Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Wannahari
"ABSTRAK
Meningkatnya berbagai bentuk tingkah laku agresif yang dilakukan oleh remaja dalam bentuk tawuran, menodong, malak, membajak bus kota bahkan membunuh orang lain mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tingkah laku agresif remaja tersebut.
Beberapa bentuk tingkah laku agresif yang dilakukan pada masa anak-anak, yang ditemukan dari berbagi literatur, menjadi acuan untuk melihat bagaimana perkembangan tingkah laku agresif dan pola asuh orangtua pada remaja pria yang melakukan tindak pembunuhan.
Sikap permisif dan otoriter yang sering ditampilkan oleh orangtua dalam menghadapi berbagai bentuk tingkah laku agresif yang dilakukan oleh anak mereka memancing keingintahuan penulis untuk melihat kontribusi sikap permisif atau sikap otoriter tersebut dalam berkembangnya tingkah laku agresif dalam diri anak. Selain pola asuh, faktor sosial belajar yang dilakukan oleh anak terhadap model tertentu serta frustasi yang dialami oleh anak diduga berhubungan erat dengan berkembangnya tingkah laku agresif anak lebih lanjut.
Penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan; pertama, bagaimanakah perkembangan agresivitas yang terjadi pada diri remaja pria yang melakukan tindak pembunuhan?; dan yang kedua bagaimanakah bentuk pola asuh yang diterima oleh remaja pria yang melakukan tindak pembunuhan?
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil kasus terhadap subyek yang melakukan pembunuhan. Subyek, tiga orang, ditemui di LP Anak dan Remaja Pria Tangerang setelah menempuh prosedur sebagaimana yang telah ditentukan. Wawancara mendalam dan observasi peneliti lakukan kepada subyek dan orangtuanya untuk mendapatkan berbagai data guna menjawab pertanyaan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan atau menginformasikan mengenai perkembangan tingkah laku agresif pada remaja pria yang melakukan tindak pembunuhan. Hasil penelitian ini juga memberikan informasi mengenai peranan pola asuh orangtua, dalam hal ini permisif dan otoriter, dalam perkembangan tingkah laku agresif anak.

"
2000
S2987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuani Indriastuti
"Kepadatan di Jalan Raya Kalimalang antara perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Aria pada jam-jam sibuk pada tahun 1996 yang dihitung berdasarkan hasil bagl kapasitas jalan per volume kendaraan atau disebut juga visi rasio adalah 1.53. Kondisi tersebut berdasarkan ketentuan DLLAJ adalah kondisi yang sangat padat.
Keadaan ini adalah gambaran kejadian sehari-hari dengan lalu lintas hariannya sebesar 7225 smp (satuan muatan penumpang) dengan 4725 sedan yang beroperasi setiap jamnya. Keadaan ini menimbulkan kemacetan yang membuat pengemudi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam untuk menempuh jarak yang hanya 1,5 km panjangnya. Hal ini mengakibatkan pengemudi hanya bisa menjalankan kendaraannya dengan batas kecepatan maksimal 5 km/jam. Kondisi jalan yang padat dan macet ini membuat pengemudi merasakan sesak, tegang dan stress. Tujuan dan harapan yang ingin dicapainya terhalang sehingga dapat menimbulkan frustrasi.
Frustrasi yang dialami dapat memunculkan berbagai bentuk perilaku agresif pada saat mengemudi. Hal ini sesuai dengan teori dari Berkowitz (1989). yang mengatakan bahwa adanya frustrasi mendorong seseorang melakukan perilaku agresif. Selain melalui frustrasi, perasaan crowding yang muncul dapat menimbulkan perilaku agresif mengemudi pada beberapa pengemudi melalui adanya dorongan atau dipicu oleh berbagai perilaku dari pengemudi lain yang dlanggap memprovokasi pengemudi. Dollard et al (Berkowitz, 1993:16) mengatakan kecenderungan berperilaku agresif didorong adanya provokasi. Saling memotong, membuat jalur baru, memaki, menabrakkan badan mobil, membunyikan klakson adalah contoh-contoh tingkah laku agresif yang muncul di jalan raya yang didapat melalui observasi dari studi awal. Perilaku-perilaku tersebut diatas menurut Lavender (1997) dapat dikategorikan sebagai perilaku agresif mengemudi.
Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji proses yang terjadi dalam timbulnya perilaku agresif pada saat mengemudi di jalan yang padat dan macet pada pengemudi kendaraan pribadi di daerah Kalimalang. Pertanyaan yang muncul adalah apakah perilaku agresif yang muncul akibat kondisi padat dan macet di daerah Kalimalang disebabkan oleh frustrasi atau oleh provokasi dari pengemudi lain?
Untuk menjawab pertanyaan dan mengungkapkan hal tersebut diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian pada penduduk pengguna Jalan Raya Kalimalang antara perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Arta. Penelitian ini ditujukan pada pengemudi kendaraan beroda empat yang mengemudikan sendiri kendaraannya dan menggunakan kendaraan tersebut sebagai alat utama untuk menuju tempat tujuan. Alasan dan studi kepustakaan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum ada penelitian sebelum ini yang memfokuskan studinya pada pengemudi kendaraan pribadi yang berperilaku agresif mengemudi.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan meiakukan wawancara terhadap penduduk yang menggunakan Jaian Raya Kalimalang antara Perempatan Agung Shop hingga Pasar Sumber Arta. Teknik analisa yang digunakan adalah menggunakan program Ethnograph dan Triangulasi Teori.
Hasil Penelitian ini ditemukan adanya dua proses terjadinya perilaku agresif mengemudi pada pengemudi kendaraan pribadi di daerah Kalimalang. Proses yang pertama adaiah proses awal subyek mengalami kemacetan yaitu keadaan padat dan macet di jalan raya menimbulkan perasaan sesak yang menekan. Lamanya subyek terjebak dalam situasi tersebut memunculkan frustrasi karena ada tujuan yang terhalang dan mendorong terjadinya perilaku agresif mengemudi. Selain melalui frustrasi, adanya provokasi dari pengemudi Iain terhadap subyek yang merasa sesak yang menekan ini juga dapat menimbulkan periiaku agresif dalam mengemudi. Proses yang kedua adalah proses setelah subyek melakukan adaptasi, yaitu para pengemudi melakukan perilaku coping sehingga tidak memunculkan perilaku agresif dalam mengemudi. Namun perilaku coping ini tidak selalu menghasilkan adaptasi karena perilaku agresif mengemudi tetap muncul. Hal ini terjadi karena adanya provokasi dan pengemudi Iain serta kondisi-kondisi terberi di luar diri juga dapat memancing munculnya anger (rasa marah). Rasa marah yang disebabkan adanya provokasi pengemudi Iain mendorong terjadinya perilaku agresif mengemudi. Sedangkan rasa marah yang dikarenakan adanya kondisi-kondisi terberi yang ada di luar diri tidak mendorong munculnya perilaku agresif rnengemudi. Rasa marah itu sendiri dapat menimbulkan perilaku agresif mengemudi walau tidak ada provokasi dari pengemudi Iain maupun kondisi-kondisi terberi yang ada di luar diri subyek. Rasa marah ini sudah terbawa dalam diri subyek yang dikarenakan oleh peristiwa sebeIumnya. Selain itu, perilaku coping yang dilakukan subyek tetap dapat memunculkan perilaku agresif tanpa didahului oleh apapun juga.
Dari hasil yang diporoleh dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu intensitas dari pengemudi dalam berperilaku agresif, perilaku coping dan rasa marah dalam diri individu. Pendalaman mengenai penelitian kualitatif dan teknik mewawancara agar tidak terjadi leading questions dan cara pengambilan data yang Iebih baik dengan menggunakan self-report. Perlunya perhatian Pemda untuk memperbaiki sarana transportasi umum, merealisasikan proye kjalan tol dan memperbaiki kondisi jalan yang rusak. Pihak pengembang rnemperhatikan sarana infrastruktur yang ada sebelum membangun kawasan real estat. Pengemudi mengembangkan perilaku coping yang paling sesuai untuk dirinya untuk meminimalkan gangguan psikologis."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ircham Maulana
"Beberapa tahun terakhir, banyak remaja di Indonesia yang tinggal hanya dengan orang tua tunggal terutama dengan ibu, tanpa kehadiran pengasuhan dari ayah remaja berisiko mengalami perilaku agresif. Maka dari itu, penelitian ini hendak melihat hubungan mindfulness dengan perilaku agresif pada remaja akhir yang tidak mendapat pengasuhan dari ayah. Dengan menggunakan metode kuantitatif korelasional, penelitian ini melibatkan 150 partisipan (N=150) yang berusia 17-22 tahun di wilayah Jakarta dan Jawa barat. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buss & Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) untuk mengukur perilaku agresif dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) untuk mengukur mindfulness. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara mindfulness dan perilaku agresif (r = - 0,402; p < ,000; one-tailed). Temuan menekankan pentingnya penerapan mindfulness dalam menurunkan perilaku agresif pada remaja.

In recent years, many adolescents in Indonesia who live only with single parents, especially with mothers, without the presence of care from fathers, adolescents are at risk of experiencing aggressive behavior. Therefore, this study aims to examine the relationship between mindfulness and aggressive behavior in late adolescents who do not receive care from their fathers. Using quantitative correlational method, this study involved 150 participants (N=150) aged 17-22 years old in Jakarta and West Java. The measuring instruments used in this study are Buss & Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) to measure aggressive behavior and Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) to measure mindfulness. The results showed that there was an insignificant negative relationship between mindfulness and aggressive behavior (r = - 0.402; p < .000; one-tailed). The findings emphasize the importance of implementing mindfulness in reducing aggressive behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
April Novita Dewi
"Skripsi ini membahas tentang gambaran pelaksanaan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua asuh terhadap penerima manfaat di PSBR Bambu Apus serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengasuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan pelaksanaan pengasuhan di PSBR Bambu Apus dilakukan melalui pemberian kebutuhan dasar (pengasuhan secara fisik) dan pengasuhan secara emosional. Adapun kendala dalam pelaksanaan pengasuhan ini meliputi keterbatasan sumber daya manusia (SDM), keterbatasan fasilitas, serta kurangnya pemahaman pengasuhan oleh orang tua asuh di PSBR Bambu Apus.

This thesis discuses about the process of parenting by foster parents to the beneficiaries of PSBR Bambu Apus, and the constraints that encountered in implementation of parenting. This research uses a qualitative approach and descriptive research method. The results illustrate the implementation of parenting in PSBR Bambu Apus through provide the basic needs (physical parenting) and emotional parenting. Then the constraints in the implementation of parenting in PSBR Bambu Apus include lack of human resources, limitations of facilities, and lack of knowledge about parenting by foster parents in PSBR Bambu Apus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafshah
"Konsep diri dan pola asuh orang tua memiliki potensi dalam memengaruhi perilaku remaja, baik dalam hal berperilaku yang positif maupun negatif. Perilaku agresif memiliki dampak yang cukup besar dalam proses perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja di Kota Pontianak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan metode cross-sectional. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 441 responden remaja di Kota Pontianak yang dipilih secara purposive sampling melalui media sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental care Style (PCSQ), dan Buss Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Analisis data menggunakan uji chi-square dengan hasil menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan untuk melakukan sosialisasi di sekolah dan masyarakat terkait perilaku agresif, meningkatkan konsep diri, dan pola asuh yang baik, serta untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini terkait faktor lainnya dari perilaku agresif.

Self-concept and parenting styles have the potential to influence adolescents behavior, both in terms of positive and negative behavior. Aggressive behavior has a considerable impact on the adolescents development process. This study aims to determine the relationship between self-concept and parenting styles with adolescent aggressive behavior in Pontianak. This research is a quantitative research using a cross-sectional methos as a research design. Total of the sample for this study is 441 adolescent respondents in Pontianak who were selected by purposive sampling through social media. The instrument used in this study are the Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental Care Style (PCSQ), and the Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Data analysis using the chi-square test with results of this study indicate a relationship between self-concept and parental care style with adolescent aggressive behavior. The results of this study are expected to be useful for health services to conduct socialization in schools and communities related to aggressive behavior, improve self-concept, good parenting, and for further research to develop this research related to other factors of aggressive behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa
"Pola asuh merupakan tindakan yang dilakukan orang tua dalam membimbing, memimpin dan mendidik anak-anaknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah Iingkungan fisik, lingkungan sosial, pendidikan internal dan eksternal, suasana psikologis, sosial budaya dan perilaku orang tua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi pola asuh orang tua dengan anak usia remaja di RT. 13 Kelurahan Jatimekar Bekasi..Disain penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Populasi yang diambil adalah orang tua yang mempunyai anak remaja dari usia 11 - 20 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan 25 pertanyaan. Data yang diperoleh dihitung dan di skoring dengan menggunakan rumus tendensi sentral median. Analisa hasil yang didapat adalah 59,5 % responden memiliki persepsi posilif tehadap pola asuh. Persepsi positif orang tua terhadap pola asuh merupakan gambaran baiknya penerapan pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anaknya, sehingga diharapkan dengan penerapan pola asuh ini akan mewujudkan perilaku yang positif; kreatif dan bermanfaat bagi perkembangan remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5559
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dili Indriawati Hidayat
"ABSTRAK
Tingkah laku prososial merupakan salah satu bentuk tingkah laku sosial positif
yang diperlukan melihat kondisi krisis ekonomi dan moral yang melanda bangsa
Indonesia. Pengembangan tingkah laku prososial di masyarakat merupakan hal yang
penting sebagai salah satu sarana untuk mengurangi permasalahan sosial. Keluarga
sebagai unit terkecil masyarakat memegang peran penting dalam pengembangan tingkah
laku prososial ini. Pengalaman dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih
sayang, perhatian, dan responsif menurut Kohn (dalam Kasser et al, 1995) akan
mempengaruhi secara langsung nilai prososial pada anak. Orang tua sebagai pendidik
utama mempengaruhi perkembangan anak melalui pola asuh. Baumrind (dalam
Eisenberg & Mussen, 1989) menggolongkan tigajenis pola asuh orang tua yaitu otoriter,
otoritatif, dan permisif berdasarkan empat aspek tingkah laku orang tua berupa tingkat
kontrol, kejelasan komunikasi, kasih sayang dan tuntutan kedewasaan. Ayah sebagai
salah satu orang tuajnemiliki peran penting terhadap perkembangan anak. Peranan ayah
terhadap perkembangan anak baru akhir-akliir ini mendapat perhatian. Ketika anak
memasuki masa pertengahan (middle childhood) peranan ayah semakin besar dengan
besarnya kebutuhan anak akan pemberi semangat. Menurut Fromm (dalam Lugo &
Hershey, 1979) kasih sayang ayah mendorong untuk menghargai nilai dan tanggung
jawab. Anak usia 9-11 tahun berada pada masa anak pertengahan,. riiasa kritis di mana
anak sedang membentuk pola tingkah laku. Menurut Hoffman (dalam Slavin, 1997)
mereka mulai mengembangkan sensitivitas yang lebih besar terhadap kondisi sosial yang
dapat mendorong anak untu melakukan tindakan prososial.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkah laku prososial pada
anak usia 9-11 tahun dengan pola asuh ayah. Tingkah laku prososial menurut Zanden
(1984) terdiri atas beberapa bentuk yaitu simpati, kerja sama,menolong, bantuan,
berderma dan altruitik. Sedangkan pola asuh ayah didasarkan atas empat aspek tingkah
laku yaitu tingkat kontrol, kejelasan komunikasi atau demokrasi, kasih sayang dan
tunmtan kedewasaan (menurut Baumrind dalam Eisenberg & Mussen 1989). Penelitian
mi juga hendak mengungkap perbedaan tingkah laku prososial pada anak perempuan dan
laki-laki usia 9-11 tahun. Hal ini dilakukan mengingat adanya perbedaan harapan dan
perlakuan ayah terhadap anak perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alal pengumpul data yang terdiri
atas tiga jenis skala yaitu skala tingkah laku prososial, skala pola asuh ayah berdasarkan
penilaian anak dan skala pola asuh untuk ayah. Dengan menggunakan metode Incidental
Sampling didapatkan 134 orang subyek penelitian anak usia 9-11 tahun dan ayahnya.
Hubungan antara tingkah laku prososial anak dan pola asuh ayah diuji dengan teknik
koreiasi Pearson dan perbedaan mean diuji dengan t-tes.
Hasil penelitian menunjukkan adanya koreiasi positif antara tingkah laku
prososial anak usia 9-11 tahun dan pola asuh ayah. Sedangkan pada perbedaan mean
tingkah laku prososial antara anak perempuan dan laki-laki menunjukkan tidak ada
perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian lainnya yaitu adanya koreiasi positif antara
prestasi akademis dan usia anak dengan tingkah laku prososial anak. Selain itu pula
didapatkan banyaknya subyek ayah yang pola asuhnya di luar pola asuh Baumrind
Adanya hubungan yang bermakna antara tingkah laku prososial anak usia 9-11
tahun dengan pola asuh ayah menunjukkan adanya peran penting ayah dalam salah satu
aspek perkembangan anak yaitu tingkah laku prososial. Dalam hal ini pola asuh otoritatif
mendukung perkembangan tingkah laku prososial anak. Untuk mendapatkan gambaran
hubungan yang lebih jelas mengenai hubungan tingkah laku prososial anak dan jenis pola
asuh lainnya yaitu otoriter dan permisif diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah
subyek yang representatif.
Adanya koreiasi positif antara prestasi akademis dan usia anak dengan tingkah
laku prososial anak menunjukkan adanya peran kognitif terhadap tingkah laku prososial .
Oleh karena itu berbagai metode yang dapat meningkatkan kematangan kognitif anak
dapat dilakukan sabagai salah satu sarana meningkatkan tingkah laku prososial pada
anak."
2002
S2832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuldawati
"Sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah remaja. Salah satu realitas perilaku seksual remaja adalah seks bebas dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan bisa berakibat aborsi tidak aman bahkan berakhir dengan kematian. Risiko Iain yang dihadapi remaja adalah penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Tujuan penelitian adalah diketahuinya perilaku seksual pelajar SMA Negeri di kota Solok dan hubungannya dengan pola asuh orang tua. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Lokasi penelitian di kota Solok dengan sampel pelajar SMA Negeri.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 25,5% pelajar berperilaku berisiko, bahkan 4% diantaranya sudah melakukan hubungan seksual. Pada analisis bivariat didapatkan bahwa pola asuh orang tua berhubungan dengan perilaku seksual dengan OR 3,258. Pada analisis muhivariat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual, jumlah pacar dan paparan media pornografi. Diperoleh hubungan yang bermakna antara perilaku seksual dengan sikap terhadap perilaku seksual (OR 3,138), jumlah pacar (OR 5,234) dan paparan media pomograii (OR 44222) Terdapat hubungan yang berrnakna antara pola asuh orang rua dengan jumlah pacar dan paparan media pornografi. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual pelajar SMAN di kota Solok tahun 2008 adalah jumlah pacar setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual dan paparan media pornografi.
Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara perilaku seksual dengan jenis kelamin, usia pubertas, komunikasi dengan teman sebaya dan lama pertemuan dengan pacar. Tidak ditemukan hubungan pengetahuan tentang kesehatan seksual dengan perilaku seksual setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual, jumlah pacar dan paparan media pornografi.
Berdasarkan penelitian ini perlu adanya peningkatan pengetahuan pelajar tentang kesehatan seksual melalui pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah dan pelayanan kesehatan peduli remaja. Orang tua hendaknya mengawasi remajanya terutama dalam hal berpacaran dan paparan media pornografi. Pengetahuan orang tua tentang pengasuhan (parenting) dan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan.

Around 20% from amounts of Indonesian residence are teenagers or adolescent. One of teenager's sexual behavior realities are free sex and unwanted pregnancy. Unwanted pregnancy could caused unsafe abortion moreover could ending with death. Another risk that faced by those teenagers is contagion of Sexual Transmitted Disease including HIV/AIDS.
The research aim is to know teenager's sexual behavior at Government's Senior High School students in Solok city and its relation with parenting style. This research design is crass sectional. The research located in Solok city with sample of Government`s Senior High School students.
This research result shown as 25,5% students having conduct risky behavior. even 4% of it had been ever conduct some sexual relation (intercourse). Through bivariate analysis known that parenting style related with sexual behavior with OR 3,258. Multivariate analysis got result that there is no relation between parenting style with sexual behavior alter amount variable attitude towards sexual behavior, sum of boyfriend or girlfriend. and pomography media exposure, had been controlled. Obtain significant relation between sexual behavior with attitude toward sexual behavior (OR 3,138), sum ol' boyfriend or girllriend (OR 5,234) and pornography media exposure (OR 4,222). Obtain significant relation between parenting style with sum of boyfriend or girlfriend and pornography media exposure. The most dominant factor that related with sexual behavior of Government`s Senior High School students in Solok city year 2008 is sum of boyfriend or girlfriend after attitude variable toward sexual behavior and pornography media exposure had been controlled.
The significant relation between sexual behavior with sex, puberty age, peer communication, and time duration of date with boyfriend or girlfriend is not found. The relation between sexual health knowledge with sexual behavior is not found after attitude variable toward; sexual behavior, sum of boyfriend or girlfriend and pomography media exposure had been controlled.
Based on this research its necessary to improve the students knowledge about sexual health trough teenager's reproduction health education at school and teenager care health services. Parents suggest to observe their daughter or son especially in boyfriend or girlfriend relationship and pornography media exposure. Improvement of student knowledge about sexual health trough education oftcenager health reproduction and teenager health care services are necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Badrun Susantyo
Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2017
362 SOINF 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Yulianti
"Hubungan sibling (antara saudara kandung) memberikan pengaruh yang penting pada kehidupan keluarga dan dalam perkembangan seseorang. Hal ini disebabkan karena hubungan antara saudara kandung merupakan hubungan yang paling lama (longest-fasting) dimiliki oleh individu (Papalia, 1998). Dalam hubungan dengan saudara kandung terdapat empat hal yang muncul, yaitu adanya kehangatan (warmth), status/kekuatan (relative power / status), ada konflik dan juga ada persaingan (rivalry) antara sesama saudara kandung Furman & Buhrmester (dalam Brody, 1996).
Hubungan saudara kandung yang dikatakan sibling rivalry, yaitu bila terdapat adanya persaingan, kecemburuan, kemarahan dan kebencian yang menyangkut pada banyak hal seperti dalam pendidikan, kasih sayang orang tua atau lainnya.
Hubungan antara saudara kandung dipengaruhi oleh beberapa hal. Furman, W. & Lanthier, (1996) antara lain variabel konstelasi keluarga dan juga peran orang tua. Beberapa variabel konstelasi keluarga yang mempengaruhi hubungan antara saudara kandung, antara lain jarak usia antara saudara kandung, persamaan / perbedaan jenis kelamin, besar kecilnya keluarga dan urutan kcluarga. Sedangkan peran orang tua yang mempengaruhi adalah pola asuh orang tua dan perlakuan / treatment dari orang tua.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimanakan gambaran pola asuh orang tua, perlakuan orang tua dan variabel konstelasi keluarga pada anak yang mengalami sibling rivalry.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Sampel pada penelitian ini adalah dua orang kakak adik yang mengalami sibling rivalry yang diambil dengan metode pengambilan sampel incidental purposif sampling. Penelitian ini mcnggunakan metode pengambilan data yaitu wawancara dengan pedoman wawancara, dan juga menggunakan alat bantu lainnya seperti alat perekam serta alat tes HTP, SSCT dan family drawing.
Hasil dari penelitian ini yaitu pola asuh orang tua pada anak yang mengalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek yaitu pola asuh autoritarian dan pola asuh autoritatif. Perlakuan orang lua pada anak yang mrngalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek yailu terdapat perlakuan / treatment khusus yang dilakukan oleh orang Lua pada salah salu saudara kandung mercka. Dua pasang subyek menyadari bahwa perlakuan yang berbeda / khusus pada Salah satu anak tersebut kemudian mempengaruhi pada penenluan anak favorit, pemberian perhatian, pembagian waktu yang diberikan oleh orang tua dan kedekatan antara anak dengan orang tua. Variabel konstelasi keluarga pada anak yang mengalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek memiliki kesamaan pada jenis kelamin yang berbeda dan besar kecil keluarga; serta memiliki perbedaan pada variabel jarak usia dan urutan kelahiran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>