keadaan asam yaitu pada pH 4, sedangkan untuk penarnbahan EDTA belum didapatkan hasil yang optimum.

"
2001
S49132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Sulistiyo
"ABSTRAK
Katalis serbuk TEOZ terutarna yang terdiri dari struktur anatase memiliki aktivitas cukup tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 dengan aktivitasnya cukup tingggi ditentukan dari metode preparasi katalis tersebut. Pada penelitian ini dilakukan penambahan SiO; pada katalis Ti02 yang, dimaksudkan untuk menambah luas permukaan katalis, sehingga dlharapkan aktivitas katalis akan bertambah. Berdasarkan penelitian-penelitian yang, telah dilakukan sebelumnya, metode sol-gel merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis film TiO2 yang aktif.
Jumlah presentase anatase yang lebih besar merupakan salah satu Faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas katalis tersebut.
Fotokatalis semikoduktor serbut dan Elm TiO2-SiO2 dipreparasi dengan metode sol-gel dengan menggunakan bahan awal Ti(OC3H7)4 dan Si(OC2H5)4. Preparasi serbuk dan film TiO2-SiO2 menggunakan etanol sebagai pelarut. Kemudian sampel hasil preparasi dikalsinasi dengan temperatur 400°C, 500°C, 600°C dan 800°C selama 2 jam. Serbuk hasil preparasi dikaralcterisasi dengan FTIR, BET, XRD, Kemudian katalis serbuk dan film TiO2-SiO2 ini diuji aktivitasnya untuk mereduksi C01 dalam fotorealctor batch
Hasil karakterisasi FTIR dan XRD untuk sampel TS-15 (100% TiO2, kalsinasi 500°C) dan TS-48 (30% SiO2, kalsinasi 800 °C) didapatkan hasil serbuk fasa anatase (100%
anatase), sedangkan sampel TS-18 (100% TiO2, kalsinasi 8O0°C) didapatkan hasil serbuk fasa rutile (100% rutile). Hasil karakterisasi BET menunjukan bahwa salupel TS-4 (30%SiO3) memiliki luas permukaan yang paling, besar dibandingkan sampel lainnya hal ini dipengaruhi oleh jumlah penambahan SiO2 pada tiap sampel yang berbeda. Makin tinggi presentase penambahan SiO2 pada tiap sampel maka luas permukaan katalis makin besar dan semakin banyak Fasa anatase.
Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa serbuk katalis dengan presentase anatase semakin besar memiliki aktivitas yang, lebih tinggi, sedangkan untuk katalis film menunjukkan bahwa penambahan SiO2 akan menghalangi sinar UV untuk sampai ke permukaan katalis film, sehingga pembentukan hole e- akan terhambat. Katalis serbuk dengan jumlah penambahan SiO2 30% memiliki akrtivitas paling tinggi dibandinglgan katalis-katalis serbuk lainnya, sedang, katalis film yang, dilapisi dengéll TiO1 l00% memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan yang, dilapisi dengan jumlah penambahan SiO2 30%. Berdasarkan hasil uji aknivitas tersebut diketahui bahwa faktor-Faktor yang mempengamhinya antara lain metode preparasi, luas permukaan dan struktur kristal (anatase dan rutil).

"
2001
S49019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafril
"Pemilihan katalis serbuk TiO2 untuk proses fotokatalitik didasarkan pada beberapa hai antara lain: memiliki aktivitas yang tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 yang mempunyai aktivitas cukup tinggi sangat diperlukan pemilihan metode preparasi katalis tersebut Katalis TiO2 terdiri dari fasa amorfous, fasa anatase dan fasa rutile. Metode presipitasi dengan proses hidrolisis dipilih berdasarkan pada peneliti-peneliti sebelumnya yang merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis serbuk yang aktif.
Serbuk TiO2 dipreparasi dengan menggunakan bahan awal larutan TiCh. Larutan yang ditambahkan adalah (NH4)2SO4 serta NH4OH dengan suhu hidrolisis 50°C. Penambahan (NH4)2SO4 berfungsi sebagai buffer dan NH4OH berfungsi untuk menaikkan pH larutan. Perlakuan autoclaving bertujuan untuk menumbuhkan fasa kristal pada katalis. Pada autoclaving ini dilakukan variasi waktu yaitu: tanpa autoclaving, 2 jam dan 5 jam dan 12 jam. Selanjutnya dilakukan kalsinasi pada suhu 600, 700, dan 800°C. Karakterisasi dilakukan dengan uji FTIR, BET dan XRD.
Proses fotokatalitik digunakan untuk reduksi CO2, dengan menggunakan gas CO2 yang dilewatkan kedalam larutan KHCO3, dengan menggunakan variasi katalis yaitu: Ti-56ta, Ti-56a2, Ti-56as, Ti-57a12, Ti-58in dan Ti-58812. Katalis ini dicampur kedalam umpan sehingga membentuk slurry. Dengan menggunakan lampu UV sebagai sumber cahaya, setelah 5 jam produk yang dihasilkan dianalisis dengan GC-FID 7 GC-TCD. Dari hasil karakterisasi FTIR katalis TiO2 tidak diperoleh jenis ikatan dan struktur yang jelas, maka diperlukan analisa XRD. Dari analisa XRD diperoleh katalis Ti-56lfl mempunyai 100% fasa anatase sedangkan jenis katalis lainnya sudah mulai terbentuk fasa rutile yaitu 8.44% untuk katalis Ti-56o2, 9,01% untuk katalis Ti-56nin, 19,67% untuk katalis Ti-570l2,32,9% untuk katalis Ti-58u1 dan 70,8% untuk katalis Ti-58al2. Hasil analisa BET menunjukkan pembentukan fasa amorfous dan rutile dipengaruhi oleh suhu kalsinasi katalis. Semakin tinggi suhu kalsinasi semakin banyak terbentuknya fasa rutile sehingga luas permukaan katalis semakin kecil dan semakin kecil suhu kalsinasi semakin besar fasa amorfous sehingga luas permukaan katalis semakin besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Hosna W.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Teja Sukmana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irkham
"Indonesia merupakan negara terbesar produsen minyak kelapa sawit. Dalam aktifitas agroindustri kelapa sawit tidak dapat dihindari pemakaian herbisida. Residu herbisida dari perkebunan kelapa sawit memiliki potensi mencemari air tanah disekitarnya. Salah satu herbisida yang dipakai pada perkebunan kelapa sawit dan berpotensi mencemari air tanah adalah paraquat, karenanya perlu dilakukan studi cara penghilangan paraquat dari air yang tercemar. Degradasi fotokatalitik merupaka salah satu cara potensial untuk eliminasi paraquat. Dalam penelitian ini dilakukan studi degradasi fotokatalitik paraquat diklorida dalam air menggunakan TiO2 nanotube (TiO2-NT) yang terimobilisasi pada permukaan logam titanium. Lapisan TiO2-NT dipreparasi dengan cara anodisasi logam titanium, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500oC. Karakterisasi TiO2-NT dilakukan dengan spektrometri UV-Vis-DRS, XRD, dan SEM, serta cara fotoelektrokimia. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa TiO2 yang dipreparasi memiliki energi celah sebesar 3,3 eV (UV-Vis-DRS), berfasa kristal anatase dan ukuran kristalit sebesar 29,95 nm (XRD), dan menunjukkan morfologi highly ordered nanotube (SEM). Karakterisasi secara fotoelektrokimia menunjukkan bahwa iluminasi sinar UV pada lapisan TiO2-NT memberikan arus cahaya, yang mengindikasikan kemampuan TiO2-NT menghasilkan pasangan elektron dan hole positif (aktif sebagai fotokatalis). Uji kemampuan degradasi secara fotokatalitik TiO2-NT terhadap air yang mengadung paraquat, menunjukkan bahwa TiO2-NT yang dirangkai dalam reaktor fotokatalitik mampu mengurangi konsentrasi paraquat dalam larutan yang diuji. Untuk kondisi uji yang dilakukan dengan sistem batch (4 lembaran Ti/TiO2-NT vs volume larutan 200 ml) pada konsentrasi paraquat 5, 10, 20 ppm penurunan konsentrasi paraquat berturut-turut sebesar 7,62%, 19,42%, dan 15,98%. Sedangkan untuk system alir (40 lembaran Ti/TiO2-NT vs volume larutan 8L) pada konsentrasi paraquat 5, 10, 20 ppm penurunan konsentrasi paraquat berturut-turut sebesar 12,51%, 8,54%, dan 9,38%). Secara umum dengan kondisi uji yang dilakukan pada penelitian ini, baik untuk sistem batch dan sistem alir, Ti/TiO2-NT yang dipreparasi belum menunjukan kemampuan signifikan dalam mendegradasi paraquat. Rasio luas geometri (S) lembaran Ti/TiO2-NT dibanding volume larutan uji (V), S/V, yang sangat kecil, serta ketebalam lapisan (loading TiO2) yang kecil mungkin menjadi penyebab utama hasil tersebut.

Indonesia is the world’s first largest palm oil producer and in intensive culture areas of oil palm trees, the surface and groundwater is contaminated by pesticides used in plantations. One of the compound that can contaminated groundwater is paraquat, an active compound from herbicide. Photocatalytic degradation of organic compounds in water is a clean and promising technology for the treatment of a variety of polluted media. In this research the photocatalytic degradation of paraquat dichloride in water using TiO2 nanotubes (TiO2-NT) were immobilized on the surface of titanium metal is being studied. TiO2-NT prepared by anodizing titanium metal, followed by calcination at a temperature of 500oC. Characterization of TiO2-NT performed with UV-Vis spectrometry-DRS, XRD, and SEM, and photoelectrochemical. The characterization results showed that the prepared TiO2 has a band gap of 3.3 eV (UV-Vis-DRS), have anatase crystalline phase and crystallite size of 29.95 nm (XRD), and showed highly ordered nanotube morphology (SEM). Photoelectrochemical characterization showed that the UV light illumination on TiO2-NT layer provides curent of light, which indicates the ability of TiO2-NT produce pairs of electrons and positive holes (active as photocatalysts). Test the ability of TiO2-NT photocatalytic degradation of water, which contained paraquat, showed that TiO2-NT are strung together in a photocatalytic reactor capable of reducing the concentration of paraquat in the tested solution. For the test conditions are performed with batch systems (4 sheets Ti/TiO2-NT vs volume of the solution 200 ml) at a concentration of paraquat 5, 10, 20 ppm decrease in the concentration of paraquat in a row of 7.62%, 19.42%, and 15 , 98%. As for the flow system (40 sheets TiO2-NT/Ti vs 8L solution volume) at a concentration of paraquat 5, 10, 20 ppm decrease in the concentration of paraquat, respectively for 12.51%, 8.54%, and 9.38%). In general, the conditions of the tests conducted in this study, both for batch and flow systems, the prepared TiO2-NT/Ti not shown significant ability to degrade paraquat. Ratio geometry (S) TiO2-NT/Ti sheet compared to the volume of test solution (V), S / V, which is very small, as well as the thickness of the layer (TiO2 loading) that are small may be the main cause of these results.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Dwi Astuti
"ABSTRAK
Fotokatalis TiO2 terimobilisasi telah banyak diteliti sebagai pendegradasi senyawa olutan organik dan memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam skala besar. Dalam penelitian ini, TiO2-nanotube yang disintesis melalui proses Rapid Breakdown Anodization telah berhasil diimobilisasi pada material silinder ulir stainless steel melalui teknik deposisi elektroforetik. Mass loading yang dihasilkan melalui deposisi elektroforetik menunjukkan hasil yang berbanding lurus terhada variasi bias potensial. Karakterisasi yang dilakukan dengan SEM, XRD, FTIR, dan UV-DRS menunjukkan partikel TiO2 terimobilisasi memiliki ukuran partikel yang berkisar antara 200-400 nm dan memiliki band gap yang bernilai 3.21 eV. Teknik LSV (Linear Sweep Voltammetry) menunjukkan adanya aktivitas photocurrent pada TiO2 terimobilisasi, yaitu sebesar 0.14 mA/cm2. Pada pengujian degradasi fotokatalitik yang dilakukan terhadap Fenol 20 ppm diamati penurunan absorbansi (A/Ao) sebesar 100% untuk λ216 dan 75.19% untuk λ276 selama 150 menit dengan sistem batch. Besar penurunan absorbansi (A/Ao) BPA pada sistem batch adalah 100% untuk λ244 dan untuk λ294 selama 2 jam dan sistem alir sebesar 100% untuk λ244 dan λ294 selama 6 jam. Pada kedua sistem degradasi BPA diamati munculnya intermediet yang ditandai dengan munculnya absorbansi baru pada λ325. Secara garis besar, sistem TiO2 terimobilisasi pada silinder ulir stainless steel dapat menjadi salah satu solusi sebagai pendegradasi senyawa organik yang mencemari lingkungan.

ABSTRACT
Immobilized TiO2 photocatalyst has been widely studied for degradation of organic pollutant and have potential to be applied in large scale. In this research, TiO2-nanotube which were synthesized from Rapid Breakdown Anodization method has been successfully immobilized on stainless steel spring material with electrophoretic deposition method. Mass loading on stainless steel showed that the amount of immobilized TiO2 increased as applied potential was increasing. Characterizations with SEM, XRD, FTIR, and UV-DRS showed the particle of immobilized TiO2 is 200-300 nm in size with anatase phase in 8.34 nm and rutile phase in 12.01 nm. The band gap value is 3.21 which is suitable for photocatalysis process. Photoelectrochemical assessment by LSV (Linear Sweep Voltammetry) method showed the photocurrent activity from immobilized TiO2 is 0.14 mA/cm2. Photocatalytic degradation of 20 ppm phenol showed 100% decreasing absorbnce (A/Ao) for λ216 and 75.19% for λ276 for 150 minutes. As for BPA in batch system showed 100% decreasing absorbance for λ244 and λ294 in 2 hours reaction and flow system showed 100% decreasing absorbance for λ244 and λ294 in 6 hours reaction. On both system, there was a new absorbance peak showed at λ325 which showed intermediate compounds. In summary, immobilized TiO2 on stainless steel spring material could be a solution for degradation of organic molecule pollutants for water treatment."
2016
S64450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutar
"ABSTRAK
Fenol merupakan salah satu di antara senyawa buangan industri yang berbahaya bagi lingkunagan dan manusia. Berbagai cara telah dilakukan untuk menanggulangi masalah pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri. Proses pengolahan air limbah yang ideal adalah dapat menetralkan semua senyawa berbahaya yang berada dalam air limbah tanpa meninggalkan sisa limbah lagi.
Dari hasil penelitian, senyawa fenol dapat didegradasi dengan proses fotokatalitik. Proses fotokatalitik merupakan teknologi yang relatif baru dalam bidang pengolahan air limbah dan pemurnian air limbah dengan memanfaatkan semikonduktor sebagai katalis seperti TiO2. Proses fotokatalisis ini mempunyai keuntungan antara lain hasil reaksi yang dihasilkan bersifat tidak berbahaya dan dapat menggunakan sinar matahad sebagai sumber ultraviolet.
Dalam makalah Skripsi ini akan dibahas mengenai konsep degradasi senyawa fenol secara fotokatalitik dengan katalis TiO2 Serta berbagai parameter-parameter operasi yang berpengaruh terhadap laju degradasi antara lain konsentrasi katalis, konsentrasi fenol, nilai pH, penambahan karbon aktif, pengaliran udara, dan intensitas lampu. Konsentrasi katalis divariasikan dari 2 sampai 10 gram dalam 1 liter larutan. Harga pH dari larutan menjadi parameter yang penting dalam proses degradasi fenol dan didapatkan harga pH yang optimal sekitar 7. Keberadaan karbon aktif akan membantu katalis untuk meningkatkan daya adsorbsinya terhadap molekul organik, dimana jumlah katalis dan karbon aktif yang optimal adalah masing-masing 5 dan 1 gram dalam 1 liter larutan. Keberadaan oksigen yang terdapat dalam udara, sebagai penerima elektron, merupakan salah satu parameter yang dapat menaikkan laju degradasi. Dan dari hasil penelitian proses degradasi tenol dengan pengaliran udara membutuhkan waktu degradasi yang lebih cepat dibandingkan parameter yang lain.

"
2001
S49170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>