Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Reda Pahlevi
"Proses gasifikasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan bahan bakar limbah (biomassa) untuk mendapatkan energi yang terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Dalam proses gasifikasi tersebut selalu menghasilkan zat yang dinamai gas produser. Dalam pemanfaatanya untuk mengganti bahan bakar fosil, gas produser tersebut harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah temperatur gas produser tersebut harus sesuai dengan temperatur yang diijinkan untuk pengaplikasian ke motor pembakaran dalam. Berdasarkan literatur, temperatur gas produser yang diijinkan untuk pengaplikasian kedalam motor pembakaran dalam berada pada rentang temperatur +/- 40°C. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur gas produser terhadap variasi laju aliran udara primer dengan variasi laju aliran air.
Setelah pengujian diperoleh bahwa temperatur gas produser sebelum gas cleaning mengalami kenaikan seiring dengan semakin bertambahnya laju aliran udara primer. Temperatur gas produser rata-rata setelah gas cleaning yang diperoleh sebesar 37,3°C. Pengaruh laju aliran udara primer dan laju aliran air yang optimal terhadap pembentukan flame terjadi pada saat laju aliran udara primer 189,6 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm, saat laju aliran udara primer 131,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm dan 20 lpm dan pada saat laju aliran udara primer 89,4 lpm dengan laju aliran air 10 lpm. Durasi pembentukan flame optimal terjadi ketika lajua liran air 20 lpm untuk setiap laju aliran udara primer.

Gasification process is a one form of utilization of waste fuels (biomass) for renewable energy instead of fosil fuels. On that gasification process is always produce a name of gas producer. In the utilization to replace fosil fuels, gas producer's must meet several requirements, one of which is the temperature af the gas producer's must comply with the allowable temperature for aplication to internal combustion engine. Based on the literature, the allowable temperature of gas producer for the application into internal combustion engine, is located in the temperature range +/- 40°C. This testing was conducted to detrmine the temperature distribution of the producer gas instead of flow rate primary air variations and water flow rate variations.
After the testing the temperature average of gas producer after gas cleaning is earns by 37,3°C. The optimum effects of primary air flow rate and water flow rate to the formation of flame was occured when the primary air flow rate of 189,6 lpm with a water flow rate 10 lpm and 20 lpm, at the primary air flow rate of 131,4 lpm with a water flow rate of 20 lpm and when at the primary air flow rate of 89,4 lpm with water flow rate of 10 lpm. Optimal duration of flame formation occurred when the water flow rate 20 lpm for each primary air flow rate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farida Agustyani
"Modul membran serat berlubang mulai banyak digunakan sebagai peralatan kontaktor gas-cair karena dapat memberikan luas permukaan kontak yang besar. Salah satu aplikasi dari peralatan ini adalah untuk memisahkan oksigen terlarut dari dalam air. Membran disini berfungsi sebagai kontaktor yang merupakan media tempat berkontak antara air dengan oksigen. Dalam proses pemisahan oksigen dari air melalui membran, perbedaan konsentrasi antara fasa gas dan fasa cair memberikan gaya penggerak untuk perpindahan secara difusi melalui membran tersebut.
Studi ini menggunakan kontaktor membran serat berlubang untuk memisahkan oksigen terlarut dari air. Serat yang digunakan adalah MEMCOR CMF-S S10T dari MEMCOR Australia berukuruan 650 _m diameter luarnya, 130 _m tebal dindingnya dan 0,2 _m ukuran nominal pori membrannya. Ada 3 kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah serat bervariasi dari 112, 126 dan 140. Pemisahan oksigen terlarut dari dalam air melalui kontaktor membran serat berlubang dilakukan dengan menggunakan pompa vakum dipilih sebagai model sistem penelitian untuk mengetahui efektifitas perpindahan massa (dilihat dari koefisien perpindahan massa) dan kharakteristik hidrodinamika air dalam kontaktor membran serat berlubang. Dalam eksperimen kecepatan air divariasikan dari 24 hingga 103 Cm/detik, memberikan variasi pada bilangan Reynolds sekitar 800 hingga 2000. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh berdasar hasil eksperimen berkisar antara 0,006 hingga 0,012 Cm/detik.
Berdasarkan hasil eksperimen terlihat bahwa koefisien perpindahan massa yang terjadi di dalam kontaktor turun dengan naiknya fraksi kepadatan membran di dalam kontaktor pada kecepatan air yang sama dan naiknya temperatur pemanasan awal pada air umpan. Korelasi perpindahan massa dapat dinyatakan dalam persamaan: Sh =(-0,066?+0,034 ) Re0,87 Sc0,33 menunjukka bahwa difusi oksigen dari dalam air terjadi pada daerah aliran turbulen. Hal ini didukung dengan penurunan tekanan yang terjadi di dalam kontaktor juga terjadi di daerah turbulen. Selain itu pengaruh konfigurasi membran menunjukkan bahwa membran ujung bebas memberikan koefisien perpindahan massa yang lebih besar dari dari membran ujung terikat. Rasio friksi aliran air di dalam kontaktor berkisar 1,7 hingga 3,9 kali lebih besar dari fraksi teoritis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Fauzia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S27788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Model rembesan air pada dinding dam dibangun berdasarkan Model Aliran Air Tanah dengan mengasumsikan dinding dam sebagai suatu media berpori (porous medium) yang dapat menyerap. Sehingga, dengan prinsip Aliran Air Tanah rembesan air pada dinding dam dapat dimodelkan ke dalam persamaan matematika. Model matematika yang diperoleh merupakan Persamaan Laplace yang kemudian diselesaikan dengan menggunakan Metode Variabel terpisah. Dengan menyelesaikan Persamaan Laplace yang diperoleh, maka dapat ditentukan tekanan air pada dinding dam agar air tidak dapat keluar masuk melalui dinding dam"
Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engkos Achmad Kosasih
"ABSTRAK
Perkembangan komputer yang pesat memberikan dampak yang besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pada bldang iimu Perpindahan Kalor dan Mekanika Fluida. Salah satu persoalan Perpindahan Kalor yang dapat diselesaikan dengan komputer adalah penentuan nilai koefisien konveksi dan suhu borongan {Temperatur Bulk).
Pendekatan numerik dilakukan untuk menentukan besarnya nilai koefisien konveksi dan temperatur borongan tersebut dengan bantuan persamaan Lapisan Batas (The Boundary Layer Equation} yang mempunyai tiga persamaan awal yaitu persamaan kontinuitas, persamaan momentum dan persamaan energi.
Pendekatan numerik yang dilakukan menggunakan bentuk beda hingga (finite difference) fully explicit untuk menyelesaikan maslaah perpindahan kalor konveksi didalam pipa. Caranya adalah dengan membagi ruang tabung dalam arah aksial dan arah radial, sehingga distribusi air dalam pipa dapat dicari dari satu node ke node lainnya dengan berurutan. Hasil pendekatan numerik yang dilakukan cukup baik, sehingga pendekatan numerik beda hingga fully explicit dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah perpindahan kalor konveksi dalam pipa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Gunawan
"ABSTRACT
Perkembangan komputer yang pesat memberikan dampak yang besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pada bidang iimu Perpindahan Kalor dan Mekanika Fluida. Salah satu persoalan Perpindahan Kalor yang dapat diseiesaikan dengan komputer adalah penentuan nilai koelisien konveksi dan suhu borongan (Temperatur Bulk).
Pendekatan numerik yang dilakukan untuk menentukan besarnya nilai koeiisien konveksi dan temperatur borongan tersebut dengan baniuan persamaan Lapisan Batas (The Boundary Layer Equation) yang mempunyai tiga persamaan awal yaitu persamaan kontinuitas, persamaan momentum dan persamaan energi.
Pendekatan numerik yang dilakukan menggunakan bentuk beda hingga (finite difference) fully explicit untuk menyelesaikan masalah perpindahan kalor konveksi didalam pipa. Caranya dengan membagi ruang tabung dalam arah aksiai dan arah radial, sehingga distribusi temperatur air di dalam pipa dapat dicari darl satu node ke node lainnya dengan bemrutan. Hasil pendekatan numerik yang dilakukan cukup baik, sehingga penclekatan numerik beda hingga fully explicit dapat digunakan untuk menyeiesaikan masalah perpindahan kaior konveksi paksa dalam pipa.

"
1999
S37014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almacho Rachmanudiputra
"Proses dehumidifikasi udara dan mikroenkapsulasi merupakan salah satu bagian dari proses yang terjadi dalam penggunaan alat pengering secara tidak alami. Proses dehumidifikasi dan mikroenkapsulasi dapat diaplikasikan melalui sistem pengering semprot, yang sangat bermanfaat terutama dalam bidang industri pengolahan makanan. Pada penelitian pertama, digunakan sistem pengering semprot dengan menggunakan media air, yang terdiri dari variasi kelembaban udara masuk yang diperoleh melalui temperatur evaporator (100C, 150C, 200C, dan 250C) dan variasi temperatur udara keluar (600C, 900C, 1200C). Variasi laju aliran udara masuk yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 150 lpm, 300 lpm, dan 450 lpm. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi kelembaban udara masuk dan temperatur udara keluar terhadap laju aliran material menggunakan media air pada sistem pengering semprot. Pada penelitian kedua, digunakan sistem pengering semprot dengan tekanan udara sebesar 1 bar untuk dilakukan proses mikroenkapsulasi menggunakan campuran gelatin (25 ml), maltodekstrin (75 ml), serta air (400 ml). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar ukuran hasil mikrostruktur pada penyaring siklon, dinding siklon, serta permukaan erlenmeyer dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa semakin rendah rasio kelembaban, maka laju aliran materialnya semakin tinggi dan semakin rendah temperatur udara keluar yang digunakan, maka laju aliran material yang dicapai juga semakin rendah, begitupun sebaliknya. Kemudian, dari hasil penelitian kedua diperoleh ukuran mikrostruktur pada penyaring siklon dan permukaan erlenmeyer sebesar 10 μm, serta pada dinding siklon yang memiliki ukuran sebesar 20 μm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat pengering mampu menjalankan proses mikroenkapsulasi dengan menggunakan tekanan udara sebesar 1 bar.

The process of air dehumidification and microencapsulation is one part of the process that occurs in the use of dryers unnaturally. Dehumidification and microencapsulation processes can be applied through a spray dryer system, which is very useful especially in the field of food processing industry. In the first study, a spray dryer system was used using water media, which consisted of variations in intake air humidity obtained through evaporator temperatures (100C, 150C, 200C, and 250C) and variations in outgoing air temperatures (600C, 900C, 1200C). Variations in the rate of air flow used in this study consisted of 150 lpm, 300 lpm, and 450 lpm. This study aims to determine the influence of variations in air humidity out and air temperature out to the flow rate of materials using water media in the spray dryer system. In the second study, a spray dryer system with an air pressure of 1 bar was used to microencapsulate using a mixture of gelatin (25 ml), maltodextrin (75 ml), and water (400 ml). This study aims to find out the size of microstructure results in cyclone filter, erlenmeyer wall, and erlenmeyer surface by using air pressure of 1 bar. The results of the first study showed that the lower the humidity ratio, the higher the flow rate of the material and the lower the outtake air temperature used, the lower the flow rate of the material, and vice versa. Then, from the results of the second study obtained the size of microstructures on cyclone filters and erlenmeyer surfaces of 10 μm, as well as on the wall of cyclones that has the size of 20 μm. The results showed that the dryer is able to run the microencapsulation process using an air pressure of 1 bar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Pengujian penguapan lapisan air sangat penting untuk mengetahui laju penguapan lapisan air. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa laju penguapan air dari lapisan film air sehingga kita dapat membuat alat pengeringan semprot yang maksimal dengan sistem pengeringan yang tepat. Analisa laju penguapan tersebut sangat erat kaitannya dengan perpindahan panas dan massa. Setiap penguapan yang terjadi diiringi oleh perpindahan panas, dalam hal ini panas berpindah dari lingkungan ke lapisan air. Sedangkan perpindahan massa terjadi dari lapisan air ke lingkungan karena adanya air yang menguap ke lingkungan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan silinder sebagai media untuk menguapkan air ke lingkungan dimana lapisan air dibentuk dari atas dan udara dialirkan secara berlawanan. Penggunaan silinder dilakukan dengan pertimbangan diantaranya lapisan air lebih mudah diukur temperaturnya dibandingkan dengan droplet yang ukurannya sangat kecil, selain itu pada lapisan air perubahan temperatur lebih terasa dibandingkan dengan droplet yang hanya dapat dipantau melalui perubahan diameternya. Penelitian juga dilakukan pada variasi temperatur, bukaan katup (aliran udara) dan konsentrasi larutan.
Dalam penelitian ini hal yang paling diamati adalah pengaruh konsentrasi garam terhadap laju penguapan air. Pada penelitian ini juga dapat dibandingkan kekuatan korelasinya terhadap model stagnant film. Dari penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa konsentrasi zat kimia dan kecepatan aliran udara sangat mempengaruhi laju penguapan dan pada proses penguapan perpindahan massa lebih berpengaruh dari pada perpindahan panas. Pada penelitian sebaiknya menggunakan alat ukur temperatur dengan ketelitian yang sangat tinggi sehingga diperoleh hasil yang akurat.

The experiment of water layer evaporation is very important in order to determine the rate of the evaporation. Therefore, the evaporation rate analysis of this water layer is needed to be examined so that in the further time we can make a spray drying instrument with an appropriate drying system. The evaporation rate analysis is having a close relationship to the heat and mass transfer process. The evaporation occur together with the heat transfer process, in this case, heat is transfered from the environment to the water layer. In the other way, the mass is transfered from the water layer to the environment because there are some water particle that vaporize.
The research is conduct by using cylinder as a media for evaporating the water to the environment where the water layer is formed and flow downward while the air flow moves upward. The using of cylinder is chosen with the consideration that the water layer is easier to measure its temperature than droplet type which is very small and hard to be measured, and also in the water layer the changes of temperature can be inspected easily than in droplet which can only be monitored by the diffrences of its diameter. This research is also conduct on several temperature variation, air flow, and concentration substances in the water.
In this experiment the influence of salt concentration to the rate of evaporation is obeserved. In addition, the rate of evaporation of this experiment can also compared and obtained its correlation to the stagnant film model. From the former research we can obtain the result that the concentration of subtances and air flow rate have a great influence to the rate of evaporation and aslo the mass transfer process is tend to be occured more often than the heat transfer in the evaporation process. On the other way, in order to get the accurate result we need to use the thermometer with high precision during the experiment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>