Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najla
"ABSTRAK
Menurut Meyers-Levy (1998) pada dasarnya laki-laki dan perempuan tidak
dapat disamakan dalam hal memproses suatu informasi, karena mereka
menggunakan cara yang berbeda. Namun dalam pemasaran, kalangan pemasar
sering tidak memperhatikan hal tersebut dalam membuat iklan. Sehingga sering
pesan yang ingin disampaikan tidak sampai kepada pasar sasaran.
Dalam selectivity hypothesis yang dikemukan oleh Meyers-Levy dikatakan
bahwa laki-laki cenderung melakukan eliminasi terhadap informasi yang diterima
sedangkan peicuipuan cenderung menyatukan informasi-informasi tersebut. Bila
dibandingkan dengan laki-laki, perempuan relatif lebih sering menggunakan
elaborasi secara detil terhadap informasi yang disampaikan. Berdasarkan itu, dalam
membuat suatu penilaian perempuan terlihat lebih peka terhadap beberapa
informasi yang relevan (Meyers-Levy dan Sternthal 1991).
Beberapa hasil penelitian (Cupchik, 1974; Meyers-Levy, 1998)
memperlihatkan laki-laki cenderung untuk mengambil satu bagian informasi yang
paling menonjol dan relevan saja yang dianggap mudah dan cepat untuk diproses.
Sementara pada perempuan berusaha untuk mengolah seluruh informasi yang
tersedia. Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Meyers-Levy & Maheswaran (1991)
tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam memproses informasi yang
digunakan dalam iklan. .Subjek penelitian ini adalah 64 orang mahasiswa S-1 yang
dibagi menjadi 4 kelompok yang dibentuk berdasarkan jender dan level pesan.
Penempatan partisipan pada kelompok dilakukan dengan menggunakan random
assignment. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang dilakukan
dengan bantuan komputer.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh
Meyers-Levy & Maheswaran (1991). Dalam penelitian ini terlihat laki-laki
menggunakan cara yang sama dengan perempuan , yaitu detailed strategy, baik
dalam iklan yang berisi high incongruent messages maupun iklan berisi low
incongruent messages. Saran bagi penelitian yang akan datang adalah menguji
adanya perbedaan cara recognisi yang digunakan laki-laki dan perempuan dengan
menggunakan produk yang berbeda. Pemilihan produk dapat didasari lebih pada
fungsional dari suatu benda bukan pada merek produk tertentu"
2001
S3015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Sujak
"ABSTRACT
The objective of this study is to analyze the effectiveness of the integration of qualitative and quantitative systems thinking approach towards the preparation process of formulating public policy design for retribution. The scope of the study covers Local Regulation Revision and Regent's Decree on the development of Local Regulation Implementation effectiveness and Technical Policy of Dinas Pendapatan Daerah Head in carrying out his role as a coordinator of region income manager in the field of retribution.
The epistemology used in the study is Post-Modern. The research approach is action research. The data gathering method is focused group discussion, snowballing interview, observation, and documentation study. Using Hyper Research Software runs the technique of qualitative data processing and analysis. The duration of research is for three months, from 22nd January to 18th April 2004. The interventation techniques used is the Soft Systems Methodology by using Decision Explorer Software as the means of cognitive mapping and Systems Dynamic by using Powersim Software to realize the quantitative systems thinking. The resource persons of the study are officials at Dinas Pendapatan, Daerah and other public offices in.Wonogiri Regency. In addition, the research is supported by the benchmarking of Karawang Regency, Bekasi, Bandung, and Bogor Regency that are successful in the field of retribution.
The study has successfully found that the use of qualitative and quantitative systems thinking approach is effectively facilitate the process of public policy making as the learning process. The study has successfully made: the conceptual model formulation about retribution management system; the scenario of Retribution Income Development Policy for the year of 2003-2010; the technical policy for developing of each retribution income; the change of "mindset" in the retribution income planning that oriented potency data; the development of proposition theory on the process of retribution policy formulation that support public concerned and the interaction among the theories in the process of retribution policy formulation process. Practically, the qualitative and quantitative systems thinking approach is suggested to be used in formulating the policy argumentation that comprise of juridical, social, economic, and operational technique argumentations that support the implementation of President Decree No. 44 Year 1999 About the Technique of Decree Regulation Formulation.
The Effectiveness of Systems Thinking Approach in The Process of Public Policy Formulation (Action Research at Dinas Pendapatan Daerah of Wonogiri Regency."
Depok: 2004
D600
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Heriyanto
""Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pen ja jahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidk sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Demikian bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pencantuman alasan-alasan mengapa Indonesia perrlu merdeka - bahkan bahwa segala bangsa berhak merdeka (menentukan nasibnya sendiri) - dalam suatu Pembukaan Undang-undang Dasar Negara tentulah menyiratkan makna yang kuat. Paling tidak pengalaman penderitaan di bawah kekuasaan bangsa acing selama lebih dari tiga setengah abad mengajarkan kepada bangsa ini betapa pentingnya kemerdekaan bagi kehidupan suatu bangsa. Suasana hidup bebas dari penjajahan, rasa lepas dari keterpaksaan untuk tunduk pada kehendak orang atau bangsa lain begitu diperjuangkan dengan tetesan air mata dan simbahan darah dari berjuta rakyat selama sekian abad. Hal yang sama terjadi juga pada bangsa-bangsa lain?."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nundhini T. Astrie
"Dengan disiplin seorang anak diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap segala prilakunya (Tumer & Helms, 1995). Ibu sebagai agen sosialisasi memegang peran penting dalam mengajarkan anak disiplin karena ibu merupakan orang dewasa yang selalu beiada di dekat anak dan merupakan jembatan antara kebutuhan anak dan tuntutan dari lingkungan (Papalia & Olds; Martin & Colbert, 1997; Hoffinan, 1964).
Tujuan utama dari disiplin adalah tanggung jawab (Morgan dkk, 1986). Dengan bertanggung jawab, anak dapat memilih dan memutuskan apa yang akan ia lakukan dengan percaya diri dan aman dari serangan lingkungan sosial. Perkembangan dunia yang cepat menuntut anak untuk dapat membuat keputusankeputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan hanya baginya tapi juga bagi orang lain disekitamya. Untuk itu mereka memerlukan kemampuan untuk menyeleksi informasi mana saja yang dapat mereka percaya dan bermanfaat dulam pengambilan keputusannya. Disinilah berpikir kritis diperlukan.
Berpikir kritis bukan sesuatu yang terberi melainkan suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan dibiasakan. Salah satu hai yang dapat membantu mengembangkan kemampuan seorang individu dalam berpikir kritis adalah bagaimana orang tua memperlakukannya dan mengasuhnya sejak ia kanak-kanak, termasuk di dalamnya disiplin Dengan memiliki kemampuan berpikir secara kritis, seorang anak dapat dirangsang untuk belajar memikirkan dan memahami konsekuensi setiap prilaku mereka karena dengan mengetahui konsekuensi tersebut mereka akan dapat mempertanggungjawabkan prilaku yang mereka hasilkan.
Cara yang dilakukan adalah dengan menyiapkan aturan yang digunakan sebagai alat untuk mengajarkan mereka nilai-nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat (Hurlock, 1964). Pemahaman terhadap nilai ini akan berguna sebagai penyaring informasi-informasi yang dimilikinya sehingga anak akan dapat memilih informa:i mara yang dapat ia gunakan untuk menghasil suatu keputusan yang baik baginya dan orang lain serta memenuhi standar yang sudah ada di dalam masyarakat dimana ia tinggal. Dengan kata lain, nilai ini akan membantu kita mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan kita dapat melakukannya. (Colorado State Univ., 2002)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang kaya mengenai bagaimana ibu mengajarkan disiplin kepada anak yang akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan untuk menggali informsi. Untuk menunjang informasi yang tidak dapat diberikan melalui wawancara (seperti keadaan saat wawancara berlangsung), observasi digunkan sebagai metode penunjang. Metode analisis yang digunakan terhadap informasi dari subyek adalah dengan mempergunakan metode content analysis.
Gambaran mengenai konsep disiplin dan kaitannya dengan berpikir kritis anak yang diterapkan di dalam rumah muncul dengan tema-tema: definisi dan strategi disiplin yang digunakan oleh subyek, alasan pembelajaran disiplin, pembuatan aturan dan aturan-aturan yang belaku di rumah, waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan mengenai hukuman, dan cara orang tua mengajarkan kepada anak tanggung jawab dan membuat pilihan, serta alasanalasan yang biasa digunakan anak untuk menghindari aturan.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa ibu yang menjadi subyek pada penelitian belum memiliki persiapan untuk melatih kemampuan berpikir kritis anak melalui penerapan aturan dan kesempatan bertanya kepada anak. Disiplin inconsisten dan gaya permissive yang ibu gunakan dalam mengasuh anak mereka, membuat anak tidak memahami aturan yang jelas mengenai apa yang benar dan salah. Karena anak tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan darinya, anak akan berprilaku sesukanya yang akhirnya gagal memenuhi harapan lingkungan sosialnya (Hurlock, 1964). Selain itu, Penjelasan yang diberikan oleh ibu mengenai aturan lebih ditekankan untuk membuat anak merasa tetap dicintai setelah penerapan konsekuensi tertentu (hukuman), dibandingkan karena didasari oleh kesadaran perlunya mempersiapkan penjelasan yang masuk akal untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran disiplin dan berpikir kritis anak yang diharapkan dapat membantu orang tua muda mempersiapkan diri dalam mengasuh anak-anak. Untuk itu diperlukan informasi mengenai pengasuhan yang lengkap. Informasi ini dapat diperoleh dai i setiap orang dewasa yang menjadi pengasuh dan model belajar bagi anak, bukan hanya dari Ibu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reid, S.P.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2004
153.42 REI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bono, Edward de
Jakarta: Erlangga, 1988
DEB dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Melissa
"Adanya kritik-kritik yang mengemukakan kurangnya pemahaman rakyat Indonesia mengenai berpikir kritis, menimbulkan pertanyaan apakah budaya yang berkembang di Indonesia tidak memberi dukungan terhadap pertumbuhan kemampuan berpikir kritis rakyatnya. Serpell dan Boykin (1994) mengatakan bahwa latar belakang kebudayaan seseorang berpengaruh terhadap perkembangan kognisinya. Namun, perlu diingat bahwa Indonesia sendiri memiliki ratusan budaya yang berbeda-beda yang pastinya juga menghasilkan orang-orang dengan pola pikir yang berbeda-beda pula.
Dalam penelitian ini topik yang di sorot adalah berpikir kritis dalam kebudayaan Minangkabau, ditinjau dari pandangan pemuka adatnya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan, apakah kebudayaan Minangkabau memfasilitasi ataukah justru menghalangi warganya untuk berpikir secara kritis.
Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran mengenai bagaimana kebudayaan Minangkabau mendefinisikan konsep berpikir kritis, ciri-ciri apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemikir kritis, strategi-strategi apa yang perlu dikembangkan dalam rangka mendidik rakyat Indonesia agar menjadi lebih kritis dan contoh-contoh apa dalam kebudayaan Minangkabau yang dapat membuktikan bahwa kebudayaan tersebut memberikan dukungan bagi warganya untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berpikir kritis. Data-data yang di dapat dalam penelitian ini diperoleh melalu kuesioner yang disebarkan secara bertahap sesuai dengan prinsip teknik Delphi dan wawancara langsung dengan beberapa nara sumber guna menggali lebih dalam pendapat-pendapat mereka mengenai topik penelitian.
Secara umum para nara sumber dalam penelitian ini setuju bahwa kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks di zaman globalisasi ini. Mereka mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu pemikiran yang tidak menerima begitu saja setiap pandangan, gagasan, situasi dan kondisi yang sudah ada, termasuk gagasan atau pandangan yang dilontarkan oleh pemimpin, melainkan suatu pemikiran yang menggunakan rasio, logika dan kemampuan analisa yang dilakukan dengan hatihati.
Menurut mereka orang-orang yang berpikir kritis adalah orang-orang yang berani mengemukakan pendapat mereka, berwawasan luas dan senantiasa melakukan analisa dan pemikiran yang berhati-hati sebelum mengambil suatu tindakan. Budaya Minangkabau sendiri ternyata cukup memberikan kesempatan pada warganya untuk berpikir kritis dengan dijalankannya sistem demokratis dan egaliter di mana tiap orang memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ragu-ragu kepada siapapun. Dalam pembicaraan mengenai strategi pengajaran berpikir kritis yang mereka usulkan mereka menekankan pentingnya memupuk keberanian seseorang dalam memberikan pendapat dan perlunya dibudayakan kebiasaan berdiskusi baik dalam lingkungan sekolah ataupun luar sekolah.
Corak khusus yang diberikan kebudayaan Minangkabau terhadap topik berpikir kritis ini adalah penambahan kriteria adat dan agama dalam konsep berpikir kritis. Dengan perkataan lain, di kebudayaan Minangkabau, dalam memutuskan benar atau tidaknya suatu pemikiran selalu yang digunakan sebagai ukuran adalah ajaran-ajaran adat dan ajaran agama Islam. Dengan begitu kegiatan berpikir kritis haruslah sesuai dengan ajaran agama Islam dan aturan-aturan adat yang berlaku di Minangkabau.
Sebagai saran penelitian ini mengusulkan agar diadakan penelitian lebih lanjut dalam topik yang sama, dengan menambahkan variasi-variasi lain yang belum terdapat dalam penelitian ini seperti misalnya melibatkan orang-orang dari profesi lain atau melakukan studi perbandingan antara warga Minangkabau yang sudah lama merantau di daerah lain dengan warga Minangkabau yang masih tinggal di daerah aslinya. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih utuh mengenai topik' berpikir kritis di kebudayaan Minangkabau dan bagaimana seseorang mempertahankan atau menggantikan unsur-unsur budaya yang ia miliki demi kemajuan dan perkembangan kemampuan berpikir kritisnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Tri Sumartini
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh panduan coaching kepala ruang terhadap kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan perawat primer. Penelitian dengan desain quasi experiment with control group posttest only. Populasi penelitian adalah perawat primer di ruang rawat inap PKSC, Jakarta. Jumlah sampel 77 orang pada kelompok intervensi dan 77 orang pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian karakteristik individu tidak ada pengaruh terhadap berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Analisis regresi logistik ganda ditemukan adanya pengaruh coaching terhadap berpikir kritis ( p value 0,04) dan pengambilan keputusan (p value 0,036), Coaching dapat dikembangkan penggunaannya bagi staf, perawat baru dan pembimbingan mahasiswa untuk pengembangan keperawatan profesional.

The aim of this study was to examine the effect of coaching guide of charge nurse to critical thinking and decision making primary nurse .This study with quasi experiment with control group posttest only design. The study population was the primary nurse at the inpatient ward in PKSC, Jakarta. The number of samples of 77 people in the intervention group and 77 people in the control group.
The individual characteristic did not reveal any contribution.Multiple logistic regression analysis found that the significant influences on coaching toward critical thinking (p value 0,044) and decision making (p value 0,036). Coaching can be developed for personal use, nurses orientee and nurses student for professional nursing development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T33228
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rudyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan keberhasilan pendidikan musik, inteligensi dan kreativitas pada murid-murid Sekolah Musik Yayasan Musik Indonesia (YMI). Pada pendidikan di Sekolah Musik, hubungan antara kreativitas dan prestasi musik sangat erat. Tinggi/rendahnya kreativitas musik akan mempengaruhi prestasi murid. Kreativitas musik adalah kemampuan berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam aspek 'musical flexibility', 'musical originality', 'musical syntax' dan 'musicalextensiveness'. Sedangkan prestasi musik adalah nilai yang diperoleh siswa atas dasar penilaian guru terhadap les murid sehari-hari. Penilaian itu mencakup 'hearing', 'sight reading', `improvisasi`, 'aransemen' dan 'performance'.
Subyek penelitian adalah murid-murid Sekolah Musik YMI yang telah mengikuti pendidikan musik kira-kira dua tahun dan berusia 10-15 tahun. Alat penelitian yang dipakai adalah alat ukur berpikir kreatif dalam musik ciptaan Webster dari USA. Oleh karena itu alat ini diadaptasi terlebih dahulu untuk penggunaan di Indonesia. Alat tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia lalu di uji coba apakah dimengerti dan sesuai dengan budaya anak-anak Indonesia. Selain itu dicari keterandalan dan kesahihannya. Alat penelitian lain yang dipakai adalah CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 2 bentuk A, tes kreativitas verbal paralel I dan tes kreativitas figural. Ketiga tes ini dipakai dalam rangka melihat hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan inteligensi dan kreativitas umum.
Hasil penelitian menunjukkan :
  1. Korelasi antara skor berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam skor 'musical flexibility' (MF), 'musical originality' (MO), 'musical syntax' (MS) dan murid Sekolah Musik YMI tergolong tinggi.(=.63355).
  2. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes inteligensi (CFIT) dimana efek usia dikontrol adalah kecil (=.21587) dan tidak signifi - kan.
  3. Korelasi MF,MC,MS,ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas verbal (TKV) dimana efek usia dikontrol menjadi kecil (=.05855) dan tidak signifikan.
  4. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas figural (TKF) dimana efek usia dikontrol adalah sangat kecil (=.03251) dan tidak signifikan.
Penulis menyarankan untuk meninjau kembali dan mempersingkat sistem tes berpikir kreatif dalam musik meneliti pengaruh atau mengontrol faktor pribadi, motivasi dan lingkungan. Selain itu mengkaitkan dengan tujuan khusus para musisi seperti 'music composition', musical extensiveness' (ME) dengan prestasi musik 'music performance' dan 'music analysis'. Saran lain menyangkut jumlah subyek penelitian, usia subyek penelitian, variasi jenis pendidikan musik yang ditempuh murid dan lokasi pelaksanaan penelitian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>