Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
06 Ham p-6
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Noer
"Zeolit alam formasi Bayah yang terdapat di daerah Nanggung, Jawa Barat, mengandung zeolit klinoptilolit atau jenis keluarga heulandit lainnya dalam jumlah yang relatif besar (35-55 %). Zeolit jenis ini memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyerap (adsorbent), penukar kation (calion exchanger), penyaring molekular (molecular sieve), dan penyeleksi reaksi kimia (catalyst).
Salah satu penggunaan zeolit klinoptilolit Nanggung yang akan ditinjau dalam penelitian ini adalah pemanfaatannya sebagai adsorben limbah cair yang mengandung gas arnonia dan/atau turunannya. Sebagai bahan adsorben, zeolit hams memilild karakteristik khusus yang sesuai dengan kebutuhan kerja adsorpsi. Penggunaan zeolit alam asli secara langsung sebagai adsorben kimiawi belum menunjukkan kinerja yang optimal, karena hadirnya beberapa senyawaan atau pengotor-pengotor tertentu yang terperangkap dan menutupi permukaan pori dan inti aktifnya. Selain itu, keasaman zeolit alam juga kurang memenuhi syarat untuk diterapkan langsung sebagai bahan adsorben.
Untuk mendapatkan bahan adsorben yang berdaya guna, zeolit alam harus dari perlakuan khusus (modifikasi). Terdapat sejumlah metode modifikasi untuk zeolit alam. Dalam penelitian ini, zeolit alarn akan dimodifikasi dengan suatu prosedur yang melibatkan penanganan awal (pre rrearmenr) dan pertukaran kation. Sebagai penanganan awal, zeolit alam akan diaktivasi dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 N, H2SO4 0,2 N, dan HF 3 % yang masing-masing diikuti pemanasan Ketiga sampel zeolit hasil penanganan awal akan diperiksa dengan metode difraksi sinar-X (XRD) dan spektroskopi serapan atom (AAS) untuk mendapatkan karakteristik khusus masing-masing sampel. Hasil terbaik dari ketiga sampel ini akan dilakukan pertukaran kation dengan menggunakan dua macam larutan penukar ion: NH4NO3 dan (NH4)2SO4 pada kondisi waktu dan konsentrasi optimum. Hasil pertukaran kation akan dianalisa dengan metode AAS untuk mendapatkan kuaniitas pertukaran ion optimum (kapasitas pertukanan ion terbanyak).
Aktivasi zeolit alam dengan NaOH 0,5 N memberikan hasil terbaik di mana hilangnya puncak-puncak pengotor tidak disertai perusakan struktur kristal yang lebih besar (analisa XRD). Sementara untuk aktivasi lain, pengusiran pengotor juga diikuti penikisan struktur klinoptilolit yang cukup besar. Di sarnping itu, kandungan logam alkali dan alkali tanah dalam zeolit alam relatif tidak banyak yang berkurang setelah diaktivasi dengan NaOH 0,5 N (analisa AAS).
Pada konsentrasi yang relatif pekat (1 M), pertukaran ion antara zeolit dengan Iarutan NH4NO3 adalah lebih besar dari pada yang teijadi dalam larutan (NH4)2SO4. Sementara pada konsentrasi rendah (O,1 M), persen pertukaran ion terbesar terjadi dalam larutan (NH4)2SO4. Dengan demikian pemilihan (NH4)2SO4 sebagai larutan penukar ion memberi hasil yang lebih optimum karena pemakaiannya yang lebih sedikit (konsentrasi rendah). Di samping itu amonium sulfat lebih mudah diperoleh, harganya Iebih murah, dan pemakaiannya yang aman."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Yudha Wibawa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Gilbert P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Syaripudin
"Kandungan amonia yang tinggi dalam air menimbulkan masalah jika tidak diolah terlebih dahulu. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan air limbah agar konsentrasi amonia dalam larutan mencapai ambang batas yang diperbolehkan sebelum di buang ke badan air.
Penulisan skripsi ini mengandung pengumpulan dan pengolahan data yang dilanjutkan dengan perancangan alat adsorpsi batch bertingkat Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan penelitian sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengambil data hasil laporan penelitian terdahulu.
Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi amonia dari air limbah dengan menggunakan zeolit alam Lampung (ZAL) jenis klinoptilolit. Zeolit jenis klinoptilolit mempakan adsorben yang sangat baik untuk rnenyerap ion amonium dalam larutan. Zeolit yang digunakan ZAL granular yang berukuran 0.8-1 cm. Konsentrasi awai limbah yang diadsorpsi adalah 1 gr/l dan diharapkan berkurang sampai mencapai baku mutu (50 mg/l).
Proses adsorpsi dilakukan secara batch bertingkat yang artinya proses adsorpsi dari satu batch (kolam) dilanjutkan ke batch lain hingga larutan yang diolah mencapai baku mutu. Jumlah batch yang digunakan sebagai tempat adsorpsi sebanyak enam batch dengan waktu adsorpsi tiap batch 2 jam, Sistem adsorpsi batch bertingkat ini disusun atas dasar:
- ZAL digunakan untuk mengadsorpsi amonia secara berturut-turut sampai baku mutu tidak dapat tercapai lagi.
- Setelah baku mutu tidak tercapai, ZAL di batch pertama yang menerima larutan dengan konsentrasi amonia paling tinggi diregenerasi sebanyak satu kali.
- ZAL hasil regenerasi diletakkan di akhir susunan batch bertahap dan digunakan kembali untuk adsorpsi.
- ZAL hasil regenerasi yang tidak mampu lagi mengadsorpsi larutan dibuang dan diganti dengan ZAL segar, kemudian ditempatkan diakhir susunan batch bertahap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah batch yang dibutuhkan agar konsentrasi amonia mencapai baku mutu adalah 3 batch. Jika dilakukan dengan menggunakan ZAL bekas adsorpsi pertama, maka jumlah batch yang dibutuhkan untuk mengolah larutan kedua adalah 4 batch. Untuk larutan ketiga 5 batch, dan untuk larutan keempat 6 batch.
Model rancangan kolam adsorpsi secara batch bertingkat terdiri dari 8 batch dengan enam batch sebagai tempat adsorpsi dan dua batch yang lain digunkanan sebagai cadangan. Berat ZAL yang diperlukan untuk mengolah amonia sebanyak 6 liter adalah 2 kg/batch, dan untuk mengoiah 5000 liter adalah 1.67 ton/batch.
Biaya investasi alat adsorpsi secara batch bertingkat untuk mengolah limbah dengan volume 5 m³/batch adalah Rp37,144,350.00. Sedangkan untuk hasil-hasil yang lainnya adalah:
a. Untuk waktu operasi 8 jam/hari, dalam sebulan diperoleh:
- Volume limbah yang dapat diolah : 450 m³
- ZAL yang diperlukan : 25.05 ton
- Regeneran (NaCl) yang diperlukan : 1.875 ton
- Biaya operasi : Rp16,979,400.00
b. Untuk waktu operasi 16 jam/hari, dalam sebulan diperoleh:
- Volume Iimbah yang dapat diolah : 750 m³
- ZAL yang diperlukan : 45.09 ton
- Regeneran (NaCl) yang diperlukan : 3.375 ton
- Biaya operasi : Rp30,529,800.00
c. Untuk waktu operasi 24 jam/hari dalam sebulan diperoleh:
- Volume limbah yang dapat diolah : 900 m³
- ZAL yang diperlukan : 60.12 ton
- Regeneran (NaCl) yang dipcrlukan : 4.5 ton
- Biaya operasi : Rp40,699,200.00"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Oka Sedana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngalu, Vincentius Maruli
"Air merupakan salah satu unsur penunjang kehidupan yang keadaannya seringkali diabaikan. Seringkali terjadi pencemaran air yang disebabkan oleh buangan limbah baik dari industri maupun rumah tangga. Pencemaran tersebut mengakibatkan kerugian terhadap manusia, terutama masalah kesehatan. Oleh karena itu periu diadakan pengolahan iimbah, baik dari industri maupun rumah tangga, agar tidak mencemari air. Beberapa parameter tercemamya air antara lain adalah kandungan amonia dalam air dan nilai COD dari air. COD mengukur jumlah senyawa organik dalam air. Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kanduugan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air. Sedangkan amonia pada kadar tertentu dapat membahayakan manusia.
Untuk mengatasi hal di atas, maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengolah limbah yang nantinya akan dibuang ke badan air, supaya tidak mencemari lingkungan. Proses yang relatif mudah untuk pengolahan limbah adaiah dengan cara adsorpsi. Proses ini dikatakan mudah karena banyaknya media penyerap alam untuk dijadikan adsorben dalam proses adsorpsi. Penelilian ini menggunakan zeolit alam sebagai adsorben, untuk menyerap kandungan amonia dalam limbah. Penelitian terdahulu telah menghasiikan alat adsorpsi berikut dengan pola siklus adsorpsinya.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang memakai larutan amonia teknis sebagai adsorbat, penelitian sekarang menggunakan limbah asli, yaitu air danau UI yang kadar amonianya telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh bahan-bahan lain dalam proses adsorpsi amonia. Proses adorpsi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti pola siklus adsorpsi yang dihasilkan dari penelitian terdahulu.
Hasil penelitian mcnunjukkan bahwa limbah yang diolah dengan mengikuli polar siklus yang ada, tidak semuanya mencapai baku mutu kandungan amonia. Limbah yang mengikuti proses adsorpsi pada seri A, B, C, yang menggunakan 14, dan 5 buah batch ZAL, belum mencapai baku mutu, sedangkan limbah yang diolah pada seri adsorpsi D dan E , yang menggunakan 6 buah batch ZAL telah mencapai baku mum. Untuk limbah yang diolah pada seri adsorpsi A, yang semua batch-nya berisi ZAL barn, kemungkinan dibutuhkan jumlah batch bam sebanyak 4 buah umuk menoapai baku mum amonia. Hal ini menandakan perlunya diadakan penyempurnaan umuk pola siklus adsorpsi yang ada.
Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa zeolit juga dapat menyerap senyawa organik dalam limbah. Ini digambarkan dengan lebih sedikitnya jumlah amonia teradsorp pada batch pertama dibandingkan dengan batch kedua dari proses adsorpsi pada seri A dan C, yang mempunyai kandungan senyawa organik relatif tinggi. Pada batch pertama ini, penurunan senyawa organik terjadi dengan jumlah penurunan cukup besar. Pada batch kedua, hal yang sebaliknya terjadi, dimana penurunan COD kurang signifikan, akan tetapi penurunan konsentrasi amonia terjadi dengan cukup drastis. Fenomena ini menggambarkan bahwa pada saat konsentrasi senyawa organik dalam larutan tinggi, proses adsorpsi amonia menjadi terhalang, dan zeolit lebih cenderung menyerap senyawa organik. Pada saat konsentrasi senyawa organik telah mengalami penurunan, zeolit dapat mengadsorp amonia dengan lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Birul Andini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Lestari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>