Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatip yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°c kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang nmnggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat~sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balai Besar Industri Keramik Departemen
Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan
Umum .
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan
atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor
air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c = 0,45
2. Beton type-2, dengan w/c = 0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatif yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°C kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar.
Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat-sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balal Besar Industri Keramik Departermen Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum.
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c =0,45
2. Beton type-2, dengan w/c =0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sugiarto
"Beton merupakan komponen penting dalam dunia konstruksi, yang teknologinya terus berkembang dan menghasilkan bermacam-macam jenis beton. Salah satunya adalah beton ringan yang berserat.
Pemakaian beton ringan ini bertujuan untuk memperkecil berat sendiri beton, yang berupa beban man, sehingga diharapkan dapat memperkecil biaya bangunan secara keseluruhan.
Untuk penelitian ini, dibentuk beton ringan dcngan agregat kasar batu apung pumice, dan untuk meningkatkan mutu digunakan serat kawat binddraad yang mudah diperoleh. Karena dalam penggunaan beton ringan lersebut perlu juga diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka periu diteliti dan dipahami mengenai perilaku beton tersebut terhadap pengaruh temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan kawat binddraad pada persentase berat kawat tertentu yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tank belah, modulus elastisitas, dan Poisson's ratio, serta kuat lentur dari beton ringan tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200°C, 300°C, dan 500°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunian Budhiasto
"Beton adalah bahan yang sangat luas penggunaannya di dalam dunia konstruksi,
mulai dari konstruksi rumah tinggal, bangunan-bangunan tinggi sampai konstruksi-
konstruksi khusus. Dengan penggunaannya yang luas, terdapat bermacam-macam
klasifikasi jenis beton, misalnya beton ringan, beton normal dan beton densitas tinggi.
Beton densitas tinggi digunakan untuk struktur bangunan khusus yang berfungsi
sebagai penahan/pelindung terhadap radiasi. Tetapi data/pengetahuan mengenai sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi ini belum banyak kita ketahui. Di samping itu
terdapat bermacam-macam bahan untuk membuat baton densitas tinggi, yang tentunya
setiap bahan tersebut akan mempunyai sifat mekanik yang berbeda pula.
Atas pertimbangan itulah maka Tugas Akhir ini dilakukan untuk meneliti sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi, dengan menggunakan Barit ( BaSO4 ) sebagai
agregat. Sifat mekanik yang akan diteliti adalah : kekuatan tekan, kekuatan tarik,
Modulus Elastisitas ( E ) dan Poisson?s Ratio, serta sifat rangkak ( creep ) dari
beton tersebut, serta kemungkinan perubahan sifat mekanik tersebut akibat suatu
pemanasan sampai dengan suhu tertentu, yaitu 200 °C. Penelitian ini dilakukan sebagai
kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh rekan Fritzko M. yang meneliti
mengenai kemampuan beton barit sebagai penahan radiasi (Rancang Campur Beton
dengan Barit sebagai Penahan Radiasi dan Struktur Bangunan).
Metode penelitian akan dilakukan berdasarkan standar ASTM, dengan
memperhatikan peraturan serta standar lain yang ada. Di samping itu akan dilakukan
perbandingan antara antara 3 jenis kombinasi material pembentuk beton, yaitu : barit dan
pasir barit, barit dan pasir Merapi, serta barit dan campuran pasir Merapi
dengan pasir besi. Semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan tambahan bahan
aditif berupa senyawa kimia yang dapat meningkatkan densitas beton dan mempunyai
daya tahan terhadap pengaruh sulfat. Sebagai bahan pembanding akan dibuat pula
sampel berupa beton normal/beton biasa.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari beton
densitas tinggi dan perbandingan sifat-sifat mekanik tersebut berdasarkan material
pembentuknya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan ukuran kekuatan
yang diharapkan dari beton yang didisain pada struktur nyata."
1996
S34509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarito
"Material seperli semen, agregat kasar, agregat halus dan air merupakan bahan utarna pembentuk beton. Beton mempunyai peranan yang begitu besau' dalam menopang beban pada slruktm bangunan, sehingga diluntut mum kekuatan yang memadahi. Perkembangan teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton, perhatian khusus perlu diberikan terhadap sifat-sifat beton yang berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan. Perhatian yang harus dilakukan berupa perbaikan sifat-sifat beton segar dengan :menambahkan bahan tambah (additive) jenis terta1tu.
Demikian halnya dengan bahan tambah campuran beton (admixture) yang perkembangannya sejalan dengan perkembangan semen dan makin berkembang sesuai dengan makin beragamnya masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Sehingga muncul berbagai macam bahan tambah campuran baton sesuai dengan fungsinya masing-masing, yang salah satunya adalah Superplasticizer sebagai bahan tarnbah campuran beton yang berfungsi unluk mereduksi air.
Dalam kegiatan ini peneliti mencoba menggunakan salah sal-u jenis produk Super-plasticizer dengan merk dagang Tricosa! sebagai obyek penelitian, admixlure tersebut dicampurkan kedalam beton rnutu sedang (mulu K200, KBDO dan k400) dengan berbagai prosentase Tricosal Superplasticizer terhadap berat semen masing-masing mulai dari 0,25; 0.50; 0.75 : 1.00 dan 1.25%.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan superplasticizer tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workabilily), pengikatan (setting time) kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya pada baton rnutu sedang. Setelah dilakukan percobaan-percobaan dan pengujian yang selanjulnya dilakukan evaluasi, dari hasil evaluasi nantinya dapat dislmpulkan sejauh mana pengaruhnya terhadap sifat - sifatbeton tersebut.
Dengan bertambahnya kadar superplasticizer ternyata akan bertambah pula nilai slump yang berarti workabilitas semakin meningkat Beton dengan mutu yang lebih linggi (K400) mendapat pengaruh yang lebih besar berupa kenaikan slump terutama pada kadar mulai 0.75 hingga 1.25 %, namun pada mutu yang lebih rendah pengaruhnya lebih kecil pula.
Begitu juga terhadap waktu pengikatan dapat mengurangi atau mempersinglcat waktu pengikatan awal dan akhir, namun yang sangat berpengaruh adalah saat beton mendapat pengaruh admixture tersebut sekalipun kadar terendah.
Terhadap kuat tekan clengan bertambahnya kadar superplasticizer akan meningkatkan kuat tekan seiring bertambahnya kadar admixture, dalam hal ini terjadi titik optimum pada kadar 0.75% untuk ketiga mutu, yang mendapat pengaruh paling besar berupa kenaikan kuat tekan pada beton mutu K200 dan yang mendapat pengaruh paling kecil pada beton mutu K400, bahkan pada kadar 1.00 dan 1.255 kuat tekannya dibawah kuat tekan beton nqrmalnya.
Pengaruhnya terhadap modulus elastisitas, pada kadar adrnixture 0,25% - 0.50% rnemberikan nilai yang lebih tinggi dan untuk kadar yang lebih tinggi berikutnya semakin menurun nilai modulus elastisitasnya, dan prosentase kenaikan terbesaruntuk berbagai kadar texjadi pada beton mutu K300. Jika dibandingkan dengan nilai Modulus Elastisitas standar SK SNI T-15-1991-03, maka dari mutu beton yang diuji nilai modulus elastisitasnya masih dibawah standar, namun yang nilainya mendekati standar terjadi pada beton mutu K300.
Pada bagian akhir tulisan ini berupa kesimpulan yang menyajikan rangkuman dari hasil penelitian ini, inti temuanyang cukup selama pelaksanaan penelitian dari gejala yang timbul akibat salah satu atau lebih kondisi yang dibuat akan tercermin pada bagian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Pesatnya pembangunan gedung -gedung tinggi dengan menggunakan material beton sebagai bahan utama di dalam suatu kegiatan konstruksi struktur, terutama pada pekerjaan lantai basement yang mana dalam hal ini volume baton yang dicor relalif sangat besar dengan pemakaian beton dalam jumlah yang besar pengecoran dilakukan secara terus-menerus atau (kontinue), misalnya untuk pekerjaan pondasi pelat basement yang tebalnya mencapai 2 sampai 3 meter.
Masalah beton yang paling utama dalam pengecoran beton massa (Mass Concrete) adalah pemakaian volume belon dalam jumlah yang sangat besar dan masif, maka temperatur yang terjadi pada waklu pengecoran dan pengerasan baton akan sangat tinggi. Seperti yang kita ketahui tingginya temperatur ini terjadi akibat dari panas hidrasi semen dalam volume besar dan tertahannya kehilangan temperatur (Temperature Loss). Temperatur yang tinggi dalam beton massa ini akan menimbulkan perubahan volume pada beton massa dan akibat dari
pcrubahan volume ini akan menimbulkan tegangan tarik dalam beton. Apabila tegangan tarik tersebut melebihi tegangan tarik yang diijinkan, maka akan terjadi retak pada beton. Selain itu cuaca yang panaspun turut mendukung meningkatnya suhu beton sebelum berlahan-lahan turun, dimana suhu beton yang tinggi pada
awal umur beton ini dapat mempengaruhi kwalitas dari beton yang telah dicor.
Dalam karya tulis ini, penulis bermaksud akan melakukan penelitian dari data-data dilapangan mengenai pengaruh perubahan temperatur terhadap pengecoran mass concrete rail foundation dengan cara evaluasi, monitoring dan
analisa perubahan temperatur
Daiam hal ini penulis juga dapat menentukan tebal leyer (lapisan) dan interval waktu pengecoran mass concrete raft foudation serta suhu yang disyaratkan oleh ACl-Code sehingga pengontrolan terjadinya retak-retak pada
beron dapat dihindari, Selain itu perawatan diatas permukaan beton setelah selesai pengecoran harus direncanakan karena beton langsung menerima cahaya matahari, sehingga pada saat memonitoring suhu yang tcrjadi dalam beton dapat diatasi dengan cara pemakaian thermocouple dan suhu beron dapa! diiihat dan
berangsur-angsur turun dalam periode waktu yang lama.
Usaha yang biasa dilakukan dalam mengurangi naiknya temperature beton selama curing dengan mengunakan air dingin atau memasang pipa pendingin didalam pelat beron. Cara lain adalah mengunakan insulator untuk mengurangi beda temperature didalam beron. Temperature yang terjadi di dalam beton juga dimonitor dengan memasang thermocouple di lokasi-lokasi yang diperlukan.
Akan tetapi, usaha diatas belum cukup untuk memastikan apakah terjadinya retak di dalam beton atau tidak. Kondisi beton biasanya di perkirakan dari hubungan-hubungan empiris antara beda temperature dengan terjadinya retak.
Cara pengujian temperature dan regangan (strain) pada kondisi didalam massa beton yang besar secara terpadu di ukur langsung dan dimonitor selama waktu di perlukan dengan menggunakan Thermistor dan Vibrating Wire Strain
Gage (VW Strain Gage) yang dipasang pada lokasi-iokasi krisis sebeium pelat dicor.
Sehubungan dengan pengecoran mass concrete Raft Foundation dalam hai ini memiliki ketebalan yang bervariasi yaitu 1.5 m - 1.8 rn dan 2.0 m - 2.5 m dengan volume beton kurang lebih 3621 m3.
Apabila semuanya ini dapai dilaksanakan dengan perencanaan yang teliti dan akurat, maka pekerjaan struktur bawah ini dapat dipertanggungjawabkan dan pekerjaan struktur atas bisa dilaksanakan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Yuta Prayoga
"Tujuan dari penelitian ini di fokuskan pada properti dari kuat rekat beton pada batang besi ulir yang tertanam dalam beton ringan dengan polimer sebagai agregat kasar pada campuran beton ringan. Campuran pertama menggunakan campuran 100 agregat kasar 25mm, pada desain campuran kedua meggunakan ukuran yaitu 70 25mm dan 30 20mm, kedua campuran tersebut menggunakan 0.4 superplasticizer. Total benda uji masing-masing campuran A dan B sebanyak 32 buah dengan diameter yang berbeda yaitu 10,12, dan 16mm. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan benda uji yang memiliki kuat tekan lebih tinggi akan menghasilkan hasil tes kuat tarik yang lebih tinggi.
The purpose of this research is focused on studying the bond properties of deformed steel embedded in lightweight concrete with polypropylene as the coarse lightweight aggregate. By following ACI211.2.98 this research is using two types of mix design which one is using fully 100 of 25mm size of aggregate diameter and the second one is 70 25mm and 30 20mm diameter aggregate sizes, with both of the mix design is using superplasticizer additive 0.4 . The testing method of Pull out test followed RILEM 7 testing method, by using self made frame for 24 sample of the specimens, by each of the mixture is 12 specimens with different diameter of steel bar which is 10, 12, and 16 mm. Final result of this research shows that the sample with higher compressive strength is showing higher bond strength value. "
2017
S66372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Trisusanti
"Semen, sebagai salah satu bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan beton semakin dirasa meningkat kebutuhannya, sejalan dengan Iaju pembangunan yang semakin pesat Bahan semen bersama-sama dengan air mengikat agregat hingga membentuk suat batuan massa yang kuat dan kedap terhadap air. Meningkatnya konsurnsi semen yang tidak sebanding dengan jumlah produksi semen berakibat pada melonjaknya harga semen. Hal ini tentunya menghambat pembangunan nasional dan terutama sangat dirasakan pada pembangunan perumahan-perumahan penduduk yang dilaksanakan oleh para pengembang terutama bagi tipe rumah sangat sederhana yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Saat ini PT. INDOCEMENT sebagai salh satu produser semen mengeluarkan jenis semen baru yaitu semen tipe Cap Rumah yang diperuntukkan khusus bagi pembangunan perumahan dengan harga yang relatjf murah jika dibandingkan dengan semen Portland.
Penelitian mengenai kekuatan dan aplikasi semen tipe Cap Rumah pada pembangunan dan industri sudah dilakukan sebelumnya oleh Puslitbang Pemukiman PU-Bandung. Penelitian kali ini Iebih dititik beratkan pada pemakaian semen tipe Cap Rumah pada beton ringan pumice yang ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis beton ringan yang dihasilkan dan seberapa besar kekuatan yang dihasilkan.
Penelitian ini meliputi : pengujian kuat tekan, uji kuat tarik belah, uji kuat tarik lentur, pengujian hubungan tegangan-tegangan dan nilai modulus elastisitas serla uji rangkak pada beton ringan pumiae.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah semen tipe Cap Rumah cukup baik dan ekonomis jika digunakan sebagai pengganti semen yang biasa digunakan ( Portland tipe 1 ) dan sampai seberapa besar kekuatan yang dapat dihasilkannya pada beton ringan pumice. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian semen ini pada beton ringan pumice, hasil pengetesan dan pengolahan data selanjutnya akan dibandingkan dengan beton ringan pumice yang menggunakan semen Portland tipe 1 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Septiandini
"Dalam tesis ini dilakukan penelitian terhadap kekuatan beton mutu tinggi melawan serangan sulfat dengan bahan tambahan mikrosilika yang berasal dari Australia (SFA) dan Amerika (SFB). Dalam penelitian ini digunakan beton dengan ?water to cementitious material ratio" 2.8, ukuran agregat maksimum 10 mm, penggunaan superplastisizer 1.65-2.75 % dari berat semen ditambah mikrosilika, dengan variasi tambahan mikrosilika sebesar 5%, 7.5%, 10% dari berat semen ditambah mikrosilika. Benda uji beton dibuat berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm direndam dalam larutan magnesium sulfat 1%,3%,5% selama 90 hari setelah perawatan 28 hari dengan air biasa.
Ketahanan beton terhadap serangan sulfat dilakukan dengan pengujian kuat tekan dan pengujian berat. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 30,60,90 hari sedangkan pengujian berat dilakukan terhadap benda uji dalam keadaan ssd pada umur 0,14,28,42,56,70,84 hari.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa beton dengan bahan tambahan mikrosilika dapat meningkatkan ketahanan beton terhadap serangan sulfat, dan penggunaan mikrosilika B sebanyak 10% untuk campuran beton adalah yang paling baik untuk meningkatkan kekuatan beton dalam larutan magnesium sulfat.
Dalam larutan magnesium sulfat 3 % sampai umur 90 hari, beton tanpa tambahan mikrosilika mengalami penurunan kuat tekan sebesar 44.8 kg/cm2 dari nilai kuat tekan beton tersebut dalam perawatan dengan air biasa, sedangkan beton dengan campuran mikrosilika B 10 % belum mengalami penurunan dari nilai kuat tekan.
Dalam larutan magnesium sulfat 5 % sampai umur 90 hari, beton tanpa tambahan mikrosilika mengalami penurunan kuat tekan rata-rata sebesar 60,1 kg/cm2 dari nilai kuat tekan beton tersebut dalam perawatan dengan air biasa, sedangkan beton dengan campuran mikrosilika B 10 % kuat tekannya hanya mengalami penurunan sebesar 3.5 kg/cm2 dari nilai kuat tekan beton tersebut dalam perawatan dengan air biasa.
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar SiO2 yang terkandung dalam mikrosilika yang dipergunakan pada campuran beton semakin baik ketahanannya terhadap serangan sulfat, dan dari hasil uji berat diketahui bahwa beton mutu tinggi yang direndam dalam larutan magnesium sulfat sampai umur 90 hari tidak mengalami pengurangan beratnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Rahmanto
"Teknologi beton berkembang sejalan dengan perkembangan semen sebagai bahan pengikat beton. Dalam perkembangannya hal yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat pada semen adalah dengan menggunakan bahan tarnbahan (additive). Demikian halnya dengan bahan campuran (admixture) yang berkembang sejalan dengan perkembangan seamen dan makin berkembang sesuai dengan masalah yang timbul berkaitan dengan sifat-sifat beton dan penggunaannya. Salah satu bahan campuran yang sangat membantu dalam pemakaian beton adalah Retarder, bahan ini dapat memperlambat pengikatan dan perkerasan beton. Retarder sangat membantu dalam hal pengiriman yang menggunakan waktu tempuh yang cukup lama dan temperatur udara yang tinggi (musim panas).
Dalam penyusunan materi untuk Tugas Akhir ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan salah satu jenis produk Ratarder yang diberi nama Tricosal sebagai obyek penelitian.
Kemudian dalam penelitian ini akan dilakukan manipulasi terhadap obyek penelitian terseb ut dengan cara membuat campuran beton dengan karakeristik yang berbeda yang diberikan tingkatan kadar bahan tambah rerarder tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan retarrier tersebut terhadap sifat-sifat beton terutama terhadap kemudahan pengerjaan (workability), kuat tekan (compressive strength) dan modulus elastisitasnya.
Sehingga dari hasil evaluasi nantinya dapat ditentukan kadar optimum retarder dalam campuran beton yang menghasilkan kuat tekan yang maksimum dan tingkat kemudahan pengerjaan serta besarnya nilai modulus elastisitas yang dihasilkan.
Dari hasil kesimpulan yang didapatkan, diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan informasi yang berarti pada dunia teknologi beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>