Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Sadeli
"ABSTRAK
Pada logam Al 2024 T3 non clad untuk perlindungan terhadap korosi maka pada permukaannya dilakukan proses anodisasi, yaitu proses anodisasi asam kromat (CAA Process). FT IPTN juga melakukan proses CAA ini pada beberapa bagian dari pesawat. Hal ini direncanakan pula dilakukan untuk kulit sayap tengah pada pesawat N250. Karena keterbatasan dimensi atau ukuran bak untuk proses maka sukar dilakukan proses CAA untuk kulit sayap tengah N250 dalam satu kali tahapan. Untuk mengantisipasi hal itu maka dilakukan proses CAA 2 tahap pada kulit sayap tengah N250.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan beberapa parameter untuk mendapatkan pengaruh CAA dua tahap terhadap kekuatan dari ahan yang telah di anodisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dianodisasi baik 1 tahap maupun 2 tahap kekerasan makin meningkat meskipun tidak terlalu besar. Pada CAA 2 tahap terjadi daerah tumpang tindih, disamping itu juga dihasilkan celah yang menyebabkan kekuatan tarik material yang mengalami CAA 2 tahap menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah Citra Saraswati
"Pada penelitian ini dilakukan anodisasi menggunakan elektrolit 1 M KOH pada suhu 25°C selama 20 detik dengan variasi tegangan 10, 20, dan 30 V. Uji bioaktivitas dilakukan selama 14 hari didalam larutan Simulated Body Fluid (SBF) berdasarkan ISO 23271-2007. Pengamatan permukaan dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa lapisan oksida anodik memiliki struktur berpori. Penampang lintang lapisan oksida diuji dengan FE-SEM menunjukkan ketebalan lapisan meningkat yaitu 199; 436; dan 1199 nm untuk lapisan yang terbentuk pada 10, 20, dan 30 V. Kekerasan lapisan oksida anodik sedikit meningkat: 327,80 ± 2,05; 332,40 ± 2,60; dan 342,80 ± 2,95 HV untuk tegangan 10, 20, dan 30 V, sedangkan substrat memiliki kekerasan 325,8 ± 5,54 HV. Uji Open Circuit Potential (OCP) menunjukkan kenaikan nilai potensial, hal ini sejalan dengan hasil uji polarisasi dimana rapat arus korosi menurun secara berurutan yaitu 1,99 x 10-7; 1,78 x 10-7; dan 3,65 x 10-8A/cm2 untuk masing-masing tegangan 10, 20, 30 V. Setelah uji bioaktivitas selama 14 hari, hasil uji SEM belum menunjukkan adanya deposisi apatit di permukaan sampel. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh waktu uji yang relatif singkat, lapisan yang bersifat amorf, dan ukuran pori yang relatif kecil, yaitu nanometer.

In this study, anodization was carried out using 1 M KOH electrolyte at 25°C for 20 seconds with a voltage variation of 10, 20, and 30 V. Bioactivity tests were carried out for 14 days in a Simulated Body Fluid (SBF) solution based on ISO 23271-2007. Observation of the surface with an optical microscope shows that the anodic oxide layer has a porous structure. The cross-section of the oxide layer tested by FE-SEM showed an increased layer thickness of 199; 436; and 1199 nm for layers formed at 10, 20, and 30 V. The hardness of the anodic oxide layer increased slightly: 327.80 ± 2.05; 332.40 ± 2.60; and 342.80 ± 2.95 HV for 10, 20, and 30 V, while the substrate had a hardness of 325.8 ± 5.54 HV. The Open Circuit Potential (OCP) test shows an increase in the potential value, this is in line with the results of the polarization test where the corrosion current density decreases sequentially, 1.99 x 10-7; 1.78 x 10-7; and 3.65 x 10-8A / cm2 for each voltage 10, 20, 30 V. After bioactivity testing for 14 days, SEM test results have not shown the presence of apatite deposition on the sample surface. This is likely due to the relatively short test time, the amorphous layer, and the relatively small pore size, nanometer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rizkia
"The anodizing process was conducted in an Al7xxx aluminum alloy with silicon carbide which yielded a non-uniform thickness of anodic film with cavities, micro-pores and micro-cracks within it. This phenomenon occurred due to the presence of Silicon Carbide (SiC) particles within the Aluminum Matrix Composite (AMC), which impedes the initiation and growth of the protective anodic alumina oxide layer. Therefore, cerium sealing has been considered as the cheapest and simplest post treatment to remedy the poor anodic alumina oxide film in order to further enhance the corrosion resistance in aggressive circumstances. This paper examined the protection effect of an integrated layer which was composed of an anodized oxide layer and cerium deposits on an Al7075/SiC composite. Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) was used to examine the corrosion protection effect and the corrosion behavior of an integrated layer in 3.5% sodium chloride (NaCl) solution at room temperature. In this study, anodizing of Al7075/SiC was carried out in a sulfuric acid H2SO4 solution at current density values of 15, 20, and 25 mA/cm2, respectively at room temperature, 0oC and -25oC for 30 minutes. Subsequently, cerium sealing was conducted in a cerium choloride plus hydrogen peroxide (CeCl3.6H2O + H2O2) solution at room temperature and pH 9 for 30 minutes. The best protection effect was found for Al7075/SiC, anodized at 0oC. Field Emission-Scanning Electron Microscope (FE-SEM) examination confirmed that the enhancement of corrosion resistance was due to the cerium deposit formed on the entire surface of the oxide anodized layer."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:7 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adhiyat
"Aluminium paduan seri 2xxx-T3 merupakan paduan yang memiliki kombinasi yang baik antara kekuatan yang tinggi, ketangguhan yang baik, dan memiliki kemampulasan yang baik pada kondisi tertentu. Aplikasi dari Al2xxx-T3 adalah struktur pesawat terbang, badan truk, baut dan sekrup pesawat terbang, dan tangki roket. Kombinasi sifat yang baik dari material Al2xxx-T3 dalam berbagai aplikasi tersebut tetap memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan material tersebut adalah ketahanan yang rendah terhadap korosi. Kelemahan ini dapat menjadi keterbatasan penggunaan material pada kondisi lingkungan yang korosif sehingga dapat mempercepat terjadinya degradasi dari material Al2xxx-T3 tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu modifikasi permukaan dengan proses anodisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur berbeda yakni 10oC, 0oC dan -10oC dengan variasi rapat arus adalah 15 mA/cm2, 20 mA/cm2 dan 25 mA/cm2. Material hasil anodisasi kemudian dilakukan dua jenis pengujian yaitu pengujian kekerasan dan pengujian ketahanan korosi. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik yang terbentuk dan pengujian ketahanan korosi menggunakan metode polarisasi bertujuan untuk mengetahui ketahanan korosi dari lapisan anodik yang terbentuk.
Hasil pengujian memperlihatkan adanya peningkatan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina saat variabel temperatur diturunkan ke temperatur 0oC dimana kekerasan tertinggi adalah 511 HV yang didapat pada temperatur 0oC dengan rapat arus 20 mA/cm2. Kemudian penurunan temperatur hingga 0oC dan peningkatan rapat arus hingga 25 mA/cm2 akan meningkatkan ketahanan korosi namum kembali turun dengan penurunan temperatur hingga -10oC. Parameter proses yang paling optimal untuk menciptakan lapisan anodik yang memiliki kekerasan dan ketahanan korosi yang tinggi adalah pada temperatur 0oC dan rapat arus 20 mA/cm2.

Aluminum alloys series 2xxx-T3 are an alloy that has a good combination of high strength, good toughness, and have a good weldability on certain conditions. The application of Al2xxx-T3 are for the structure of the aircraft, truck bodies, airplanes bolts and screws, and rockets tanks. The combination of good properties of this material Al2xxx-T3 in a variety of applications still have a weaknesses. One disadvantage of these materials is low resistance to corrosion. This weakness may become a limitations on the use of materials on corrosive environmental conditions which is can accelerate the degradation of the material Al2xxx-T3. Therefore we need a surface modification by anodizing process.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing has been done at three different temperatures which are 10oC, 0oC and -10oC with variation of current density which are 15 mA/cm2, 20 mA/cm2 and 25 mA/cm2. Sample that has been done being anodized then will be tested by two methods. Micro Vickers hardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer and corrosion resistance testing using the polarization method to determine the corrosion resistance of anodic coatings formed.
The test result shows an increase of the surface layer of anodic alumina hardness when the variable temperature is lowered to 0oC with the highest hardness is 511 HV obtained at the temperature and the current density are 0oC and 20 mA/cm2. Then lowering the temperature to 0oC and increasing the current density into 25 mA/cm2 would increase the anodic film corrosion resistance but the corrosion resistance would drop again after lowering the temperature into -10oC. The optimum process parameters to form an anodic coating which have the hardest surface and high corrosion resistance is at 0oC temperature and the current density is 20 mA/cm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarihoran, Denis Nelson
"Aluminium merupakan material non-ferrous yang paling banyak diaplikasikan dan dikembangkan dalam berbagai keperluan, seperti halnya keperluan peralatan rumah tangga, dekorasi, komponen automotif hingga dalam pembuatan komponen pesawat terbang, kapal laut, aerospace, dsb. Dalam perkembangannya, salah satu metode dalam meningkatkan kualitas dari suatu aluminium murni adalah anodisasi. Metode anodisasi merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan ketahanan aluminium terhadap abrasi dan korosi, kekerasan meningkat, serta dapat juga menambah nilai estetika karena proses ini menghasilkan lapisan oksida, Al2O3 yang protektif terhadap serangan korosi dan meningkatkan kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam kromat (H2CrO4) pada elektrolit asam sulfat (H2SO4) terhadap ketebalan dan kekerasan lapisan oksida yang dihasilkan dari proses anodisasi aluminium-silikon. Dengan konsentrasi elektrolit yang digunakan 3% , 5%, 7%, 10%, dan 15% asam kromat,yang setiap konsentrasinya ditambahkan kedalam 15% asam sulfat dengan konsentrasi tetap. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi elektrolit asam kromat dalam elektrolit asam sulfat pada proses anodisasi, semakin tinggi juga ketebalan lapisan oksida yang terbentuk dan nilai kekerasannya. Besar ketebalan 15% asam sulfat ditambah 3% asam kromat, 15% asam sulfat ditambah 5% asam kromat, 15% asam sulfat ditambah 7% asam kromat, 15% asam sulfat ditambah 10% asam kromat, 15% asam sulfat ditambah 15% asam kromat, yaitu 18 ?m; 23 ?m; 24 _m; 26 ?m; 27 ?m. Kekerasan dan ketebalan lapisan oksida rata-rata tertinggi didapatkan dengan larutan elektrolit 15% asam sulfat ditambah 15% asam kromat yaitu sebesar 206 mikroHV dan 27 ?m.

Aluminium is the most common application and developed non-ferrous material in nowsdays, example: household equipments, frieze, component of automotif, component of plane, boat, aerospace, etc. In its growth, one of method to improve the quality of aluminium is anodizing. Anodizing method represent one of method which able to improve aluminium wear and corrosion resistance, hardness, and also the esthetics value, because this process produced the oxide film, Al2O3 which is resist to corrosion attack and improving hardness. This research aim to know the influence addition of chormic acid ( H2CrO4) into sulfuric acid ( H2SO4) to thickness and hardness of oxide film result of aluminumsilicon anodizing. Using electrolyte concentration 3 , 5%, 7%, 10%, and 15% chromic acid, each every concentration added into 15% sulfuric acid with constant concentration. The result show more higher electrolyte concentration chromic acid of sulfuric acid electrolyte at anodizing process, so the thickness of oxide film and hardness more higher to. Average thickness of 15%sulfuric acid added 3% chromic acid, 15% sulfuric acid added 5% chromic acid, 15% sulfuric acid added 7% chromic acid, 15% sulfuric acid added 10% chromic acid, 15% sulfuric acid added 15% chromic acid are 18,2 ?m; 22,8 ?m 23,6 ?m; 25,6 ?m; 26,6 ?m. The hardness and the average thickness of the oxide film are 206 mikroHV dan 26,6 ?m which result from 15% sulfuric acid added 15% chromic acid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Setia Pramudji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
04 Dha p-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rochman Rochiem
"Paduan aluminium tipe 2024 adalah paduan yang mempunyai sifat ringan, tahan korosi dan heat trea table, Dengan diberi perlakuan panas (heat treatment) sifat mekanis paduan ini diharapkan dapat dimodifikasi lebih sesuai dengan tujuan pemakaian komponen/peralatan teknis.
Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas yaitu pengerasan pengendapan (precipitation hardening) yang meliputi solution tretment pada T = 500 C dan artificial aging pada T = 190 C dan waktu penahan aging (t) = 6 8 dan 10 jam terhadap paduan aluminium tipe 2024 T3. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan meliputi pengujian tarik, kekerasan dan kelelahan. Hasil pengujian memperlihatkan, pada T = 10 Jam, diperojleh kekerasan dan kekuatan tarik tertinggi yaitu HV 153 dan 58.429 psi. Dari kurva S-N ditunjukkan bahwa umur lelah tertinggi juga diperoleh pada t = 10 jam.

Alluminium alloy 2024 tipe is a light, corrosion resistant and heat treatable alloy. Heat treatment is applied in order to make this alloy to be modified easily for technical equipment application.
In this research heat treatment carried out is precipitation hardening including solution treatment at T = 500 c and artificial aging at T = 190 C and aging time (t) at 6, 8, and 19 hours for alluminium alloy 2024 T3 type Mechanical test applied are tension, hardness and fatigue test. The result show that, at t = 10 hours maximum hardness and tensile stregth are HV 153 and 58.429 psi respectively. S-N curve shows that maximum fatigue life is at t = 10 hours also.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T39887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Aryo Tejo
"Direldorar T eimologi Maieria! BPPT belrerja soma dengan indus/ri UK M pengecoran logam di daera/1 Bandung dan Jurusan Memlurgi FTUI berupaya untuk mengembangkan blok mesin kapasilus 500 cc dengan malaria! aluminium cor jenis AC 4A-material AI~Si. Dalam pembuaian komponen bio/c mesin dengun merode gravity casling dan maleial AC -JA diperlu/ran kualilas hasil pengccorun yang baik (SMI me/mnik yang iinggz). Salah sum cara uniuk menghasi/kan kualitax hasil coran yang baik adalah dengan menggunaican perlaicuan Iogam cair degassing alan pang/zilangan gas-gas dalam logum cair.
Umuk srudi ini dibuar delcipun bua/z sanzpel unluk mengem/mi pengurzih variabe/ tekanan degassing, yaifu 50 kg/mm2¢1an 130 /cg»)nm2_ dan pengaruh wakm degassing, yaitu 0, 5, 10, 15 meni! rerhadap /cekuutan tarik, ke/cerasun, makroslrukrur, %p0rosiias dan juga diiakukan uji komposisi kim ia.
Dari hasil pengujian diperoleh /|a.s'i1 bahwu sampel hasil coran memiliki /radar Fe berlebih daiam icomposisi kimianya .se/zingga memberilrcm q/bk penurunan keuletan/ elongasi. Kekuaian iarik, c/ongasi dun nifai lcekerasan puck: aluminium AC 4 A has!! coran a/:an meninglca! seiring dengcm penamhahun wakm proscs degassing dar! 0 sampai 15 menii. Ke/ruarun Iurik, einngasi dam nilai kelrerascm pada aluminium AC -I A hasil coran lebih ringgi puda iekanun 130 kgmrrrz dibanding/fun paclu ielcanan 50 kgfmmz. Dimana hal ini dapul disebabkun semukin bunyalr gas argon yang ciimasukkan maka akan memperbcnivak gelembzmg yang lerbenruk .veizingga semakin bexar permukuan lconiak dengan laguna cuir unluir reijadi mekcmisme penyerapan hi¢/rogen ierlarut dan pe/epasan /zidrragen dari aluminium cair. Sedangkun persentase porosilas hasii coran akan menurun seiring dengun peningkumn waktu prose;-¢iegu.s'.s-ing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>