Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Loran adalah singkatan dari Long Range Navigation, dan terbagi atas sistem asli yaitu Loran A dan sistem yang secara teknis telah disempurnakan yakni Loran C. Loran memancarkan sinyal radio berbentuk pulsa. Pada Loran c selain memanfaatkan pengukuran perbedaan waktu, juga memanfaatkan pengukuran perbedaan fasa gelombang radio pada saat pulsa-pulsa diterima. Loran C bekerja pada frekuensi 90 hingga 110 kHz.
Dua rantai Loran C yang dipasang pada lalu lintas bahari Saudi Arabia digunakan untuk keamanan dan effisiensi dari lalu lintas bahari (maritim). Sebelumnya Loran C juga telah berkembang di Amerika dan Alaska. Dengan adanya 2 (dua) rantai Loran C ini, yang terdiri atas 7 (tujuh) stasiun pemancar tenaga tinggi dan 3 (tiga) stasiun monitor area, akan membantu lalu lintas maritim dan peiayaran dl Saudi Arabia
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Imam Wahyudin
"Pemerintah Indonesia membentuk Single Air Navigation Service Provider (ANSP)
bernama LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia) berdasar pada UU. Penerbangan No 1 Tahun 2009 pasal 271. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan analisa proses pembentukan organisasi penyelenggara
pelayanan navigasi penerbangan dari segi keselamatan dengan pemodelan sistem
manajemen keselamatan (SMK) dan eskalasi prioritas 8 kriteria ANSP dengan Analitic
Hierarchy Process yang belum tercakup dalam rencana peralihan, sehingga organisasi
yang dibentuk memiliki tingkat keselamatan yang lebih tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan pemodelan SMK pada proses perubahan
organisasi ANSP terjadi penurunan indeks resiko keselamatan dan diketahui urutan
prioritas kriteria ANSP. Hasil tersebut dijadikan sebagai dasar penyusunan roadmap dan
ceklist kesiapan untuk memandu langkah-langkah Management of Change.

Government of Indonesia established a single Air Navigation Service Providers (ANSP)
named LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia)
based on the Aviation Law No. 1 Year 2009 Article 271. This study aims to analyze the
process of formation of the organization of air navigation service providers in terms of
safety with Safety Management System (SMS) modeling and the priority escalation of 8
ANSP criteria with AHP thats not included in the transition plan, so that the
organization will be formed have good safety level.
This study indicates the priority of ANSP criteria and show that by SMS modeling the of
ANSP organizational change safety risk index.This results serve as the basis for
arranging the Roadmap and Readiness Checklist to guide the step of Management of
Change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Aplikasi dari teknik-teknik digital dengan struktur RF dalam jenis terbaru yaitu alat bantu navigasi Tacan dan DME yang telah ditingkatkan kemampuan kerja dan ketahanannya, dan perawatan yang lebih rendah sehingga menurunkan biaya operasinya.
Sistem Tacan membuat pilot helikopter mudah mencapai pengeboran minyak lepas pantai yang diperlengkapi dengan menara Tacan dengan jarak dan sasaran dari pengeboran minyak lepas pantai, juga mempunyai kecepatan relatif dan waktu yang lebih efisien. Hal ini menjamin navigasi yang lebih akurat dan waktu penerbangan terpendek yang memungkinkan dalam cuaca yang buruk. Oleh karena itu dapat mengurangi pemborosan bahan bakar dan waktu kerja kru pesawat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi dalam dunia radar terjadi begitu cepat. Radar sebagai alat pendeteksi bukan saja digunakan oleh pihak militer, tapi juga digunakan oleh pihak militer, tapi juga digunakan oleh pihak sipil dan pemerintah. Salah satu radar yang mengalami perkembangan adalah Radar Penetrasi Permukaan. Radar ini mempu untuk mendeteksi objek berupa ranjau, limbah yang terkontaminasi, benda-benda peninggalan yang bersejarah dan lainnya.
Pesatnya perkembangan teknologi radar penetrasi permukaan ini, menjadikan radar penetrasi permukaan sebagai radar yang sangat dibutuhkan oleh penggunanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rochmah
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Caswara
"Perubahan yang begitu cepat pada era globalisasi telah melanda bidang tarnsportasi, khususnya transportasi laut. Teknologi transportasi, khususnya transportasi laut telah menciptakan kapal kontainer generasi al (3.000 TEUSI) dan generasi IV (4.000 TEUS). Kapal-kapal tersebut diciptakan dengan kapasitas 46.000 DWT (generasi IV) dan 80.000 DWT2 (generasi V). yang berarti mampu meningkatkan jumlah daya angkut barang lebih besar dibandingkan kapal-kapal generasi II (2.000 TEUS) atau setara dengan 32.000 DWT. Di lain pihak perkembangan teknologi kapal tersebut telah pula memerlukan percepatan pelayanan di bidang sarana dan prasarana pendukung.
Konstelasi geografis Indonesia yang berwujud kepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga luas wilayah berwujud perairan dan letaknya sebagai posisi silang dunia dengan jumlah penduduknya lebih dari 200 juta jiwa, telah menjadikan Indonesia sebagai negara Maritim terbesar di dunia. Dengan demikian aspek transportasi laut di Indonesia memiiki nilai strategis yang tinggi, baik pada masa damai sebagai sarana mencapai kesejahteraan (bidang ideologi, politik ekonomi, sosial-budaya), maupun pada masa perang sebagai sarana pertahanan keamanan negara. Kondisi demikian merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi sistem pelayaran nasional Indonesia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McClure, Connie L.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1960
629.132 MCC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Kompiyang Karmana Putra
"Untuk memperluas jangkauan layanan komunikasi VHF penerbangan saat ini, maka perlu dikembangkan sistem komunikasi VHF berbasis satelit. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan dan menganalisis komunikasi suara pada AMS(R)S frekwensi VHF (117,975 - 137 MHz) menggunakan satelit LEO sesuai dengan studi yang sedang berlangsung oleh ICAO dan ITU. Perhitungan link budget dengan parameter gain antenna pesawat = -1 dBi, gain antenna satelit = 8 dBi, RF pesawat = 16 watt dan RF satelit = 85 watt, mendapatkan nilai sensitivitas minimum penerima satelit = -107 dBm dan C/Nup maksimum = 25,56 dB serta nilai sensitivitas minimum penerima pesawat = -93 dBm dan C/Ndown maksimum = 38,65 dB. Jika dihitung link budget end-to-end (loopback: pesawat-satelit-pesawat) di dapat nilai maksimum C/Ntotal = 14,92 dB dan Eb/No = 14 dB. Penelitian komunikasi suara dilakukan dengan menggunakan ilustrasi kanal AWGN nilai Eb/No dari 4 dB hingga 10 dB sehingga didapatkan unjuk kerja audio link VHF yaitu nilai PNSR dan MSE. Dari hasil penelitian didapat bahwa nilai PSNR dan MSE sangat tergantung dari nilai Eb/No link kanal AWGN. Semakin tinggi nilai Eb/No makan nilai PSNR dan MSE semakin bagus. Sementara uji Mean Opinion Score dilakukan untuk menilai unjuk kerja link berdasar uji pendengaran langsung. Dari Uji MOS di dapat bahwa unjuk kerja yang menghasilkan nilai MOS di atas 3 adalah pada nilai Eb/No 8 dB ke atas untuk data tanpa kompresi, kompresi CELP-16 kbps dan keluarga Wavelet yaitu Daubechies-12, Coiflet-5, Symlet-10 dan Biorthogonal-2.6. Sementara kompresi CELP 9,6 kbps nilai MOS lebih dari 3 didapat pada nilai Eb/No 10 dB. Kompresi CELP 4,8 kbps tidak pernah mendapatkan nilai MOS lebih dari 3 walapun pada nilai Eb/No tertinggi 10 dB pada percobaan ini. Dari penelitian ini maka nilai Eb/No link satelit AMS(R)S VHF yang akan dibangun untuk komunikasi penerbangan harus mendapatkan nilai perhitungan link budget end-to-end komunikasi minimal sebesar 8 dB. Ini belum termasuk margin system yang biasanya ditetapkan sebesar 2 hingga 3 dB.

To expand the coverage range of current VHF aviation communication services, it is necessary to develop a satellite-based VHF communication system. This research aims to simulate and analyse voice communication through AMS(R)S satellite VHF frequencies (117,975 - 137 MHz) using LEO orbit, in accordance with the ongoing studies by ICAO and ITU. Link budget calculations, considering the aircraft antenna gain of -1 dBi, satellite antenna gain of 8 dBi, aircraft RF of 16 watts, and satellite RF of 85 watts, yield a minimum satellite receiver sensitivity of -107 dBm and maximum C/Nup of 25.56 dB, as well as a minimum aircraft receiver sensitivity of -93 dBm and maximum C/Ndown of 38.65 dB. Calculating the end-to-end link budget (loopback: aircraft-satellite-aircraft) results in a maximum C/Ntotal of 14.92 dB and Eb/No of 14 dB. Research of voice communication is performed by using an AWGN channel illustration with Eb/No values ranging from 4 dB to 10 dB, thus obtaining the performance indicators of VHF audio link are PSNR and MSE values. The research results show that the PSNR and MSE values are highly dependent on the Eb/No values of the AWGN channel link. Higher Eb/No values result in better PSNR and MSE values. Mean Opinion Score (MOS) testing is conducted to evaluate the link performance based on direct listening tests. The MOS testing reveals that the performance yielding MOS scores above 3 is achieved with Eb/No values of 8 dB and above for uncompressed data, CELP-16 kbps compression and the mother wavelet compression, including Daubechies-12, Coiflet-5, Symlet-10, and Biorthogonal-2.6. Meanwhile, the CELP-9,6 kbps achieves a MOS score above 3 at an Eb/No value of 10 dB. The CELP compression at 4,8 kbps does not achieve a MOS score above 3, even at the highest Eb/No value of 10 dB in this experiment. Based on this research, the Eb/No value for the AMS(R)S VHF satellite link to be established for aviation communication should achieve a minimum end-to-end link budget calculation of 8 dB. This does not yet include the system margin typically set at 2 to 3 dB"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>