Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Novi Haryanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Satyaningrum
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S2096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Mahardini
"Setiap organisasi dituntut untuk dapat menampilkan kinerja yang efektif dalam menghadapi persaingan di dunia keija. untuk mencapai organisasi yang efektif maka organisasi seringkah membutuhkan suatu implementasi akan perubahan (Robbins, 1990). Dalam hal ini, manusia adalah komponen penting dalam organisasi, yang berarti menjadi pelaksana keberlangsungan organisasi itu sendiri (Wood dalam Purwaningsiwi, 2002). Ketika dihadapkan dengan perubahan, masing-masing individu akan menampilkan berbagai macam respon yang berbeda, pemimpin menjadi faktor penting untuk menjadi figur yang dapat berperan sebagai model, penasehat dan pengawas (Hofstede dalam Ratulangie, 2002) dalam perubahan yang terjadi, kepemimpinan yang dapat memainkan peranan penting dalam mengkomunikasikan bagaimana perubahan dapat membawa individu kepada performa yang lebih baik adalah kepemimpinan transformasional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran penyebab sikap pegawai terhadap perubahan organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian dilakukan dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pegawai dari PT. X dan PT. Y yang berjumlah 81 orang dengan kriteria: latar belakang pendidikan terakhir adalah SLTA dan telah bekerja minimal 2 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner MLQform 5X untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional yang di adaptasi dari Bemard M. Bass dan Bruce J. Avolio (1991) serta kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi yang dibuat berdasarkan teori Judson (2000), Hultman (1999) dan Galpin (1996). Gaya kepemimpinan transformasional mempunyai lima aspek, yaitu attributed charisma dan idealized influence, inspirational leadership, intelleclual stimulation dan individualized consideration. Tiap aspek ini akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Dari gambaran penyebab sikap pegawai yang terdiri dari penyebab tahu, penyebab mampu dan penyebab mau, akan dilihat hubungannya dengan sikap terhadap perubahan organisasi.
Dari perhitungan korelasi antar aspek gaya kepemimpinan transformasional, diperoleh hasil bahwa aspek-aspek tersebut saling berkorelasi secara signifikan dan dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut mengukur hal yang hampir sama. Oleh karena itu, peneliti hanya melakukan penghitungan pada gaya kepemimpinan transformasional secara keseluruhan saja. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi seorang atasan menunjukkan aspek-aspek kepemimpinan transformasional, tidak berarti akan menyebabkan semakin menerimanya seseorang (bawahan) dalam sikapnya terhadap perubahan organisasi. Secara khusus dari penelitian diperoleh bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan sikap terhadap perubahan organisasi, berdasarkan masa keija lebih dari 10 tahun. Sehingga dapat dijelaskan bahwa semakin sering atasan menampilkan gaya kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi penerimaan pada kelompok subyek dengan masa kerja lebih dari 10 tahun, terhadap perubahan organisasi.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan lainnya dengan memperbanyak subyek penelitian dan perbaikan pada adaptasi alat ukur MLQ form 5X, juga perbaikan pada kuesioner sikap terhadap perubahan organisasi. Selain itu masih diperlukan perbaikan dalam hal pengambilan data. Hal ini diharapkan dapat menunjang hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Wahyuningsih
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Damayanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfatiane Putrini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Puji Astuti
"Untuk dapat bertahan hidup, suatu organisasi harus melakukan peberubahan. Pembahan organisasi akan menimbulkan berbagai reaksi dari orang yang terlibat di dalamnya. Organisasi akan mampu mencapai perubahan yang diinginkan apabila anggota organisasi bersedia menerima pembahan tersebut. Reaksi seseorang dapat berlangsung pasif, maupun aktif. Sikap penolakan terhadap pembahan dapat disebabkan karena tidak mengetahui, tidak mampu, atau tidak memiliki keinginan untuk berubah. Komunikasi informasi mengenai pembahan dalam organisasi akan efektif bila dilakukan oleh unsur penting dalam pembahan, yaitu agen pembahan, salah satunya adalah pemimpin. Pemimpin berperan dalam pemberian informasi, yang akan berpengaruh pada pembentukan sikap dari bawahannya. Pemimpin berperan dalam pembahan karena bertugas mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan, di mana akan mampu menghasilkan pembahan yang efektif apabila mampu mempersuasi orang lain untuk ikut terlibat dalam proses pembahan. Persuasi yang dilakukan oleh seseorang dapat dibedakan menjadi empat macam gaya persuasi, yaitu Logis, Insentif, Empati dan Kelompok.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penyebab sikap terhadap pembahan, gambaran gaya persuasi pemimpin, gambaran sikap terhadap pembahan, serta hubungan antara gaya persuasi pemimpin dengan sikap terhadap pembahan. Responden penelitian adalah karyawan dari perusahaan X yang mengalami pembahan dalam struktur organisasi dan kebijakan SDM yang telah dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak 76 orang.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2, yaitu alat ukur gaya persuasi atasan dan alat ukur sikap terhadap pembahan. Alat ukur gaya persuasi dibuat berdasarkan teori dari Eales-White (1994) dengan menggunakan metode rating, sedangkan alat ukur sikap disusun berdasarkan teori dari Judson (2000), Hultinan (1999) dan Galpin (1996) dan menggunakan skala sikap dengan skala 1-6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signfikan antara gaya persuasi atasan dengan sikap terhadap pembahan organisasi. Selain itu ditemukan juga bahwa gaya persuasi dominan yang dimiliki oleh pemimpin pada pemsahaan X adalah gaya persuasi Logis, sikap yang dimiliki oleh karyawan perusahaan X adalah sikap menerima aktif dan penyebab dari sikap tersebut adalah karena subyek telah mendapat informasi yang memadai mengenai pembahan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden, menyeimbangkan jumlah item favourable dan unfavourable, menambah jumlah subyek elisitasi, melakukan elisitasi untuk alat ukur gaya persuasi, serta menyamakan proporsi sampel."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Trisna
"Hubungan interpersonal merupakan hal yang penting dalam menjalani kehidupan, karena sebagian besar perjalanan hidup kita terbentuk berdasarkan adanya keijasama dengan orang lain. Ketika telah mencapai tahap dewasa muda, seseorang memiliki tugas penting yaitu mengembangkan intimate relationship melalui pacaran. Dalam menjalani hubungan pacaran terkadang timbul ketidakcocokan dan ketidakpuasan baik terhadap hubungan itu sendiri maupun terhadap pasangan. Jika masalah sulit teratasi, maka alternatif cara untuk mengatasinya adalah dengan mengakhiri hubungan. Salah satu masalah yang menyebabkan putusnya hubungan dengan pasangan adalah perselingkuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengambilan keputusan untuk mengakhiri hubungan pacaran pada wanita dewasa muda yang pasangannya berselingkuh. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan didukung oleh metode observasi. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam pedoman wawancara mengacu pada teori tahapan pengambilan keputusan untuk mengakhiri hubungan yang diungkapkan oleh Loren Lee. Wawancara dan observasi ini dilakukan pada lima orang subyek berusia 20-25 tahun dengan lama hubungan pacaran di atas enam bulan, dan memiliki intensitas pertemuan minimal tiga kali dalam satu minggu. Subyek juga telah mengakhiri hubungan dengan pasangan yang berselingkuh.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan yang diungkapkan oleh Loren Lee tidak dengan mudah diterapkan secara utuh dalam mengambil keputusan, khususnya dalam kasus pengakhiran hubungan karena perselingkuhan. Lima tahapan yang diungkapkan oleh Loren Lee adalah discovery of dissatisfaction, exposure, negotiation, resolution, dan transformation. Tiga orang subyek telah melewati lima tahap secara berurutan dan memutuskan hubungan dengan pasangan dengan membicarakannya berdua. Namun, dua orang subyek tidak secara keseluruhan melalui lima tahap tersebut. Tahapan yang terlewat adalah tahap negotiation, dimana kedua subyek tersebut tidak mendiskusikan kelanjutan hubungan pacaran dengan pasangan. Satu subyek memutuskan melalui pesan singkat (sms), dan satu subyek lain putus dalam keadaan tidak jelas.
Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar dilakukan wawancara terhadap pihak yang berselingkuh; wawancara terhadap subyek dengan karakteristik yang bervariasi; dan menggunakan subyek yang lebih banyak. Bagi wanita yang pernah mengalami perselingkuhan, untuk menghindari kejadian perselingkuhan di masa datang hendaknya sejak awal mengembangkan komunikasi dan keterbukaan dengan pasangan. Ini ditujukan untuk mengetahui ketidakpuasan dan masalah sejak dini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolis, Violent Maria
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>