Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patricia Olivia
"Kepuasan kerja merupakan variabel perilaku organisasi yang penting. Imbalan yang didapat dari pekerjaan, dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga merupakan hal yang logis untuk memperkirakan bahwa imbalan merupakan hal yang dihargai dalam kehidupan kerja dan kehidupan secara keseluruhan pada karyawan. Keadaan ekonomi Indonesia yang masih belum benar-benar pulih dari knsis ekonomi tahun 1997, meningkatnya kemiskinan, banyaknya demonstrasi menuntut kenaikan gaji, hal-hal ini mendukung posisi imbalan sebagai sesuatu yang dianggap penting dan berharga dalam keija dan hidup karyawan.
Teori value yang diungkapkan oleh Locke mengatakan bahwa semakin seseorang menerima hasil yang mereka pentingkan atau hargai (value), semakin puas dirinya. Dunia kerja yang menyita hampir separuh dari kehidupan seorang karyawan mengindikasikan pentingnya kepuasan keija dalam hubungannya dengan kepuasan hidup. Selain itu didapati pula bahwa kepuasan imbalan berhubungan dengan kepuasan keadilan imbalan. Hal ini sesuai dengan teori equity yang dibuat oleh Adams, yang mengatakan bahwa individu membandingkan apa yang diterima dari organisasi (output) dengan apa yang dikontribusikan ke organisasi (input), lalu perbandingan atau rasio ini dibandingkan dengan rasio orang lain. Dalam penelitian ini, kepuasan keadilan imbalan juga dihubungkan dengan kepuasan keija dan kepuasan hidup.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan melihat seberapa kuat hubungan di antara kepuasan keija, kepuasan imbalan, kepuasan keadilan imbalan, dan kepuasan hidup pada karyawan. Subyek penelitian adalah 100 karyawan yang bekeija di perusahaan swasta pada tingkat pelaksana di Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Desain penelitian yang dipilih adalah desain noneksperimental/survei dengan memakai skala (skala life satisfaction, MSQ, PSQ, dan pay equity comparisori) sebagai alat ukurnya. Pengolahan data dilakukan dengan korelasi, regresi, uji beda (t-test), dan crosstabs.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kepuasan keija dengan kepuasan imbalan (r = 0,624), kepuasan keija dengan kepuasan hidup (r = 0,452), kepuasan imbalan dengan kepuasan hidup (r = 0,258), kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan imbalan (r = 0,747), dan kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan keija (r = 0,373), tapi hubungan signifikan antara kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan hidup gagal ditemukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudinarjati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan kepuasan kerja dengan pemberian imbalan jasa karyawan non medis di RS X. Guna mengetahui hal tersebut maka desain penelitian merupakan studi deskriptif analitik dengan metode yang digunakan adalah metode telaah kasus dengan uji hipotesis statistik untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu maupun persepsi pemberian imbalan jasa dan kepuasan kerja. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan non medis di RS X belum mencapai tingkat cukup memuaskan. Persepsi responden yang kurang dan tidak setuju terhadap : kelayakan imbalan jasa sebanyak 77.1%, kesesuaian gaji pokok sebanyak 75.0%, kesesuaian tunjangan sebanyak 75.0%, kesesuaian insentif sebanyak 68.8%, keadilan gaji 72.9%, kesesuaian gaji dengan tanggung jawab sebesar 68.7%. Disarankan untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja seluruh karyawan X terutama dalam pemberian imbalan jasa bagi karyawannya. Berdasarkan hal tersebut maka pihak pimpinan harus menaruh perhatian yang cukup terhadap masalah ini, agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan seoptimal mungkin terutama bila RS x ini menempati gedung barunya kelak, sebab sarana harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan sesuai dengan tuntutan zaman diera globalisasi ini.

In order to identify factors influencing the performance of hospital personnel, this research was carried out to study the correlation between non medica personnels job satisfaction with their wages at hospital X Jakarta. Method of research was analytic descriptive by using a case study. Statistic analysis with Anova system in EPI INFO. The study showed, there s job dissatisfaction on the amount of their wages. Dissatisfaction rate of personnel on total salary was 77.1%, for main salary was 75%, for structural functional incentives was 75%, for services incentives was 68.8%, for diversification of wages was 72.9% and for job responsibility was 68.7%. Based on the above, the management has to pay more attention for the hospital personnel s job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meris Wiyardi
"Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit Islam Jakarta Timur, untuk mengetahui : kepuasan pegawai, kepuasan pasien, kinerja pegawai, kesesuaian imbalan, perbandingan antara kepuasan kerja pegawai dan kepuasan pasien, serta mengetahui pengaruh kinerja pegawai dan kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja pegawai dan besarnya masing-masing pengaruh tersebut.
Dengan menggunakan pendekatan model dinamis Wagner III & Hoflenbeck, (1992: 257), kepuasan kerja akan dijelaskan / dipengaruhi secara langsung oleh kinerja (performance) dan keadilan imbalan (equity of reward), model secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.1, dimana antara variabel kinerja dan imbalan terdapat hubungan korelatif. Keadilan imbalan yang pengukurannya menggunakan teori keadilan Stacy Adam, mengingat kompleksitas dalam pengukuran input, maka dalam hat ini sebagai pendekatan keadilan imbalan digunakan kesesuain imbalan . Kesesuain imbalan termaksud yang merupakan besaran sisi outcome ( hasil ) yang terdiri dari 7 indikator sebagaimana diuraikan dalam operasional variable.
Dalam penelitian ini, mengingat terdapat perbedaan pada jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan, maka terhadap responden pegawai dibagi dalam 3 strata, yaitu Paramedis Perawat ( Strata-1 ), Paramedis Non Perawat ( Strata-2 ) dan Non Paramedis ( Strata-3 ). Adapun terhadap responden pasien dibedakan antara Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan.
Penelitian ini menggunkan pendekatan kuantitatif, dalam arti jenis data yang akan digali berupa pemahaman terhadap fenomena yang bersifat kualitatif. Diterjemahkan kedalam anggka kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan agar data yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dianalisis menggunakan statistik, kemudian hasil analisis statisik trersebut diinterprestasikan kembali kedalam bahasa kualitatif, sehingga mudah dipahami oleh berbagai pihak yang membutuhkannya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi, dan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuisioner yang akan dibagikan kepada responden yang telah ditentukan.
Hasil pengukuran dan pengujian menunjukan bahwa kepuasan pegawai adalah baik ( puas), dimana pegawai pada strata-2 menduduki posisi tertinggi, kemudian strata-I dan strata-3. Kepuasan pasien secara umum baik (puas). Kepuasan pasien rawat inap & rawat jalan yang terkait dengan pelayanan strata-I adalah sangat puas, bahkan untuk pasien rawat inap predikat sangat puas juga dirasakan terhadap pelayanan strata-2. Bila dibandingkan, maka terlihat bahwa nilai kepuasan pasien lebih tinggi dari nilai kepuasan pegawai, kecuali pegawai strata-2.
Nilai kinerja responden pegawai hampir seluruhnya ( 77%) adalah baik, sisanya (18% ) adalah cukup. Adapun nilai kesesuaian imbalan adalah baik, artinya mereka merasa puas dengan imbalan yang diterima, hanya saja terdapat indikator yang nilainya tidak puas, yaitu gaji, tunjangan dan fasilitas.
Selanjutnya hasil pengukuran dan pengujian menunjukkan adanya pengaruh antara kinerja dan kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja pegawai, yang besarnya 56,4%. Namun pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja ( sebesar 38,8%) merupakan pengaruh yang bertanda negatif, artinya semakin tinggi kinerja semakin rendah nilai kepuasannya, dan sebaliknya. Sedangkan pengaruh kesesuaian imbalan terhadap kepuasan kerja ( sebesar 21,6%) merupakan pengaruh yang bertanda positif, artinya semakin tinggi nilai kesesuaian imbalan semakin tinggi pula kepuasan kerjanya, dan sebaliknya.
Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa model motivasi dan kinerja dari Wagner ill & Hoileabeck, khususnya mengenai pengaruh kinerja dan keadilan imbalan ( yang dalam hal ini didekati dengan kesesuaian imbalan ) terhadap kepuasan kerja telah teruji, artinya kepuasan kerja dapat dinyatakan / dijelaskan oleh kinerja dan keadilan imbalan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Citrasari
"ABSTRAK
Salah satu dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia
adalah jenis BUMN atau badan usaha milik negara. BUMN merupakan
perusahaan atau badan usaha yang dimiliki oleh negara dan dinyatakan
bahwa salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah untuk
mengejar keuntungan. Penelitian ini dilakukan pada PT.X, sebuah
perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur transportasi.
Tuntutan yang diberikan kepada BUMN adalah sangat penting untuk
mendapatkan laba. Laba akan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut
produktif. Berbicara mengenai tingkat produktivitas perusahaan maka
akan dibicarakan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang tinggi
dari karyawan akan meningkatkan produktivitas perusahaan
Kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan individu pekerja yang
merupakan reaksi kognitif, afektif dan esaluatif terhadap aspek-aspek dari
pekerjaannya, maupun secara keseluruhan, yang timbul berdasarkan
penilaian terhadap situasi kerja. Aspek-aspek kepuasan kerja menurut
George & Jones (2002) dan Spector (!997)t terdiri dari 20 aspek, yaitu
compensation, advancement, soctul Services, ahihty utilization,
responsihility, creativity, co-workers, recognition, achtevement, activity,
independence, variety, social status, human relations supervision,
technical supervision, moral values, security, authorily, company policies
and practices dan working condtlion. Kepuasan keija juga dipengaruhi
oleh faktor individu, yaitu faktor kepribadian (Berry, 1998, Greenberg &
Baron, 1995). Kepribadian yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan
kerja adalah tipe kepribadian A. Individu dengan tipe kepribadian A
menunjukkan karakteristik bertanggungjawab, serius, bekerja cepat, suka
bekerja keras dalam bekerja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan
antara tipe kepribadian A dengan aspek-aspek kepuasan keija dan
gambaran tipe kepribadian dan kepuasan kerja karyawan sebuah
perusahaan BUMN, yaitu PT.X. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif.
Pengambilan sampel dilakukan secara incidental terhadap 93 orang
karyawan, dengan pendidikan terakhir SLTA, dan yang telah bekeija
minimal 1 tahun. Data diambil menggunakan dua buah kuesioner. Untuk
mengukur kepribadian tipe A digunakan skala 1-6 dari 30 item pernyataan.
Kuesioner kepuasan kerja menggunakan minnesota salisfaction
questionnaire (MSQ) yang menggunakan skala 1-6 dengan jumlah item 20
buah, yang mewakili setiap aspek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kepribadian tipe A dengan aspek kepuasan keija human
relations supervision dan responsibility.
Hasil merupakan gambaran dari 32 orang subyek tipe A dari 93
subyek yang diteliti. Untuk tipe non A tingkat kepuasan kerjanya berkisar
dari agak rendah hingga agak tinggi.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan tujuan
untuk lebih memahami tentang hubungan antara tipe kepribadian A
dengan aspek kepuasan kerja. Selain itu, masih perlu dilakukan perbaikan
pada alat ukur dan teknik pengambilan sampel. Juga perlu adanya
tambahan teknik pengambilan data dan persamaan karakteristik subyek.
Selain itu, juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan pada tingkat
kepuasan kerja tiap aspek."
2003
S3310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarto
"Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana karyawan dalam bekerja sehingga rendah dan tingginya produktivitas karyawan sangat menentukan perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu, setiap organisasi akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan karyawan Koperasi KODANUA Jakarta. Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi penelitian adalah karyawan Koperasi Kodanua Jakarta dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan ( angket ), dan dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parsial antara persepsi terhadap kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan mempunya angka korelasi sebesar r = 0,484 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan parsial antara kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,482 pada taraf signifikansi 0,000. Begitu pula dengan persepsi iklim organisasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,408 pada taraf signifikansi 0,000, dan terakhir persepsi motivasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,316 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan antara kompensasi finansial, kompensasi non finansial, iklim organisasi, motivasi dengan kepuasan kerja karyawan sebesar R = 0,555.
Dari hasil analisis regresi didapatkan hasil nilai F = 16,319 pada taraf signifikansi serta R2 = 0,308. Hal ini berarti kepuasan kerja karyawan dikontribusikan oleh persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi dan motivasi sebesar 30,8 % sisanya 69,2 % ditentukan faktor lain.
Dengan memasukkan variabel kontrol yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, sebagai variabel bebas, maka didapatkan F = 4,921 dengan taraf signifikansi 0,000 dan nilai R2 = 0,328. . Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi, motivasi, jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 32,8 % sedangkan sisanya sebesar 67,2 % ditentukan faktor lain.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi baik finansial dan non finansial dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi serta motivasi perlu kiranya mendapat perhatian agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disamping itu perlu pula diperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisia Widjajastuti, exeminer
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan kepuasan kerja karyawan di Pelayanan Kesehatan St. Carolus (selanjutnya akan disebut PK St. Carolus) Jakarta. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PK St. Carolus bidang kesehatan (perawat) dan bidang non kesehatan (bukan perawat) yang berlatar belakang pendidikan setingkat SLTA, D III dan S I yang berjumlah 1274 orang. Sampel ditetapkan menurut tabel Krejcie sebanyak 297 orang yang diambil dengan cara cluster proportionate random sampling, sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 pertanyaan. Bagian ke-dua pertanyaan yang berkaitan dengan kompensasi (X1), yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial, masing-masing terdiri dari 16 butir pertanyaan. Bagian ke-tiga adalah pertanyaan yang berkaitan dengan iklim organisasi (X2) terdiri dari 20 butir pertanyaan. Akhirnya bagian ke-empat adalah pertanyaan tentang kepuasan kerja (Y), terdiri dari 20 butir pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan kepuasan kerja, digunakan tabulasi silang (Crosstab), sedangkan untuk menguji hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dengan kepuasan kerja digunakan korelasi Pearson. Untuk menentukan faktor penentu kepuasan kerja digunakan regresi linear ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi (X1) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh nilai r = 0, 533 pada α 0,000 dan R2 = 0,285; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan sedang dan pengaruh kompensasi pada kepuasan kerja sebesar 28,5%. Untuk hubungan antara iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh r = 0,631 pada α 0,000 dan R2 = 0,399; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 39,9%. Untuk hubungan antara kompensasi (X1), iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y) digunakan teknik regresi ganda, hasilnya untuk kompensasi r = 0,662 pada α 0,000 dan R2 = 0,039 pada α 0,000; dan iklim organisasi hasilnya r = 0,631 pada α 0,000 dan R2 = 0,399 pada α 0,000. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh kompensasi dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan sebesar 43,4%.
Selanjutnya hasil uji beda untuk membedakan kepuasan kerja antara perawat dengan bukan perawat dengan teknik uji beda t-test independent sampel karena jumlah sampel antara perawat dan bukan perawat tidak sama. Diperoleh hasil t hitung - 0,679 pada α 0,642; maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan kepuasan kerja ditinjau dari aspek bidang kesehatan (perawat) dan aspek bidang non kesehatan (bukan perawat). Hal ini juga didukung oleh hasil tabulasi silang antara variabel sosio-demografi lainnya yaitu: lama bekerja (masa kerja), agama dan pelatihan, masing-masing dengan kepuasan kerja. Hasilnya semua menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rachmawati
"Uang merupakan kebutuhan setiap manusia. Selain memiliki dampak positif, uang juga bisa berdampak negatif. Evaluasi positif atau negatif atau sikap seseorang terhadap uang akan menentukan bagaimana perilakunya dengan uang. Salah satu perwujudan sikap seseorang terhadap uang adalah bagaimana ia berperilaku terhadap uang. Salah satu perilakunya yang berkaitan dengan uang, misalnya : bekeija untuk menghasilkan uang. Karyawan seperti pekerja lain mengharapkan uang sebagai imbalan keijanya. Imbalan ini diharapkan mencukupi kebutuhan karyawan dalam hidupnya, sehingga kepuasan hidup karyawan yang dipengaruhi oleh uang terpenuhi. Namun apa yang terjadi jika karyawan memiliki orientasi terhadap uang yang tinggi, yang mungkin terjadi adalah akhirnya setinggi apapun gaji yang diterima tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan, sehingga akhirnya menurunkan kepuasan hidup karyawan. Jika kedua hal ini terjadi maka akhirnya karyawan yang tidak dapat menahan dirinya dapat melakukkan tindakan tercela seperti korupsi. Hal ini diteliti pada populasi karyawan bank. Dimana karyawan bank terpapar secara intensif baik secara fisik maupun tidak terhadap uang. Keadaan ini dapat menimbulkan stress pada karyawan apabila karyawan tersebut tidak memiliki kepuasan kerja atau kepuasan hidup yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang, kepuasan kerja karyawan serta kepuasan. hidup karyawan bank. Sikap terhadap uang terbagi kedalam tiga ranah, yaitu afektif, beha\>ior dan cognitive. Sedangkan kepuasan kerja terbagi dalam dua faktor pembentuk, yaitu kepuasan kerja intrinsic, yaitu yang berasal dari dalam diri karyawan dan kepuasan kerja ekstrinsik, yaitu kepuasan kerja berasal dari luar diri karyawan tersebut. Sedangkan kepuasan hidup karyawan merupakan bagaimana karyawan tersebut memandang tingkat kepuasan hidupnya secara menyeluruh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Yaitu metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesionel skala sikap yang diadaptasi dari Money Ethic Scale (Tang&tang 2002).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan bank. Namun ada hubungan yang berarti antara kepuasan kerja dengan kepuasan hidup. Selain itu ternyata dalam faktor pembentuk sikap terhadap uang, terutama pada faktor behavior, berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja karyawan, terutama dalam kepuasan kerja intrinsik karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sikap terhadap uang secara keseluruhan tidak mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan hidup karyawan. Ini mungkin terjadi karena karyawan tersebut mendapatkan kepuasan kerjanya bukan dari imbalan yang ia peroleh, namun dari hal lain diluar hal tersebut. Ini juga mungkin terjadi karena karyawan bank tempat dimana penelitian dilakukan memberikkan gaji yang mencukupi sehingga sikap terhadap uang tidak tidak mempengaruhi kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang perlu dikembangkan lagi agar dapat lebih digeneralisasikan pada kelompok subyek penelitian. Ini menjadi penting karena maraknya perilaku korupsi pada karyawan bank di Indonesia, terutama pada level jabatan menengah keatas. Untuk studi yang lebih mendalam, maka penelitain dapat dilanjutkan dengan menkombinasikkan penelitian dengan metode kualitatif dengan metode kuantitaif. Peneliti juga menyarankan agar penelitian dilakukkan lebih intensif pada karyawan dengan jabatan yang sudah cukup tinggi dan dengan sampel yang berasal dari bank yang lebih variatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warno Hidayat
"Kajian utama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjawab inti permasalahan; sejauh manakah hubungan yang terjalin antara ikiim organisasi, motivasi dan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan RS Mitra Keluarga Jatinegara. Ini berarti ada 4 variabel yang diteliti, yaitu variabel iklim organisasi (X1), motivasi (X2), kompensasi (X3) dan variabel kepuasan kerja (Y).
Penulis melakukan penelitian ini karena melihat bahwa aspek Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Didalam pengembangan organisasi, khususnya organisasi Rumah Sakit, peningkatan kualitas sistem dan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dengan cara pembudayaan sikap dan perilaku dari semua anggota organisasi. Jadi agar visi, misi dan tujuan dari Rumah sakit dapat tercapai dengan baik, pelaku organisasi, dalam hal ini seluruh tenaga kerja/karyawan adalah pihak yang sangat berperan dalam hal tersebut. Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan harus diperhatikan. Jika kepuasan kerja karyawan tinggi, karyawan akan bekerja dan memberikan kontribusi yang maksimal untuk pengembangan dan peningkatan kualitas Rumah Sakit. Iklim organisasi, motivasi dan kompensasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja mereka. Untuk itu penelitian terhadap 4 hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai bahan kajian dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan organisasi Rumah Sakit itu sendiri.
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan di lingkungan RS Mitra Keluarga Jatinegara dengan jumlah 310 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sensus guna menghindari kesalahan dalam pengambilan sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan 4 hipotesis mengenai hubungan, yaitu antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) masing-masing dengan kepuasan kerja (Y) serta hubungan antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) secara bersamaan dengan kepuasan kerja (Y). Untuk pengujian hipotesis ini ditetapkan nilai taraf signifikan α≤ 0,05. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan akan ditolak jika α≤ 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hubungan X1 (iklim organisasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,597 pada to = 000 dan r2 = 0,356. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sedang dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 35,6%. Untuk hubungan X2 (motivasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,141 pada to = 0,013 dan r2 = 0,020. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sangat rendah dan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja sebesar, 2%. Untuk hubungan X3 (kornpensasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,625 pada to = 0,000 dan r2 = 0,391. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja sebesar 39,1%. Untuk hubungan X1 (iklim organisasi), X2 (motivasi) dan X3 (kompensasi) secara bersamaan dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,683 pada α = 0,000 dan r2 = 0,467. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi, motivasi dan kompensasi secara bersamaan terhadap kepuasan kerja sebesar 46,7%.
Terakhir, teknik regresi digunakan untuk mendapatkan model persamaan yang akan memprediksi pengaruh hubungan antar variabel. Dari hasil pengolahan data, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 12,733 + 0,582 X1, untuk persamaan hubungan antara X1 dengan Y.
Y = 30,154 + 0,129 X2, untuk persamaan hubungan antara X2 dengan Y.
Y = 18,787 + 0,473 X3, untuk persamaan hubungan antara X3 dengan Y.

Relations Analysis Between Organization Climate, Motivation,Compensation And Employee Satisfaction In Mitra Keluarga Jatinegara HospitalThe major study in this research is to getting to know and answer the question " How far is the relationship between organization climate, motivation, and compensation could impact to the employee satisfaction in Mitra Keluarga jatinegara Hospital. This mean they are exist 4 the variable which will be research are: organization climate variable (X1), motivation (X2), compensation (X3) and work satisfaction variable (Y).
The reason of the writer doing this research, because of seeing that the Human Resource aspect is the most important aspect in organization development, whether in business organization or unprofitable organization, in relation to develop the organization, especially in Hospital organization, system quality improvement and technology has grow together with service quality improvement, the way to do it is by cauterizing the attitude and behavior for all organization members. Therefore to achieve the vision, mission and the goal of hospital going well, organization behavior, in this case, all employees have the most important role. Moreover their satisfaction has to be noticed, if their satisfaction is high, they will work hard and give maximal contribution for developing and increasing the hospital quality. Organization climate, motivation and compensation are the factor which could influence their work satisfaction. Therefore, the fourth (4) element above is important to be researched for studies material in the effort to increase the quality of Human Resources and hospital organization it selves.
For gathering the data, the writer use questioner which spread to employee in Mitra Keluarga Jatinegara Hospital, in the amount of 310 employee. The data collection being taken by using census technique for avoiding a mistake.
This research have a goal to proof four (4) hypothesis concerning the relation between variable which are : organization climate (X1), motivation (X2) and compensation (X3) each of them compare with work satisfaction (Y) and also the relationship between organization climate (X1), motivation (X2) and compensation(X3) together with work satisfaction (Y). for testing this hypothesis , determined the standard significant value α≤0,05. Ho which state there are no relation will rejected if α≤0,05.
For relationship XI (organization climate) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,597 at α = 0,000 and r2 = 0,356. therefore Ho rejected, the level of relationship is medium and side effect of organization climate against work satisfaction is 35,6%. For relationship X2 (motivation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,141 at α = 0,013 and r2 = 0,020, therefore Ho rejected, the level of relationship is very low and side effect of motivation against work satisfactions is 2%. For relationship X3 (compensation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0.625 at α = 0,000 and r2 = 0.391. therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of compensation against work satisfactions is 39,1%. For relationship X1 (organization climate), X2 (motivation) and X3 (compensation) together with Y (work satisfaction) will get the score r = 0,683 at α = 0,000 and r2 = 0,467. Therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of organization climate, motivation and compensation together against work satisfactions is 46, 7%.
For the last one, regression technique being use for getting an equation model which will estimate / predict the relation influences among the variable. Base on processing data result, the equation model are as follows:
Y = 12,733 + 0,582 X1, for relation equation between X1 and Y
Y = 30,154 + 0,129 X2, for relation equation between X2 and Y
Y= 18,787 + 0,473 X3, for relation equation between X3 and Y."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anwar
"Balai Besar Kimia dan Kemasan adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan dalam lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebagai intitusi yang memberikan pelayanan jasa, BBKK sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia-nya, yang menjadi tiang pokok organisasi. Dengan semangat kerja, kegembiraan dalam gairah penemuan (lnovasi) dan belajar keras agar mampu memberikan karya terbaiknya bagi dunia industri khususnya industri kimia dan kemasan. Tujuan penelitian ini adalah upaya memahami hubungan dan pengaruh antara Kepemimpinan (Xl), Budaya organisasi (X2) dan kepuasan kerja Karyawan di BBKK. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang berupaya memahami fenomena kepemimpinan, Budaya Organisasi,dan kepuasan kerja karyawan dalam proses mempertahankan eksistensinya.
Populasi dalam penelitian ini adalah 100 (seratus) orang karyawan BBKK yang berjumlah 190 orang per Jan 2003, dimana pengambilan sample dilakukan secara acak yang disebut simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan anket tertutup dengan skala likert dimana setiap pertanyaan berisi lima alternatif jawaban dengan gradasi dari sangal negatif sampai sangat positif Teknik statistik yang digunakan adalah teknik korelasi rank Spearman karena data yang di analisis adalah data ordinal dengan menggunakan alat bantu komputer Program SPSS versi 11.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi rank Spearman diperoleh jawaban bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut, yaitu antara variabel kepemimpinan dengan variabel kepuasan kerja karyawan, dengan nilai koefisien korelasi (p) sebesar 0,466**. Untuk memberi interpretasi seberapa kuat hubungan tersebut, digunakan sebuah pedoman seperti yang tertera pada tabel 18 seperti yang dituliskan oleh Sugiyono (2000 ; 149). Nilai ini berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 18 menunjukan hubungan yang sedang.
Hubungan budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi (p) diperoleh nilai 0,421**. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,421 ini menunjukan hubungan yang sedang antara variabel budaya organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Arah hubungan positif (tidak ada tanda negatif pada angka 0,421) menunjukan bahwa semakin tinggi nilai budaya organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan. Sedangkan hubungan antara variabel kepemimpinan dan budaya organisasi menunjukkan hubungan yang rendah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,343."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlus Azwar
"Kajian utama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang besarnya hubungan antara iklim organisasi, pelatihan dan kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai pada lingkungan Hotel Sahid Jaya di Jakarta. Iklim Organisasi Hotel yang kondusif diharapkan agar menciptakan suasana Hotel yang mendukung bagi terselenggaranya proses pekerjaan pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai yang akhirnya membuat pegawai puas pada pekerjaannya.
Kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya merupakan variabel penting dalam rangka meningkatkan prestasi kerja pegawai sebagai salah satu indikator perhitungan kompensasi atau imbalan bagi pegawai. Pegawai yang puas dengan pelatihannya ditandai oleh adanya indikasi bahwa pelatihan telah mencapai tujuannya dan sesuai dengan kehutuhan pegawai tersebut, sehingga merupakan salah satu variabel kepuasan kerja pegawai. Iklim organisasi Hotel yang kondusif dan pelatihan pegawai yang efektif belum sepenuhnya menjamin adanya kepuasan kerja pegawai yang optimum bila tidak didukung dengan kompensasi yang memadai.
Sampel penelitian ini melibatkan tiga strata pegawai Hotel Sahid Jaya Jakarta dengan 150 pegawai yang dipilih secara acak. Pemilihan sampel pada tiga strata organisasi tersebut dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling yang terdiri atas 9 orang strata manajer, 19 arang strata supervisi dan 122 orang strata pelaksana. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang huhungan antara iklim organisasi, pelatihan dan kompensasi dengan kepuasan pegawai digunakan analisis korelasi pada tingkat signifikansi p< 0.05. Dalam mengkaji hubungan ketiga variabel tersebut terhadap kepuasan kerja pegawai Hotel Sahid Jaya yang digunakan ?Multiple Regression Analysis ".
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa baik secara individual maupun simultan kepuasan kerja pegawai Hotel dipengaruhi oleh iklim organisasi, pelatihan dan kompensasi yang sangat signifikan. Secara keseluruhan ketiga variabel tersebut (iklim organisasi, pelatihan dan kompensasi) memberikan kontribusi sebesar 84 % terhadap kepuasan kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>