Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 586 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amien Rahardjo
"Sebuah tipe baru pengontrol elektroda otomatis untuk dapur busur terendam telah dikembangkan oleh National Institute of Metallurgy (NIM) di Afrika Selatan, untuk mengatasi masalah yang dialami dalam dapur busur terendam ukuran besar. Paper ini berisi tentang pengembangan unit prototipe dapur busur tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Ksatria Adiandy Prakoso
"Dalam penelitian ini, dilakukan studi komparatif terhadap tiga material refraktori taphole clay yang berbeda, yaitu produk komersial Duquesne dari Kanada, produk komersial Alusil dari Brazil, dan refraktori taphole clay yang dibuat sendiri dengan bahan penyusun Fire Clay, MgO, dan bahan pengikat minyak tar ( perbandingan 1 : 2 : 1 ). Semua sampel dikeringkan dan juga ada yang dipanaskan sampai dengan temperatur 11000C sebelum dilakukan karakterisasi dengan menggunakan XRD, XRF, PSA, SEM/EDAX, DTA-TGA. Pengujian XRD menunjukan bahwa terjadi transformasi fasa pada ketiga sampel yaitu adanya proses dekomposisi, proses perubahan struktur kristal, dan pembentukan fasa baru.
Hasil pengujian XRF menunjukan hasil yang semi-kuantitatif karena fraksi massa hasil pengujian XRF tidak sesuai dengan hasil perhitungan stoikiometri pada hasil XRD. Pengukuran rata-rata besar distribusi partikel pada ketiga sampel menunjukan bahwa ketiga sampel memiliki ukuran partikel yang relatif kecil yaitu dibawah 6 m. Semakin kecil ukuran partikel material refraktori, maka semakin kecil porositas material refraktori tersebut sehingga sehingga akan memiliki ketahanan korosi yang lebih dari serangan logam cair dan terak. Pada pengujian termal dengan DTA-TGA terhadap ketiga sampel, terdapat reaksi endotermik yang menunjukan adanya proses dehydroxylation atau hilangnya air kristal serta teroksidasinya karbon pada material refraktori yang mengandung bahan pengikat minyak tar dan reaksi eksotermik dimana terjadinya pembentukan fasa baru.

In this research, a comparative study was conducted on three different taphole clay refractories. The taphole clay refractories are Duquesne, commercial product from Canada, Alusil, commercial product from Brazil, and taphole clay refractories made by myself that has composition fire clay, MgO, and tar oil as binder ( with ratio 1 : 2 : 1 ). All the samples were dried and also heat treated up to 11000C prior to characterization by using XRD, XRF, PSA, SEM/EDAX, DTA-TGA. XRD testing showed that the phase transformation occurred in all three samples, i.e. there is decomposition process, changes in the crystal structure, and the formation of a new phase.
XRF testing results showed semi-quantitative result because mass fraction from XRF testing results differ from the results of stoichiometric calculations on the XRD results. The average measurement of the distribution of particles in all three samples showed that all three samples have a relatively small particle size of below 6 m. The smaller the particle size of the refractory material, the smaller the porosity of the refractory material so the material will have a good corrosion resistance against molten metal and slag attack. Thermal testing with DTA-TGA in all three samples showed that there are endhotermic reaction which indicates the dehydroxylation process or loss of crystal water also oxidation of carbon in samples that contain tar oil and exothermic reaction in which the formation of a new phase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Debu filter yang dihasilkan pada proses pembuatan baja melalui tanur busur listrik, saat ini pada negara-negara maju dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya. Salah satu teknologi yang menawarkan pengolahan debu filter ini adalah proses HTM (High Turbulence Mixer). Pada proses ini debu filter -tanpa proses aglomerisasi- dimasukkan ke dalam besi/baja cair yang terdapat pada reactor. Beberapa oksida seperti ZnO, PbO dan FeO akan tereduksi sementara CaO, SiO2, MnO, P205 dan AI203 akan masuk ke terak yang tidak berbahaya
Untuk mengoptimalkan parameter penting pada proses pengolahan debu filter di reaktor HTM, dilakukan perhitungan termodinamik dengan bantuan program komputer ChemSage. Melalui model simulasi ini, ingin diketahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses-proses metalurgi pengolahan debu filter, antara lain kandungan karbon dan temperatur pada besi/baja cair, basasitas terak serta besarnya tekanan pada permukaan besi/baja cair.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mereduksi keseluruhan oksida-oksida seperti ZnO, PbO, dan FeO yang ada pada debu filter, dibutuhkan paling sedikit kadar karbon awal pada besi.baja cair sebesar 4%. Besarnya temperatur besi/baja cair yang optimal untuk pengolahan debu filter adalah 1500°C. Meski peningkatan temperatur menguntungkan proses penguapan Zn dari besi/baja cair, namun hal ini sebaiknya dihindarkan karena akan berpengaruh negatif terhadap refraktori reaktor HTM. Pengaruh basasitas terak antara 0,3 sampai 2,7 terhadap derajat penguapan Zn tidak terlampau berarti jika dibandingkan dengan pengaruh kadar karbon pada besi/baja cair yang terdapat dalam reaktor HTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Debu filter yang dihasilkan pada proses pembuatan baja melalui tanur busur listrik, saat ini pada negara-negara maju dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya. Salah satu teknologi yang menawarkan pengolahan debu filter ini adalah proses HTM (High Turbulence Mixer). Pada proses ini debu filter -tanpa proses aglomerisasi- dimasukkan ke dalam besi/baja cair yang terdapat pada reactor. Beberapa oksida seperti ZnO, PbO dan FeO akan tereduksi sementara CaO, SiO2, MnO, P205 dan AI203 akan masuk ke terak yang tidak berbahaya
Untuk mengoptimalkan parameter penting pada proses pengolahan debu filter di reaktor HTM, dilakukan perhitungan termodinamik dengan bantuan program komputer ChemSage. Melalui model simulasi ini, ingin diketahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses-proses metalurgi pengolahan debu filter, antara lain kandungan karbon dan temperatur pada besi/baja cair, basasitas terak serta besarnya tekanan pada permukaan besi/baja cair.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mereduksi keseluruhan oksida-oksida seperti ZnO, PbO, dan FeO yang ada pada debu filter, dibutuhkan paling sedikit kadar karbon awal pada besi.baja cair sebesar 4%. Besarnya temperatur besi/baja cair yang optimal untuk pengolahan debu filter adalah 1500°C. Meski peningkatan temperatur menguntungkan proses penguapan Zn dari besi/baja cair, namun hal ini sebaiknya dihindarkan karena akan berpengaruh negatif terhadap refraktori reaktor HTM. Pengaruh basasitas terak antara 0,3 sampai 2,7 terhadap derajat penguapan Zn tidak terlampau berarti jika dibandingkan dengan pengaruh kadar karbon pada besi/baja cair yang terdapat dalam reaktor HTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suhaeri
"Sistem TBL merupakan sistem yang kompleks karena karakteristik kelistrikan dari bahan baku yang berfungsi sebagai beban sangat fluktuatif. Besarnya daya listrik yang sampai ke bahan baku berlangsung secara maksimal, maka panjang busur listrik yang dipancarkan melalui ujung elektroda harus dikendalikan. Pengendalian panjang busur listrik selama ini menggunakan pengendali jenis PI yang diimplementasikan melalui PLC, yaitu dengan mengatur posisi elektroda terhadap bahan baku.
Pada tesis ini dibahas suatu pengendali berbasis ANN yang dirancang untuk menirukan pengendali PI yang sudah terpasang. Data yang diperoleh dari pengoperasian sistem pengendali PI yang terdiri dari tiga input dan tiga output digunakan sebagai data pembelajaran ANN. ANN yang dirancang berstruktur Multilayer feedforward Neural Network terdiri dari 3 lapisan yang memiliki 18 neuron pada lapisan input, 18 neuron pada lapisan tersembunyi dan 3 neuron pada lapisan output.
Algoritma pembelajaran ANN yang digunakan adalah jenis algoritma Error Back Propagation. Pembelajaran dilakukan dengan mengubah-ubah beberapa parameter pembelajaran : jumlah neuron pada layar tersembunyi, learning rate, jumlah epoch dan momentum. Pembelajaran diulang-ulang sampai mencapai nilai ketelitian (RMS Error) 0,0091.
Model ANN yang dihasilkan selanjutnya diuji dan dibandingkan dengan menggunakan data yang berbeda yang dihasilkan oleh pengendali PI. Dari hasil uji diperoleh bahwa pengendali berbasis ANN dapat menirukan pengendali PI dengan nilai ketelitian rata-rata 0,0316 dari tujuh interval data pengoperasian yang digunakan sebagai data uji. Hal ini dapat dikatakan bahwa model pengendali ANN tersebut dapat mengikuti perilaku pengendali PI yang sudah terpasang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2926
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Ardiansyah Putra
"[ABSTRAK
Mangan merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti untuk campuran logam agar menghasilkan baja dalam industri baja. Kebutuhan bijih mangan juga meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan proses pembuatan ferromangan dari bahan baku bijih mangan lokal dengan menggunakan submerged arc furnace (SAF). Proses peleburan dilakukan dengan menggunakan 30kg bijih mangan, 12kg batu kapur, dan jumlah kokas serta batu bara yang bervariasi, yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Kemudian, analisa karaktrisasi akan dilakukan untuk mengetahui kualitas produk ferromangan yang dihasilkan, yaitu analisa XRF (X-Ray Fluoroscence), XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengecek kadar mangan dan kadar slag, analisa masa selama proses produksi, dan analisa jumlah pemakaian energi selama proses produksi.
Hasil penelitian menunjukkan dengan peningkatan kadar kokas dibandingkan kadar batu bara dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk ferromangan. Dengan penggunaan 9.5kg (100%) coke akan menghasilkan massa/yield tertinggi yaitu 12.8kg / 96.24% karena kokas memiliki unsur yang lebih baik daripada batu bara sehingga proses reduksi dapat menjadi optimal. Selanjutnya, kandungan mangan pada produk ferromangan tertinggi saat penggunaan 9.5kg (100%) coke sebesar 75.19% Mn karena kokas memiliki kandungan unsur pengotor yang lebih sedikit dibandingkan dengan batu bara sehingga proses reduksi berlangsung dengan optimal. Kemudian, konsumsi energy terendah saat penggunaan 9.5kg (100%) coke sebesar 7.03KWh/kg karena kokas memiliki kandungan pengotor yang sedikit, salah satu contohnya volatile matter, jika kandungan unsur tersebut besar maka konsumsi energi akan bertambah. Sedangkan kandungan fosfor dan sulfur terendah pada produk ferromangan ketika penggunaan 9.5 kg (100%) coke, yaitu fosfor dibawah 0.001% dan sulfur 0.18%. Pengaruh kandungan tersebut berasal dari reduktor yang digunakan, kokas memiliki kandungan phosphorus dan sulphur yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kokas. Phosphorus dapat membuat rapuh logam karena adanya perbedaan kekerasan, kekuatan, dan keuletannya. Sedangkan sulphur dapat membuat rapuh logam pada saat temperature tempa, sehingga kemampuan tempanya akan menurun. Selain itu berdasarkan aspek ekonomi, diperoleh hasil yang memilik keuntungan tertinggi sebesar Rp62,565 dengan penggunaanreduktor sebanyak 9.5kg (100%) coke dan 0kg (0%) coal.
ABSTRACT
Manganese mineral is one of the metal element which are used in common to produce alloy steel product. Manganese element is important to enhance steel properties such as wear resistance and hardness. Due to high demand of alloy steel, the production of ferromanganese products are also increase. This phenomena leaded to a large number of manganese ore supply. In this present study, the ferromanganese production will be conducted in mini submerged arc furnace (SAF) technology. The process began with 30 kg medium grade manganese ore from Jember, East Java-Indonesia, 12 kg limestone as its fluxing agent, and with the main variable of mixed reductor from 0%, 25%, 50%, and 100% of cokes and coal as its balance. Along the process, chemical analysis also conducted with some tools to obtain an accurate data of chemical compositions within the raw materials, slag, and ferromanganese product. These chemical analysis were conducted by XRF, XRD, and Proximate analysis. Furthermore, not only the chemical composition but also the number of electricity in each process were calculated to obtain the most efficient process.
The result of this research showed an increasing trend in ferromanganese quality and quantity with a large number of cokes. Instead of coal, cokes are more effective as a reductor agent in this process. This study showed that with 9.5 kg of cokes (100%) the reduction process of ferromanganese will produce 12.8 kg of ferromanganese metal, 75.19% of manganese content, 96.24% of yield ratio, and least number of energy consumption 7.03 kwh/kg ferromanganese product. One of the reasons to support this result is because cokes have lesser number of impurities than in coal such as volatile matter. The amount of phosphor and sulfur content in ferromanganese metal also can be reduced to < 0.001% P and 0.18% S by using 100% cokes as its reductor. These parameters are important because with small number of phosphor and sulfur content the metal will become tougher and hinder the negative effect of short red hardness in metal during further forming activity. The other reason to support the effectiveness of using 100% cokes as the reductor instead of mixing with coal is the amount of profit for each process which is turned to be the highest profit number compare to other mixing composition, it is Rp 62.565,-/process., Manganese mineral is one of the metal element which are used in common to produce alloy steel product. Manganese element is important to enhance steel properties such as wear resistance and hardness. Due to high demand of alloy steel, the production of ferromanganese products are also increase. This phenomena leaded to a large number of manganese ore supply. In this present study, the ferromanganese production will be conducted in mini submerged arc furnace (SAF) technology. The process began with 30 kg medium grade manganese ore from Jember, East Java-Indonesia, 12 kg limestone as its fluxing agent, and with the main variable of mixed reductor from 0%, 25%, 50%, and 100% of cokes and coal as its balance. Along the process, chemical analysis also conducted with some tools to obtain an accurate data of chemical compositions within the raw materials, slag, and ferromanganese product. These chemical analysis were conducted by XRF, XRD, and Proximate analysis. Furthermore, not only the chemical composition but also the number of electricity in each process were calculated to obtain the most efficient process.
The result of this research showed an increasing trend in ferromanganese quality and quantity with a large number of cokes. Instead of coal, cokes are more effective as a reductor agent in this process. This study showed that with 9.5 kg of cokes (100%) the reduction process of ferromanganese will produce 12.8 kg of ferromanganese metal, 75.19% of manganese content, 96.24% of yield ratio, and least number of energy consumption 7.03 kwh/kg ferromanganese product. One of the reasons to support this result is because cokes have lesser number of impurities than in coal such as volatile matter. The amount of phosphor and sulfur content in ferromanganese metal also can be reduced to < 0.001% P and 0.18% S by using 100% cokes as its reductor. These parameters are important because with small number of phosphor and sulfur content the metal will become tougher and hinder the negative effect of short red hardness in metal during further forming activity. The other reason to support the effectiveness of using 100% cokes as the reductor instead of mixing with coal is the amount of profit for each process which is turned to be the highest profit number compare to other mixing composition, it is Rp 62.565,-/process.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>