Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianty
"Dikotomi area publik dan domestik teijadi sejak abad ke-19 dan menghasilkan karakteristik yang berbeda pada kedua area tersebut. Area domestik yang bersifat emosional, mengasuh berhubungan dengan keluarga, rumah, dan anak-anak, serta pekeijaan domestik rumah tangga diasosiasikan dengan dunia wanita sedangkan area publik yang kompetitif, berhubungan dengan dunia keija, politik, pendidikan serta mempunyai status dan otoritas yang lebih tinggi adalah area laki-laki. Akibatnya, laki-laki.dianggap tidak mampu mengurus anak dan mengerjakan pekeijaan rumah tangga dan wanita tidak mampu berada di dunia publik. Pada kenyataannya sekarang ini banyak wanita yang bisa sukses di area publik, namun kadang mereka tidak bisa menampilkan kemampuannya secara maksimal karena faktor yang disebut peran gender. Peran gender salah satunya membedakan laki-laki dan perempuan dalam peran sosial, misalnya, laki-laki berperan sebagai pencari nafkah sedangkan perempuan sebagai ibu rumah tangga.
Ideologi peran gender yang tradisional secara kaku membagi tugas-tugas berdasarkan jenis kelamin daripada kemampuan dan keinginan sedangkan yang modem/liberal memandang laki-laki dan perempuan sama pentingnya dan lebih mengarah pada prinsip persamaan dan keseimbangan serta tidak ada lagi pembagian tugas-tugas secara kaku. Salah satu bentuk praktis yang terkait dengan peran gender adalah pekeijaan rumah tangga, hal ini sesuai dengan definisinya yang diberikan oleh beberapa tokoh bahwa pekeijaan rumah tangga adalah pekeijaan wanita. Karena jenisnya yang banyak dan amat memakan waktu dalam pengeijaannya, sering muncul masalah bila seorang wanita juga bekeija di luar rumah. Karena itu betapa baiknya bila laki-laki sebagai pasangan wanita dalam kehidupan berumah tangga mau terlibat dalam pekeijaan ini. Namun ada laki-laki yang mau terlibat jauh dalam pekeijaan rumah tangga, ada yang hanya pada pekeijaan tertentu saja yang sepertinya memang pantas dilakukan laki-laki dan ada yang tidak mau sama sekali.
Penelitian mengemukakan semakian liberal suami maka kecenderungan untuk mengeijakan pekeijaan rumah tangga semakin besar atau penelitian lain yaitu ada hubungan antara kepercayaan peran gender yang egaliter dengan banyaknya pekeijaan rumah tangga yang dilakukan laki-laki. Kunci untuk memahami dan memprediksi apa yang dilakukan seseorang adalah dengan pemahaman akan sikapnya. Karena itu penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan antara sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling yakni secara incidental (tidak semua elemen dari populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk terpilih sebagai sampel) kepada mahasiswa Universitas Indonesia. Alat pengumpulan data berupa dua buah kuesioner yang bertujuan untuk mengukur sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga.
Dari penelitian ini hipotesa alternatif yang diajukan ternyata diterima, sehingga pada subyek penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap peran gender dengan keterlibatan dalam pekeijaan rumah tangga, makin modem sikap terhadap peran gender makin tinggi keterlibatan anak laki-laki yang berstatus mahasiswa dalam pekeijaan rumah tangga. Penelitian ini memang mendapatkan hasil uji hipotesa yang signifikan untuk masalah yang ingin dipertanyakan dan bisa menjawab pertanyaan penelitian. Namun, hasil yang diperoleh masih kurang banyak memberikan informasi, misalnya bagaimana gambaran sikap peran gender subyek apakah cenderung tradisional atau sudah modem yang untuk itu semua dibutuhkan norma yang tidak bisa dipenuhi dalam penelitian ini. Maka untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa melakukan hal tersebut. Untuk saran praktis kiranya agar lebih diperhatikan pembentukan peran gender anak sedari dini dan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan peran gender agar lebih banyak dilakukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasti Wardhani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Tapi Juliana
"Manusia dilahirkan dengan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Setiap' jenis kelamin memiliki ciri-ciri fisik dan karakteristiknya tersendiri. Ciri-ciri fisik adalah ciri-ciri yang terlihat pada tubuh, sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri secara psikologis yang memunculkan sifat yang berbeda. Pada orang laki-laki sifat tersebut dikenal dengan maskulin dan pada orang perempuan dikenal dengan feminin, kedua karakteristik tersebut lebih dikenal dengan istilah sex-role orientation. Setiap manusia memiliki persepsi sendiri terhadap sex-role-nya masing-masing dan persepsi inilah yang akan mengarahkan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia olahraga adalah salah satu dunia kaum laki-laki, yang identik dengan unsur kompetisi dan aktivitas fisik di dalamnya. Menurut teori, hanya sex-role maskulin dan androgin yang dapat bertahan dalam aktivitas olahraga. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa mereka yang sukses di dunia olahraga adalah mereka yang menunjukkan karakter maskulin atau androgin, baik ia seorang lakilaki ataupun seorang perempuan. Jadi perempuan-perempuan yang berkecimpung di dunia olahraga biasanya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan menampilkan karakteristik maskulin dan androgin.
Selain kemampuan berkompetisi dan aktivitas fisik, olahraga juga membutuhkan perilaku achievement untuk berprestasi. Perilaku achievement tersebut mendasari sang atlet untuk melakukan usaha-usaha berlatih menuju ke prestasi yang ingin dicapai. Orientasi apa yang dipilih oleh sang atlet menentukan keberhasilannya dalam mencapai prestasi terbaiknya.
Achievement goal orientation merupakan alasan atau tujuan mendasar seseorang untuk menunjukkan kemampuannya dalam suatu kegiatan pencapaian prestasi. Ames & Archer (1988) mengemukakan dua jenis goal orientation, yaitu taskoriented dan ego-oriented. Atlet yang cenderung mengarah pada task-oriented lebih mementingkan proses berlatih, peningkatan pemahaman dan keterampilan, dan fokus pada pengembangan kemampuan yang berhubungan dengan performa masa lalu. Sedangkan atlet yang cenderung mengarah pada ego-oriented hanya memfokuskan pada hasilnya saja dan menggunakan perbandingan dengan individu lain di lingkungannya.
Dari penelitian-penelitian terdahulu, diketahui bahwa task-oriented adalah orientasi yang paling ideal untuk menghasilkan perilaku dan motivasi yang adaptif dalam belajar. Demikian juga di dunia olahraga, pemantapan task-oriented atletatlet penting untuk menghasilkan motivasi untuk berlatih dan perilaku berprestasi.
Dari hasil penelitian di luar negeri, pada atlet perempuan ditemukan bahwa mereka lebih termotivasi secara instrinsik {task-oriented) daripada atlet laki-laki. Mereka melakukan kegiatan olahraga untuk kepuasan diri sendiri bukan untuk membuktikan sesuatu kepada orang lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sex-role orientation dengan achievement goal orientation pada atlet perempuan di Indonesia, dalam hal ini atlet sofbol. Pemilihan cabang olahraga sofbol dikarenakan sofbol adalah olahraga kompetitif berbentuk permainan dengan kelompok, yang merupakan ciriciri olahraga maskulin, namun biasa diperuntukkan bagi kaum perempuan.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih dari setengah dari jumlah subyek (55,55%) memiliki orientasi androgin dan maskulin, sesuai dengan penelitian sebelumnya. Diketahui juga sex-role orientation atlet perempuan berhubungan dengan achievement goal orientation atlet tersebut. Atlet perempuan yang berorientasi feminin, maskulin dan androgin memiliki kecenderungan mengarah pada task-oriented pada performa berlatih ataupun bertandingnya. Hasil lain diketahui bahwa orientasi maskulin memberikan sumbangan terbesar terhadap varians task-oriented pada atlet perempuan tersebut. Hasil penelitian ini belum dapat dikatakan maksimal, karena masih banyak kelemahan-kelemahan di sana-sini. Walau begitu diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, juga penerapan praktis di bidang olahraga, khususnya pada cabang sofbol."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Ekawati
"Pada masa Disney Renaissance, Disney telah mencoba untuk mendobrak stereotip gender yang telah melekat dengan mereka selama ini. Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri stereotip gender masih terpatri karena masyarakat telah diajarkan mengenai stereotip gender dari media sejak kecil. Hal ini juga terlihat pada dua film animasi adaptasi Disney The Little Mermaid (1989) dan Tangled (2010). Tulisan ini menganalisa berbagai streotip gender yang tersembunyi dalam kedua film tersebut dan bagaimana stereotip-stereotip tersebut tetap terlihat walaupun telah berusaha disembunyikan. Ada dua hal yang akan dianalisa dalam tulisan ini. Yang pertama penggambaran good woman dan bad woman menyimbolkan konsep beauty klasik. Yang kedua, penggambaran laki-laki, kejadian-kejadian di film serta lagu tetap memiliki kebiasan yang sama seperti dahulu. Hasil analisa film ini adalah film-film Disney tetap mengandung stereotip gender walaupun telah berusaha disembunyikan.

During the era of Disney Renaissance, Disney has been trying to break the gender stereotypes that have been closely related to them. However, it is undeniable that gender stereotypes are still imprinted because people have been fed by gender stereotypes from the show since they are young. It is also shown in two Disney adaptation animation movies titled The Little Mermaid (1989) and Tangled (2010). This writing examines various evidences of gender stereotypes that are hidden in both movies and how they are still seen although the creators have kept them hidden. There are two major points that will be examined in this paper. First, the depiction of good woman and bad woman is symbolizing the classical beauty concept. Second is the depiction of man, the act, and the song is still containing the same ‘rule’ as previous time. This paper is concluded by a statement that Disney’s movies are still containing gender stereotypes although they have been tried to be hidden.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wiwiek Wijanarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring Pandia, Weny Savitri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Namita Harumsari
"Stereotipe Gender adalah perilaku atau kebiasaan dari 'tipe' laki-laki atau 'tipe' perempuan. Stereotipe Gender sendiri sering digambarkan dalam cara yang berbeda-beda di dalam film, beberapa bisa ditoleransi dan beberapa juga tidak. Artikel ini bertujuan untuk membahas bagaimana ide dari stereotipe gender membangun karakter dan emosi di dalam film berjudul Inside Out 2015 . Meskipun banyak ahli yang sudah membahas film ini dari sisi psikoanalisis, tidak banyak yang menganalisa film ini dari sisi stereotipe gender pada karakternya. Artikel ini mempunyai harapan agar pembacanya bisa melihat bahwa banyak elemen-elemen yang bisa dibuktikan kebenarannya bahwa stereotipe gender membangun karakter di dalam kehidupan nyata, dan emosi di dalam kepala para karakter-karakternya

Gender stereotype is an attitudes or behaviors of a 'typical' man or a 'typical' woman. Gender stereotype itself often depicted in movies in such different ways, some are tolerable and some are not. This article aims to discuss about how the idea of gender stereotype construct the characters and emotions in a film titled Inside Out 2015 Although there a lot of scholars who have discussed the movie from psychoanalytical point of view, not many have analyzed the movie based on the gender stereotype on the characters. This article expects to inform the reader that there are many elements that can be analyzed to prove that gender stereotype constructs the characters in the real life, and the emotions inside the characters' head."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Sapaty
"ABSTRAK
Danny Phantom 2004 - 2007 adalah sebuah serial animasi yang menceritakan tentang seorang remaja, Danny Fenton, yang mengalami kecelakaan yang menjadikannya manusia setengah hantu, dan menggunakan kekuatan hantunya untuk melawan hantu-hantu di kotanya bersama dengan dua sahabatnya, Sam Manson dan Tucker Foley. Pandangan analisis dalam penggambaran Sam Manson dapat lebih jauh mengeksplorasi tentang representasi perempuan mengenai pembentukan dan penolakan terhadap stereotip. Melalui analisis tekstual, kita dapat menemukan lebih banyak wawasan tentang bagaimana stereotip gender dilanggengkan di dalam kartun tersebut dan kemudian dibalikkan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana Sam merepresentasikan pemberdayaan perempuan dengan penolakannya terhadap stereotip-stereotip yang diabadikan oleh karakter wanita lainnya di dalam kartun tersebut. Dengan sikap Sam yang kontras dibandingkan dengan karakter-karakter wanita lain dan membalikkan peran gender, Butch Hartman sebagai penulis berhasil menumbangkan stereotip dalam seri Danny Phantom.

ABSTRACT
Danny Phantom 2004 ndash; 2007 is an animated series about a teenager, Danny Fenton, who went through an accident that made him a half-ghost, and later used his ghost power to fight ghosts in his town along with his best friends, Sam Manson and Tucker Foley. Analytical view of the depiction of Sam Manson can further explore about female representation regarding forming and breaking stereotypes. Through textual analysis, we can find more insights about how stereotypes are perpetuated by the society within the show Danny Phantom and subverted. This paper aims to show how Sam represents women empowerment by breaking the stereotypes perpetuated by other female characters in the show. By Sam rsquo;s contrasting attitudes to other female characters and reversing gender roles, Butch Hartman as the author is successful in subverting stereotypes within the Danny Phantom series."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chung, Kumala Sari Dewi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>